Istri Kontrak Ayah Sahabatku
Di sebuah rumah yang lumayan sederhana yang terletak di pinggiran kota. Yaitu rumah kediaman Alisa, seorang gadis yang baru saja tamat sekolah SMA dan sedang mencari pekerjaan yang belum juga ia mendapatkannya.
Di suatu sore yang cerah ini, Alisa sedang duduk bersama sang kekasih yang bernama Rahman. Pria yang lumayan tampan dan banyak di sukai oleh banyak perempuan.
Termasuk sahabatnya Alisa yang bernama Liana. Liana yang naksir berat pada Rahman namun Pria yang terkenal dengan kemandiriannya, yang menjadi pengusaha chicken wing dari nol. Sehingga kini usahanya menjadi berkembang pesat. Itu hasil dari kegigihannya dalam menjalankan usahanya. Rahman lebih memilih Alisa sebagai kekasihnya.
Alisa dan Rahman saling mencintai, dan mereka pacaran sudah hampir dua tahun dan bukan tidak ada niat untuk serius. Tetapi Rahman masih ingin meluluhkan hati keluarganya yang kurang menyetujui terhadap hubungannya dengan Alisa.
Alisa adalah anak seorang tukang becak dan kini sudah meninggal dunia, sejak beberapa tahun silam. Dan beberapa bulan lalu ibunya menikah lagi dengan seorang pria yang bernama Anwar. Keseharian sang bunda bekerja di rumah-rumah komplek sebagai buruh nyuci.
Agar sang bunda bisa mempunyai penghasilan tanpa membebankan pada suami barunya yang seorang tukang ojek online tersebut.
Alisa memiliki kedua adik perempuan yang bernama Lilis dan Sinta yang masih duduk di bangku sekolah SMP. Dan kini Alisa tentunya harus bisa menjadi tulang punggung dari kedua adiknya tersebut.
"Kenapa? kok kelihatannya murung terus kenapa sih," tanya Rahman sambil melirik ke arah Alisa.
"Aku bingung nih," sahutnya Alisa sembari melirik sekilas.
"Bingung kenapa? sayang ..." Rahman menatap heran sembari memegang tangan kekasihnya itu.
"Gimana gak bingung ciba? nyari kerjaan gak dapat-dapat juga!" keluh nya Alisa sambil menghela nafas dalam-dalam.
"Kalau mau, kau bisa bekerja tempat usaha ku saja! Jadi kau tidak perlu mencari pekerjaan lagi," saran dari Rahman pada sang kekasih.
"Di outlet milikmu?" tanya Alisa kepada Rahman.
"Iya dong Lisa ... di mana lagi? dari pada kamu sana-sini mencari pekerjaan, mendingan sama aku aja, kan?" jawabnya Rahman meyakinkan.
Sejenak Alisa berpikir, memang ada benar juga yang dikatakan oleh Rahman. Dari pada sana-sini mencari pekerjaan yang belum dapat juga. Mendingan kerja bersama Rahman saja dia outletnya.
"Aku mau sih tapi bagaimana dengan orang tuamu? mereka bukannya tidak suka sama aku! aku nggak mau memperkeruh keadaan, Man." Alisa menatap cemas.
"He ... justru kita harus tunjukkan keseriusan kita berdua. Dan lagian ... kau itu kerja dan akan mendapatkan gaji dariku, bukan kerja cuma-cuma ataupun sekedar kita pacaran di sana!" jelasnya Rahman.
"Iya juga sih kalau kita akan menjadi sebatas karyawan dan bos kami di sana!" ucapnya Alisa.
"Iya benar, kita harus menjadi profesional. Kerja ya kerja! pacaran ya pacaran," tambahnya Rahman.
"Oke kalau begitu, aku mau bekerja denganmu. Dari pada aku nganggur? nggak punya pekerjaan, nggak ada penghasilan, boleh lah." Alisa mengangguk dan Alisa seolah mendapatkan angin segar.
"Kalian sedang apa? berduaan mulu? nanti ketiganya setan lho," suara Luky dari arah depan, dia baru datang ke tempat tersebut. Luky adalah anak dari Anwar yaitu anak sambung dari ibunya Alisa.
"Abang mau ketemu Bapak?" tanya Lisa sembari menatap ke arah Luky. Pria itu usianya sekitar 25 tahun lah, anak sulung dari pak Anwar.
"Benar, ada nggak bapak ku di dalam?" Luky membenarkan pertanyaan dari Alisa sembari bertanya tentang ayahnya.
"Beliau ... ada di dalam." Alisa mengangguk seraya menyilakan tamunya untuk masuk ke dalam rumah, dan kebetulan orang tua nya ada di dalam sana.
Kemudian, Luky pun masuk ke dalam rumahnya Alisa.
"Apa dia biasanya datang ke sini?" tanya Rahman sambil menatap kepergian Luky ke dalam rumah.
