Sandra, Vino, dan Naura duduk di sofa yang berada di depan Leo. Naura tampak semakin bingung, apakah yang akan disampaikan oleh Leo? pertanyaan itu berputar-putar di dalam kepala Naura.
Akhirnya Leo bersuara, dengan tampangnya yang sinis dan suaranya yang tegas membuat mental mereka bertiga menjadi menciut.
" Ngapain saja kalian selama kakak tidak ada di rumah?" tanya Leo dengan tegas, tidak ada yang menjawab mereka semua menunduk.
" Sandra jawab kakak, tidak usah yang lain hanya hari ini saja kamu dari mana, kenapa sore baru pulang?" tanya Leo lagi dengan suara yang bergemuruh di dalam ruangan itu. Sandra masih diam dan memikirkan apa yang akan ia jawab.
Leo tidak suka jika pertanyaan tidak dijawab, iya menghentak meja sekuat-kuatnya dan hal itu membuat Sandra tiba-tiba menangis. Naura sangat kaget dengan kejadian yang terjadi di depan matanya, Leo yang terlihat kalah ternyata juga bisa tegas ini dan jujur ini sangat menakutkan bagi Naura.
perlahan-lahan Sandra mulai memberanikan dirinya untuk menjawab pertanyaan dari Leo, dengan posisi yang tetap menunduk.
" Sa- Sandra habis main sama Cika Kak" jawabnya dengan terbata.
Namun, layak tidak puas dengan jawaban dari Sandra, iya tahu kalau adiknya sering menjadikan Cika sebagai alasan padahal dia sering pergi entah ke mana.
" Kamu yakin dengan jawabanmu itu, Kakak akan dekat telepon Cika kalau jawaban mu tidak sama dengan jawaban Cika. kamu tau apa sanksi akan kamu dapatkan, mengerti" ucap Leo dengan tetap memandang arah Sandra.
Sandra menciut mendengar perkataan kakaknya. Leo pun segera menelpon Cika untuk memastikan apakah yang dilakukan oleh Pak adik adalah benar atau tidak.
" halo Kak Leo, ada apa ya telepon malam-malam" jawab seorang wanita dari seberang telepon.
" Cika benar tadi kamu sedang bersama dengan Sandra hingga sore hari?" tanya Leo dengan selembut mungkin agar Cika mau jujur kepadanya.
" Benar Kak, kalau boleh tahu ada apa ya Kak?" tanya Cika seolah-olah tidak mengetahuinya padahal sebelumnya Sandra sudah menelpon Cika.
" Syukurlah Cika menjawab sesuai dengan apa yang ku minta, kalau tidak bisa habis aku sama Kak Leo" batin Sandra sambil mengelus dadanya.
" Tidak apa-apa Cik, kakak hanya bertanya saja. Tapi awas jika kamu berbohong ya." lagi Leo bertanya. Namun kali ini dengan nada yang penuh dengan ketegasan. Suara itu membuat Cika ketakutan. Namun, Cika tidak bisa berkata apapun karena dia sudah berjanji kepada Sandra.
" Tidak Kak, Cika menjawab dengan jujur" jawabnya dengan lantang dan membuat Leo mempercayainya.
'' oke" ujarnya dengan singkat sambil mematikan telepon dan langsung menatap ke arah Sandra.
" Kakak, nggak tau. Apakah Cika jujur atau tidak. tapi kalau sempat kakak tau kau berbohong. Awas saja kau Sandra." Ucap Leo dengan emosi.
Sandra pun menghelan nafas, dan rasa takut dan tegang yang ia alami kini telah menghilang. selesai dengan Sandra. Leo langsung melanjutkan dengan Vino si adik bungsu.
" Vino, Kakak dengar kau sering pulang sore, padahal sekolah mu jam 2 siang sudah selesai, kemana saja kau?" tanya Leo, lain dengan Sandra yang kaget waktu mendapatkan pertanyaan dari Leo. Vino justru tampak tenang dan santai.
" Vino tidak dari mana-mana kak, Vino pulang sore hanya pada saat ada tugas kelompok saja kak." jawabnya dengan santai.
" Kau yakin dek?" tanya Leo lagi, karena ia masih kurang percaya dengan jawaban Vino.
" Yakin kak, buktinya hari ini. Aku pulang cepat, karena tidak ada tugas kelompok." Ujarnya dengan lantang.
" Ya memang benar, tadi Vino pulang cepat." batin Leo.
" Ok, masuk akal. Tapi tau kan konsekuensinya kalau bohong?" tanya Leo dengan tampang seram. Bahkan Naura juga merasa takut.
" Iya Kakak ku sayang, aku tau." jawabnya dengan merayu.
Saat ini tiba giliran Naura, belum sempat Leo berbicara, Naura sudah gemetar ketakutan.
" Untuk kamu Naura, disini ada aturan yang tidak kamu ketahui. (1) Tidak boleh pulang malam. (2) Harus izin kemana pun pergi, dan dengan siapa. (3) Tidak ada perbedaan antara satu sama lain dalam memberi hukuman. (4) Nggak boleh manja, harus mandiri. Ya mungkin itu aja dulu, kakak harap kau bisa mematuhinya Naura." jelasnya dengan menatap wajah Naura tajam.
Naura tidak menjawab perkataan kakaknya, ia hanya mengangguk dan tidak berani menatap mata Leo.
" Oke kalau sudah mengerti, kalian boleh balik kembali ke kamar kalian masing-masing!" perintah Leo dan mereka semua tidak ada yang membantu dan langsung menghargai yang menuju kamar mereka.
Naura masih terheran dengan sikap Leo, seakan Leo yang ia lihat tadi siang bukanlah Leo yang lihat saat ini. Naura terus terpikirkan dengan perkataannya hingga tanpa sadar ia hilang dalam alam mimpi.
Naura terbangun mendengar suara azan berkumandang, iya bergegas membersihkan diri kemudian melaksanakan kewajibannya sebagai umat beragama Islam. Seusai itu ia pergi ke dapur untuk membuat sarapan.
Leo yang memang terbiasa terbangun pagi, iya kaget melihat Naura sudah berada di k di waktu pagi ini. Leo pun menghampiri Naura.
" Dik kamu ngapain di sini, ini masih pagi loh?" tanya Leo kepada Naura dengan penuh kebingungan.
" Naura lagi buat sarapan Kak." jawab Naura dengan singkat, dan Leo sangat terkejut dan kalau dengan pikirannya karena biasanya yang ia tahu yang membuat sarapan pagi adalah pembantu di rumahnya. Tetapi pagi ini yang membuat sarapan justru Naura adik sambungnya.
sebenarnya Leo tak masalah jika Naura yang memasaknya, karena kemarin lo juga sudah mencicipi rasa masakan yang murah dan masakan itu sangat pas di lidahnya. Namun, pikiran Leo masih dipenuhi dengan rasa kebingungan. karena tidak ingin banyak berbicara Leo pun memutuskan untuk sarapan pagi dengan masakan Naura.
Naura menyajikannya dengan sigap, Leo kenapa makanan itu dengan sangat menggiurkan dan tidak sabar untuk mencicipinya. Makanan itu pun mulai masuk mulut dan membelai, rasa yang sungguh lezat dan nikmat bagi Leo.
Seketika saja jam sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi, Naura pun bergegas ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah. Selesai itu ia segera turun untuk sarapan bersama dengan keluarganya.
Sang ayah merasa asing dengan rasa masakan itu sekaligus merasa nyaman, rasa masakan Naura hampir sama dengan rasa masakan ibunya Tiara. Hal itu membuat Ayah Naura menghilang dalam kenangan masa lalu. perlahan-lahan ia mulai membuyarkan lamunannya dan menatap Putri semata wayangnya dengan Tiara mantan istrinya yaitu Naura.
" Naura Sayang bolehkah Ayah bertanya, apakah ini masakanmu sayang?" tanyanya dengan lembut padahal sebenarnya dia sudah mengetahuinya ketika mencicipinya tadi, rasa yang tidak pernah bisa dilupakan itu menggeliat di dalam lidahnya.
hai guys, sedikit pengenalan
Nama : Vino Abiyasya
Status : Adik Naura
Sifat : Baik, dan cuek
hobby : Basket
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments