Terjerat Cinta Gadis Pelunas Hutang
Tepat tangga 15 Desember 2015, aku merayakan hari kelulusanku sebagai siswa SMA, malam itu setelah pulang dari acara perayaan di sekolah aku disambut dengan kejutan dan diberikan banyak hadiah istimewa dari ibuku.
"Ibu Sesil pulang..." Teriakku bahagia sambil masuk ke dalam rumah.
Kulihat sekeliling rumah yang nampak begitu sepi dan beberapa lampu dimatikan, awalnya aku merasa curiga dan sangat takut sampai ketika aku terus berjalan masuk ke dalam sambil berteriak memanggil ibu, tiba tiba saja semua lampu menyala dan beberapa pelayan rumah juga ibuku hadir di sana sambil meniup trompet kecil.
"Kejutannnn...." Ucap ibuku sambil terus tersenyum dan berjalan ke arahku.
Aku terperangah dan sangat kaget saat melihat ibuku memberikan kejutan sebagus ini untukku padahal di sekolah aku bukanlah siswa pintar apalagi jenius aku hanyalah siswa biasa yang memiliki beberapa teman baik di sana.
"Wahhh....ibu terimakasih, padahal kamu tidak perlu menyiapkan kejutan seperti ini" ujarku merasa terharu sambil memeluk ibuku dengan erat.
"Tidak masalah sayang, kau itu putri kesayangan ibu tentu ibu harus menyiapkan yang terbaik untukmu dalam hal apapun itu" balas ibuku dengan senyum lembutnya.
Hadiah pun mulai diberikan oleh beberapa pelayan dan ibuku padaku, aku sangat bahagia dan malam itu bisa di bilang malam yang paling membahagiakan untukku selain aku berhasil lulus sekolah, aku juga sangat senang mendapatkan banyak hadiah dari ibuku, sampai tak lama ketika kami tengah membuka setiap kado yang ibuku berikan, ayah pulang dengan wajah yang murung dan badan yang lesu.
Ibu pun segera menghampiri ayah dan duduk tepat di sampingnya, aku juga mengikuti ibuku karena sama khawatirnya kepada ayah.
"Ayah ada apa?, Apa kau terlalu lelah bekerja hari ini?" Tanya ibuku,
"Bu, maafkan ayah...." Ujar ayahku sambil menundukkan kepalanya.
Ibu dan aku semakin penasaran dan merasa cemas ketika melihat ayah nampak begitu lesu dan terpuruk tapi kami masih belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sehingga ibu berusaha menenangkan ayah dulu dan memintaku untuk pergi ke kamar.
"Sesil sayang kamu ke kamar dulu gih, lanjutkan buka kadomu ibu harus bicara dahulu dengan ayah" ucap ibu sambil mengusap kepalaku,
"Baik ibu aku pergi dulu" balasku segera menurutinya.
Saat itu aku langsung naik ke kamarku yang berada di lantai atas aku sama sekali tidak menyimpan kecurigaan atau apapun itu, malam itu aku hanya merasa sangat bahagia dan tidak sabar untuk membuka semua kado yang diberikan oleh ibu padaku.
Tanpa aku ketahui di sisi lain ayah mulai menjelaskan semua permasalahan di perusahaan kepada ibuku.
"Ayah Sesil sudah pergi cepat katakan apa yang terjadi sebenarnya?" Tanya ibu Laura kepada suaminya,
"Laura maafkan aku... perusahaan kita sudah tidak bisa diselamatkan lagi aku tertipu Laura semua saham dan dana kita telah dicuri orang asing dan aku tidak bisa menemukan siapa pelakunya aku benar benar tertipu dan sangat ceroboh" ungkap ayahku dengan wajah yang murung dan frustasi,
"APA?..." teriak ibuku kaget dan dia langsung panik ketika mendengar berita tersebut.
Meski Laura sangat panik dan kaget namun dia masih mampu mengontrol dirinya, Johana mulai menenangkan istrinya itu dan dia bicara pelan pelan sambil memegangi kedua lengan Laura untuk memberinya ketenangan.
"Ibu tolong maafkan aku, aku telah gagal menjaga warisan keluargamu, tapi aku janji aku akan mempertahankan perusahaan kita bagaimanapun caranya karena itu salah satu satunya peninggalan orang tuamu, aku juga tidak rela kehilangannya" ujar Johana menenangkan.
