"Hei, apakah kamu Bodyguard yang ayah suruh?!" - Tanyaku
"A-apa?! Bu-bukan, kenapa kamu berpikir seperti itu?!" - Tanya Ava(Alvaro)
Aku menatap lekat ke arah Ava(Alvaro) , tingkah lakunya mulai mencurigakanku. Tapi aku mengabaikannya, mungkin hanya firasatku saja. Aku menarik Ava(Alvaro) untuk berdiri, aku terpana dengan tubuh tingginya. Aku harus mendongakkan kepalaku agar bisa melihat wajahnya.
"Ava(Alvaro) , badanmu tinggi sekali! Beritahu aku, apa rahasia ketinggian badanmu? " - Tanyaku
"Rajin berolahraga dan makan-makanan sehat" - Jawab Ava(Alvaro)
"Sepertinya menyenangkan menjadi tinggi, aku ingin menjadi tinggi sepertimu" - Ucapku
"Jangan tinggi-tinggi, nanti cowok insecure dekat kamu. Kamu pendek begini, malah imut loh" - Ledek Ava(Alvaro)
"Hei, berhenti mengataiku imut! " - Ucapku
Ava(Alvaro) tertawa dan mengelus pucuk kepalaku, ugh! Kenapa rasanya kayak ngelesbi ya?! Aku tersenyum ke arahnya dan mengajaknya untuk membaca buku bersama.
...• ~ • ~ •...
...• Alvaro POV •...
Kedua mataku mulai terasa panas akibat lelah membaca, entah berapa lama aku membaca satu buku novel ini. Aku menyingkirkan tumpukan buku novel yang ada di hadapanku, aku tercengang saat melihat Lyra tertidur dengan kepala di atas meja. Bahkan buku yang sedang ia baca tergeletak begitu saja di atas meja, dia ketiduran.
"Wajahnya manis sekali, pipinya terlihat menggembung. Rasanya aku ingin mencubitnya, hihihi. Tapi aku sadar, posisiku di sini sedang menyamar menjadi seorang wanita" - Gumamku
Penyamaran ini membuatku merasa risih dan sangat terbebani, keinginanku ingin lebih dekat dengannya semakin besar. Tapi aku tak bisa memperlakukannya seperti apa yang aku inginkan, takut Lyra akan salah paham denganku.
Aku segera bangkit dari kursi dan berjalan mendekatinya, aku mengangkat tubuhnya secara perlahan. Lalu membawanya ke kamar miliknya, tapi sebelum itu tentu saja aku meminta izin terlebih dahulu dengan pak Andrian dan beliau mengizinkannya. Aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam kamarnya, kamarnya terlihat berantakan. Aku membaringkan tubuh Lyra dengan perlahan, takut dia terbangun. Lalu menyelimutinya, aku segera melangkah keluar dari kamar.
"Kerja bagus, tuan Alvaro! " - Puji Seseorang
Aku terkejut saat mendengar suara itu, Pak Andrian berdiri tepat di belakangku. Aku menghela napas dan menganggukkan kepala tanda terima kasih, pak Andrian memperbolehkanku untuk pulang ke rumah. Aku kembali menoleh ke dalam kamar Lyra dan melihatnya yang sedang tertidur lelap.
"Sebenarnya aku ingin lebih lama berada di sini, aku ingin melepas kerinduanku padanya. Tugasku di sini hanya sebagai Bodyguardnya, tapi Lyra sendiri tidak ingin mempunyai Bodyguard. Apakah aku hanya bisa bertahan di sini sampai identitasku terbongkar? " - Gumamku
"Aku tahu isi pikiranmu, tapi untuk sekarang kamu harus menjaga jarak dengan Lyra karena kamu seorang laki-laki. Dekatlah dengannya sewajarnya saja, hanya sebagai teman" - Ucap Pak Andrian
Aku menganggukkan kepala, aku harap Pak Andrian tak tahu perasaan apa yang sedang kurasakan saat bersama dengan Lyra. Aku segera pamit pulang kepada Pak Andrian dan segera beranjak pergi dari gedung itu.
Malam hari tiba, aku baru saja menyelesaikan pertarunganku dengan mereka. Orang yang tak kukenal, tapi mereka langsung main pukul saja. Tapi pada akhirnya mereka pingsan tak berdaya di sini, aku mulai memungut beberapa sepatu milik mereka.
"Bekerja sebagai Bodyguard saja tidak cukup untuk membiayai kehidupanku sehari-hari, aku akan menjual sepatu mereka dan menghasilkan sejumlah uang"
Bruk! Suara seseorang terjatuh, sepertinya seseorang mengawasiku sejak tadi. Aku langsung berlari mendekat ke arah suara itu berasal. Kudapati seorang gadis yang terlihat ketakutan sedang duduk di tanah dan berusaha menjauhiku, wajah gadis itu membuatku terkejut.
"Ly-Lyra? " - Tanyaku
"P-pergi?! Kau, kau monster!!" - Ucap Gadis Itu
Aku yakin gadis ini adalah Lyra, aku segera meraih salah satu tangannya. Namun dia langsung menepis tanganku dan menamparku, itu membuatku syok. Kulihat dia berdiri dan berlari sekencang mungkin, aku terdiam sambil menatap punggungnya yang kian menjauh.
"Di-dia baru saja menamparku? Tapi, kenapa?! Apa mungkin dia melihat semua yang kulakukan?! Oh, tidak! Dia pasti akan membenciku, bagaimana ini?!" - Ucapku
Tiba-tiba seseorang datang menghampiriku, aku pun menoleh ke arahnya. Seorang pria memakai jas bertanya kepadaku tentang seorang gadis.
"A-aku melihatnya, dia pergi ke arah sana" - Tunjukku
"Baiklah, terima kasih" - Ucapnya
Pria itu segera pergi meninggalkanku, aku hanya diam. Sepertinya itu bodyguard Lyra , apakah aku telah digantikan? Bukankah bekerja sebagai bodyguard harus 24 jam bersama tuannya? Tapi, aku baru sadar sekarang.
"Sepertinya pak Andrian menyadari perasaanku, seorang pengawal tak boleh menyukai tuannya sendiri karena beberapa alasan tertentu. Itulah yang sering kudengar di beberapa film, apakah perkataan itu juga akan berlaku di kehidupanku? " - Gumamku
Aku berbalik dan melanjutkan aktivitasku yang sempat tertunda, mungkin aku sudah diberhentikan oleh Pak Andrian. Aku memungut beberapa sepatu, lalu memasukkannya ke dalam sebuah karung dan mengikatnya. Tiba-tiba handphone milikku berdering, menandakan sebuah panggilan masuk. Aku segera mengangkat telepon itu, suara tak asing masuk ke telingaku.
..."Lyra sedang diculik. Cepat selamatkan dia, atau nyawamu taruhannya"...
Aku terkejut dan langsung berlari meninggalkan karung sepatuku, aku tak peduli akan uang, sekarang aku harus menyelamatkan Lyra. Lokasi diberikan kepadaku, aku langsung berlari menuju lokasi.
Aku telah sampai di sebuah ruangan yang cukup gelap, aku segera menyalakan senter dari handphoneku. Kulihat Lyra terkapar lemah dilantai, membuatku langsung syok saat melihat keadaan tubuhnya yang penuh dengan bercak darah. Tidak hanya itu, di sekelilingnya juga ada beberapa Bodyguard Lyra yang ikut terkapar lemah penuh darah di sekujur tubuh mereka.
"Wah, pahlawan telah tiba" - Ucap Seseorang
Aku langsung melayang kan pukulanku ke arah sosok yang masih samar dalam pandanganku, namun dia berhasil menangkis pukulanku dan terlihat senyuman seringai terukir di bibirnya.
"Hallo! Apa kabar, bocah gila?" - Tanyanya
"Ka-kau?!" - Ucapku tak percaya
Secara tiba-tiba, lampu di ruangan ini menyala begitu saja. Terlihat sosok yang tak asing lagi bagiku, dia tersenyum seraya menengadahkan salah satu tangannya seperti ingin meminta sesuatu.
"Uang" - Ucapnya
"A-apa?! Uang? " - Tanyaku
"Ya, kau belum membayar biaya kost bulananmu. Apakah kamu sudah melupakannya? " - Tanyanya
"Ahahaha, aku lupa. Maafkan aku, Azran" - Ucapku
"Dasar bocah sialan! Cepat bayar atau nyawa gadis kesayanganmu ini akan menghilang" - Ancam Azran
Aku langsung mencengkeram kerah baju Azran dan menatap tajam ke arahnya. Namun pria itu hanya tersenyum manis, aku semakin muak melihat raut wajahnya itu. Salah satu tangannya mencoba melepas cengkeraman tanganku, namun aku menguatkan cengkeramanku pada kerah bajunya.
"Jika kau ingin menagih uang sewa kost, lebih baik bicarakan baik-baik denganku! Kamu tidak perlu sampai mengambil sandera hanya untuk perkara sepele begini, anying!! " - Tegasku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments