NovelToon NovelToon

ANDAI Kau Menjadi Diriku.

APA SALAHKU?

"Qanita!!" teriak seorang wanita paruh baya, sambil menggedor-gedor sebuah pintu kamar. Tak selang berapa lama kemudian pintu itu pun terbuka. Dan tampaklah seorang wanita cantik yang dengan wajah yang tampak memucat.

"Iya Mah, ada apa?" tanya wanita yang dipanggil Qanita tersebut, dengan suara yang terdengar begitu lemah.

"He Qanita! Bukankah tadi sudah Mama bilang, kalau teman-teman arisan Mama datang, kamu harus melayani merekakan? Tapi kenapa kamu malah asyik bermalas-malasan begitu hah?!" bentak wanita itu dengan wajah yang melihatkan kebenciannya pada Qanita.

"Maaf Mah, Nita bukan bermalas-malasan kok. Hanya saja, kepala Nita sakit banget Mah," balas Qanita, masih terdengar bersuara lemah.

"Cih! Jangan banyak alasan kamu! Cepat kerjakan yang aku suruh!" bentak wanita itu lagi. Dan di waktu bersamaan terdengar suara seorang pria yang terlihat baru saja keluar dari sebuah kamar yang tak berapa jauh dari kamarnya Qanita.

"Ada apa ini Maryati! Kenapa kamu selalu marah-marah Mulu sih! Aku jadi tidak bisa berkonsentrasi bekerja tahu!"

Mendengar perkataan Pria tersebut, wanita yang dipanggil Maryati itu langsung menoleh ke arahnya, "Mas Firman?!" sentak Maryati saat melihat wajah pria tersebut, "Loh Papa kok ada di rumah? Bukankah tadi Papa katakan mau pergi ya?" lanjutnya lagi pada Pria yang bernama Firman tersebut.

"Tadi memang mau pergi. Tapi karena ada sesuatu yang harus dikerjakan dirumah, jadi Papa menunda kepergian Papa dulu! Tapi ini sudah mau pergi kok!" balas Firman, sambil menatap Qanita yang terlihat sedang menundukkan wajahnya.

"Oh iya, ngomong-ngomong ini ada apa ya? Kenapa kamu marah-marah begitu sama menantu kita, Mah?" tanya Firman terlihat penasaran.

"Kenapa? Tumben kamu mau ikut campur Pah? Biasanya juga nggak perdulikan?" tanya Maryati terlihat merasa heran.

"Bukan begitu Mah. Hanya Papa lihat Mama itu kok hari ini mengomel terus. Emangnya ada apa sih?"

"Ini semua gara-gara menantu kamu ini Pah! Mama cuma minta dia membantuin Bi Iyem melayani teman-teman arisan Mama, Pah. Tapi dia nggak mau. Kan Mama jadi kesal!" balas Maryati, sembari ia menatap geram pada Qanita.

"Benar begitu Qanita? Apakah kamu tidak mau membantu Mama kamu ini hm?" tanya Firman pada Qanita.

"Maaf Pah, Nita bukan bermaksud.." balas Qanita. Namun Firman langsung memotong perkataannya.

"Sudahlah! Papa tidak mau mendengar alasan kamu lagi! Jadi sebaiknya kamu kerjakan apa yang di katakan oleh Mama kamu ini mengerti?!" ujar Firman terdengar tegas.

"Baiklah Pah. Kalau begitu Nita permisi," balas Qanita pasrah. Dan ia pun langsung bergegas pergi meninggalkan Maryati dan Firman yang terlihat masih berdiri di depan pintu kamarnya Qanita.

"Huh! Giliran Papa saja yang nyuruh dia langsung nurut! Kalau sama Mama banyak banget alasannya!" kata Maryati, tampak kesal.

"Makanya Mama itu jangan terlalu keras banget sama dia Mah. Dia itukan.." balas Herman. Namun Maryati langsung memotongnya.

"Belain saja dia terus! Ini semua gara-gara Bapak kamu, yang memaksa menjodohin Fazril sama Qanita! Coba saja kalau dulu Fazril jadi menikah sama Monalisa, pasti keluarga kita akan bahagia Pah!" ujar Maryati dengan wajah yang terlihat amat kesal karena keinginannya tidak terpenuhi.

