Cinta Suci Alina

Cinta Suci Alina

Bab 1

Pagi itu, Heru baru saja pulang dari shift jaga malam di sebuah rumah sakit yang terletak di desa yang cukup terpencil. Yah, sudah hampir satu bulan Heru ditempatkan disana setelah selesai menempuh pendidikan kedokterannya. Heru tidak mempermasalahkan hal itu dan justru merasa pekerjaannya menyenangkan dan cukup menantang. Heru senang bisa bertemu orang baru setiap harinya dan kebanyakan pasien yang membutuhkan jasanya begitu menghormati dan berterimakasih padanya, tidak seperti orang-orang kaya di kota yang menganggap segalanya bisa di beli dengan uang. Dan juga, Heru sangat senang berada disini sebab dirinya bisa menepi untuk menghindari seseorang yang ingin di lupakannya. Ya, dirinya memang seorang lelaki menyedihkan yang sedang patah hati. Sekian lama Heru berusaha menutupi lukanya dengan fokus pada pendidikan dan masa depannya. Tapi ternyata semua tidak semudah yang dibayangkan. Meski dirinya sudah merelakan, tapi hatinya tak kunjung bisa melupakan.

Heru mengecek ponselnya yang sejak tadi hanya tersimpan di dalam tas. Ternyata ada delapan panggilan tak terjawab dari Alshad, sahabatnya. Tanpa ragu Heru pun langsung menghubungi Alshad kembali.

"Hallo...", sapa seorang pria di ujung sana.

"Hallo juga bro, sory baru cek hp gue..."

"Its ok, gue ngerti kok...gimana rasanya tinggal di pelosok?"

"So far so good lah, btw ngapain misscall gue sampai delapan kali, ada yang penting pasti?"

"Yoi bro, bisa kita ketemu hari ini? tolong share loc tempat tinggal lo ya? tar gue samperin kesana?"

"Emang apaan sih? Harus banget ya lo kesini langsung? Nggak ngomong di telfon aja? Bukannya gue ngelarang, cuma lo tahu sendiri kan gue ada di desa terpencil, nggak sayang waktu lo kalau harus jauh-jauh kesini?"

"Nggak bisa lewat telpon bro, ini penting banget dan gue harus ketemu lo langsung..."

"Ok deh..."

Panggilan di tutup dan Heru segera mengirim alamat lengkap berikut share lokasi tempat tinggalnya. Setelah memenuhi permintaan sahabatnya, Heru kemudian mandi dan memilih tidur untuk memulihkan energinya. Mendapat giliran jaga malam, mau tidak mau membuat jam tidur Heru jadi terbalik. Tapi itu sudah jadi hal biasa untuk profesinya. Heru pun segera melupakan percakapan itu dan tidak terlalu memikirkan apakah Alshad benar-benar datang atau tidak.

Alshad adalah sahabat masa kecilnya dan mereka tetap berhubungan baik hingga sekarang. Belakangan ini mereka semakin jarang berkomunikasi karena kesibukan masing-masing. Alshad sedang merintis usaha di bidang design interior, sedangkan Heru baru saja memulai pengabdiannya sebagai dokter umum di sebuah rumah sakit daerah. Jadi sebenarnya Heru merasa heran, urusan penting apakah yang membuat Alshad ngotot datang ketempatnya.

Sore harinya, saat sedang menikmati siaran televisi, Heru mendengar seseorang mengetuk pintunya. Heru beranjak untuk membuka pintu dan melihat Alshad berdiri di depan rumahnya.

"Lo beneran datang bro?"

Heru sangat senang dikunjungi oleh sahabatnya sedari kecil di tempat tugasnya yang terpencil.

"Iyalah, masak gue bohong..."

"Masuk dulu bro, kita ngobrol-ngobrol di dalam..."

Heru kemudian masuk untuk menyeduh dua cangkir kopi dan mengeluarkan camilan ala kadarnya.

"Ngopi dulu bro, pasti capek kan nyetir sendiri kesini?"

Alshad menyeruput kopinya sedikit.

"Jadi urusan penting apa yang bikin lo nekat datang kesini?"

"Gue butuh minta tolong sesuatu sama lo..."

"Minta tolong apa?"

"Papa minta tolong lo buat nikahin Alina..."

"What?"

Heru benar-benar terkejut mendengar permintaan Alshad. Alina adalah adik kandung Alshad. Adik perempuan satu-satunya yang sangat di sayangi Alshad dan semua anggota keluarganya. Alina adalah putri kesayangan di keluarga Dokter Hendra yang terhormat.

"Kenapa, lo nggak mau?"

"Bukannya gitu bro, tapi kenapa?"

"Alina hamil dan cowok brengs*k yang ngehamilin nggak mau tanggung jawab. Cowok itu kabur dan sama sekali tidak terlacak keberadaannya. Sementara dirumah kondisi Alina semakin memperihatinkan. Alina selalu murung dan matanya terlihat bengkak. Sepertinya anak manja itu menangis sepanjang malam...", Alshad menjelaskan situasi rumit yang tengah menjadi masalah di keluarganya.

