Liburan yang tak lagi sama seperti tahun lalu

Seperti biasa di meja makan tidak ada percakapan ataupun perbincangan hangat seperti beberapa bulan yang lalu sebelum Phi Ae tergoda pada sekertarisnya yang kini tinggal satu rumah dengan kami, bahkan tanpa beban ataupun memikirkan perasaan ku mereka sudah tidur satu ranjang setelah semua penghianatan itu terbongkar.

"Popa...popa... Besok malam kan pengantin tahun. Apa kita akan liburan di pantai seperti tahun lalu?"tanya Nana dengan antusias hingga situasi tenang di sana semakin senyap saat mata Phi Ae menatap anak bungsu kami.

"Liburan?"

Dengan girang Nana mengangguk saat Ae menirukan ucapannya.

"Ehem... Kita semua Popa. Nana, phi Perth, Popa dan Moma. " Jelas Nana dengan begitu senang, sangat tergambar jika dia sudah membayangkan liburan menyenangkan seperti tahun lalu.

Akan tetapi aku hanya mampu terdiam saat mata Ae begitu tajam menghunusku ketika pandangan kami bertemu.

Brakk!

"Aku tidak setuju dan itu tidak akan terjadi. Nana cantik, bukan kah mommy sudah menjelaskannya sejak jauh jauh hari jika Daddy tidak akan pergi bersama dengan kalian karena Daddy akan pergi bersama mommy. " Tidak terima Chommpo wanita yang sudah merebut hati suamiku setelah menggebrak meja hingga Nana turun dari kursinya lalu menyentakan kakinya ke lantai dengan kesal. Aku tahu ia pasti sangat kecewa dengan keputusan mereka.

"Chommpo." Ae mencoba menengahi saat Nana menatap calon istri barunya dengan tajam. Karena wanita itu begitu tidak tahu malu dan tidak memiliki hati menghancurkan keinginan gadis kecilku.

"NANA TIDAK MAU TAHU! POPA HARUS BERLIBUR BERSAMA NANA, PHI PERTH DAN MOMA." Tidak mau kalah Nana berteriak, aku menggeleng dan dengan sigap menghampiri dan memeluknya agar gadis kecilku ini tidak lagi meloloskan kata-kata tidak sopan pada Phi Ae, sebesar apapun kesalahan Phi Ae, Phi Ae tetaplah ayahnya yang harus tetap ia hormati.

"Tapi itu tidak akan terjadi, karena kami akan ke Pattaya besok," balas Chommpo hingga Nana meraung dalam tangis.

Aku hanya bisa menghela nafas melihat keadaan ini.

"Sudah Phi katakan semua ini percuma. Karena kita kini tidak lagi di anggap penting. "Santai Perth anak sulungku, aku yang mendengar semakin takut dan khawatir karena semua ini pasti akan memancing kemarahan Phi Ae.

" PERTH!"bentak Phi Ae keras saat anak sulung kami berani melawan dengan sedikit sindiran.

" Bukankah itu benar, Popa tidak pernah mementingkan kami karena Popa selalu mementingkan wanita itu." Tunjuk Perth pada Chommpo calon istri baru suamiku.

Phi Ae mengepalkan tangannya kesal karena balasan Perth begitu menyudutkannya padahal semua itu benar.

" Sudah cukup, na(ya). Perth sekarang bawa Nong Nana ke kamar nak." Aku mencoba membujuk mereka hingga akhirnya aku bisa bernafas lega setelah mereka kembali ke kamar.

Aku melihat Phi Ae semakin tajam menatapku karena kami tidak hanya berdua di sana, ada Chommpo calon istri barunya dengan bangga sudah membuat kekacauan seperti yang selalu ia lakukan agar keluarga kami retak dan membuat anak-anak ku kecewa.

" KAU LIHAT! ITU HASIL Didikan Mu, SAINT! KAU MEMANG TIDAK BECUS MENGURUS DAN MENDIDIK ANAK-ANAK HINGGA PERTH BEGITU BERANI PADAKU!"Marah Phi Ae hingga senyum mencibir terukir manis di ujung bibir Chommpo saat mendengar Phi Ae memarahiku.

"Tapi phi, apa tidak seharusnya Phi Ae sehari saja menuruti keinginan Nana." Aku memberanikan diri meloloskan suara meski aku tidak yakin jika permintaan ini akan di terima.

"Tidak Saint, sudah ku katakan. Aku dan calon suamiku akan ke Pattaya. " Tidak terima Chommpo saat mendengar permintaanku pada Ae perihal keinginan Nana anak bungsu kami.