"Huh! Dari dulu itu mulu yang kamu katakan! Padahal Bapak juga sudah meninggal, tapi masih saja di ingat!" balas Firman seraya ia melangkah pergi meninggalkan Maryati dalam keadaan kesal.

"Loh Pah, Mama kok di tinggalin sih!" teriak Maryati, sambil ia mengikuti langkah suaminya yang terlihat mulai menjauh.

"Huh Dasar! Bapak sama anak sama saja! Tak pernah memikirkan perasaan orang!" gerutu Maryati, karena merasa di abaikan oleh suaminya, yang terlihat sudah memasuki mobilnya. Bahkan mobilnya pun sudah mulai Pergi meninggalkan rumah mereka. Dan disaat Maryati masih memandang ke Pergi mobil Suaminya. Tiba-tiba beberapa mobil mulai masuk ke halaman rumahnya.

"Eh! Ternyata teman-temanku sudah pada datang ya? Ya sudah sekalian saja Aku sambut mereka," gumam Maryati, sembari ia membenarkan rambut, serta memperbaiki bajunya, agar terlihat rapih di mata teman-temannya yang terlihat baru saja datang.

"Selamat datang Jeng Sariy, aduh makin cantik saja ya Jeng Sariy ini. Saya senang banget loh, karena akhirnya Anda mau datang juga kerumah Saya," ujar Maryati, sembari ia menghampiri seorang wanita yang terlihat baru saja turun dari mobilnya.

"Aah, Jeng Maryati bisa saja deh. Terima kasih loh atas pujiannya," balas Wanita yang di panggil Sariy tersebut. Lalu keduanya langsung melakukan cipika-cipiki ketika keduanya sudah mendekat.

"Benar loh yang dikatakan Jeng Maryati, kalau Jeng Sariy tambah cantik. Tetapi kalau saya lihat, Jeng Maryati juga, tambah cantik juga loh," sambung seorang wanita yang tampak baru turun juga dari mobilnya.

"Eh! Jeng Intan bisa saja. Sayakan jadi malu," balas Maryati, sedikit tersipu karena dapat pujian dari wanita yang di panggil Intan tersebut.

"Benar banget loh yang dikatakan Jeng Intan, Jeng Maryati ini tambah cantik loh. Aku saja sampai pangling loh Jeng," timpal wanita yang lainnya lagi.

"Ya ampun Jeng Dewi bisa saja deh! Sudah Aah Saya jadi malu nih, hehehe.. Sudah yuk kita masuk. Sambil kita menunggu teman-teman yang lainnya didalam saja, ya?" ajak Maryati pada para teman-teman tersebut.

"Baiklah jeng mari," balas para teman arisannya Maryati. Dan akhirnya mereka pun masuk kerumahnya Maryati, sambil bersenda gurau. Hingga salah satu dari temannya yang kebetulan tak memperhatikan jalan, menabrak seseorang yang sedang membawa baki yang diatasnya terdapat beberapa gelas minuman dan akhirnya baki tersebut langsung terjatuh.

PRAAANG!!" Seketika semua mata langsung beralih, ke sumber suara, termasuk Maryati. Dan seketika mata Maryati membulat dengan sempurna.

"Qanita!! Apa yang kamu lakukan hah?! Dasar menatu bodoh! Melakukan ini saja tidak bisa hah?!!" bentak Maryati, sambil melayangkan tangannya dan langsung mengenai pipi kanannya Qanita.

"Maaf Mah! Nita tidak sengaja!" balas Qanita sambil memegang pipi kanannya yang kini langsung memerah karena tamparan keras dari Maryati.

"Banyak alasan kamu! Jelas kamu tidak pernah becus melakukan apapun! Dasar perempuan mandul yang tak berguna! Pergi kau dari sini!" teriak Maryati, sambil mendorong kuat tubuh Qanita. Sehingga tubuhnya langsung terhempas ke lantai dan..

"Aaakh!!" pekik Qanita. Karena ternyata tangannya telah tertancap pecahan salah satu gelas yang pecah tadi.

"Ya ampun Jeng! Tangan menantu kamu berdarah! Sepertinya lukanya sangat lebar Jeng," seru Sariy, saat ia melihat tangan Qanita berdarah.

"Biar saja! Itu hukuman untuknya! Karena telah menghancurkan acaraku! Sekarang kamu cepatan pergi dari sini! Aku benar-benar muak melihat wajah kamu itu!" teriak Maryati lagi sambil kembali mendorong tubuh Qanita dengan kasar.

"Baik Mah! Hiks..hiks.." Qanita pun langsung beranjak dari sana dengan wajah yang terlihat sudah dibasahi oleh air matanya, "Hiks sebenarnya apa salahku? Kenapa keluarga ini begitu membenci ku? Hiks hiks.." batinnya lagi

...••┈••✾•◆❀🌸❀◆•✾••┈••...

Bismillah.

Hai Readers Fillahku ♥️

Hari ini Ramanda kembali merilis novel terbaru. Semoga kalian suka ya? Dan semoga Novel ini juga bisa membawa manfaat bagi kita semua.

Untuk itu, Ramanda berharap kepada para Readers Fillahku semua, untuk selalu mendukung Ramanda ya? dengan cara berikan 🌟🌟🌟🌟🌟 Lima, **VOTE, LIKE, Hadiah Serta komentar. Agar Ramanda bersemangat loh oke 😉

Syukron 🙏🥰**.

SEBEGITU BENCINYAKAH DIA PADAKU?

Di kamar Qanita.

Malam itu Qanita tak bisa tidur, akibat luka yang terdapat di tangannya mulai membengkak. Sebab luka tersebut memang tidak diobati dengan benar. Sehingga luka tersebut mulai meradang dan kini menimbulkan rasa denyut yang amat sangat. Hingga membuat ia jadi kesulitan untuk memejamkan matanya.

"Aakh.. kenapa semakin sakit sih? Aku jadi tidak bisa tidur kalau begini," keluh Qanitaz seraya memandang lukanya, yang hanya di tutup dengan kain biasa saja,

"Andai saja Mama mengizinkan Aku ke rumah sakit. Pasti tidak akan sesakit inikan? Aah.. Kenapa sih Mama sangat membenci Aku? Sebenarnya apa sih kesalahanku? Kenapa semua yang ada di rumah ini sangat membenci diriku, dan yang paling menyedihkan, Suamiku pun sama seperti mereka! Terus Aku harus gimana sekarang?" gumam Qanita, sambil memeluk kedua lututnya. Dan tanpa terasa air matanya mengalir begitu saja.

"Hiks..hiks.. seandainya waktu itu hiks.. aku bersikeras minta ikut sama Ayah dan Bunda, hiks..hiks . mungkin saat ini Aku sudah bahagiakan hiks..bersama mereka disurga hiks..hiks..Ayah, Bunda..hiks.. kenapa kalian tidak mengajak Hana saja sekalian hiks..hiks.. Hana di sini kesini sepian, hiks..hiks.." ratap Qanita, yang tak kuasa lagi menahan air matanya. Sehingga suara tangisnya semakin terdengar begitu jelas.

Disaat Qanita masih meratapi nasibnya yang begitu menyesakkan. Tiba-tiba saja, pintu kamarnya dibuka oleh seseorang. Namun Qanita tidak menyadari kedatangan orang tersebut. Karena saat ini wajahnya sedang ia benamkan diantara di kedua lututnya, yang masih ia peluk.

"Apa yang terjadi? Mengapa kamu menangis di tengah malam begini, hah?"

Mendengar suara bariton seorang pria, dengan spontan Qanita langsung mengangkat wajahnya. Dan seketika matanya langsung membulat sempurna, ketika ia melihat wajah dari Pria tersebut.

"Mas Fazril?!" sentaknya dengan Mimik wajah yang tampak tak percaya akan pengelihatannya.

"Kenapa terkejut begitu? Apakah wajahku terlihat seperti hantu hah?" tanya pria yang dipanggil Fazril itu oleh Qanita. Dan itu artinya ia adalah suaminya Qanita, "Kenapa masih diam? Apakah kamu tidak menjawab pertanyaanku hm? Apa yang membuat kamu menangis?" tanyanya lagi terdengar datar.

Mendengar pertanyaan Suaminya, Qanita pun langsung menyadari kalau saat ini wajahnya, sedang kacau. Karena sedang dibanjiri dengan air matanya.

"Aah.. m-maaf Mas! Sa-saya ma-masih..." balas Qanita, terlihat gugup, sehingga perkataan yang keluar dari mulutnya, jadi terbata-bata. Hal itu membuat Fazril jadi enggan mendengarnya.

"Aaah..!! Sudahlah! Tidak usah di bahas lagi!" bentak Fazril. Membuat tubuh Qanita langsung tersentak kaget, melihat sentakkan tubuh istrinya, Fazril pun memutarkan bola mata malasnya.

"Huh! Membosankan!" gerutunya, seraya ia berjalan menuju ke kamar mandi mereka. Sesampainya di dalam kamar mandi, ia langsung menutup pintu kamar mandinya dengan cara membantingnya. Membuat tubuh Qanita kembali tersentak kaget dengan di barengi dengan suara pekikan kecilnya.

"Aaakh!!" teriak Qanita. Namun dengan spontan ia langsung menutup mulutnya. Karena ia takut di dengar oleh suaminya.

"Iiikh..Hana! Kamu sebenarnya kenapa sih! Selalu aja gugup didepan suami kamu! Padahal kamu tahu kalau Mas Azril, paling tidak suka pada orang yang bicaranya tidak jelas seperti kamu! Kalau kamu terus seperti ini, yang ada dia tidak pernah mau berbicara padamu!" batin Qanita, merutuki kebodohannya.

"Aah Sudahlah! Sebaiknya sekarang aku menyusun pakaian Mas Azril yang di koper itu kedalam lemari saja?!" gumam Qanita sambil ia turun dari tempat tidurnya. Lalu ia pun berjalan menghampiri koper yang terletak di dekat pintu kamarnya. Kemudian koper itu pun ia tarik dan membawanya mendekati lemarinya. Dan baru saja ia hendak membuka koper tersebut, tiba-tiba..

"Apa kamu kamu lakukan hah?! Jangan sentuh barangku!"

Mendengar suara yang keras, tubuh Qanita langsung terpelonjak. Dan seketika menolehkan wajahnya ke sumber suara tersebut, "M-maaf Azril! I-itu, saya be-bermaksud ingin me-merapihkan ke..." balas Qanita dengan terbata-bata. Namun lagi-lagi, Fazril membentaknya.

"Aah, Diam!!" bentaknya dan seketika Qanita pun langsung menutup mulutnya. "tidak perlu berlagak menjadi seorang istri yang baik dihadapanku! Dan jangan pernah menyentuh barang-barangku mengerti!!" bentak Fazril. Membuat tubuh Qanita kembali melonjak kaget. Dan dengan spontan ia pun menganggukan kepalanya.

Melihat wajah ketakutannya Qanita, Fazril pun, berdecak kesal, "Ck! Selalu begitu! Memuakkan!" ucapnya lagi. Sambil menarik kopernya yang belum sempat dibuka oleh Qanita itu. Lalu ia pun langsung bergegas pergi sambil membawa kopernya, keluar kamarnya Qanita dan kemudian langsung membanting pintunya, ketika ia sudah berada di luar.

Mendengar suara bantingan pintu yang begitu keras, membuat tubuh Qanita melonjak kaget. Dan seketika tubuhnya seperti tak tenaga, dan hampir terjatuh, namun dengan cepat ia langsung menyandarkan tubuhnya di depan pintu lemari pakaiannya. Akan tetapi tiba-tiba tubuhnya langsung merosot kebawah dan akhirnya ia terduduk di lantai. Lalu ia kembali memeluk kedua lututnya sambil menyandar di pintu lemarinya tersebut.

"Sebegitu bencinyakah dia padaku? Sampai-sampai Dia menantapku, dengan tatapan begitu jijik. Apakah aku seperti kotoran dimatanya?" gumam Qanita, dengan tubuh, yang terlihat mulai gemetaran.

Qanita tampak begitu sedih, hingga tanpa terasa air matanya kembali membasahi pipinya, "Hiks.. hiks.. dua tahun sudah usia pernikahanku. Hiks.. hiks.. tapi tak sekalipun ia memandangku sebagai seorang Istri, hiks..hiks. Apakah aku begitu buruk dimatanya, sehingga Aku tak pantas menjadi pendampingnya? Hiks.. hiks.. kenapa dia menikahi ku, kalau memang Dia tak menginginkanku? Apa sebenarnya tujuannya menikahiku?" hiks.. hiks.. huhuhu...hiks.."

Tangis Qanita pecah, ia tak kuasa lagi menyimpan semua rasa sakit yang telah bertumpuk di dalam hatinya. Sehingga akhirnya ia pun mengeluarkan semua keluh kesahnya yang selama ini hanya tertahan dihatinya saja.

Qanita masih terlihat amat sedih, bahkan suara Isakannya satu dua masih terdengar jelas, ditemapat yang sama. Hanya posisi tubuhnya saja yang berubah. Karena saat ini ia terlihat sedang meringkuk di lantai sambil memejamkan matanya. Dan tak berapa lama suara Isakan itu tak terdengar lagi. Bahkan nafasnya terlihat mulai teratur, itu artinya ia sudah terhanyut ke dalam mimpinya.

Belum satu jam ia terlelap, tiba-tiba terdengar teriakan seseorang yang memanggil namanya begitu keras dan lantang. Membuat Qanita langsung terpelonjak dan dengan spontan ia langsung terduduk.

"QANITAAAA!!! KENAPA BELUM MENYIAPKAN SARAPAN HAH?!!"

"Astaghfirullah! Sudah pagi? Hah, kenapa aku tidur di sini?"

...••┈••✾•◆❀🌸❀◆•✾••┈••...

Jangan lupa berikan dukungannya ya? Dan jangan lupa kasih 👉 🌟🌟🌟🌟🌟 Lima, VOTE, LIKE, Hadiah Serta komentarnya oke 😉 Agar Ramanda bersemangat loh 😉

SYUKRON 🥰🙏

SELAMAT TINGGAL.

Seperti hari-hari sebelumnya, disetiap paginya Qanita bertanggung jawab untuk menyiapkan sarapan untuk keluarga suaminya. Padahal dirumah itu ada dua orang pembantu. tapi tetap dialah yang memasak. Setelah masakan matang ia pun menyajikannya. Setelah itu ia baru memanggil para keluarga suaminya untuk makan bersama. Di banding sebut sebagai menantu, Qanita lebih cocok disebut pembantu. Karena semua tugas-tugas pembantunya, ia lakukan, atas perintah ibu mertuanya.

Kini semua keluarga sudah berkumpul di meja makan, itu termasuk Fazril, yang terlihat ia sudah duduk dengan santainya. Tanpa memperdulikan dengan sekitarnya. Di saat mereka sudah mengambil makanan mereka masing-masing. Tanpa sengaja mata Fazril, langsung mengarah ke Qanita, yang terlihat hanya berdiri saja, seperti seorang pembantu dengan wajah yang terlihat sedang tertunduk.

"Kenapa kamu berdiri di situ saja? Apakah kamu tidak makan, hah?" tanya Fazril, dengan nada datarnya.

"Tidak Boleh! Mama sedang menghukumnya!" celetuk Maryati, terdengar lantang.

Fazril langsung mengerutkan dahinya, setelah mendengar perkataan Maryati, "Menghukum?"

"Iya! Istri kamu itu kemarin menghancurkan acara arisan Mamah! Mama sedih tahu Nak! Selalu saja dia membikin ulah, kan Mama malu sama teman-teman Mah! Mama sampai di olok-olok oleh mereka, karena telah memiliki menantu, yang buruk rupa dan buruk pula kelakuannya!" ujar Maryati, sambil memasang wajah sedih dihadapan anaknya. Ia mengadukan Qanita, dengan hal-hal yang buruk, padahal tak pernah ia lakukan.

