#4 Perjodohan

Ning nong ning nong

“Selamat pagi tante.” sapa Nova dengan ramah.

“Pagi Nova. Tante pesan buket bunga seperti biasanya ya.” ucap Valen.

“Siap tante.”

“Aranya ada nggak Nov.” Tanya Valen saat tidak melihat keberadaan Ara.

Nova tersenyum, Ia haval betul dengan sifat pelanggannya yang satu ini. “Mbak Ara ada di ruangannya tan,” Jawabnya sambil menunjuk ke arah ruangan Ara.

Di ruangan Ara.

“Selamat pagi sayang.” sapa Valen tanpa mengetuk pintu.

Ara tersenyum melihat kehadiran Valen. “Pagi juga tante.Tumben hari ini tante datang kesini pagi.” Tanya Ara heran karena biasanya Valen selalu datang saat jam makan siang. Dan selalu mengajak Ara untuk makan bersamanya.

Valen menghampiri Ara. “Tante kangen sama kamu sayang.” ucap Valen sambil memeluk Ara. Valen memang akrap dengan Ara. “Kamu sudah makan sayang.” Tanya Valen tanpa melepas pelukkannya.

“Sudah tante.” Jawab Ara sambil membalas pelukan Valen.

“Sayang banget tante tadi sengaja kesini ingin mengajak kamu untuk makan bersama tante. Tante ingin kamu berkenalan dengan anak tante. Dia kemarin baru saja datang dari Dubai.” Terang Valen.

Ara tersenyum. "Lain kali saja ya tante."

“Ya sudah tidak papa tapi lain kali harus mau ya.” jawab Valen meski ia merasa sedikit kecewa.

"Iya tante." Jawabnya sambil tersenyum.

Setelah mengantar kepergian Valen, Ara kembali ke ruangannya. Ia harus segera

menyelesaikan pesanan buket bunganya.

.

.

Beberapa hari kemudian.

TOK TOK TOK

“Masuk."

“Mbak ini daftar pesanan bungan untuk 3 hari kedepan." ucap Zoya sambil menyerahkan daftar tersebut.

"Kamu tempelkan saja di sana." Ara menunjuk dinding tempat mereka biasa menempelkan daftar pesanan.

Setelah menempelkan sesuai perintah Ara. Zoya berjalan mendekati Ara. "Zoya boleh bertanya ga?” tanya Zoya ragu-ragu.

“Ada apa?”

“Zoya perhatiin akhir-akhir ini mbak sering melamun. Apa mbak Ara ada masalah?? Maaf kalo Zoya

lancang.”

Ara terdiam. Sejujurnya Ara memang masih memikirkan percakan yang terjadi antara dirinya, abang dan mamanya malam itu.

“Zoya mbak ingin bertanya kepadamu, apa pendapat kamu tentang pernikahan ?” Tanya Ara dengan menampilkan wajah yang serius.

“Pernikahan?" Ulang Zoya sambil menyatukan kedua alisnya. "Kenapa mbak menanyakan tentang pernikahan? Apa mbak Ara mau menikah?” Zoya tidak menyangka jika Ara akan bertanya tentang penikahan kepada dirinya.

“Bukan begitu.” Ara menarik nafasnya. "Tidak bisakah kamu menjawab pertanyaan mbak tanpa harus kembali bertanya?" Protes Ara.

Zoya bingung harus menjawab apa. “Mbak hanya ingin tahuu saja apa pendapat kamu tentang sebuah pernikahan.”

“Wah kalau itu aku juga tidak tahu mbak, yang pasti bagi Zoya pernikahan bukan hanya sekedar

menemukan pasangan yang tepat. Tapi bagaimana kita berusaha untuk menjadi orang

yang tepat untuknya. Pernikahan itu kalau bisa sekali seumur hidup.” ucapnya.

“yaa kalau untuk itu mbak juga tau. Mana ada wanita yang ingin menikah berkali-kali.”

Tanpa mereka berdua sadari Zayn ada di depan pintu ruangan Ara. Ia mendengar percakapan antara Ara dan Zoya.

"Apa selama ini Ara masih memikirkan tentang percakapan malam itu." batin Zayn.

Zoya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.“Ya sudah mbak, Zoya ijin kedepan dulu bantuin Nova jaga toko.”

Ara hanya mengangguk. Saat Zoya berbalik arah, ia dikejutkan dengan kehadiran Zayn. Zayn

mengkode agar zoya diam.  Setelah kepergian Zoya, Ara kembali melamun dan tidak menyadari kehadiran Zayn.

“Heem, Kenapa melamun dek?” Ara yang kaget pun langsung menoleh.

