Aku terdiam dan hanya menatap kepergian pria tua itu, aku bertanya-tanya tentang siapa pria itu. Bahkan dia tidak menjawab pertanyaanku dan malah memberikanku selembar kertas, apakah aku harus ke sana? Bagaimana jika dia berbohong?
“Lebih baik aku datang ke sana. Jika memang tempat itu berbahaya, aku akan segera pergi dari sana. Lagi pula aku bisa bela diri, jadi itu bukan masalah besar untukku” – Gumamku
Kuharap dengan selembar kertas ini, ke depannya hidupku akan menjadi lebih baik. Aku masih penasaran dengan gadis yang menabrakku tadi, dia gadis yang manis.
“Stop! Astaga, Alvaro! Apa yang kau pikirkan! Jangan memikirkan wanita, kau harus bekerja mencari uang” – Gumamku
...Tapi, kapan ya aku bisa bertemu dengannya lagi?...
...• ~ • ~ •...
...• Lyrandra POV •...
“Sial, apa yang telah kulakukan?! Bisa-bisanya aku menabrak orang lain! Bagaimana jika dia marah padaku? Tapi aku sudah minta maaf padanya! Argh! “ – Gumamku
Aku menyesal karena bermain handphone sambil berjalan, niatku hanya ingin melihat notifikasi pesan. Tapi aku malah lalai membaca pesan yang membuatku tidak fokus dalam langkahku. Nafasku tersengal-sengal, aku memberhentikan langkahku dan mengatur nafasku. Sudah cukup jauh aku berlari, aku menoleh ke belakang.
“Syukurlah, aku pikir pria itu akan mengejarku. Aku merasa terkejut saat laki-laki asing itu menyebut namaku, padahal kami belum pernah bertemu sebelumnya. Matahari mulai Aku harus cepat sampai di rumah” – Gumamku
Aku segera berlari menuju rumah, aku tidak boleh terlambat. Setelah aku membuka pintu masuk, seorang pria tua berdiri tepat dihadapkanku. Argh, gawat! Aku langsung menyatukan kedua tanganku dan menundukkan pandanganku, tak berani untuk melihat wajahnya.
“Kenapa kamu terlambat? Apakah kamu tahu sekarang jam berapa?” – Tanyanya
“A-aku t-tahu, a-ayah. M-maafkan aku” – Jawabku
“Sekarang, pergilah ke kamarmu“ – Titah Ayah
Aku mengangguk pelan, jantungku dag dig dug seer~ Aku bersalah karena jika tiba waktu sore, aku harus sudah berada di rumah. Ayah memberiku jalan untuk lewat, aku berjalan menuju kamarku.
Grep! Salah satu tanganku dipegang oleh ayahku dan aku refleks menepisnya, aku menatap tajam ke arah ayah. Raut wajah terkejut terlihat dari wajah ayahku, argh! Tidak, apa yang dia inginkan?
“Ada apa dengan wajahmu, nak? Kenapa memar- “ – Tanya Ayah
“Ke-kenapa ayah bertanya lagi? Bukankah ayah sudah tahu jawabannya?” – Jawabku
Aku langsung berlari menjauh dari ayah dan segera masuk ke kamar, tak lupa untuk mengunci pintu kamarku. Aku bersandar pada pintu dan duduk sambil memeluk kedua kakiku.
“Huh, aku lelah! Aku lelah!! Tapi, tidak ada gunanya aku berkeluh kesah seperti ini. Tidak akan ada yang berubah” – Gumamku
...“Ly-Lyra?!”...
...“Lyra!”...
Astaga, suara laki-laki asing yang kutabrak tadi itu terngiang-ngiang dikepalaku. Apa ini sebuah karma karena telah menabraknya tadi? Aku langsung berdiri dan merebahkan tubuhku di kasur, aku menatap langit-langit kamar.
“Tapi, bagaimana dia bisa tahu namaku? Bukankah kami tidak saling mengenal satu sama lain? Bahkan itu adalah pertemuan pertama kami” – Gumamku
Aku duduk dan mengusap dadaku, aku tersadar akan sesuatu. Ternyata aku memakai name tag di bajuku, aku langsung melepas name tag itu dan meletakkannya di atas meja di samping ranjang.
“Mungkin dia melihat name tag milikku, argh! Memalukan, aku terjatuh di hadapan seorang laki-laki” – Gumamku
Tapi, jika dilihat-lihat lagi. Wajahnya sangat tampan, bisakah aku menatap wajahnya lagi dilain waktu?