"Siapa? Pacarnya Alina? Si Dirga yang anak pengacara kondang itu?"

"****! Jangan sebut namanya di depan gue!"

"Sorry bro, emang brengs*k banget cowok itu! "

"Jadi, lo mau atau nggak?"

Alshad bertanya dengan tatapan tajam penuh harap.

Heru masih diam dengan pandangan menerawang. Heru masih berfikir dan berfikir, sebab hal ini sungguh sangat mendadak. Dirinya memang mencintai Alina, dulu. Dan hingga sekarang bayang-bayang gadis itu tak juga hilang dari ingatan meski Heru tahu Alina memiliki kekasih. Seorang lelaki yang Alina pilih setelah menolak cintanya. Alina adalah satu-satunya wanita yang dia inginkan selama ini. Tapi menikahinya dengan cara seperti ini sama sekali tidak pernah terlintas di benaknya.

"Heru, tolonglah...kami benar-benar berharap banyak padamu..."

Alshad masih berusaha membujuk Heru.

Heru masih terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menjawab.

"Tolong kasig gue waktu untuk berfikir!"

Tapi ternyata itu bukanlah jawaban yang Alshad harapkan.

"Sudah tidak ada waktu lagi, kandungan Alina akan semakin besar dan jika orang melihatnya pasti mereka akan bergunjing dan nama baik keluarga akan tercemar, gue butuh jawaban lo sekarang juga", kali ini Alshad sudah tidak sabar dan setengah memaksa.

Ya, sebagai Kakak Alina dan anak tertua dalam keluarga, Alshad sangat menyesalkan musibah yang menimpa adik perempuan kesayangannya. Alshad merasa gagal dalam melindungi Alina hingga adik kecilnya sampai terjerumus dalam perbuatan zina dan membawa aib yang yang akan mempermalukan keluarga.

"Tapi pernikahan bukan mainan bro, ini urusan besar..."

"Apa begitu berat buat lo nolongin keluarga kita? Apa lo nggak ingat semua yang dilakukan Papa dan keluarga kita sampai lo bisa jadi dokter seperti sekarang?"

Akhirnya Alshad mengeluarkan senjata terakhirnya untuk membujuk Heru. Menagih hutang budi yang sampai kapanpun takkan sanggup Heru membayarnya. Walaupun hati kecilnya merasa ini tak pantas dan tidak adil bagi Heru, tapi Alshad tidak punya pilihan lain. Saat ini, hanya Heru lah satu-satu harapannya. Sosok pria yang bisa dia percaya untuk menjaga adik kesayangannya sekaligus menyelamatkan keluarga mereka dari aib.

Akhirnya Heru kalah telak, dia tak bisa lagi mengelak. Permintaan untuk menikahi Alina bukanlah pilihan, melainkan suatu kewajiban yang tak bisa di tolaknya.

Sesaat Heru merenungkan nasib perjalanan cintanya yang begitu berliku. Betapapun takdir mengombang-ambingkan hati dan perasaanya, mencinta, berharap, jatuh, dan terluka, berkali-kali hingga Heru telah menyerah dan mengikhaskan semua. Namun pada akhirnya, takdir justru mempertemukannya lagi dengan Alina. Maka kali ini pun Heru akan menyerahkan sepenuhnya nasib cintanya pada takdir. Heru telah memutuskan untuk menerima amanah itu dengan penuh rasa tanggung jawab.

"Ok, gue bakal nikahin Alina..."

Akhirnya Heru menjawab dengan yakin. Tidak ada keraguan di dalam hatinya. Heru tidak akan bermain-main dengan hati perempuan manapun. Itulah janjinya pada Tuhan.

"Makasih banyak bro, lo emang malaikat penyelamat keluarga gue, sebagai imbalannya Papa akan mengurus kepindahan lo ke rumah sakit Karya Medika di ibu kota...lo nggak perlu lagi kerja di tempat terpencil seperti ini dan yang lebih penting lo bisa selalu dekat sama Alina..."

"Gue ikhlas dan nggak mengharap imbalan apapun...", potong Heru dengan tegas.

"Ok...ok...gue ngerti, tapi lo tetap harus pindah supaya dekat dengan Alina.."

"Ok...."

"Makasih banyak bro...gue percaya sama lo, gue titip Alina, tolong jaga dia...seandainya lo belum bisa mencintai Alina sebagai wanita lagi, paling enggak tolong jaga dia selayaknya adik, lo sanggup kan?"

"Yoi, lo nggak perlu khawatir, gue akan jaga Alina meski nyawa taruhannya..."

"Makasih banyak bro, gue tahu sejak dulu lo selalu bisa diandalin..."

Setelah selesai membahas soal Alina, mereka lanjut mengobrol sambil menikmati hidangan alakadarnya. Sekedar bernostalgia mengenang kebersamaan mereka yang kini semakin langka.

Diam-diam, Alshad mengirim pesan pada Papanya. Mengabarkan bahwa misi yang diembannya hari ini telah berhasil dan Heru setuju untuk menikahi Alina.

Tanpa Heru tahu, keluarga Alina sudah menyiapkan skenario tentang pernikahannya dengan Alina.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!