My Bodyguard Knows My Secret
Suasana indah di taman sekolah, menemaninya yang sedang membaca novel kesayangannya. Membayangkan bagaimana rasanya mempunyai seseorang yang menyayangi kita seperti dalam cerita novel. Tiba-tiba, sekelompok siswi berdiri di mengelilinginya. Dia yang sedang asyik membaca buku tak sadar akan kehadiran , salah satu dari mereka mengambil kasar buku novel miliknya dan melempar buku itu ke wajah gadis sangat pemilik buku.
"Seharusnya kau sadar diri, bodoh! Gadis buruk rupa sepertimu tidak akan ada laki-laki yang mau denganmu! " - Bentaknya
Bugh! Plak! Beberapa pukulan berhasil mengenai tubuh gadis malang itu, dia hanya bisa menangis meminta agar berhenti dipukuli. Bahkan mereka menjambak rambutnya, membuat dia merasa semakin kesakitan.
"Tatap aku, ****** gila! Jika kau dekati pacarku lagi, akan kubuat kau buta! Mengerti?!" - Ancamnya
"I-iya, a-aku m-mengerti" - Jawab gadis malang itu
Jambakan terlepas dari rambutnya, dia hanya bisa menangis sambil menahan rasa sakit ditubuhnya. Sekelompok siswi yang menggertaknya pun tertawa bahagia saat melihat sang pemeran utama kita sengsara.
Sang gadis pemeran utama kita diberi nama "Lyrandra"
...• Lyrandra POV •...
"Hei, lihatlah! Kasihan sekali dia ya? Hahahaha!" - Tawa Para Murid
"Makanya jangan jadi pelakor, sudah tahu jika si cowok itu telah memiliki pacar. Tapi malah didekatinya" - Sahut Mereka
"A-aku t-tidak b-bermaksud b-begitu, a-aku h-hanya -" - Ucapku gemetaran
"Halah! Bacot! " - Ucap Gadis Itu
Gadis itu mengangkat salah satu tangannya dan ingin menamparku lagi, dengan refleks aku menutup kedua mataku. Aku menunggu pukulan darinya, namun tak ada. Aku segera membuka mataku secara perlahan, aku lihat tangan gadis itu ditahan oleh seorang laki-laki remaja yang tak lain adalah pacarnya.
"Sudahlah, sayang. Tidak ada gunanya kamu memberi pelajaran kepadanya, pelakor tetaplah pelakor. Dia tidak akan merasa menyesal dengan perbuatannya itu" - Ucap Laki-laki Itu
Gadis itu langsung menurunkan tangannya dan memeluk pacarnya itu, lalu pacarnya membawa gadis itu pergi dan meninggalkan aku sendirian di tengah kerumunan para murid. Aku menahan geram dan mencoba untuk berdiri, kali ini aku harus melawannya.
"Aku bukan pelakor! Ini bukan salahku, laki-laki itu yang mendekatiku lebih dulu!" - Teriakku
Bugh! Sebuah tinju melayang ke salah satu pipiku dan berhasil membuatku terjatuh, aku langsung menciut. Ternyata yang meninjuku adalah pacarnya. Aku menatap ke arahnya, laki-laki itu membalas tatapanku dengan tatapan tajam yang membuatku merinding saat melihat kedua matanya.
"Bahkan laki-laki pun berani menyakiti perempuan, aku sangat takut dengan laki-laki" - Gumamku
...• ~ • ~ •...
Disisi lain, seorang laki-laki remaja sedang berjalan kaki di sore hari. Menikmati tepi sungai yang indah, ditemani dengan angin berembus yang berhasil menerpa wajah dan rambutnya. Laki-laki itu sangat menikmati suasana ini, dia ingin lebih lama berada di sini.
"Oi! Alvaro!" - Panggil Seseorang
Sang pemilik nama itu menoleh kepada temannya
Sang tokoh utama laki-laki ini bernama "Alvaro"
...• Alvaro POV •...
Dari kejauhan, terlihat seorang laki-laki remaja berlari ke arahku dengan nafas tersengal-sengal. Laki-laki itu tak lain adalah temanku
"Ada apa? " - Tanyaku
"Bro, bolehkah aku meminjam uangmu? Untuk saat ini, aku sangat membutuhkan uang untuk ibuku. Bolehkah? " - Tanya Temanku
"Uang? Lagi? " - Tanyaku
"Bro, kita kan teman. Kamu tidak boleh pelit kepada temanmu ini, apa kamu tega melihat seorang ibu menderita?! Bolehkah? Aku mohon..." - Bujuk Temanku
"Huh, baiklah. Ini uangnya dan pergilah " - Ucapku
Aku memberikannya beberapa lembar uang kepadanya, berharap uang itu bisa membantu ibunya yang sedang kesusahan. Temanku sangat berterima kasih kepadaku, lalu segera berlari menjauh dariku.
"Padahal uang itu untuk pengobatan ibuku" - Gumamku
Yang membuatku kecewa dari temanku itu adalah dia tidak pernah membayar hutangnya, walaupun sering kutagih. Jawabannya selalu saja membuatku tak puas.
"Hei, aku ini adalah temanmu. Apakah kamu tak tega melihat temanmu ini menderita? Teman macam apa kau?! Tidak bisakah kamu mengikhlaskannya?!" - Ucapnya
...Kita kan teman......
...Kita kan TEMAN......
Bruk! Seseorang menyenggol tubuhku, membuatku sadar akan lamunanku tadi. Aku langsung menoleh ke bawah, seorang gadis sedang merangkak dan kedua tangannya sibuk mencari sesuatu.
"Hei, kamu tidak apa-apa? Kamu sedang apa? " - Tanyaku
"Maafkan aku, sekali lagi aku minta maaf. Aduh, di mana kacamataku? " - Tanya Gadis Itu
Aku mengamati sekitarku, aku temukan sebuah kacamata terletak tak jauh kakiku. Aku mengambil kacamatanya dan membersihkannya, aku lebih dulu mengulurkan tanganku untuk membantunya berdiri. Saat aku memberikan kacamatanya, aku tercengang saat melihat wajahnya tanpa kacamata. Ti-tidak mungkin?!
"Ly-Lyra?! " - Tanyaku
"Ah, maaf! Aku harus pergi! Se-sekali lagi, aku minta maaf! " - Ucap Gadis Itu
Gadis itu langsung berlari setelah mengambil kacamatanya dari tanganku, aku hanya bisa terdiam melihat kepergian nya. Aku ingin mengejarnya, tapi aku merasa tidak yakin. Mungkin saja itu orang lain, aku tidak bisa 100% percaya bahwa gadis itu adalah dia.
Aku menggelengkan kepala dan merogoh saku bajuku, tersisa beberapa lembar uang disaku bajuku. Apakah uang ini cukup untukku bertahan hidup? Huh, aku harus mencari lebih banyak uang lagi. Aku mengacak rambutku sendiri, frustrasi dengan hidupku sendiri.
Apa sebaiknya aku tidak meminjamkan uangku padanya? Tapi, dia kan temanku. Satu-satunya temanku yang kupunya, siapa yang mau berteman dengan anak sepertiku?! Aku tidak ingin dibilang sebagai anak yang kesepian.
Sekarang aku mempunyai seorang teman, walaupun akhlaknya minus. Setidaknya aku punya satu, ya kan? Aku duduk di sebuah kursi kosong yang telah disediakan di tepi sungai, aku memukul kepalaku sendiri. Hidupku membuatku gila sendiri, bagaimana bisa aku bertahan hidup? Apakah aku akan terus berkelahi, lalu mengumpulkan beberapa sepatu musuh untuk kujual?
"Astaga, aku butuh pekerjaan untuk anak SMA sepertiku! Setidaknya aku tidak ingin menjadi beban keluarga, aku harus bekerja!" - Keluhku
Syut, sebuah pukulan hampir saja mengenai wajahku. Aku menangkisnya dengan cepat, orang asing yang datang entah dari mana. Tiba-tiba saja dia menyerangku, apa salahku?
"Wow, kau hebat juga ya? Instingmu kuat, aku membutuhkan orang sepertimu. Kamu sangat cocok untuk putriku" - Pujinya
"Siapa kau? " - Tanyaku
Pria tua itu menurunkan tangannya dan membersihkan pakaiannya, dia membenarkan letak kacamatanya dan menatap ke arahku.
"Aku dengar, kamu ingin bekerja? Kebetulan aku butuh seseorang untuk kuperkerjakan, apa kamu mau? " - Tawarnya
"Bekerja sebagai apa? " - Tanyaku
Pria itu hanya diam, lalu mengeluarkan selembar kertas kecil dan menyodorkannya kepadaku, aku segera menerima kertas itu. Kutatap dengan saksama apa yang tertulis di sana dan kembali menatap sang pria asing yang sedang berdiri di hadapanku.
"Datanglah ke alamat ini, aku akan memberi tahumu saat kau tiba di sana. Aku pergi, sampai jumpa" - Pamit Pria Itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments