CINTA UNTUK SUAMI LUMPUH
CRAANNNGGGGG!!!!
Seorang pria yang duduk di kursi roda melempar gelas yang berada di tangannya. Amarahnya tak terkendali saat mengetahui tunangannya menikah dengan pria lain. Wanita itu meninggalkannya karna dirinya mengalami kelumpuhan.
"Tidak berguna! Tidak berguna!" Ia memukuli kursi rodanya merasa tak berguna. Dirinya dinyatakan lumpuh oleh sang dokter karna kecelakaan yang dia alami bulan lalu. Bahkan dia sempat kritis dan koma. Tapi syukurnya Tuhan masih memberikan hidup untuknya.
"Tenang lah, Erland! Wanita bukan hanya Stella saja. Banyak wanita—"
"Siapa yang mau denganku, Ma? Aku lumpuh! Aku pria tidak berguna!" teriaknya menggema di dalam kamar. Suaranya bahkan terdengar sampai ke luar. Para pelayan di rumah ikut tersayat hatinya mendengar kalimat kesedihan yang diucapkan majikan tampannya.
Rhianna memeluk putranya. Dia merasakan kesedihan yang sama. Tapi dia bersyukur putranya masih bisa selamat. Tak tahu apa jadinya jika dia juga harus kehilangan orang yang tersayang. Kini hanya Erland yang ia miliki. Karna suaminya sudah lama tiada.
Tok!
Tok!
Tok!
"Permisi, Tuan." Suara dari pelayan wanita yang baru beberapa hari bekerja di rumah. Ia membawa makanan di atas nampan. Dengan wajah percaya diri dia melangkahkan kakinya mendekat pada dua majikannya yang menatapnya tak henti.
"Taruh di sana dulu, Nayra," kata Rhianna yang melihat pelayannya kebingungan. "Tolong ambilkan obat Erland yang sebelum makan," perintahnya.
Nayra dengan sigap langsung mencarinya di dalam laci. "Ini, Nyonya." Nayra menyodorkan botol obat yang di dalam terdapat pil-pil berwarna putih.
Rhianna membantu Erland meminum obatnya. Sedangkan Nayra masih setia berdiri. Dia memang ditugaskan untuk merawat Erland yang lumpuh. Rhianna sengaja mencari pelayan muda yang cekatan agar Erland merasa puas dengan pelayanannya. Karna Erland tidak suka sesuatu yang berbau lambat.
"Nayra, tolong kamu suapi Erland." Rhianna kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.
Ini bukan pertama kalinya Nayra dihadapkan dengan situasi seperti ini. Dirinya merasa canggung sekaligus takut apalagi Erland selama ini tak pernah memperlihatkan senyumannya. Dia cenderung diam dengan tatapan tajamnya.
"Tuan—"
"Pergi! Aku bisa makan sendiri!" Dan ini bukan kali pertamanya Nayra di usir. Waktu itu baru sehari bekerja saja Nayra sudah dibentak habis-habisan oleh Erland. Tapi Nayra mencoba diam, dia berusaha menahan emosinya. Sekalipun dia tidak bersalah.
"Tapi—"
"Jangan membuatku mengulang perkataan ku lagi! Cepat keluar!" Jika sudah begini, Nayra dengan terpaksa keluar. Tapi dia sengaja berdiri di depan pintu sambil mengintip apa Erland sudah memakan makanannya.
Dari celah pintu ia melihat Erland perlahan meraih piringnya.
"Tampan juga kalau dilihat-lihat. Tapi galak sekali."
Nayra berusaha dibikin betah bekerja di sini. Karna gaji di sini lumayan untuk biaya hidup dan sekolah adiknya. Adiknya sangat bergantung padanya karna orang tua mereka sudah lama tiada. Nayra sebelumnya bekerja di sebuah cafe, tapi karna gajinya yang tidak mencukupi akhirnya dia mencari pekerjaan lain dan akhirnya takdir membawanya ke sini.
"Nayra! Sedang apa kamu di sini?" Dara tiba-tiba menepuk pundaknya. Dia adalah pelayan yang umurnya sebaya dengannya. Sama dengannya, Dara baru masuk dan bekerja di sini.
"Kamu tahu sendiri, tugasku adalah merawat tuan Erland. Tapi dia tidak mau aku dekat-dekat dengannya. Apa karna aku bau mungkin ya?" Ia mengangkat tangannya dan menciumi aroma ketiaknya, tapi tak ada bau yang menyengat. Baunya masih khas bau deodorant.
Dara tertawa, temannya ini memang pandai membuat orang tertawa. "Sudah lah, aku mau lanjut kerja. Hm sebaiknya kamu masuk tapi kamu berdiri agak jauh saja. Kamu juga harus membuat tuan Erland nyaman. Jika kerjanya kucing-kucingan terus, kamu pasti lama kelamaan tidak akan nyaman." Perkataan Dara ada benarnya juga. Dia harus berusaha mendekatkan diri. Sebagai pelayan dan majikan seharusnya mereka akrab dan saling mengenal walaupun nantinya ada batasannya.
****
Gaun putih panjang dengan variasi mutiara di beberapa bagian membuat penampilan calon pengantin wanita semakin memukau. Banyak yang bergosip bahwa calon pengantin ini sangatlah beruntung mendapatkan seorang pangeran. Walaupun pangerannya memiliki kekurangan. Tapi yang namanya pangeran tetaplah pangeran.
Rambutnya sudah indah dengan hiasan mahkota dan juga kain tile membuat sempurna penampilannya. Kini dia sudah bersiap untuk menikah. Menikah adalah impiannya dengan ekspektasi tinggi. Menikah dengan seseorang yang ia cintai. Membangun rumah tangga bersama. Memiliki anak-anak yang lucu dan menggemaskan. Memiliki teman hidup bersama selamanya. Tapi sepertinya takdir baik tak berpihak padanya.
"Frans, maafkan aku ...." Hatinya menjerit memanggil nama pujaan hatinya. Dia terpaksa dengan pernikahan ini. Frans yang juga tak kunjung memberi kepastian, akhirnya ia tinggalkan.
"Nayra, kenapa kamu tega melakukan ini padaku!" Sebuah chat yang terus masuk ke dalam ponselnya. Dia tak kuasa menahan sakit hatinya. Dia merelakan cintanya hanya untuk masa depan adiknya. Alvin harus tetap bersekolah. Tapi biayanya sangat mahal karna Alvin bersekolah di sekolah yang cukup populer. Gajinya memang cukup untuk membiayai sekolahnya di sana, jadi dia menerima tawaran dari Rhianna.
"Nayra, saya suka kinerja kamu. Saya suka dengan kelembutan kamu. Dan saya suka dengan kesabaran mu. Kamu sangat teliti, telaten dan juga cermat. Saya tidak menyesal telah memilih kamu sebagai pelayan putra saya."
Nayra tersenyum malu dipuji habis-habisan oleh Rhianna. Dia bersyukur bisa bertemu majikan sebaik Rhianna.
"Hmm, tapi saya kali ini meminta bantuan kamu. Apa kamu mau membantu saya?"
Nayra yang semula menunduk akhirnya memberanikan diri menatap nyonya besarnya.
"Bantu apa, Nyonya? Saya adalah pelayan biasa. Tapi saya berusaha untuk membantu Nyonya semampu saya." Dia memang gadis yang merendah juga baik hati. Rhianna menyentuh tangannya tiba-tiba.
"Saya ingin kamu mau menjadi istri Erland."
DEG.
Permintaan Rhianna seperti meteor yang tiba-tiba jatuh dihadapannya. Terdengar mustahil. Tapi tak terlihat raut wajahnya bercanda. Rhianna mengatakannya dengan keseriusan dan kewarasan yang tinggi.
"Nyo-nyonya, Anda sedang tidak bercanda, kan?" Seluruh tubuhnya bergetar, dia benar-benar terkejut. Apa mungkin ini sebuah jebakan? Atau mungkin saja majikannya ini sedang menyindirnya yang belum juga menikah. Perlu diakui umur Nayra sudah terlalu matang untuk seukuran wanita lajang. Usianya sudah 26 tahun. Tapi ia tak kunjung menikah.
"Nayra, lihat mata saya. Saya sedang berbicara serius. Saya ingin kamu menikah dengan putra saya Erland. Tapi jika kamu mau dan menyanggupi hidup bersama dengan pria yang lumpuh." Suara Rhianna melemah, memang sulit sepertinya mencari perempuan yang mau menerima segala kekurangan pasangan.
"Ma-maaf, Nyonya. Jika saya menolak bagaimana?" Takut-takut ia dalam menjawab. Takut jika menyinggung perasaan majikannya.
TUK!
Rhianna mengetuk cincinnya di atas meja. Raut wajahnya berubah masam.
"Jika kamu menolak dengan terpaksa saya harus memecat kamu!"
DEG.
Tubuhnya melemas, Nayra seakan kehabisan tenaga. Ini bukanlah meminta bantuan tapi ini adalah sebuah ancaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Asliah Mappirewa
lanjut
2023-10-08
0
Adila Ardani
mampir thor
2023-07-31
0
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Hai mba Putri saya mampir mau lanjut kisah Nayra🤗
2023-01-03
0