Penyesalan Suami Pengkhianat
Saint pov
(cerita memakai bahasa Thailand. jadi jangan bingung ya, karena ada artinya di sana)
...Kenyataan pahit yang aku alami benar-benar berdampak besar untuk diriku dan anak-anak. Bagaimana tidak? Suamiku kini tengah memandu kasih dengan wanita yang bukan istrinya di rumah ini, sementara aku istri sahnya di acuhkan, bahkan dia dengan nyamannya menyatukan kami dalam satu rumah selama seminggu ini padahal kami sudah memiliki sepasang anak laki-laki dan perempuan....
...Pernikahan selama 15 tahun yang aku jalani dengan Phi Ae di karuniai dan dipercayakan dua malaikat tanpa dosa dari rahimku, semua berawal sangat indah di masa-masanya. Akan tetapi ternyata kebahagiaan tidak berlangsung lama setelah adanya orang ketiga yang masuk ke dalam biduk rumah tangga kami....
...Aku menolak dengan tegas, bahkan menuntut cerai. Tapi sayang ternyata Phi Ae memiliki titik lemah ku, yaitu anak. Dia menggunakan anak untuk menundukkan diriku, dia mengancam ku dengan apa yang dia miliki karena aku memang hanya bergantung hidup darinya selama ini dan tidak memiliki keluarga dan sanak saudara lagi, setelah memutus menikah dengannya tanpa adanya restu dari orang tua, itu sebabnya dia begitu mudah mengendalikan aku meski aku sangat keberatan dan sakit hati dengan semua ini....
...Tapi apa boleh buat, tidak ada jalan untukku lari, selain hanya mampu menghadapi semuanya dengan lapang dada meski sakit hati ini tidak bisa aku gambarkan dengan kata-kata, karena keadaan ini sangat menekanku....
...Ingin ku pergi, tapi aku tidak ingin terpisah dengan anak-anak, karena hanya mereka harta ku kini, tidak ada yang lain....
...Dalam situasi seperti ini akhirnya aku memilih bertahan dengan kegilaan yang dilakukan oleh suamiku sendiri. Ingin menolak percuma, tidak akan ada yang mendukung dari pihak Phi(kakak) Ae karena Phi(kakak) Ae juga tidak memiliki keluarga sama sepertiku....
...Yah, mungkin inilah yang di namakan takdir, takdir untukku jalani, Tuhan tidak akan memberikan ujian melebih batas kemampuan umatNya....
..."Phi(kakak) , bisakah kita bicara sebentar?" Aku mencoba membujuk Phi (kakak) Ae agar mau mendengarkan aku, meski aku tidak yakin dengan itu, karena dia selalu mendengarkan apa yang dikatakan oleh selingkuhannya....
..."Bicara apa lagi, hah?" Suara Phi Ae meninggi, padahal aku belum menyampaikan niatku....
..."Phi, bisakah Phi memikirkan semua ini. Bagaimana tanggapan para tetangga jika tahu di rumah ini terdapat wanita lain yang bukan istrimu Phi, meskipun kita kalian tidak menunjukkan secara langsung tapi tetap saja itu tidak baik apalagi di lihat oleh anak-anak kita. " Aku mencoba mengingatkan dan membujuknya dengan suara rendah ku, agar dia memikirkan dampaknya bagi anak kami....
..."Cukup, itu bukan urusanmu! Lebih baik kau diam saja dan jangan pedulikan apa kata orang, Saint! "bentuknya. Aku tertunduk sesaat, karena lagi-lagi mendapatkan ucapan kasar, meskipun aku sudah terbiasa dengan kata-kata seperti ini, tapi tetap saja terasa sakit menusuk ulu hati ini....
..."Sudahlah, jangan di pikirkan! "ulangnya dengan mudah, bahkan dia tidak memikirkan seperti apa perasaanku kini....
..."Tapi Phi (kak), apa Phi memikirkan seperti apa perasaan ku?" Aku hanya ingin hak milikku kembali dan dia berhenti menyakitiku, meski aku sadar semuanya tidak akan kembali seperti semula....
..."Apa maksudmu, hah! Memikirkan seperti apa? Bukankah aku selalu memikirkan perasaanmu, lalu kau berada di sini artinya apa, hah! Jika bukan karena anak-anak. Aku benar-benar akan menceraikan mu, Saint. Seharusnya kau sadar dan bersyukur. Aku tidak mengusir mu dari sini!!"...
