Naura Abiyasya
" Kakek bangun, jangan tinggalkan aku" ucap gadis itu sambil menangis.
" Sayang jangan nangis lagi ya, kan masih ada Ayah" ucap pria itu menghibur putri nya.
Namun ada seseorang yang memandang tidak suka, ya dia ibu tiri dari gadis itu.
" Mami, ngapain si kita di sini, tempat nya kumu lagi" ucap seorang gadis.
" Siapa si perempuan itu, nggak sopan banget" ucap salah satu warga.
" Itu istri dan anak si Bagas" jawab salah satu warga.
" Sombong banget, mereka beda banget sama Naura dan Tiara."
" Iya bener banget."
" Uda ibu-ibu, jangan ngomong gitu, lihat itu kasihan Naura" ujar kepala desa.
Setelah mendengar ucapan kepala desa, para ibu-ibu pun tidak membahas kedua wanita itu lagi.
Mereka semua mempersiapkan pemakaman untuk Kakek Danu.
Setelah pemakaman selesai, kini tinggal tetangga terdekat dan ayah serta ibu dan adik tiri Naura yang ada di rumah itu.
Naura masih saja menangis, dia bingung akan tinggal dengan siapa setelah ini.
" Hiks, hiks. Kakek, kenapa Kakek ninggalin Naura. Naura tinggal sama siapa."
" Sayang uda jangan nangis, kamu mulai sekarang tinggal sama Ayah."
" Mami, dia akan tinggal sama kita. Ih aku nggak mau Mami" ucapnya dengan manja
" Mami pun, sebenarnya juga nggak mau sayang. tapi gak apalah, dapat pembantu gratis " jawabnya dengan berbisik.
" Eh, bener juga. lumayan Mi. kalau gitu gak apa-apa deh. Hehe."
"Apa yang sedang kalian bicarakan? Kesini kalian!" kata Ayah.
Mereka pun menemui pak Bagas dan juga Naura.
" Sayang, kenalin ini namanya Febri, dia istri Ayah. Jadi kamu panggil Mami ya. Dan yang disebelahnya namanya Sandra, dia anak Ayah juga. Dia adik kamu. Ayo sapa mereka!"
" Hai Mami, hai Sandra" ucap Naura sambil mencium tangan Febri.
Febri dan Sandra hanya tersenyum walaupun dipaksakan.
" Nah, mulai sekarang kamu akan tinggal bersama kami di Jakarta."
" Tapi, tapi..." jawab Naura terbata sambil memandang wajah ibu dan adik tirinya.
" Tau diri juga rupanya dia" ucap Febri dalam hati.
" Iya sayang, Mami senang kok, kalau kamu tinggal sama kami, ya kan Sandra?" ucap Bu Febri. " Ya mau nggak mau, harus mau" ucapnya lagi dalam hati. Masih dengan wajah tersenyum nya.
" Iya dong, Sandra juga senang punya Kakak" jawabnya. " Sebenarnya ogah, tapi nggak bisa bantah" ucapnya dalam hati.
" Tuh kan, kamu uda dengar sayang, jadi besok kamu ikut Ayah pulang ke Jakarta ya."
" Tapi, tapi sekolah Nau gimana Ayah?" ucap Naura. " Sebenarnya aku nggak mau ninggalin tempat ini" ucapnya dalam hati.
" Kamu tenang aja sayang, Ayah yang akan urus semuanya."
" Kalau itu kemauan Ayah, Nau ikut aja."
" Nah, gitu dong sayang" ucap ayah sambil tersenyum.
Keesokan harinya, Naura ikut dengan Ayahnya untuk tinggal di Jakarta. Sebelum pergi, Naura berpamitan dengan para tetangga dan sahabatnya "Lily". Mereka berdua menangis bersama.
" Hati-hati ya Nau, aku akan selalu merindukanmu, jangan lupakan aku ya!" ucap Lily.
" Aku nggak akan melupakan mu Lily" ucapnya sambil menangis dan memeluk Lily sahabatnya.
" Ih drama, malas banget lihatnya" ucap Sandra dalam hati
" Sayang ayo, nanti kesorean kita sampai Jakarta. Besok Ayah harus kerja lagi"
" Dah semua" ucapnya kemudian masuk ke dalam mobil, dan melambaikan tangannya.
Sesampainya di Jakarta, mereka di sambut oleh para pembantu. Barang-barang di bawah masuk oleh para pembantu.
" Wah, rumah Ayah besar ya."
