Bab 5

Sarah merasa hari ini adalah hari sialnya. Orang tuanya tengah mengintrogasi seolah dia adalah penjahat yang dimintai keterangan tentang apa yang sudah diperbuatnya.

"Kenapa kau berbuat seperti itu, Sarah?" Ayah Sarah mulai bertanya. Pria itu terlihat murka, kedua tangannya terkepal di belakang tubuh yang tegap.

"Sikapmu sudah keterlaluan. Kau sudah membuat mamamu malu di depan Nyonya Calandra!" Sarah terdiam, ucapan ayahnya Adolf Chavali memang benar, mungkin dia sudah mempermainkan wasiat dari mendiang Richard Calandra yang sudah meninggal.

"Tidak semua masalah bisa kau anggap lelucon. Aku sungguh kecewa padamu, Sarah!" Adolf bersuara dingin. Sarah ingin sekali menjawab semua ucapan ayahnya itu. Dia juga merasa kecewa, kenapa ayah dan ibunya harus menjodohkan dia dengan pria kampungan seperti Alexius yang jelas sudah punya calon isteri?

Sarah masih ingat tentang kesepakatannya dengan Alexius, pria itu setuju untuk menolak perjodohan karena dia sudah punya kekasih dan berniat untuk menikah dengan wanita yang dicintainya.

...

Sarah mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di meja rias, satu tangannya menahan dagu dengan siku yang bertumpu di meja. Setelah sang ayah berhenti dari amarah, pria itu menyuruh Sarah untuk masuk ke kamar, jika sudah seperti itu maka tidak ada yang bisa dilakukan selain menurut.

Sarah merebahkan tubuh di atas tempat tidur empuk miliknya. Dilema tengah dirasakan saat mengingat kembali ancaman sang ayah yang tidak bisa dia anggap sepele.

'Kalau kau menolak, maka namamu tidak akan pernah ada di daftar warisan keluarga.'

Arghh ... Sarah sangat kesal, bagaimana bisa kesialan itu menimpa dirinya. Usia Alex sangat berbeda jauh dengannya, jangankan untuk menikah, Sarah bahkan tidak punya pengalaman berpacaran sama sekali.

Lalu Alex? Sarah bersumpah tidak ingin lagi bertemu dengan pria itu. Jika mereka memang menikah nantinya, gadis itu tidak bisa membayangkan bisa hidup tenang dalam satu atap bersama pria itu.

'Kali ini mamamu dan Nyonya Marina akan memastikan kau dan Alex bertemu ... tanpa menyamar!'

Sarah kembali berpikir Marina Calandra adalah wanita yang elegan dan cantik, lalu kenapa puteranya yang katanya populer sama sekali tidak bisa diharapkan.

Sarah terperanjat secara tiba-tiba. Dia mengingat penampilan Alex yang kampungan.

'Ya Tuhan. Apa mungkin itu bukan penamplilan yang sebenarnya?'

'Apa mungkin dia menyamar juga? Ah, ya ampun Sarah kau memang bodoh. Pria itu sudah menipumu ... sial ...!'

Gadis itu terus bergumam bahkan menggerutu. Dia mengambil ponsel dan segera membuka aplikasi browser, dia mengetik sesuatu di kolom pencarian.

"Ah, rupanya dia populer juga," ucap Sarah. Beberapa saran muncul ketika dia mengetik nama depan seseorang. Sarah baru mengetik nama Alex dan hasilnya nama belakang pria itu muncul di barisan pertama.

Sarah terkejut saat dia melihat tampilan dan ulasan tentang Alexius Calandra. Pria itu punya banyak prestasi dalam bidang bisnis. Sarah mendecih ketika melihat foto Alex yang terpampang jelas, puluhan bahkan ratusan gambar pria itu dengan pose yang berbeda. Sepertinya semua foto Alex diambil oleh juru foto profesional.

Tidak bisa dipungkiri, pria itu memang punya rupa yang menawan, tetapi itu tidak cukup untuk menggetarkan hati Sarah, sebaliknya gadis itu merasa kesal karena telah dibohongi. Ya, walaupun dirinya juga salah karena sudah melakukan hal yang sama. Dia juga membohongi Alex dengan menyamar.