...• ~ • ~ •...
...• Alvaro POV •...
Keesokan paginya, aku baru saja selesai berolahraga pagi dan berniat untuk langsung pergi ke tempat yang tertulis di kertas kemarin. Saat sampai di sana, aku terdiam tepat di depan seorang pria memakai jas hitam dan berkacamata hitam. Aku tercengang saat melihat tempat yang kukunjungi adalah sebuah gedung tinggi menjulang menembus langit, ahay~
“Anak kecil berbadan lusuh seperti anda tidak berhak kemari “ – Tanya Pria Itu
“Ah, hahaha. Ya, memang benar. Aku harus pulang, hehehe” – Ucapku cengengesan
“Cepat pergilah karena kamu bau” – Ucap Pria Itu
“Anjenk! Jujur amat jadi satpam” – Gumamku
Aku menatap tajam ke arah satpam dan segera beranjak pergi dari halaman gedung itu, bagaimana bisa aku masuk ke dalam sana? Bahkan aku memakai baju kaos dan aku baru saja selesai berolahraga, tak heran jika tubuhku bau. Hadeh, aku harus pulang terlebih dahulu.
“Atau mungkin aku salah alamat? Tapi, yang ditulis di kertas itu adalah alamat ini. Sepertinya pria yang mendatangiku kemarin adalah orang kaya, padahal kemarin pakaian yang ia kenakan terlihat lusuh :v, canda pak” – Gumamku
Aku langsung pulang ke rumah untuk membersihkan diri dan berganti pakaian yang lebih baik dari yang kupakai tadi. Setelah setengah jam berlalu, aku kembali ke depan gedung itu dan berdiri di hadapan satpam tadi.
Satpam itu mengerutkan dahinya, seperti sedang menginterogasiku. Aku menatap tajam ke arahnya, satpam itu malah menganggukkan kepalanya beberapa kali.
“Langsung masuk saja, pak” – Ucap Satpam
“Nah gitu dong! Saya tamu di sini, jangan menatapku seperti itu. Dan jangan memanggilku dengan sebutan ’Pak’, karena saya masih muda” – Ucapku
“Dasar anak jaman sekarang minus akhlak, tck!” – Keluh Satpam
“Apa bapak bilang?!” – Tanyaku
Satpam itu hanya diam dan masih setia berdiri di samping pintu masuk, aku segera melangkah masuk ke dalam gedung ini. Setelah masuk ke dalam, seorang pria berlari ke arahku dan tersenyum ramah kepadaku.
“Silakan ikuti saya, pak” – Ucapnya
“Maaf, pak. Saya tidak setua yang bapak pikirkan” – Ucapku
“Oh, iya? Maafkan saya” – Ucapnya
Kami sampai diruang tamu, terlihat seorang pria tua sedang duduk di sofa seraya menyeruput secangkir teh yang ada ditangannya. Pria tua itu menoleh ke arahku, dia menyadari keberadaanku dan langsung berdiri.
“Akhirnya kamu datang, aku pikir kamu menolak tawaranku” – Ucap Pria Tua Itu
“Langsung ke intinya saja, pak” – Tegasku
“Ah, baiklah. Silakan duduk dulu, tidak nyaman berbicara sambil berdiri” – Ucap Pria Tua Itu
Aku langsung duduk di salah satu sofa yang telah disediakan, pria tua itu kembali duduk di sofanya. Pria itu mulai mengaitkan jari-jemarinya, pertanda ia akan bicara serius.
“Pertama-tama, perkenalkan nama saya Andrian. Saya di sini meminta Anda untuk menjadi pengawal putri saya, apakah Anda bersedia? “ – Tanyaku
“What?! Pengawal?! Jadi Bodyguard?! Ga! Saya menolak, saya tidak mau menghabiskan waktu saya hanya untuk menjaga anak kecil! “ – Bantahku
“Tapi, kamu akan dibayar 2 kali lipat jika kamu mau melakukan pekerjaan ini” – Tawarnya
“Aku tetap tidak mau melakukan pekerjaan itu, menjadi Bodyguard memakan waktu 24 jam bersama seorang gadis. Itu sangat melelahkan untukku, lagi pula bukankah anda mempunyai banyak Bodyguard?” – Tanyaku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments