ANDAI Kau Menjadi Diriku.

ANDAI Kau Menjadi Diriku.

APA SALAHKU?

"Qanita!!" teriak seorang wanita paruh baya, sambil menggedor-gedor sebuah pintu kamar. Tak selang berapa lama kemudian pintu itu pun terbuka. Dan tampaklah seorang wanita cantik yang dengan wajah yang tampak memucat.

"Iya Mah, ada apa?" tanya wanita yang dipanggil Qanita tersebut, dengan suara yang terdengar begitu lemah.

"He Qanita! Bukankah tadi sudah Mama bilang, kalau teman-teman arisan Mama datang, kamu harus melayani merekakan? Tapi kenapa kamu malah asyik bermalas-malasan begitu hah?!" bentak wanita itu dengan wajah yang melihatkan kebenciannya pada Qanita.

"Maaf Mah, Nita bukan bermalas-malasan kok. Hanya saja, kepala Nita sakit banget Mah," balas Qanita, masih terdengar bersuara lemah.

"Cih! Jangan banyak alasan kamu! Cepat kerjakan yang aku suruh!" bentak wanita itu lagi. Dan di waktu bersamaan terdengar suara seorang pria yang terlihat baru saja keluar dari sebuah kamar yang tak berapa jauh dari kamarnya Qanita.

"Ada apa ini Maryati! Kenapa kamu selalu marah-marah Mulu sih! Aku jadi tidak bisa berkonsentrasi bekerja tahu!"

Mendengar perkataan Pria tersebut, wanita yang dipanggil Maryati itu langsung menoleh ke arahnya, "Mas Firman?!" sentak Maryati saat melihat wajah pria tersebut, "Loh Papa kok ada di rumah? Bukankah tadi Papa katakan mau pergi ya?" lanjutnya lagi pada Pria yang bernama Firman tersebut.

"Tadi memang mau pergi. Tapi karena ada sesuatu yang harus dikerjakan dirumah, jadi Papa menunda kepergian Papa dulu! Tapi ini sudah mau pergi kok!" balas Firman, sambil menatap Qanita yang terlihat sedang menundukkan wajahnya.

"Oh iya, ngomong-ngomong ini ada apa ya? Kenapa kamu marah-marah begitu sama menantu kita, Mah?" tanya Firman terlihat penasaran.

"Kenapa? Tumben kamu mau ikut campur Pah? Biasanya juga nggak perdulikan?" tanya Maryati terlihat merasa heran.

"Bukan begitu Mah. Hanya Papa lihat Mama itu kok hari ini mengomel terus. Emangnya ada apa sih?"

"Ini semua gara-gara menantu kamu ini Pah! Mama cuma minta dia membantuin Bi Iyem melayani teman-teman arisan Mama, Pah. Tapi dia nggak mau. Kan Mama jadi kesal!" balas Maryati, sembari ia menatap geram pada Qanita.

"Benar begitu Qanita? Apakah kamu tidak mau membantu Mama kamu ini hm?" tanya Firman pada Qanita.

"Maaf Pah, Nita bukan bermaksud.." balas Qanita. Namun Firman langsung memotong perkataannya.

"Sudahlah! Papa tidak mau mendengar alasan kamu lagi! Jadi sebaiknya kamu kerjakan apa yang di katakan oleh Mama kamu ini mengerti?!" ujar Firman terdengar tegas.

"Baiklah Pah. Kalau begitu Nita permisi," balas Qanita pasrah. Dan ia pun langsung bergegas pergi meninggalkan Maryati dan Firman yang terlihat masih berdiri di depan pintu kamarnya Qanita.

"Huh! Giliran Papa saja yang nyuruh dia langsung nurut! Kalau sama Mama banyak banget alasannya!" kata Maryati, tampak kesal.

"Makanya Mama itu jangan terlalu keras banget sama dia Mah. Dia itukan.." balas Herman. Namun Maryati langsung memotongnya.

"Belain saja dia terus! Ini semua gara-gara Bapak kamu, yang memaksa menjodohin Fazril sama Qanita! Coba saja kalau dulu Fazril jadi menikah sama Monalisa, pasti keluarga kita akan bahagia Pah!" ujar Maryati dengan wajah yang terlihat amat kesal karena keinginannya tidak terpenuhi.

"Huh! Dari dulu itu mulu yang kamu katakan! Padahal Bapak juga sudah meninggal, tapi masih saja di ingat!" balas Firman seraya ia melangkah pergi meninggalkan Maryati dalam keadaan kesal.

"Loh Pah, Mama kok di tinggalin sih!" teriak Maryati, sambil ia mengikuti langkah suaminya yang terlihat mulai menjauh.

"Huh Dasar! Bapak sama anak sama saja! Tak pernah memikirkan perasaan orang!" gerutu Maryati, karena merasa di abaikan oleh suaminya, yang terlihat sudah memasuki mobilnya. Bahkan mobilnya pun sudah mulai Pergi meninggalkan rumah mereka. Dan disaat Maryati masih memandang ke Pergi mobil Suaminya. Tiba-tiba beberapa mobil mulai masuk ke halaman rumahnya.

"Eh! Ternyata teman-temanku sudah pada datang ya? Ya sudah sekalian saja Aku sambut mereka," gumam Maryati, sembari ia membenarkan rambut, serta memperbaiki bajunya, agar terlihat rapih di mata teman-temannya yang terlihat baru saja datang.

"Selamat datang Jeng Sariy, aduh makin cantik saja ya Jeng Sariy ini. Saya senang banget loh, karena akhirnya Anda mau datang juga kerumah Saya," ujar Maryati, sembari ia menghampiri seorang wanita yang terlihat baru saja turun dari mobilnya.

"Aah, Jeng Maryati bisa saja deh. Terima kasih loh atas pujiannya," balas Wanita yang di panggil Sariy tersebut. Lalu keduanya langsung melakukan cipika-cipiki ketika keduanya sudah mendekat.

"Benar loh yang dikatakan Jeng Maryati, kalau Jeng Sariy tambah cantik. Tetapi kalau saya lihat, Jeng Maryati juga, tambah cantik juga loh," sambung seorang wanita yang tampak baru turun juga dari mobilnya.

"Eh! Jeng Intan bisa saja. Sayakan jadi malu," balas Maryati, sedikit tersipu karena dapat pujian dari wanita yang di panggil Intan tersebut.

"Benar banget loh yang dikatakan Jeng Intan, Jeng Maryati ini tambah cantik loh. Aku saja sampai pangling loh Jeng," timpal wanita yang lainnya lagi.

"Ya ampun Jeng Dewi bisa saja deh! Sudah Aah Saya jadi malu nih, hehehe.. Sudah yuk kita masuk. Sambil kita menunggu teman-teman yang lainnya didalam saja, ya?" ajak Maryati pada para teman-teman tersebut.

"Baiklah jeng mari," balas para teman arisannya Maryati. Dan akhirnya mereka pun masuk kerumahnya Maryati, sambil bersenda gurau. Hingga salah satu dari temannya yang kebetulan tak memperhatikan jalan, menabrak seseorang yang sedang membawa baki yang diatasnya terdapat beberapa gelas minuman dan akhirnya baki tersebut langsung terjatuh.

PRAAANG!!" Seketika semua mata langsung beralih, ke sumber suara, termasuk Maryati. Dan seketika mata Maryati membulat dengan sempurna.

"Qanita!! Apa yang kamu lakukan hah?! Dasar menatu bodoh! Melakukan ini saja tidak bisa hah?!!" bentak Maryati, sambil melayangkan tangannya dan langsung mengenai pipi kanannya Qanita.

"Maaf Mah! Nita tidak sengaja!" balas Qanita sambil memegang pipi kanannya yang kini langsung memerah karena tamparan keras dari Maryati.

"Banyak alasan kamu! Jelas kamu tidak pernah becus melakukan apapun! Dasar perempuan mandul yang tak berguna! Pergi kau dari sini!" teriak Maryati, sambil mendorong kuat tubuh Qanita. Sehingga tubuhnya langsung terhempas ke lantai dan..

"Aaakh!!" pekik Qanita. Karena ternyata tangannya telah tertancap pecahan salah satu gelas yang pecah tadi.

"Ya ampun Jeng! Tangan menantu kamu berdarah! Sepertinya lukanya sangat lebar Jeng," seru Sariy, saat ia melihat tangan Qanita berdarah.

"Biar saja! Itu hukuman untuknya! Karena telah menghancurkan acaraku! Sekarang kamu cepatan pergi dari sini! Aku benar-benar muak melihat wajah kamu itu!" teriak Maryati lagi sambil kembali mendorong tubuh Qanita dengan kasar.

"Baik Mah! Hiks..hiks.." Qanita pun langsung beranjak dari sana dengan wajah yang terlihat sudah dibasahi oleh air matanya, "Hiks sebenarnya apa salahku? Kenapa keluarga ini begitu membenci ku? Hiks hiks.." batinnya lagi

...••┈••✾•◆❀🌸❀◆•✾••┈••...

Bismillah.

Hai Readers Fillahku ♥️

Hari ini Ramanda kembali merilis novel terbaru. Semoga kalian suka ya? Dan semoga Novel ini juga bisa membawa manfaat bagi kita semua.

Untuk itu, Ramanda berharap kepada para Readers Fillahku semua, untuk selalu mendukung Ramanda ya? dengan cara berikan 🌟🌟🌟🌟🌟 Lima, **VOTE, LIKE, Hadiah Serta komentar. Agar Ramanda bersemangat loh oke 😉

Syukron 🙏🥰**.

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu

2023-07-22

1

Sunarti

Sunarti

dari awal pernikahan sdh tak ada kebahagiaan

2023-02-17

0

🅰️đ₳ɽ₳

🅰️đ₳ɽ₳

masih nyimak thor,moga critanya bagus 😊👌

2023-02-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!