"Maaf Mah, Nitakan tida..." timpal Qanita, bermaksud ingin membela dirinya. Namun perkataannya langsung disanggah keras oleh Maryati.

"Diam kamu! Apakah kamu tidak melihat, kalau Mama sedang berbicara dengan Anakku hah?!" bentak Maryati. Membuat Qanita langsung terdiam, Sambil menatap wajah suaminya, sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan seakan ia ingin mengatakan, kalau yang dikatakan ibunya tidak benar. Namun Fazril malah membuang wajahnya, menandakan ia tak memperdulikan Isyarat dari Qanita.

"Memangnya apa yang sudah dia lakukan, sampai-sampai menghancurkan acara arisan Mamah?" tanya Fazril dengan dingin. Dan tanpa ingin melihat ibunya. Mendengar pertanyaan dari Fazril Maryati langsung gugup. Dan tiba-tiba saja Dia teringat pada peristiwa ketika temannya yang telah menabrak Qanita yang sedang membawa baki minuman untuk mereka

"Eh! I-itu Nak! Istri kamu sudah memecahkan gelas-gelas yang berisikan jus buah. Padahal minuman itu untuk teman-temannya Mama loh Nak. Bikin malukan?" balas Maryati, sambil berusaha sedih agar air matanya dapat keluar.

"Bi Atin, apakah benar yang dikatakan Nyonya?" tanya Fazril pada salah satu pembantu, yang terlihat sedang berdiri, bersejajar pada Qanita.

Pembantu yang bernama Atin itu langsung tersentak kaget dan seketika matanya langsung mengarah ke wajahnya Maryati. Dan seketika itu, juga, Maryati langsung mengganggu kan kepalanya mengisyaratkan, kalau pembantunya itu harus berkata iya.

"Be-benar T-tuan muda!" bales Atin, masih terlihat gugup, bahkan ia tampak begitu takut pad Fazril.

"Tuhkan, benarkan Nak? Hiks..hiks..masa kamu tidak percaya banget sih sama perkataan Mama kamu sendiri Nak? Hiks.. hiks.." sambung Maryati. Yang tampaknya ia telah berhasil untuk mengeluarkan air mata palsunya.

"Maaf Mah, Azril bukannya tidak percaya dengan perkataan Mama. Hanya saja Fazril ingin mencari kebenarannya!" balas Fazril, tampak ia merasa bersalah, setelah melihat air mata buaya sang ibu.

"Hiks.. hiks.. tetap saja kamu tidak percayakan? Hiks.. hiks.. sedih banget hati Mama. Anak yang Mama lahirkan dan besarkan dengan kasih sayangnya Mama, sudah tidak percaya dengan perkataan Mamahnya lagi. Hiks.. hiks.." keluh Maryati sambil menangis tersedu-sedu.

"Maaf Mah! Sekarang Mama maunya Azril melakukan apa hm?" tanya Fazril terdengar begitu lembut.

Mendengar pertanyaan dari Fajri Maryati langsung tersenyum tipis karena sepertinya rencananya telah berhasil, "Mama mau kamu menceraikan istri kamu, Nak! Karena Mama nggak mau di permalukan lagi! Hiks.. hiks..hiks.." katanya, dan kembali ia berpura-pura menangis hingga terisak-isak.

"Tidak bisa Mah! Karena Dia amanah dari Kakek! Kalau Azril menceraikannya, maka perusahaan kita akan menjadi miliknya! Bahkan rumah ini juga termasuk dalam wasiat Kakek Mah!" ujar Fazril, sambil menatap dingin pada Qanita.

Mendengar perkataan putranya, dengan spontan Maryati, menghentikan tangisannya, karena ia begitu terkejut mendengar ucapan Fazril.

"Apa! Perusahaan dan rumah ini akan jadi miliknya, kalau kamu bercerai? Bagaimana bisa seperti itu? Memangnya yang cucu kandungnya Siapa sih? Bisa-bisa Papa kamu membikinkan wasiat seperti itu Mas!" Tampak Maryati seperti tak terima dengan hasil wasiat yang telah dibuat oleh mertuanya sendiri.