" Iya dong Sayang, dan mulai sekarang ini juga jadi rumah kamu."
Naura hanya tersenyum mendengar perkataan Ayahnya. kemudian mereka pun masuk ke dalam.
" Ningsih, tolong antar kan Putri saya, Naura ke kamarnya!"
" Baik Tuan, non Nau. Mari ikuti saya."
Naura pun mengikuti Ningsih, untuk pergi ke kamarnya.
Di lantai atas sudah Vino yang sedang melihat sekeliling dan memerhatikan Naura. " Jadi itu yang namanya kak Naura, ternyata cantik juga" Vino pun mendekat dan menghampirinya. " Hai kak, kenalin aku Vino, adik kakak yang paling kecil."
" Hai Vino, senang bisa bertemu dengan mu" ucap Naura sambil tersenyum.
" Maaf den, saya mau mengantar non Naura ke kamarnya" ucap Ningsih. " Tumben den Vino nggak dingin, senangnya kalau begini" Ningsih pun tersenyum.
" Uda bik, biar saya saja yang antar kak Naura ke kamarnya."
" Kalau begitu saya tinggal dulu ya non, den."
Bik Ningsih meninggalkan Vino dan Naura. " Ayo kak ku antar ke kamar kakak." Naura hanya mengikuti dari belakang. Dan akhirnya tiba di kamarnya.
" Ini kamar kakak. Gimana, kakak suka?"
" Suka banget, kamarnya besar, dan warnanya juga indah."
" Syukurlah kakak suka, soalnya semalaman para pelayan panik"
" P - panik, kenapa?"
" Takut kakak nggak suka sama kamarnya, dan para pelayan juga ngebayangkan kalau kakak ternyata orangnya jalak"
Naura malah ketawa, dan tanpa sadar Vino pun juga tersenyum. Pelayan yang barusan lewat juga merasa senang. Karena akhirnya Vino mau tersenyum juga.
" Hadu, perut ku sakit. Aku geli banget, masa sampai segitunya."
" Hal seperti ini sudah biasa kak, aku harap kakak juga akan terbiasa. Oh iya kakak sekolah kelas berapa?" tanyanya yang mulai penasaran.
" Aku kelas XI, kalau kamu Vino?"
" Aku kelas VI kak"
" Pantas kamu sangat imut, boleh kakak cubit nggak pipi kamu?" ucapnya. " Hadu, dia sangat menggemaskan." sambil memandang pipi Vino.
" Tentu kak, silakan" ucapnya dengan tersenyum.
Naura pun, langsung mencubit pipi Vino, yang menurutnya sangat menggemaskan. " Ih kamu mengaskan banget Vino, aku suka."
" Kalau kakak suka, aku rela kakak cubit setiap hari" ucap Vino
" Nggak gitu juga Vino. aku senang, karena kamu mau menerima aku" ucap dengan wajah sedih
" Memang siapa yang nggak mau kakak tinggal disini. nggak usa kakak jawab, aku uda tau jawabannya. Pasti kak Sandra."
" Nggak kok, bukan dia."
" Gak apa kak, kakak tentang aja. Sebisa mungkin Vino akan lindungi kakak."
" Makasih Vino" Naura pun, memeluk Vino."
" Hangatnya, baru kali ini, aku merasakannya. Andai dari dulu kak Naura pindah ke sini." ucapnya dalam hati. " Kalau gitu, aku keluar dulu ya kak." vino pun meninggalkan Naura.
Naura yang kelelahan, langsung terlelap. malam harinya, semua sudah berkumpul di meja makan.
" Naura mana? Ningsih, tolong panggil kan"
Saat Ningsih, ingin memanggil Naura, tiba-tiba Vino bersuara. " Biar aku saja yang memanggil kak Naura" ucapnya. semua orang merasa kaget dan berfikir " Sejak kapan Vino bisa mudah akrab dengan orang baru."
" Ya sudah, sana panggil Naura!"
Vino pun segera memanggil Naura, sesampainya di depan pintu kamar Naura, Vino mengetuknya. " Kak Nau, kakak di dalam?" akhirnya Naura pun keluar.
" Ada apa Vino?" tanyanya
" Sudah waktunya makan, Ayah dan yang lain sudah menunggu di bawah" ucapnya.
hai guys, sedikit perkenalan
Nama : Naura
Umur : 16 tahun
sifat. : Baik, penurut, ramah dan cantik
Hobby : Memasak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Sri Rahayu
mantap kak
2023-02-19
0
surati 123
bagus kk
2023-02-17
0