"Sepertinya dia memang mencari masalah," gumam Sarah tanpa melepaskan tatapan pada layar ponsel yang menampilkan foto Alex.

Young Wife (Wedding Contract)

Alex masih menatap sang ibu yang terbaring di ranjang tidurnya. Pria itu merasa cemas karena ibunya sedang sakit. Apa yang harus dilakukannya? Ibunya jatuh sakit karena memikirkan dirinya.

Alex merasa bersalah karena dia menolak keinginan sang ibu untuk menerima perjodohan dengan gadis muda bernama Sarah Chavali. Gadis cantik yang kaya serta populer.

Lucu sekali, Alex tidak berani lagi menyebut gadis itu dengan sebutan jelek, kutu buku atau apapun itu karena dia jelas mengetahui bagaimana rupa aslinya. Yang Alex dengar nama gadis itu akan dicoret dari daftar warisan keluarga Chavali jika dia menolak perjodohan.

Dia juga merasa bersalah karena tidak mengingat kalau perjodohan itu adalah wasiat dari mendiang ayahnya sebelum beliau meninggal. Richard Calandra dan Adolf Chavali adalah sahabat lama. Mereka berencana untuk menjodohkan anak mereka sejak dulu.

"Mama baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir. Mama tidak akan memaksamu lagi," ucap Marina Calandra pada putera kesayangannya.

"Mama hanya meminta, temui Sarah satu kali lagi. Minta maaflah padanya ... tanpa menyamar!" tambah ibu Alex. Sang anak semakin merasa bersalah, selama ini dia belum pernah membahagiakan ibunya tercinta.

"Baik, Ma. Aku akan temui gadis itu lagi," jawab Alex. Pria itu segera beranjak dan meninggalkan sang ibu dengan seorang asisten rumah tangga yang merawatnya. Pikirannya berkecamuk, dia tidak tahu harus berkata apa pada Sarah nanti untuk menjelaskan kesalah pahaman. Belum lagi masalah dengan Dilia, wanita itu pasti cemburu dan marah padanya.

Setelah memastikan Alex pergi dari rumah, Marina Calandra segera membuka selimut juga melepas kain kompres.

"Anak zaman sekarang, mereka pikir bisa mengelabui orang tua. Apa mereka tidak tahu pengalaman kami jauh lebih banyak dibanding mereka," ucap Marina pada sang asisten rumah tangga yang dijawab anggukan oleh pelayannya itu.

"Merry, ambilkan ponselku! Aku akan menghubungi Rose!" perintah Marina pada pelayannya.

"Baik, Nyonya." Merry si pelayan segera menuruti perintah sang majikan.

...

Marina Calandra dan Rose Chavali memang kesal pada putera-puteri mereka yang sudah berbohong. Ternyata mereka--Sarah dan Alex sudah berencana untuk menggagalkan perjodohan.

Ternyata para orang tua juga harus turun tangan untuk menangani kenakalan anak-anak mereka. Marina terpaksa bersandiwara sakit agar Alex mau mendengarkannya, satu keuntungan bahwa pria itu sangat penurut sebagai seorang anak.

Sedangkan Rose terpaksa meminta bantuan pada sang suami untuk menggertak Sarah. Gadis itu memang takut pada sosok ayahnya yang tegas. Kali ini dua wanita elegan itu tidak akan lengah dan membiarkan Sarah dan Alex berbuat ulah lagi.

...

Marina dan Rose saling melirik saat mereka duduk berhadapan. Ya, mereka bertemu di sebuah restoran mewah setelah membuat janji sebelumnya. Tentu saja kali ini mereka membawa pemeran utama rencana mereka yaitu Sarah dan Alex.

Sarah mendelik saat melihat Alex, gadis itu bahkan menampilkan senyum angkuh yang justru memperlihatkan kecantikannya. Sedangkan Alex menatap dingin gadis muda yang duduk berhadapan dengannya serta hanya terhalang sebuah meja.

Alex dan Sarah seperti mengibarkan bendera perang. Tatapan sengit mereka tidak luput dari perhatian dua wanita dewasa yang berstatus ibu mereka.

"Teruslah saling menatap. Itu bagus, cinta kan bermula dari tatapan mata," sindir Marina, Rose menutup mulutnya menahan tawa.