“Abang.” Ara berdiri dan langsung berlari memeluk Zayn.

“Ara kangen abang.” Ucap Ara dengan nada manja.

Zayn tersenyum. “Kemarin di telephone katanya ga bakalan kangen.” ledek zayn.

“Katanya masih lama?” rengek Ara tanpa menghiraukan perkataan Zayn.

 Zayn mengusap kepala Ara dengan sayang. “Mana tega abang meninggalkan kamu lama-lama. Abang sengaja langsung kesini pengen ajak kamu untuk pulang bareng. Sekalian ada yang pengen abang omongin”

"Ara selesaikan buketnya dulu ya. Atau abang pulang dulu nanti Ara menyusul. Lagian Ara tadi bawa kendaraan sendiri.”

“Tidak, kamu bareng abang, Sepedahmu di tinggal saja.”

“Ya sudah, Apa abang mau membantu Ara?"

"Tentu saja."

Setelah selesai dengan buketnya ia segera berpamitan pada Zoya dan Nova. Ara langsung keluar menuju mobil Zayn. Mereka pun bergegas pulang ke rumah.

.

.

“Ma, Zayn pulang.” Teriak Zayn saat memasuki rumah.

Mia segera keluar dari dapur saat mendengar teriakkan anak lelakinya. “Katanya 1 minggu?”

“Ih mama kenapa begitu sih reaksinya. Mama ga suka ya kalau abang cepet pulangnya.” Kata Ara sambil memajukan bibirnya.

Mia mencubit pelan pipi Ara. “Dasar kamu itu mana ada orang tua yang tidak suka jika anaknya kumpul di rumah semua.” jawab Mia. “Terus bagaimana dengan proyeknya?” Tanya Mia kepada Zayn.

“Berkat do'a mama proyeknya lancar, bahkan terlalu lancar mangkanya Zayn cepet balik.”

Ara memandang Zayn dengan rasa penasaran. “Abang tadi katanya ada yang pengen di omongin sama Ara.”

“Ia sebentar ya, abang mandi dulu.” ucap Zayn. Sebenarnya ia hanya ingin mengalihkan diri dari pertanyaan Ara. Gugup. Tentu saja, ada perasaan takut juga. Bagaimana kalau nanti Ara marah. Dengan perasaan kecewa. “Jangan lama-lama bang, Nanti Ara ketiduran lagi.” ucapnya dengan nada manja.

Sambil menunggu Zayn Ara pun memilih berjalan kedapur untuk membantu mamanya menyiapkan makan.

Setelah mandi dan beristirahat sebentar, Zayn pun turun menghampiri Ara dan mamanya.

“Makan dulu yuk bang nanti baru ngobrolnya.” Ajak Mia saat melihat Zayn berjalan mendekat.

“Iya ma.” Mia memandang Zayn. Tatapan itu seolah- olah ingin memastikan apa Zayn akan membicarakan perihal lamaran yang di ajukan oleh Tirta. Zayn menganggukkan kepalanya.

Mereka pun makan malam bersama. Setelah selesai Makan Ara dan Zayn pun pindah ke ruang keluarga. Entah kenapa feeling Ara kali ini benar-benar tidak enak.

Cukup lama terdiam. “Dek kamu inget ga waktu abang sama mama membahas pernikahan?” Tanya Zayn sambil menoleh menatap Ara yang kebetulan duduk di sebelahnya.

Ara membalas menatap Zayn. “Inget, kenapa? abang mau menikah?” Tanya Ara ragu- ragu.

“Bukan abang dek tetapi kamu.” Ucap Zayn pelan.

Zayn menatap Ara yang terdiam. Untuk pertama kalinya Zayn sulit menebak ekspresi sang adik.

“Sebenarnya waktu itu ada yang sudah melamar kamu. Tapi abang izin dulu ke bunda.” Terang Zayn saat tidak mendengar jawaban Ara.

“Lalu?” jawab Ara lirih.

“Kemarin abang di tanya lagi perihal lamaran itu." Zayn meraih tangan sang adik kesayangannya. "Ara kan sudah dewasa. Abang pikir ini sudah waktunya untuk Ara berumah tangga.” Ara kembali terdiam mendengar ucapan kakaknya.

“Jadi abang menerima lamaran itu." Zayn berbohong. " Abang juga berharap kamu mau menerima lamaran itu.” Lanjut Zayn.

Deg!!!

Ara benar-benar tidak menyangka bahwa abang yang selama ini ia percayai akan mengambil keputusan untuk masa depannya tanpa meminta pendapat Ara. Untuk menolak pun Ara tidak akan berani. Ara terlalu takut untuk membuat abangnya kecewa. Bagaimana pun selama ini abangnya lah yang selalu banting tulang untuk menghidupi ia dan mamanya..