"Aku mohon Phi Ae, hanya sehari,"ulangku saat Ae menatapku begitu tajam.

"Bukankah semuanya sudah jelas. Kami akan berlibur ke Pattaya. Karena kami tengah berbahagia,"ucap Chommpo lagi hingga aku tidak mendapatkan jawaban dari Phi Ae.

"Maksudmu? "Aku menatap wanita yang sudah merebut kebahagiaan dan keutuhan rumah tanggaku itu dengan penasaran.

Chommpo dengan lembut mengusap permukaan dress tidurnya hingga di sana aku mengerti apa yang ia maksud.

"Daii(baiklah), kau bawa mereka berlibur ke Lipa Noi aku akan urus semuanya, dan besok kau harus membawa mereka liburan. "

Aku menggeleng serkas setelah Phi Ae memberikan jalan keluar dari masalah kami karena ini bukan rencana yang Nana inginkan.

"Apa lagi! Anak-anak bisa pergi berlibur bersamamu! "Putus Ae saat Chommpo dengan manja bergelayut di lengannya hingga hati ini yang sudah ribuan kali tersakiti semakin terluka melihatnya.

" Tapi Phi Ae. "Aku mencoba menahan tapi hanya sebatas kata singkat semuanya hilang bersama dengan tatapan tajam Phi Ae.

" Tapi ingat, jaga anak-anak ku dengan baik. Jika mereka tergores sedikit saja, kau akan mendapatkan ganjarannya. "Ancam Phi Ae padaku lalu menuntun Chommpo menuju ke lantai dua, di mana kamar yang dulu menjadi saksi cinta penuh kasih dengan kebahagiaan kami berada karena kini sudah berganti dengan torehan luka yang selalu aku dapatkan saat mendengar suara ******* wanita itu bersama suamiku hingga air mata ini lagi-lagi dan tidak henti hentinya meleleh untuk kesekian kali saat hati ini kembali patah dan terluka.

"Tuhan, Nyonya." Aku menoleh ke arah bibi Pasiri, wanita paruh baya yang sangat aku percaya lalu aku mencoba tersenyum meski senyum ini sebuah keterpaksaan yang aku lakukan karena air mata tidak mampu berbohong hingga kini membasahi pipiku.

"Bibi,"lirihku parau saat bibi Pasiri menghampiriku.

"Kenapa Nyonya hanya diam."

Aku tertunduk dalam tangis saat mendengar pertanyaan maid pribadi yang sudah bekerja padaku selama belasan tahun aku mengarungi biduk rumah tangga bersama bersama Phi Ae, dan Bibi Pasiri mengetahui semua masalah yang sudah terjadi pada keluarga ini.

"Bibi Pasiri pasti tahu apa yang membuat ku seperti ini kan."

Wanita paruh baya itu mengangguk lalu membelai pipiku lembut hingga sedikit air mata ini terkikis.

" Karena cinta Nyonya padanya. Itu sebabnya Nyonya selalu seperti ini. Mempertahankan yang tidak seharusnya di pertahankan. "

Aku hanya bisa menggeleng dalam tangis tanpa isakan hingga tubuh kecil kurus kurus ku gemetar akibat beban pikiran dan mental yang lemah.

"Nyonya, tapi cinta tidak seperti ini,"ucap bibi Pasiri mencoba mengingatkan aku.

" Karena cinta aku selalu lemah padanya, bibi,"parauku seraya melepaskan tangannya dari pipi ini lalu beranjak kembali ke kamar, karena sesak di dada membuatku ingin menyendiri.

❤❤❤

Seperti kesepakatan, pagi-pagi aku sudah membantu Nana dan Perth bersiap karena kami harus segera berangkat mengingat penerbangan Bangkok ke Surat Thani memiliki jadwal pagi, itu sebabnya kami harus bergegas menyiapkan anak-anak serta menyiapkan keperluan kami selama berlibur.

" Moma apa kita akan pergi bersama Popa?"tanya Nana girang setelah tahu kami akan berlibur ke pantai Lipa Noi karena ini untuk pertama kali kami akan ke sana.

" Tidak sayang. Kita akan berlibur bertiga di sana. "

Senyum Nana seketika hilang setelah mendengar jawaban ku, karena semakin aku jujur semakin pula aku menyakiti hati mereka, bahkan wajah Nana seketika mendung, itu sebabnya lebih baik aku jujur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!