Bab 2

"Namanya Sarah Chavali."

"Wah!! Cantik sekali."

"Sayangnya dia itu gadis sombong dan menyebalkan."

"Gadis cantik memang punya ciri khas, sangat menarik."

 

Seperti itulah percakapan para pemuda kampus yang membicarakan seorang gadis cantik yang populer, Sarah Chavali. Banyak pemuda yang menyukai gadis tersebut, tetapi rasa suka mereka berubah menjadi benci karena si cantik sangat sombong dan selalu memandang rendah orang lain.

"Hei, Sarah. Sepertinya mahasiswa baru itu suka padamu," ucap salah satu teman Sarah.

"Yang mana? Si kutu buku itu? Dia bukan seleraku," jawab Sarah. Seperti biasa, dia tidak pernah peduli pada ucapan yang seolah memuji dirinya.

"Hh, lalu? Memangnya kau mau pria yang bagaimana? Evan yang diperebutkan hampir semua gadis kampus pun kau tidak mau?!" gerutu teman Sarah. Gadis itu kesal atas sifat acuh Sarah.

"Dengar, ya! Aku tidak suka siapapun, Candy. Jadi jangan mempromosikan siapa pun padaku. Aku sangat bosan mendengarnya," jawab Sarah sambil menyendok eskrim kemudian memakannya. Saat ini mereka berdua tengah berada di kantin kampus.

"Ya sudah! Jangan sampai kau mendapat pria tua karena terlalu banyak memilih," gerutu Candy.

Sarah tersenyum mendengar ucapan Candy. "Tidak apa jika aku mendapat pria dewasa yang penting dia seksi," ucap Sarah, gadis itu tertawa renyah.

"Terserah!!"

...

"Apa? Aku tidak mau, Ma!" teriak Sarah, hari ini dia terkejut saat mendengar ucapan sang ibu untuk menjodohkan dirinya dengan seseorang yang tidak dia kenal.

"Mama tidak mau dengar alasan apapun! Kamu harus temui Alex besok! Lagipula itu kan cuma pertemuan biasa." Sang ibu berkata dengan nada yang tegas, dan sepertinya sikap itu menurun pada putrinya yang keras kepala.

"Baiklah, ini hanya pertemuan biasa. Mama tidak bisa terus memaksaku!" gerutu Sarah pada sang ibu.

"Tentu saja, tetapi kalau misalkan lebih dari itu, Mama tidak keberatan," ucap Rose Chavali sambil mencubit pipi putri semata wayangnya.

"Jangan berharap!" tegas Sarah. Gadis itu pergi meninggalkan sang ibu yang masih tersenyum penuh arti.

...

Hal apa yang bisa membuatmu merasa bahagia? Cinta? Uang? Atau adakah hal lain?

Uang bukan penjamin kebahagiaan seseorang, tetapi uang hanyalah sarana untuk mendapat kebahagian. Lalu cinta bisa membuat orang bahagia, tetapi cinta juga bisa membuat orang menderita.

Alexius Calandra merasa menjadi seorang pecundang sekarang. Dia hanya bisa menuruti keinginan sang ibu, saat ini dia duduk sendiri di sebuah coffee shop untuk bertemu dengan seorang gadis yang belum pernah dia lihat.

Mungkin dia pengecut yang tidak bisa menolak keinginan ibunya, tetapi dia tidak tega untuk mengecewakan sang ibu yang sudah mengurusnya, terlebih wanita itu telah berjuang sendirian untuk menghidupi dirinya selama ini.

...

Alex melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, sudah setengah jam berlalu dan orang yang ditunggu belum juga datang. Ya, dia merasa bodoh sekarang, mungkin gadis yang dia tunggu tidak akan datang.

Dengan berdecak dia beranjak dari kursi dan segera pergi, dia hanya ingin ke toilet sebentar untuk kebutuhan mendesak, mungkin jika ada yang datang itu adalah gilirannya untuk menunggu.

Setelah Alex keluar dari toilet dia melihat ada seseorang duduk di tempat yang sudah dipesan sebelumnya. Gadis dengan rambut panjang coklat duduk membelakanginya.

Alex menarik satu kursi yang berhadapan dengan gadis tersebut. Dia tidak sempat--tidak mau lebih tepatnya, untuk melihat wajah gadis itu. Apakah dia cantik seperti yang ibunya katakan? Sungguh, Alex tidak peduli.

"Jadi kau Sarah Chavali?" tanya Alex tanpa basa-basi, serta tanpa melihat ke arah si gadis.

"Iya." Suara gadis itu terdengar lembut ditelinga Alex.

"Jadi anda adalah Tuan Alexius Calandra?" Gadis itu mulai bertanya dengan pertanyaan yang sama. Bedanya ucapan gadis itu terdengar sopan.

"Hn ... iya dan sepertinya kita berdua tahu maksud dari pertemuan ini," ucap Alex, dia masih enggan untuk melihat wajah Sarah.

"Aku tidak setuju, aku tidak suka dan tidak mau dijodohkan," jawab Sarah. Sungguh Alex terkejut mendengar ucapan gadis itu. Memangnya dia sudi? Dia juga terpaksa menemui Sarah, lagipula dia sudah memiliki kekasih yang sangat dia cintai.

Alex memberanikan diri untuk melihat wajah gadis yang dianggapnya terlalu sombong dan berterus terang. Sepertinya dia harus meluruskan masalah dengan gadis itu, supaya dia tidak salah paham dan berpikir bahwa Alex setuju untuk dijodohkan.

"Kau pi- ...." Alex kembali terkejut sampai dia tidak jadi meneruskan ucapannya. Pria itu menelan ludah, Sarah Chavali tampak seperti seorang kutu buku dengan kaca mata tebal, dan jangan lupakan tahi lalat besar di pipi kiri gadis itu.

Sarah memakai rok panjang dan kemeja putih yang sedikit kumal. Alex merasa kepalanya begitu sakit secara tiba-tiba, bahkan dia merasa perutnya bergejolak dan mual.

'Sial ....'

**To be continue

See you next chap**

 

Terpopuler

Comments

Lilis Ferdinan

Lilis Ferdinan

nyamar ni si sarah,,, 😅

2021-09-06

0

Niko Erlin

Niko Erlin

😄😄

2021-03-01

0

Oot

Oot

hahaha Sarah sengaja

2021-02-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!