Laura mulai mengontrol dirinya dengan menarik nafas panjang dan membuang perlahan, dia melakukannya beberapa kali sampai dirinya sudah merasa jauh lebih baik.
Setelah dirasa sudah tenang barulah dia kembali bicara pada suaminya.
"Baiklah, tapi apa kau sudah memiliki solusi untuk masalah ini, dan aku harap Sesilia jangan sampai mengetahui kondisi keluarga kita. Aku tidak ingin dia terganggu dengan itu" ujar Laura dengan lembut,
"Tenang saja hanya kita yang mengetahui hal ini dan untuk solusinya kita terpaksa harus melelang rumah ini lalu pindah ke rumah yang lebih kecil, tapi apakah kau bersedia tinggal di rumah yang lebih kecil dari ini dan mungkin Sesilia juga akan curiga" ungkap Johana menjelaskan,
"Aku serahkan semuanya padamu, tidak masalah kita tinggal di mana dan seluas apa asalkan kita tetap bersama itu akan baik baik saja" balas Laura dengan hatinya yang baik dan tulus.
Mereka sudah memutuskan dan ke esokan paginya ibuku menghampiri aku ke kamar dia mulai membicarakan mengenai rencana pindah rumah padaku dan aku tidak menyetujuinya sebab aku sudah sangat nyaman dengan rumah ini, terlebih dengan kamar yang sudah aku tempati selama delapan belas tahun lamanya.
"Sesil apa kamu sudah bangun?" Teriak ibuku di balik pintu,
Pagi itu aku malas sekali itu bangun karena semalam tidur terlalu larut sebab harus membereskan semua kado yang ibu hadiahkan untukku sehingga saat ibu datang ke kamar aku tidak menyadarinya, hingga tiba tiba saja ibu duduk di samping ranjangku sambil terus mencoba membangunkan aku.
"Ya ampun Sesil kamu ini anak gadis, bagaimana bisa kamu masih tidur di jam segini, cepat bangun jangan menjadi gadis malas" ujar ibuku membangunkan,
"Ahh..ibu bagaimana kamu bisa masuk, aku masih mengantuk" balasku sambil menarik selimut menutupi sekujur tubuhku.
Meski aku berusaha untuk tidak bangun, tetap saja ibuku menarik selimut yang aku pakai dengan kuat dan dia membukakan jendela kamarku sehingga cahaya matahari langsung menerpa kulit wajahku, dengan begitu tentu saja aku langsung terbangun dan beranjak duduk karena silau.
"Aahhh...ibu kau ini aku kan masih mengantuk, lagi pula aku sudah lulus Bu bisakah aku bersantai sehari saja" ucapku yang terus mengeluh,
"Aishh... Kau ini anak gadis siapa sih, kenapa pemalas seperti ini sudah cepat mandi lalu segera turun ke bawah ibu akan membereskan pakaianmu" ucap ibu sambil sibuk mengambil koper dari atas lemari pakaianku.
Aku mengerutkan kedua alis dan merasa heran ketika melihat ibu mulai memasukkan satu per satu pakaian milikku ke dalam koper.
Melihat itu aku langsung terperanjat dari kasur dan menghampiri ibuku yang tengah memasukkan pakaian ke dalam koper.
"Ibu apa yang kau lakukan, kenapa memasukkan semua pakaianku, memangnya kita mau liburan yah?" Ucapku menduga,
"Aishh otakmu itu selalu saja tidak bisa menangkap apapun, kita akan pindah Sesilia" ungkap ibuku membuat aku membelalakkan mata dengan sempurna,
"APA?, pindah?, Bu kamu pasti bercanda kan?, Memangnya ada apa dengan rumah ini kenapa kita harus pindah?" Tanyaku bertubi tubi dan merasa tidak terima,
"Jangan banyak tanya Sesil cepat mandi dan ibu akan menunggumu di bawah bersama ayahmu" ujar ibuku yang tidak ingin memberitahuku alasan sebenarnya.
Aku sangat kesal dan tidak bisa menerima keputusan pindah rumah tersebut, sehingga aku terus mendesak ibu dan memintanya menjelaskan kepadaku, tapi sekeras apapun aku bertanya dan mendesak ibu tetap saja tidak memberitahuku dan dia malah mendorongku masuk ke dalam kamar mandi dengan paksa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Suzanne Shine Cha
knpa gaaaa sopannn bgtt bahasanya dgn Ibunya🙈🙈🙈🙈🙈/Grievance//Grievance//Grievance//Grievance/
2024-09-17
0