Arabella (Cinta,Air Mata Dan Kepercayaan)

Arabella (Cinta,Air Mata Dan Kepercayaan)

#1 Awal mula

Suasana di toko bunga SUNFLOWER pagi ini terbilang cukup ramai. Toko bunga ini Ara peroleh dari

abangnya sebagai hadiah atas kelulusannya. Meskipun tumbuh dalam keluarga Broken Home ia tidak merasakan kekurangan kasih sayang. Di usianya yang terbilang muda Zayn kakak Ara menjabat sebagai CEO di perusahan Arunika Grup menggantikan posisi papanya.

Saat sedang merangkai bunga, ponsel Ara berbunyi.

“Halo bang.” Jawab Ara sambil meletakkan ponselnya di antara telinga dan pundaknya.

“Dek lagi sibuk tidak?” Tanya Zayn.

“Ara masih merangkai bunga bang. Ada apa bang? Apa abang memerlukan sesuatu?”

“Berkas abang tadi tertinggal di kamar, bisa minta tolong kamu ambilkan lalu antar ke perusahhan.”

“Apa harus sekarang?" Tanya Ara karena ia benar- benar tidak bisa meninggalkan pekerjaanya saat ini.

“Tidak ,tapi jangan lama- lama kalau bisa sebelum jam istirahat sudah kamu antarkan kesini."

Ara merotasikan matanya. "Kalau begitu abang tunggu sebentar Ara lanjutkan merangkai bunga dulu. oke” Tawar Ara.

"Terima kasih dek.”

Setelah menutup telephone, Ara melanjutkan merangkai bunga.

Di tokonya Ara memperkerjakan dua karyawan perempuan Zoya dan Nova, dan satu orang laki-laki yang bertugas untuk mengirim barang bernama Aldi. Jadi selama membuka tokonya Ara hanya berada di belakang layar.

“Zoya, tolong bilang ke Aldi buket bunganya suruh antar ke alamat yang ada di meja mbak ya.”

“Siap mbak.” Saut Zoya.

“Nanti tolong di antar sebelum waktu makan siang.” Ara berkata sambil berjalan keluar toko. Ara bergegas pulang kerumah untuk mengambil berkas kakaknya yang tertinggal dengan menggunakan sepedah metic kesayangannya.

Sesampainya di kantor Zayn banyak karyawan kakaknya yang menyapanya, tapi Ara hanya memberikan sedikit senyumannya sambil mengangguk. Ara berjalan cepat dan langsung menuju ke ruangan Zayn. Tanpa mengetuk pintu Ara langsung masuk ke dalam.

“Abang.” Ada dua pasang mata yang langsung menatap Ara.

“Maaf Ara tidak tau kalau abang masih ada tamu.” ucap Ara pelan setengah berbisik.

Zayn tersenyum memandang adiknya.

”Duduk sini dek.” Ucap Zayn sambil menepuk tempat duduk di sampingnya. Ara pun melangkah menuju tempat duduk di samping Zayn, ia langsung menyodorkan berkas yang tadi ia ambil dari rumah.

“Apa dia adik kamu Zayn?” Tanya orang yang duduk di hadapan Zayn.

“Kenalin om ini Ara adeknya Zayn. Ara kenalin ini om Tirta.” Ara pun maju untuk mencium tangan om Tirta.

“Senang berjumpa dengan om.” sapa Ara sopan.

“Ara, om Tirta ini yang akan bekerja sama dengan abang untuk proyek pembangunan hotel kita yang ada di Semarang.” sambung Zayn.

Ara yang tidak tau menau dengan perusahaan Zayn hanya terdiam dan sesekali menanggapinya dengan senyuman. Ara benar-benar tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan oleh abang dan om Tirta, jadi Ara memutuskan untuk kembali ke toko saja.

“Bang kalau sudah tidak membutuhkan bantuan lagi Ara pamit ya mau balik ke toko dulu. Nggak enak kalau di tinggal lama-lama” bisik Ara.

“Ya sudah, hati-hati dek. Terima kasih ya.” Tak lupa Ara mencium tangan abangnya dan juga om Tirta.

“Ara pamit dulu om.”

“Hati-hati di jalan ya nak.” Ara hanya menjawab dengan anggukkan saja.

Ara pun pergi meninggalkan kantor kakaknya dan kembali ke toko bunga miliknya.