"Kalau dibilang sering, ya sering sih! orang ketemu bapaknya," jawabnya Alisa.
"Tapi ... aku lihat bukan cuma sekedar itu--"
"Maksudnya?" Alisa memotong perkataan dari Rahman.
"Sepertinya dia menyimpan sesuatu sama kamu!" lanjutnya Rahman.
"Suatu apaan? lagi-lagi Alisa memotong perkataan dari Rahman kembali.
"Sepertinya ... Sudahlah gak usah dibahas lagi. Baiklah, besok kamu langsung datang saja ke outlet aku dan untuk formalitas! bawa ijazah kamu, walaupun tanpa itu aku akan menerimamu. Tapi itu sebagai salah satu syarat aja sih," ucapnya Rahman sambil berdiri lantas dia berpamitan.
"Baiklah jam berapa Aku harus ke sana?" tanya Alisa tampak serius.
"Sekitar pukul 07.00 lah, agar kamu langsung bisa bekerja nantinya," jelas Rahman.
"Oke! sebelumnya aku ucapkan terima kasih ya? kamu itu baik sama aku!" ucapnya Alisa.
"Jangan begitu, bagaimanapun kau adalah kekasihku. Aku berkewajiban untuk membantumu," sejenak mereka saling bertatapan seolah ingin saling menyelami perasaan nya masing-masing.
"Oke, besok aku tunggu!" setelah itu Rahman pun pulang.
Dan Alisa pun mengangguk seraya mengantarkan. Sang kekasih dengan tatapan matanya.
Setelah, Rahman tidak berada lagi di teras. Luky menghampiri Alisa dan Alisa pun menoleh langsung dan menyapa sosok Luky.
"Bapaknya ada, Bang!" tanya Alisa.
"Adalah, itu pacarmu sering datang ke sini ya?" Luky balik bertanya sembari mendengarkan pandangannya ke jalan, dimana jalan itu dilewati oleh Rahman beserta motor besarnya.
"Iya, Bang!" Lisa mengangguk.
"Kapan kalian menikah?" selidiki Luky Menolehkan kepalanya ke arah Alisa.
"Entahlah, Bang. Masih berencana," jawabnya Alisa.
"Ehem ... kalau kau ingin segera menikah dan dia tidak juga menikahi mu, menikah saja denganku!" tawarnya Luky.
Dan Alisa langsung menoleh ke arah lucky putra Bapak sambungnya itu. "Abang bicara apa sih? bagaimanapun kita ini saudara meskipun sambung, jangan bercanda deh!" Alisa menggeleng.
"Emangnya kenapa? kan kamu juga bilang kalau kita saudara sambung, lagian belum berapa bulan bapak ku menikahi ibumu. Apa salahnya kalau kita menikah? sebenarnya aku naksir kamu sebelum bapakku menikahi ibumu. Aku kira bapak itu mau melamar kamu buat aku! eh ... ternyata melamar buat dia sendiri," ucap Luky sembari menggoyangkan kedua bahunya.
Karena malas dan takut kepanjangan, Alisa pun beranjak dari induknya. "Maaf ya? Bang aku masuk dulu! bentar lagi magrib."
"Eeh ... malah ditinggal? aku belum selesai bicara Alisa? Lisa?" Luky memanggil Alisa, namun gadis itu tetap saja meninggalkan Luky di teras.
"Ada apa itu Abang nya memanggilmu?" sapa sang Bunda yang bernama ibu Sofiah.
"Nggak apa-apa, Bu. Cuma bercanda doang dia," jawabnya Alisa sembari memasuki kamarnya.
"Biarkan saja Sofi ... biasalah anak-anak muda!" timpalnya Anwar, yaitu suaminya Sofiah, yaitu sang bunda dari Alisa.
Alisa yang satu kamar dengan kedua adiknya, tampak dalam kamar tersebut Lilis dan Sinta tengah membaca buku.
"Kalian sudah mengambil air wudhu belum? sebentar lagi magrib!" tanya Alisa kepada kedua adiknya tersebut.
"Sebentar lagi, Kak. Maksudnya Maghrib belum mulai." Jawabnya lilis dan Sinta berbarengan.
"Tinggal berapa menit lagi," Lisa kepada kedua adik nya Lilis dan Sinta.
Pada akhirnya Lilis dan Sinta pun beranjak dari duduknya masing-masing. Mereka berdua mau bergantian untuk mengambil air wudhu, namun ketika mau kembali ke kamer! keduanya pada menjerit ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Baru mampir, smoga menarik seperti novel2 sebelumnya.
Belum.bisa comment banyak, masih nyimak alur ceritanya.
Tetep semangat Thor.....
2023-01-15
1
Kurniaty
Masih nyimak ya thoor.
2023-01-04
2
maulana ya_manna
ada apa ya....🤔....
cus mampir thor.....
2023-01-02
1