Alex memalingkan wajah menyadari ucapan sang ibu yang menyindirnya. Sedangkan Sarah mengerucutkan bibirnya.

"Sarah, Sayang. Bibi membawa Alex ke sini, katanya dia ingin mengatakan sesuatu padamu," ucap Marina lembut, nada suaranya terdengar dibuat-buat untuk membujuk Sarah.

Alex segera beranjak dan berkata untuk meminta Sarah mengikutinya. "Ayo!!" ucapnya singkat tetapi tatapan matanya menyiratkan sebuah paksaan.

"Pergilah, Sayang. Kami akan memberi privasi," ucap Rose. Kali ini Sarah hanya bisa menurut, sejujurnya dia ingin berteriak di hadapan wajah Alex supaya dia tidak seenaknya memberi perintah.

...

"Baiklah. Apa yang ingin kau katakan, Paman?" tanya Sarah setelah mereka sampai di balkon restoran.

'Paman?'

Demi Tuhan, gadis itu sudah berani mempermainkan Alex dan membuat darah pria itu mendidih.

"Paman? Oh ya Tuhan. Apa mulutmu itu tidak pernah mengunyah bangku sekolah? Di mana sopan santunmu, huh?" ucap Alex menahan amarah. Dia berpura-pura tersenyum karena Marina dan Rose bisa saja melihat dari balik dinding kaca restoran.

"Maksud Paman? Aku tidak mengerti, apa salahnya memanggil paman. itu panggilanku pada pria seumuran anda," jawab Sarah enteng.

Alex mengusap wajah kasar, iya usianya memang sudah mencapai kepala tiga, tetapi dia itu pria lajang yang penuh pesona. Beraninya gadis kecil di hadapannya itu mengejeknya dengan panggilan tersebut.

"Kupikir gadis kecil sepertimu memang perlu diajari bagaimana caranya menghormati orang yang lebih tua." Alex menatap tajam Sarah tetapi gadis itu tidak peduli.

"Paman terlalu kaku. Santai saja, dari pada terus emosi lebih baik pikirkan rencana selanjutnya tentang perjodohan ini." Alex terdiam, gadis itu sangat pintar dalam berucap.

"Pikirkan saja keuntungannya. Mungkin ini terlalu cepat, tetapi aku berubah pikiran dan berniat menerimanya," ucap Sarah lagi.

"Apa? Bagaimana bisa kau membuat keputusan secara sepihak? Apa kau lupa, aku punya kekasih yang ingin kunikahi?" protes Alex, pria itu tidak terima pada ucapan Sarah.

"Lalu apa kau mau dicoret dari daftar warisan Calandra? Jika kau jatuh miskin, aku yakin kau juga tidak bisa menikahi kekasihmu itu," gertak Sarah, mereka terdiam. Ancaman itu bukanlah hisapan jempol semata. Jika mereka egois dan tidak menurut maka bersiaplah untuk hidup di jalanan tanpa nama belakang keluarga.

"Setidaknya lakukan ini demi mendiang Tuan Calandra. Itu jika kau seorang anak yang berbakti." Alex tampak memikirkan ucapan Sarah. Pria itu tidak punya jawaban.

'Sudah kuduga, pria tua sepertimu akan berpikir lama.' Alex mendengar ucapan pelan Sarah saat gadis itu berlalu meninggalkanya.

"Ck. Gadis menjengkelkan."

To be continue.

See you next chapter

Jangan lupa kunjungi akunku dan baca semua karyaku, ok? Aku akan senang jika kalian memberi tanda 'like'

Arigatou ...

Terpopuler

Comments

Lilis Ferdinan

Lilis Ferdinan

jng lama2 marahannya, ntar bucinnnnn,, 😂

2021-09-06

0

Sulati Cus

Sulati Cus

🤣🤣🤣🤣hadeuh blm tau kau sarah tentang pesona pria dewasa yg bikin klepek 2,ak contoh dr wanita yg terpesona krn suamiku jg jarak usianya jauh ama ak

2021-08-27

0

Kadek Pinkponk

Kadek Pinkponk

saling sengit dulu biar ntar jdi suka beneran

2021-08-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!