“Ara” Pangil Zayn pelan. “Ara”. panggail Zayn lagi, Ara hanya menatap Zayn dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

“Bagaimana, apakah kamu setuju??” tanya Zayn meminta jawaban Ara. Ara kembali menunduk sambil merenung memikirkan nasibnya. Ia bahkan tidak tau laki-laki seperti apa yang akan di jodohkan dengannya.

“Kalau kamu keberatan abang akan membatalkan perjodohan ini, Abang tidak ingin kamu nanti menyesal gara-gara keputusan yang sudah abang buat sayang.” lanjut Zayn.

Ara menatap Zayn sambil menghembuskan nafas panjang.

"Izin kan Ara untuk bertemu dulu dengan orang yang akan di jodoh kan dengan Ara." Jawabnya. "Ara akan mengambil keputusan menerima atau tidaknya lamaran ini setelah bertemu dengannya ." Putus Ara.

“Sebenarnya dari pihak laki-laki sudah mengajak untuk segera bertemu, mereka ingin bertemu lagi dengan mu di hari Sabtu ini.” Ara mengeritkan keningnya. ”Bertemu lagi??” Tanyanya sedikit terkejut.

“Ya bertemu lagi. Apa kamu ingat dengan om Tirta? Dulu kamu bertemu saat mengantar berkas

abang yang tertinggal di rumah.” Zayn menjelaskan. “Semua keputusan abang serahkan ke kamu.Jika setelah pertemuan ini kamu merasa tidak cocok abang akan langsung membatalkan perjodohan ini.” lanjut Zayn..

“Baiklah bang, Ara ijin ke kamar dulu ingin istirahat.” Pamit ara.

Sebelum Ara beranjak pergi bang Zayn menahan Ara lalu ia mencium kening adik kesayangannya..

“Dek, Abang hanya ingin yang terbaik untuk kamu.” ucapnya lembut.

“Ara tau bang, Ara juga sayang abang.” jawab Ara sambil memeluk Zayn sebentar lalu ia berlalu pergi.

Mia yang selama percakapan tadi hanya diam akhirnya bertanya. “Abang, apa abang benar- benar yakin dengan perjodohan ini?” tanyanya.

“Abang yakin ma, El pasti bisa menjadi sosok suami yang bertanggung jawab untuk Ara.” jawab Zayn pasti.

“Kalo setelah pertemuan nanti Ara menolak perjodohan ini, apa kamu akan benar-benar membatalkannya??”

Zayn terdiam sejenak.”Kalau itu kemauan Ara Zayn pasti akan membatalkannya ma. Setelah kepergian ayah, Zayn tidak ingin melihat Ara terluka lagi. Toh kita sudah mengenal keluarga om tirta.”

“Tapi yang bunda takutkan kalau Ara ingat kalau tirta adalah sahabat ayahmu. Sedangkan kamu

tau sendiri Ara benci apapun yang berhubungan papamu.”

“Semoga saja tidak ma. Sudah mama istirahat saja. Biar masalah ini Zayn saja yang urus.”

.

.

Episodes
1 #1 Awal mula
2 #2 Ara
3 #3 Kepulangan El
4 #4 Perjodohan
5 #5 Aira
6 #6 Pertemuan Keluarga
7 #7 Fitting
8 #8 Hari Pernikahan
9 #9 Telefon
10 #10 Ciuman Pertama
11 #11 Kembali Bekerja
12 #12 Menjemput Nayla
13 #13 Kedatangan Nayla
14 #14 Makan Siang
15 #15 Lembur
16 #16 Lagi-lagi Nayla
17 #17 Tamparan
18 #18 CCTV
19 #19 Kecewa
20 #20 Manja
21 #22 Kunjungan
22 #22 Hak
23 #23 Parasit
24 #24 Merajuk
25 #25 Thailand
26 #26 Menyusul
27 #27 Kesempatan
28 #28 Dia Istriku
29 #29 Wannjai Cafe
30 #30 Kecemburuan Ara
31 #31 Tersinggung
32 #32 Bianglala
33 #33 Manja
34 #34 Pulang
35 # 35 Berkunjung
36 #36 Bunga Matahari
37 #37 Reuni
38 #38 Cinta pertama
39 #39 Rumah pohon
40 #40 Penjelasan
41 #41 Surat
42 #42 Freeya
43 #43 Ketakutan Ara
44 #44 Kepergian David
45 #45 Keterpurukkan Ara
46 #46 Semakin Menjauh
47 #47 Pergi
48 #48 Hamil
49 #49 Kecelakaan
50 #50 Janji
51 #51 Protektif
52 #52 Kuliah
53 #53 Marah
54 #54 Maaf
55 #55 Kunjungan
56 #56 Malam terakhir
57 #57 Hampir saja
58 #58 Kesedihan
59 #59 kegalauan Ara
60 #60 Mulai nyidam
61 #61 kostum beruang
62 #62 Curiga
63 #63 marah
64 #64 Berubah
65 #65 Kekecewaan Ara
66 #66 Flash Back
67 #67 Tanpa pamit
68 #68 Pencarian
69 #69 Kemarahan El
70 #70 Rumah Sakit
71 #71 Kekecewaan Zayn
72 #72 Isi Hati Ara
73 #73 Hampir Saja
74 #74 Arabella
75 #75 Tumbang
76 #76 Keterpurukkan El
77 #77 Bimbang
78 #78 Rindu
79 #79 keputusan Ara
80 #80 Penyesalan Ara
81 #81 Ciuman
82 #82 Cemburu
83 # 83 Kepulangan El
84 #84 Sakit
85 #85 Kelelahan
86 #86 Merajuk
87 #87 Baikan
88 #88 Lapar
89 #89 Keluhan Ara
90 #90 Kedatangan Jenni
91 #91 Menggemaskan
92 #92 Bentakan
93 #93 Masih merajuk
94 #94 Gemas
95 #95 Kecelakaan
96 #96 KOMA
97 #97 Kenzie dan Khanza
98 #98 haruskah menyerah?
99 #99 Kembali
100 #100 LAST
Episodes

Updated 100 Episodes

1
#1 Awal mula
2
#2 Ara
3
#3 Kepulangan El
4
#4 Perjodohan
5
#5 Aira
6
#6 Pertemuan Keluarga
7
#7 Fitting
8
#8 Hari Pernikahan
9
#9 Telefon
10
#10 Ciuman Pertama
11
#11 Kembali Bekerja
12
#12 Menjemput Nayla
13
#13 Kedatangan Nayla
14
#14 Makan Siang
15
#15 Lembur
16
#16 Lagi-lagi Nayla
17
#17 Tamparan
18
#18 CCTV
19
#19 Kecewa
20
#20 Manja
21
#22 Kunjungan
22
#22 Hak
23
#23 Parasit
24
#24 Merajuk
25
#25 Thailand
26
#26 Menyusul
27
#27 Kesempatan
28
#28 Dia Istriku
29
#29 Wannjai Cafe
30
#30 Kecemburuan Ara
31
#31 Tersinggung
32
#32 Bianglala
33
#33 Manja
34
#34 Pulang
35
# 35 Berkunjung
36
#36 Bunga Matahari
37
#37 Reuni
38
#38 Cinta pertama
39
#39 Rumah pohon
40
#40 Penjelasan
41
#41 Surat
42
#42 Freeya
43
#43 Ketakutan Ara
44
#44 Kepergian David
45
#45 Keterpurukkan Ara
46
#46 Semakin Menjauh
47
#47 Pergi
48
#48 Hamil
49
#49 Kecelakaan
50
#50 Janji
51
#51 Protektif
52
#52 Kuliah
53
#53 Marah
54
#54 Maaf
55
#55 Kunjungan
56
#56 Malam terakhir
57
#57 Hampir saja
58
#58 Kesedihan
59
#59 kegalauan Ara
60
#60 Mulai nyidam
61
#61 kostum beruang
62
#62 Curiga
63
#63 marah
64
#64 Berubah
65
#65 Kekecewaan Ara
66
#66 Flash Back
67
#67 Tanpa pamit
68
#68 Pencarian
69
#69 Kemarahan El
70
#70 Rumah Sakit
71
#71 Kekecewaan Zayn
72
#72 Isi Hati Ara
73
#73 Hampir Saja
74
#74 Arabella
75
#75 Tumbang
76
#76 Keterpurukkan El
77
#77 Bimbang
78
#78 Rindu
79
#79 keputusan Ara
80
#80 Penyesalan Ara
81
#81 Ciuman
82
#82 Cemburu
83
# 83 Kepulangan El
84
#84 Sakit
85
#85 Kelelahan
86
#86 Merajuk
87
#87 Baikan
88
#88 Lapar
89
#89 Keluhan Ara
90
#90 Kedatangan Jenni
91
#91 Menggemaskan
92
#92 Bentakan
93
#93 Masih merajuk
94
#94 Gemas
95
#95 Kecelakaan
96
#96 KOMA
97
#97 Kenzie dan Khanza
98
#98 haruskah menyerah?
99
#99 Kembali
100
#100 LAST

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!