...Kata-kata menyakitkan itu hanya bisa aku seka dengan air mata, karena aku tidak bisa berbuat banyak selain tetap tinggal di sini demi anak-anak dan menuruti keinginan Phi Ae. Meski sesungguhnya aku tidak lagi diinginkan olehnya dan hati ini sudah terlalu tersakiti, karena orang yang aku percaya, orang yang seharusnya menjaga dan mencintaiku, orang yang seharusnya menjadi tempat ku bersandar untuk tempat menceritakan keluh kesah kini sudah mendua setelah dia menemukan cinta yang baru dari seorang wanita yang kini menyandang status sebagai calon istri mudanya....
...Hati istri mana yang tidak sakit dengan semua itu, begitupun dengan ku, tapi tetap sesesak apapun hati ini aku hanya bisa diam dan menerima keadaan ini karena demi bisa bersama anak-anak ku....
"Momaa… momaa…." Teriakan cempreng dari luar kamar menyadarkan aku dari lamunan saat mengingat flashback selama beberapa bulan terakhir hubungan kami merenggang saat aku kembali mengingat kejadian demi kejadian yang aku jalani selama ini hingga bulan berganti, air mata yang sempat membasahi pipiku saat ingatkan mengingat semuanya dengan cepat ku usap sampai kering tidak tersisa agar malaikat kecilku tidak melihat kehancuran hati ibunya.
"Oooiih… Nana sayang. Ada apa, hembb…." Aku mencoba bersikap jika keadaan tetap baik-baik saja di hadapannya dengan memamerkan senyum termanis yang selalu ku ukir agar kesedihan terselubung dalam senyuman ini tidak terlihat oleh mereka.
"Momma, besok malam tahun baru. Apa kita akan liburan seperti tahun lalu, Nana ingin kita semua liburan ke pantai. "
Aku menghela nafas dalam, meski permintaan Nana terdengar sangatlah sederhana, tapi untuk mewujudkan semuanya sangatlah sulit setelah keluargaku retak karena adanya orang ketiga yang masuk kedalamnya.
"Liburan. "
Nana mengangguk antusias sambil menggenggam tanganku erat setelah kami sama-sama duduk berdampingan di bibir tempat tidur.
"Benar, Nana ingin kita liburan bersama, Poppa. " Girang Nana menjelaskan keinginannya.
"Heh... Jangan banyak bermimpi, nong(adik). Karena itu tidak akan pernah terjadi selama wanita itu bersama Popa. "
Tatapan kami sama-sama tertuju ke arah pintu di mana anak laki-laki berusia 14 tahun tengah berjalan menuju ke arah kami.
Dialah jagoan yang selalu membuatku kuat menghadapi semua ini.
"Kenapa berkata seperti itu Phi(kakak) Perth, Nana hanya ingin menghabiskan waktu bersama sama selama pergantian tahun besok malam,"rengek Nana kecewa setelah mendengar ucapan sang kakak.
"Tapi itu benarkan."
Gadis kecil berusia 12 tahun itu tertunduk sendu setelah mendengar balasan Perth anak sulungku.
"Heyy… Jangan seperti ini, na(ya). Nanti moma coba membicarakan tentang ini pada popa, ok." Aku mencoba membujuk Nana agar tidak bersedih, meski aku tidak yakin jika rencana ini akan berhasil mengingat seperti apa suamiku selama ini setelah mendua.
"Percuma Moma. Semua tidak akan berhasil, "tukas Perth cepat setelah mendengar rencanaku.
"Tidak ada salahnya jika kita mencoba, na(ya)."
Aku mencoba meyakinkan anak sulung ku tentang rencana Nana, meski aku tahu Phi Ae tidak mungkin akan mendukung semua ini.
"Terserah Moma, Moma pasti tahu seperti sikap Popa kan. "
Aku terdiam setelah mendengar balasan Perth karena anak sulung ku itu sudah mengetahui banyak perihal retaknya hubungan kami selama ini.
"Setidaknya kita mencoba, na(ya). "Singkatku sambil mengusap pucuk kepala Nana dengan sayang, agar gadis kecilku tidak bersedih setelah mendengar balasan Perth, Phinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Nunna SUGA
baru baca udh mulai nyesek anjiiirrr...ngapa soal perselingkuhan siiihhh...😭😭😭
2023-01-04
1