“Maafin adik Zayn ya om kalau sifatnya sedikit kurang sopan.” ucar Zayn sepeninggalan Ara.

“Tidak papa Zayn. Ara benar- benar tumbuh menjadi perempuan yang manis.” jawab om Tirta sembari tersenyum. "Apa Ara memang sependiam ini?" Tanya Tirta penasaran.

“Setelah kejadian waktu itu Ara benar-benar berubah menjadi sosok yang tertutup pada dunia luar. Padahal dulu om tau sendiri Ara adalah anak yang ceria dan sangat mudah bergaul.” Jawab Zayn sambil mengingat kembali masa kecil Ara.

“Kamu hanya harus lebih bersabar Zayn.” Tirta menepuk pundak Zayn. Ia merasa Prihatin dengan keluarga David.

Sebenarnya Tirta adalah sahabat semasa kuliah David ayah dari Zayn dan Ara. Tirta sendiri tidak menyangka bahwa David berselingkuh di belakang Mia. Dia sangat menyayangkan akan sikap sahabatnya. Padahal selama ini David di kenal sebagai sosok yang sayang akan keluarga.

“Zayn hanya berharap yang terbaik untuk Ara, dan semoga suatu saat Ara bertemu dengan seseorang yang bisa mengembalikan keceriaan Ara seperti dulu.” ucap Zayn sendu. Tirta tersenyum mendengarkan ucapan Zayn.

”Oh ya tadi Ara bilang akan kembali ke toko. Apa Ara bekerja?"

“Ya, itu toko bunga milik Ara om.”

“Toko bunga?”

“Iya om, tokonya tidak jauh dari rumah Zayn."

"Zayn sengaja membukakan Ara toko bunga karena Zayn berharap dengan mengurus toko dia bisa melupakan keinginannya untuk melanjutkan studynya di luar negri.” Lanjutnya.

“Jadi toko bunga SUN FLOWER itu milik Ara.”

“Bagaimana om tau kalau nama tokonya SUN FLOWER??” tanya Zayn.

“Bagaimana mungkin om tidak tau, toko bunga di daerah rumah mu kan hanya 1. Bukan hanya itu saja istri om juga pelanggan tetap di toko itu. Tapi ngomong-ngomong kenapa om tidak pernah bertemu Ara?” Tanya Tirta penasaran karena selama mengantar istrinya ia tidak pernah sekalipun bertemu dengan Ara.

“Kan tadi Zayn sudah bilang Ara itu anaknya tertutup, jadi dia lebih suka bekerja di bagian merangkai bunga saja. Oh ya Om, ngomong- ngomong bagaimana kabar El?”

“El baik-baik saja. Sekarang El sedang fokus mengurus perusahaan om yang ada di Dubai. Saking fokusnya anak itu sampai melupakan om dan tante. Jika tidak ada alasan lagi dari El mungkin 1 minggu lagi dia akan pulang ke Indonesia” Ujar Tirta tersenyum saat menceritakan anak semata wayangnya.

"Maksud om?"

"Setiap kali om suruh pulang El selalu saja banyak alasan." Senyuman Tirta sedikit pudar.

“Seharusnya om bersyukur dong sekarang El sudah benar-benar berubah.” ujar Zayn sambil tertawa.

“Om dan tante ini sudah tua Zayn sudah saatnya untuk menimang cucu. Ngomong-ngomong apa Ara sudah mempunyai kekasih?”

Zayn tertawa mendengar pertanyaan dari tirta.

“Kenapa kamu tertawa Zayn?”

“Maaf karena Zayn tidak sopan om. Apakah menurut om dengan sifat Ara yang seperti itu akan ada lelaki yang mau dengannya? Bahkan ada yang berani untuk mendekati Ara saja Zayn tidak yakin.” ucap Zayn. Ia kembali tersenyum saat membayangkan bagaimana jika Ara benar- benar memiliki seorang kekasih.

Tirta tertawa mendengar jawaban dari Zayn.

“Memang kenapa om bertanya tentang kekasih Ara?” Tanya Zayn penasaran.

“Zayn bagaimana kalau om berniat melamar Ara untuk El?” Tanya Tirta sedikit ragu.

Zayn pun langsung terdiam mendengar ucapan Tirta.

“Zayn tidak berani mengambil keputusan ini sendiri om. Zayn harus bertanya dulu kepada mama dan Ara sendiri.” Jawab Zayn. Ia memandang Tirta dengan bimbang.

“Tapi bagaimana dengan El sendiri om?” Lanjut Zayn.

“Kalau soal El serahkan saja pada om dan tante.”

“Nanti coba Zayn bilang ke mama dulu ya om.”

“Baiklah kalo begitu om pamit dulu. Sampai ketemu minggu depan.”

“Semoga kerja sama kita berjalan lancar ya om.”

Zayn pun mengantarkan om Tirta sampai depan pintu.

Setelah kepergian Tirta, Zayn kembali memikirkan tentang niat Tirta untuk melamar Ara.

"hmm." Zayn menghela nafas. Bagaimana cara dia memberi tahu mama dan adiknya. Setelah memikirkan cukup lama akhirnya Zayn memutuskan akan mencoba berbicara dulu dengan mamanya.

Apapun keputusannya nanti Zayn benar-benar berharap yang terbaik untuk Ara. Ia tidak ingin terburu- buru dalam mengambil keputusan untuk masa depan adik kesayangannya itu.

.

.

.

"Apa Aldi sudah kembali." Tanya Ara kepada Nova.

"Belum mbak, mungkin sebentar lagi. Memangnya kenapa?"

"Tidak ada apa- apa. Apa kalian sudah makan siang?" Tanya Ara.

"Belum mbak. Tadi keadaan toko lumayan ramai."

"Ini mbak bawa makanan untuk kalian. Tapi tunggu Aldi kembali dulu ya, nggak papa kan?"

"Nggak papa. Terima kasih ya mbak." Ucap Manda sambil mengambil makanan yang di bawa Ara.

"Mbak ." Sapa Aldi.

"Kamu sudah selesai mengirim buketnya?"

"Sudah mbak, tapi yang ada di Alamat ini memesan lagi bunga yang sama untuk nanti sore apa bisa?" tanyanya sambil menunjukkan alamat yang di maksud.

"Tentu saja bisa." Ucap Ara bersemangat. "Kamu istirahat dulu, nanti setelah selesai makan kamu bisa konfirmasi lagi jam berapa buket itu ingin dikirim." Lanjutnya.

"Siap mbak. Aldi ke belakang dulu ya." Pamit Aldi.

Setelah kepergian Aldi, Ara pun pergi menuju ruangannya.

Episodes
1 #1 Awal mula
2 #2 Ara
3 #3 Kepulangan El
4 #4 Perjodohan
5 #5 Aira
6 #6 Pertemuan Keluarga
7 #7 Fitting
8 #8 Hari Pernikahan
9 #9 Telefon
10 #10 Ciuman Pertama
11 #11 Kembali Bekerja
12 #12 Menjemput Nayla
13 #13 Kedatangan Nayla
14 #14 Makan Siang
15 #15 Lembur
16 #16 Lagi-lagi Nayla
17 #17 Tamparan
18 #18 CCTV
19 #19 Kecewa
20 #20 Manja
21 #22 Kunjungan
22 #22 Hak
23 #23 Parasit
24 #24 Merajuk
25 #25 Thailand
26 #26 Menyusul
27 #27 Kesempatan
28 #28 Dia Istriku
29 #29 Wannjai Cafe
30 #30 Kecemburuan Ara
31 #31 Tersinggung
32 #32 Bianglala
33 #33 Manja
34 #34 Pulang
35 # 35 Berkunjung
36 #36 Bunga Matahari
37 #37 Reuni
38 #38 Cinta pertama
39 #39 Rumah pohon
40 #40 Penjelasan
41 #41 Surat
42 #42 Freeya
43 #43 Ketakutan Ara
44 #44 Kepergian David
45 #45 Keterpurukkan Ara
46 #46 Semakin Menjauh
47 #47 Pergi
48 #48 Hamil
49 #49 Kecelakaan
50 #50 Janji
51 #51 Protektif
52 #52 Kuliah
53 #53 Marah
54 #54 Maaf
55 #55 Kunjungan
56 #56 Malam terakhir
57 #57 Hampir saja
58 #58 Kesedihan
59 #59 kegalauan Ara
60 #60 Mulai nyidam
61 #61 kostum beruang
62 #62 Curiga
63 #63 marah
64 #64 Berubah
65 #65 Kekecewaan Ara
66 #66 Flash Back
67 #67 Tanpa pamit
68 #68 Pencarian
69 #69 Kemarahan El
70 #70 Rumah Sakit
71 #71 Kekecewaan Zayn
72 #72 Isi Hati Ara
73 #73 Hampir Saja
74 #74 Arabella
75 #75 Tumbang
76 #76 Keterpurukkan El
77 #77 Bimbang
78 #78 Rindu
79 #79 keputusan Ara
80 #80 Penyesalan Ara
81 #81 Ciuman
82 #82 Cemburu
83 # 83 Kepulangan El
84 #84 Sakit
85 #85 Kelelahan
86 #86 Merajuk
87 #87 Baikan
88 #88 Lapar
89 #89 Keluhan Ara
90 #90 Kedatangan Jenni
91 #91 Menggemaskan
92 #92 Bentakan
93 #93 Masih merajuk
94 #94 Gemas
95 #95 Kecelakaan
96 #96 KOMA
97 #97 Kenzie dan Khanza
98 #98 haruskah menyerah?
99 #99 Kembali
100 #100 LAST
Episodes

