Tertatih Mencintaimu
Seorang wanita tengah asik mengendarai mobilnya di tengah keramaian kota Hamburg sore itu. Ia baru saja pulang dari kafe, tempatnya melamar kerja.
Rencananya ia pun akan kuliah sambil bekerja paruh waktu. Tuntutan hidup di kota kosmopolitan sangatlah tidak murah dan juga tidak mudah.
Hal itu dikarenakan dirinya berada jauh dari kedua orang tua. Akan tetapi, dalam satu kota yang sama, ia masih memiliki sepupu yang juga belajar di kampus yang sama.
Musik di dalam mobilnya mengalun cukup keras membuat ia pun ikut bernyanyi. Ssst! Tanpa ada yang tahu, dia sedang galau.
"Because of you. I'm affraid ... "
Itulah sepenggal lirik yang menurutnya pas sekali dengan keadaannya saat itu. Sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Kelly Clarkson dengan judul Because Of You, mampu membuatnya puas berteriak, meluapkan segenap perasaan yang terasa tak nyaman di dalam hatinya.
Meskipun suaranya tidak seindah penyanyi aslinya, tapi penjiwaannya cukup dapat kok. Ah, dia terlalu mendalami rasa yang sedang dinikmatinya saat itu.
Ketika sedang asik bernyanyi, getaran ponsel yang berada di atas dashboard membuat fokus menyetirnya pun teralihkan. Wanita itu melirik ke layar yang tengah menyala itu, lalu tangannya memutar knop berbentuk bulat untuk mengecilkan volume musik tersebut.
"Mama? Ada apa ya meneleponku?" gumamnya. Dia meraih ponselnya dan menggeser ikon warna hijau lalu menempelkannya di telinga sebelah kiri. Kecepatan mobil pun perlahan ia kurangi.
"Hallo Mama? Ada apa?" Matanya kembali menatap ke arah depan.
"Hyuna, kapan kamu pulang ke Inggris? Mama dan papa sudah kangen loh sama kamu." Terdengar kekhawatiran pada suara wanita yang ada di seberang telepon.
"Hmm ... " Matanya ditutup sebelah seraya berpikir. Padahal baru seminggu ia berada di kota itu. Mungkin karena ia anak bungsu, jadi terasa sepi karena tidak ada dirinya. "Hyuna belum tahu, Ma. Sebentar lagi kuliah akan dimulai. Masa iya harus ke Inggris sekarang? Lagi pula Hyuna masih betah di sini. Apalagi apartemen yang papa belikan nyaman sekali."
Keputusan wanita yang bernama Hyuna itu, memang sudah bulat. Berada di kota bebas seperti Hamburg, sudah menjadi incarannya sejak lama.
Kedua orang tuanya bahkan rela merogoh kocek yang lumayan besar, serta hampir menghabiskan separuh tabungan mereka untuk mewujudkan keinginannya membeli apartemen di pusat kota tersebut.
Kemudian des ahan napas panjang pun terdengar di telinga Hyuna. Mama-nya merasa kecewa. "Kamu itu anak bungsu kami, seharusnya ada disini bersama kami. Kenapa sih kamu malah inginnya jauh dari kami? Kalau begini, Mama tidak mengizinkanmu dari awal," gerutu wanita itu.
Mendengar celotehan Mama-nya, membuat Hyuna sulit untuk berkilah lagi. "Ma, Hyuna janji akan mengunjungi Mama dan papa di Inggris kalau liburan semester telah tiba," bujuknya supaya Mama-nya itu tidak terus memintanya untuk pulang.
"Ya sudah ... " Hyuna merasa lega akhirnya bujukannya itu berhasil. "Kamu lagi dimana? Kedengarannya sedang dijalan," tanya Mama-nya.
"Iya, Ma .... " Tiba-tiba seorang pria berlari begitu saja di depan mobilnya, membuat Hyuna seketika mendorong rem mobilnya secara mendadak untuk menghindari orang tersebut supaya tidak tertabrak olehnya.
"Aduh!" Hyuna sedikit terhempaskan ke depan. Ponselnya pun terjatuh tepat di samping pegal gas mobil. Hyuna berusaha mengambilnya sambil menggerutu. "Menyebalkan sekali itu orang! Apa tidak melihat ada mobil mau lewat?Main seenaknya sendiri saja kalau menyebrang!"
Mobil pun berjalan semakin lambat. Karena ponselnya cukup sulit untuk diraih olehnya, sesekali Hyuna menunduk untuk memastikan keberadaan ponsel tersebut.
Saat itu Hyuna tengah berada diperempatan jalan. Dari arahnya lampu berwarna merah tiba-tiba menyala. Otomatis pengendara yang berada di belakang Hyuna pun berhenti tepat di belakang garis pembatas.
Namun karena masih dalam keadaan menunduk, Hyuna tidak memperhatikan rambu lalu lintas tersebut. Alhasil mobil yang dikendarainya terus berjalan.
Hingga saat Hyuna berhasil mengambil ponselnya, sambungan telepon pun masih terhubung dengan Mama-nya. "Hallo, Ma?" Hyuna memastikan lagi.
Tak di sangka dari arah sisi kanan mobil, sebuah truk melaju sangat kencang. Sebab memang dari arah tersebut lampu berwarna hijau sedang menyala.
Rupanya Hyuna tidak menyadari kalau dirinya menerobos lampu lalu lintas. Ditengah tertibnya perempatan jalan, sopir truk yang juga merasa terkejut sampai membunyikan klaksonnya berkali-kali supaya Hyuna pergi dari hadapannya.
Sopir itu bahkan sudah menekan rem dari jarak dua meter. Namun karena kecepatannya cukup tinggi, membuat mobilnya sulit dikendalikan.
Hyuna pun menoleh dan terkejut bukan main. Dia terlanjur panik sampai ... "Aaaaaaaaaaaaaaaa!"
*BRAK!!
*SREEEET, NYIIIIIIT, DUG!!!!
Tabrakan pun tak dapat terhindarkan olehnya. Alhasil truk mendorong mobil yang dikendarai Hyuna hingga ringsek tak berbentuk pada sisi kanan dan juga menabrak sebuah pembatas jalan.
Sopir truk masih selamat dan dalam keadaan sadar. Selain itu hanya bagian bemper depan mobil yang penyok bahkan lampunya pun pada pecah.
Sementara Hyuna tak sadarkan diri dengan darah yang mulai bercucuran dari kepalanya. Dia terpental ke sisi kiri dengan bagian lengan kanan serta kakinya lecet dan juga memar.
Akibat kecelakaan itu, aktifitas jalan raya yang tadinya ramai lancar, mendadak padat merayap. Meskipun pusat kota tidak pernah sepi, tapi kendaraan selalu saja ada yang melewatinya.
Orang-orang yang ada di tempat kejadian, berdatangan untuk berusaha membantu korban yang masih berada di dalam mobil. Hingga 20 menit berlalu, bising sirine polisi dan juga ambulance, samar-samar masih terdengar oleh Hyuna di sisa kesadarannya. Lalu setelah itu, hening dan gelap.
"Mama ... Papa, apa aku masih dapat bertemu dengan kalian? Apa aku baik-baik saja? Tolong aku ... " Hyuna berbicara dalam angannya.
Jiwanya yang terasa melayang, tapi sukar terlepas dari raganya. Apa dia benar-benar masih hidup?
...----------------...
Seorang pria sengaja pulang lebih cepat. Niatnya ingin sampai di rumah dan beristirahat. Namun jalan pulang yang dilewatinya ternyata mengalami kemacetan.
"Tumben jalanan ini padat sekali. Ada apa ya?" gumam pria itu. Dia terus melajukan mobilnya dengan pelan mengikuti mobil yang ada didepannya.
"Ternyata ada kecelakaan!" ujarnya menoleh lalu melihat korbannya seorang wanita yang baru saja berhasil dikeluarkan dari dalam mobil.
Entah kenapa, hati pria itu terdorong untuk menolong wanita tersebut. Dia pun meminggirkan mobilnya di samping trotoar jalan tepat dibelakang mobil polisi.
Pria itu turun dari kursi kemudi, lalu melangkahkan kakinya tanpa ragu menghampiri mobil ambulance. Sebab barusan saja wanita itu dimasukkan ke dalamnya.
"Permisi, Pak," sapa pria itu kepada salah seorang anggota polisi.
"Iya, ada apa?" tanya polisi tersebut menoleh ke arahnya.
"Apa ada keluarga korban yang bisa dihubungi?" Pria itu memastikan.
"Kami belum tahu. Sementara ini, korban akan kami bawa ke rumah sakit terdekat untuk diberikan penanganan," jawan polisi. Namun pria itu merasa ragu dengan rumah sakit terdekat yang dimaksud oleh polisi. Sebab hanya rumah sakit itu dan belum secanggih rumah sakit besar yang lebih jauh jaraknya dari tempat kejadian. Melihat kondisi luka korban yang cukup parah.
"Boleh saya bawa saja korban ke rumah sakit terbesat di kota ini? Saya pastikan korban akan dapat penanganan terbaik dan segera pulih," kata pria itu tersengar sangat yakin.
"Apa Anda keluarganya?" Polisi itu menelisik dan menatap ragu.
"Bukan, anggap saja saya relawan. Mengingat keluarganya pun belum diketahui," jawabnya dengan tegas.
"Baiklah, Anda ikut saja bersama ambulance ke rumah sakit terbesar itu," kata polisi mengizinkan.
"Terima kasih, Pak." Pria itu kemudian pergi dari hadapan polisi.
Dia masuk ke dalam mobilnya lalu mengikuti mobil almbulance dari belakang.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Elisa Nursanti Nursanti
mampiiirrr
2023-01-24
1
Elisabeth Ratna Susanti
mampir di sini langsung favorit ❤️
2023-01-16
1
Crazy_Girls
hai, hyuna.. salam kenal
2023-01-02
1