Setelah melakukan perjalanan udara, selama delapan jam. Pesawat yang membawa tubuh Fazril pun mendarat di negara Eropa. Setelah mendarat dengan sempurna, para penumpang pun mulai berturunan satu persatu. Fazril melakukan perjalanan bisnis tersebut, tidak seorang diri. Karena ia memang tak pernah sekalipun berpergian tanpa di temani oleh Asistennya. Seperti saat ini, Asisten tampak kebingungan, karena melihat Bosnya yang tak kunjung bangun dari tidurnya.
"Tumben banget si Bos, nggak bangun-bangun! Biasanyakan dia paling susah tidur kalau dalam perjalanan begini! Kenapa hari ini dia pulas banget ya tidurnya? Sampai-sampai dia nggak tahu kalau pesawatnya sudah mendarat dari tadi," gumam Asistennya Fazri.
"Aduuh! Gimana ini ya? Apa sebaiknya aku bangunkan saja kali ya? Nanti kalau dia ngamuk gimana? Aah, taulah! Sebaiknya Aku bangunin sajalah! Kalau mau marah silahkan saja, marah! Yang penting dia bangun dulu!" gumam Asistennya Fazril. Lalu ia pun mulai menggoyangkan tubuhnya Fazril.
"Bos bangun Bos! Kita sudah sampai sejak tadi Bos!" ujar asistennya Fazril.
Karena merasa tubuhnya, seperti digoyangkan seseorang, membuat mata Fazril langsung terbuka, dan seketika matanya membulat sempurna saat melihat pria dihadapannya.
"Bang Bobby!" sentaknya, ia terlihat begitu terkejut sekali, melihat asistennya yang di panggil Bobby itu. Bobby pun ikut terkejut, tatkala, Bosnya memanggil namanya dengan dibarengin dengan sebutan Bang.
"Eh! Bos Anda baik-baik sajakan? Kenapa Anda terkejut begitu melihat saya?" tanya Bobby, terlihat begitu bingung melihat kelakuan Bosnya yang terlihat agak berbeda itu.
"Eh, kok Anda memanggil saya.." tanya Fazril. Namun belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba seorang pramugari cantik, menghampiri mereka.
"Selamat sore! Maaf saya mengganggu sebentar. Tuan-tuan Pesawat ini sudah mendarat sejak tadi dan sebentar lagi akan membawa para penumpang lagi. Jadi sebaiknya Anda berdua silahkan turun, dari pesawat ini Tuan-tuan," ujar pramugari cantik tersebut dengan sopan.
"Aah.. maaf kami Nona! Baiklah kami akan segera turun," balas Bobby, seraya ia membungkukkan tubuhnya, dengan sopan, "Mari Bos! Sebaiknya kita segera turun!" ajak Bobby, dan hanya dianggukan oleh Fazril. Lalu keduanya pun langsung bergegas turun dari pesawat yang mereka tumpangi tadi.
Biasanya Fazril selalu berjalan paling depan. Tetapi kali ini kebalikannya, membuat Bobby tampak begitu bingung, melihat keanehan yang ditimbulkan oleh Bosnya itu. Bukan hanya Bobby saja yang terlihat kebingungan. Namun ternyata Fazril sendiri pun terlihat begitu kebingungan, saat melihat situasi yang sedang ia hadapi saat ini.
"Sebenarnya apa yang telah terjadi? Kenapa Aku bisa berada didalam pesawat? Seingatku Aku tadi meminum obat tidur yang berlebihan! Karena Aku berharap, aku segera menyusul Ayah dan Bunda! Tapi kenapa aku malah tidak mati?" batin Fazril didalam kebingungannya. Disaat ia masih dalam kebingungannya tiba-tiba Bobby menyentuh dirinya.
"Maaf Bos! Boleh saya permisi dulu? Saya mau ke toilet sebentar ya Bos?" katanya, dengan wajah yang sepertinya ia sedang menahan sesuatu.
"Aah.. iya aku juga mau kesana! Kalau begitu ayo kita kesana sama-sama!" balas Fazril, yang akhirnya ia kembali mengikuti Bobby, menuju ke toilet bandara. Dan disaat ia mendekati pintu toilet, tiba-tiba matanya melihat bayangan dirinya disebuah cermin yang terdapat di dekat pintu masuk toilet tersebut.
"Mas Azril!" sentaknya, saat melihat cermin tersebut. Lalu dengan spontan ia menoleh ke belakang. Dan ternyata tak ada satu orang pun disana, yang ada hanyalah dirinya. Karena memang Bobby sudah lebih dahulu masuk ke dalam toilet.
"Hah?! Apa yang terjadi? Mengapa wajahku berubah menjadi wajah Mas Azril?" gumam Fazril, sambil memegangi wajahnya, "Apakah aku sedang berada di dalam mimpi? Tapi kalau ini mimpi, kenapa terlihat begitu Nyata?" gumamnya lagi, sambil ia mencubit pipinya sendiri.
"AW!!" pekiknya, "Hah? Ternyata ini benar-benar nyata! Apakah artinya roh kami tertukar? Aah.. ya ampun mengapa bisa seperti ini?" gumam Fazril, yang ternyata didalam tubuh Fazril, terdapat rohnya Qanita. Disaat bersamaan..
"Bos Anda kok disini? Bukankah tadi Anda katakan mau ke toilet ya?" tanya Bobby, semakin heran melihat Bosnya itu.
"Eh! Tidak jadi! Sekarang sebaiknya pergi dari sini!" kata Qanita, mengikuti gaya suaminya.
"Baik Bos! Oh iya apakah kita akan langsung ke apartemen dulu? Atau Anda ingin pergi ketempat yang lain dulu Bos?" tanya Bob saraya yang menarik tas koper Fazril.
"kita langsung ke apartemen saja! Dan kamu yang membimbing jalan kali ini karena hari ini aku sangat lelah sekali!" jawab Qanita, yang sepertinya ia mulai beradaptasi dengan tubuh suaminya, agar Asistennya itu tidak berpikir yang macam-macam. Dan yang terpenting ia harus menjaga image sang Suami didepan bawahannya itu.
"Baik Bos! Mari," balas Bobby, dan akhirnya Qanita mengikuti langkah Bobby, hingga mereka sampai di mobil mereka. Setelah berada didalam mobil, disepanjang perjalanan Qanita memilih berpura-pura tidur, agar Bobby tidak curiga dengan ketidak tahuannya ia.
Hingga mobil yang membawa mereka berdua, akhirnya sampai didepan sebuah gedung tinggi. Dan Bobby pun membangunkan Qanita.
"Bos, bangun kita sudah sampai!" katanya dengan begitu berhati-hati sekali. Namun tetap saja, tubuh Fazril tersentak, karena disentuh oleh Bobby.
"Aah..! Sudah sampai? Aah..! Kenapa kepalaku sakit sekali?" keluh Fazril, sambil memegang kepalanya.
"Mau saya bantu Bos?" tanya Bobby, tampak khawatir melihat Bosnya.
"Iya Bob! Tolong antar saya ke Apartemen!" kata Qanita, sambil memasang wajah lemahnya.
"Baik Bos, mari saya antar!" balas Bobby, lalu ia pun memapah tubuh Fazril menuju apartemennya. Setibanya di apartemen, Bobby juga membantu membukakan pintu apartemennya. Setelah itu ia kembali memapah tubuh Fazril ke sebuah sofa yang berada di sana.
"Terima kasih Bob!" ucap Fazril, membuat Bobby sedikit terkejut, karena setahunya Bosnya itu tidak pernah sekalipun mengucapkan terimakasih padanya.
"Eh! Aah.. iya pak sama-sama! Dan sebaiknya Anda secepatnya istirahat Pak, karena besok pagi Anda memiliki jadwal meeting dengan perusahaan xxx Pak!" balas Bobby, sekalian ia mengingatkan jadwal Bosnya itu.
"Oh iya, baiklah! kalau begitu kamu boleh pergi sekarang!" kata Fazril berusaha bersikap tenang.
"Baik Bos! Kalau begitu saya permisi!" balas Bobby. Lalu ia pun langsung bergegas pergi meninggalkan apartemen miliknya Fazril. Dan setelah Bobby tak terlihat lagi, tubuh Fazril langsung bangkit ia tampak begitu tegang..
"Aah! Gimana ini! Aku kebelet pipis! Masa aku lihat itunya Mas Azril sih? Akukan nggak pernah melihatnya!" gerutu rohnya Qanita. Tampak jelas kebingungannya Qanita, yang terlihat ia seakan sedang menahan sesuatu.
"Aah.. tau ah! Ini sudah bisa ditahan lagi!" katanya, sambil ia berlari menuju ke kamar mandinya sampai di kamar mandi ia langsung membuka celananya seperti biasanya ia lakukan. Lalu ia pun langsung duduk di kloset duduknya dan..
"Kyaaaak!! Kok muncrat sih?!" gerutu Qanita, tampak heran, "Aah iya? Punyanya Mas Azrilkan panjang? Kenapa aku melakukan sama seperti yang biasa aku lakukan sih! Aaah..! jadi Pesing dah nih!" gerutunya lagi sambil menepuk jidatnya sendiri.
...••┈••✾•◆❀🌸❀◆•✾••┈••...
Jangan lupa berikan dukungannya ya? Dan jangan lupa kasih 👉 🌟🌟🌟🌟🌟 Lima, VOTE, LIKE, Hadiah Serta komentarnya oke 😉 Agar Ramanda bersemangat loh 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Yane Kemal
Ha ha ha
2023-02-21
1
Dermawaty Sinaga
🤣🤣🤣🤣🤣Ngakakkk tauuuuu
2023-02-16
0
🅰️đ₳ɽ₳
😂😂😂 semburan air mancur yg tidak pada tempatnya
2023-02-10
1