Updated 100 Episodes

1
#1 Awal mula
2
#2 Ara
3
#3 Kepulangan El
4
#4 Perjodohan
5
#5 Aira
6
#6 Pertemuan Keluarga
7
#7 Fitting
8
#8 Hari Pernikahan
9
#9 Telefon
10
#10 Ciuman Pertama
11
#11 Kembali Bekerja
12
#12 Menjemput Nayla
13
#13 Kedatangan Nayla
14
#14 Makan Siang
15
#15 Lembur
16
#16 Lagi-lagi Nayla
17
#17 Tamparan
18
#18 CCTV
19
#19 Kecewa
20
#20 Manja
21
#22 Kunjungan
22
#22 Hak
23
#23 Parasit
24
#24 Merajuk
25
#25 Thailand
26
#26 Menyusul
27
#27 Kesempatan
28
#28 Dia Istriku
29
#29 Wannjai Cafe
30
#30 Kecemburuan Ara
31
#31 Tersinggung
32
#32 Bianglala
33
#33 Manja
34
#34 Pulang
35
# 35 Berkunjung
36
#36 Bunga Matahari
37
#37 Reuni
38
#38 Cinta pertama
39
#39 Rumah pohon
40
#40 Penjelasan
41
#41 Surat
42
#42 Freeya
43
#43 Ketakutan Ara
44
#44 Kepergian David
45
#45 Keterpurukkan Ara
46
#46 Semakin Menjauh
47
#47 Pergi
48
#48 Hamil
49
#49 Kecelakaan
50
#50 Janji
51
#51 Protektif
52
#52 Kuliah
53
#53 Marah
54
#54 Maaf
55
#55 Kunjungan
56
#56 Malam terakhir
57
#57 Hampir saja
58
#58 Kesedihan
59
#59 kegalauan Ara
60
#60 Mulai nyidam
61
#61 kostum beruang
62
#62 Curiga
63
#63 marah
64
#64 Berubah
65
#65 Kekecewaan Ara
66
#66 Flash Back
67
#67 Tanpa pamit
68
#68 Pencarian
69
#69 Kemarahan El
70
#70 Rumah Sakit
71
#71 Kekecewaan Zayn
72
#72 Isi Hati Ara
73
#73 Hampir Saja
74
#74 Arabella
75
#75 Tumbang
76
#76 Keterpurukkan El
77
#77 Bimbang
78
#78 Rindu
79
#79 keputusan Ara
80
#80 Penyesalan Ara
81
#81 Ciuman
82
#82 Cemburu
83
# 83 Kepulangan El
84
#84 Sakit
85
#85 Kelelahan
86
#86 Merajuk
87
#87 Baikan
88
#88 Lapar
89
#89 Keluhan Ara
90
#90 Kedatangan Jenni
91
#91 Menggemaskan
92
#92 Bentakan
93
#93 Masih merajuk
94
#94 Gemas
95
#95 Kecelakaan
96
#96 KOMA
97
#97 Kenzie dan Khanza
98
#98 haruskah menyerah?
99
#99 Kembali
100
#100 LAST

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!