"Kamukan sudah tahu, seperti apa Papaku itu. Jadi sekarang kamu jangan sembarang meminta hal yang akan menghancurkan diri kamu sendiri," balas Firman, dengan santainya, sambil ia mengucapkan sesendok makanan kedalam mulutnya.

"Eh! Apa itu artinya, Mas sebenarnya sudah tahu isi wasiat dari Papa?" tanya Maryati terlihat sangat penasaran.

"Iis.. Mama kemana aja sih! Kenapa baru tahu isi wasiat Kakek? Itukan sudah bukan rahasia umum Mah!" sambung seorang gadis muda, yang terlihat sedang menikmati makanannya.

"Hah? Fanesah juga sudah tahu? Hah! Kenapa hanya Mama yang tidak tahu? Apakah kalian sengaja merahasiakan ini sama Mama, hah?" tanya Maryati Yang sepertinya ia tak pernah karena hanya dirimu yang tidak mengetahui tentang wasiat tersebut.

"Sudahlah Mah, tidak usah dibahas lagi! Mama kenapa Mama tidak diberi tahu, itu karena Mama bisa membuat kita mendapatkan Maslah! Jadi berhentilah membahas ini lagi!" ujar Fazril terdengar begitu tegas. Membuat Maryati tak berani membahasnya lagi.

"Baiklah Mama, tidak akan membahasnya lagi. Asalkan kamu mau menikah dengan Monalisa! Karena cuma dia yang Mama inginkan untuk menjadi menantunya Mama!" ujar Maryati, dengan nada suara yang terdengar keras.

"Baiklah! Azril akan melakukan sesuai keinginan Mama! Jadi Mama atur saja, nanti sepulang Fazril dari Eropa, Azril akan menikahi Mona!" balas Fazril, seraya ia bangkit dari duduknya, lalu ia pun langsung bergegas pergi meninggalkan ruang makan tersebut.

Mendengar perkataan dari suaminya tubuh Qanita langsung bergetar. Dan ia pun langsung berlari meninggalkan ruang makan tersebut juga.

"Eh! Nggak sopan banget ya tu anak! Main.." protes Maryati, Namun langsung di bentak oleh suaminya.

"Diam kamu! Kamu yang sudah sangat kelewatan!" bentak Firman, dan ia pun langsung bergegas pergi.

"Eh, kok Papa marah?" gumam Maryati pada putri bungsunya namun hanya ditanggapi dengan menaiki bahunya saja.

...*****...

Sementara itu disisi lain.

Qanita, tampak menangis tersedu-sedu di atas tempat tidurnya. Hatinya begitu Sakit sehingga ia tak kuasa menahan tangisnya.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang hiks.. karena sudah tidak ada tempat lagi untukku disini! Hiks.. hiks.. Bunda, hiks.. jemput Hana..hiks . Hana sudah nggak tahan lagi di sini! Hiks.." ratap Qanita, yang terlihat begitu sedih sekali, dan disaat itu juga matanya sebuah botol putih yang sepertinya itu botol obat tidur.

Lalu ia pun bangkit dari tempat tidurnya, dan langsung mengambil botol tersebut. Lalu ia tuang isi botol itu ketangannya dan terlihatlah tumpukan pil putih ditangannya tersebut. Lalu ia pun memasukkan obat-obatan itu kedalam mulutnya. Dan ia langsung meminum air putih, lalu kembali ia masukkan obat yang tersisa kedalam mulutnya lagi. Setelah itu ia pun kembali membaringkan tubuhnya lagi diatas tempat tidurnya.

"Selamat tinggal Mas Azril. Semoga kamu menemukan kebahagiaanmu." ucapnya lalu ia pun memejamkan matanya.

...••┈••✾•◆❀🌸❀◆•✾••┈••...

Jangan lupa berikan dukungannya ya? Dan jangan lupa kasih 👉 🌟🌟🌟🌟🌟 Lima, VOTE, LIKE, Hadiah Serta komentarnya oke 😉 Agar Ramanda bersemangat loh 😉

SYUKRON 🥰🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!