RESTU ISTRIMU

RESTU ISTRIMU

1

Memiliki hubungan dua orang dewasa itu sangatlah berbeda dengan hubungan remaja atau saat masih muda. Bukan hanya faktor umur saja, tapi di saat hati sudah nyaman dan klik dengan satu orang, maka tanpa ada kata pacaran pun sudah di anggap memiliki hubungan spesial karena kebersamaan dan komunikasi setiap hari.

Seperti biasa, setelah jam pulang kantor, Rama dan Dama selalu pergi makan bersama di restaurant favorit mereka. Sudah dua tahun ini mereka menjalani hubungan spesial yang mereka anggap masih dalam batas wajar.

Keduanya duduk saling berhadapan dan menikmati makan malamnya.

"Hubungan kita mau di bawa kemana?" tanya Dama pelan kepada Rama.

Rama memelankan kunyahannya dan menatap Dama lekat.

"Selama ini kita berhubungan, kamu masih nanya, hubungan kita di bawa kemana?" tanya Rama pelan. Wajah Rama terlihat kesal sekali. Rama lelah karena seharian harus bertemu dnegan klien, dan saat ia ingin bermanja dengan Dama, malah Dama membuat suasana menjadi tak nyaman.

Seperti di guyur air es yang baru saa mencair. Hati Dama begitu terasa nyeri, saat Rama menjawab semudah itu. Hubungan ini bukan hal sepele. Dua tahun juga bukan waktu yang sebentar mereka sudah melaluinya dengan banyak ombak yang menggulung. Belum lagi, nyinyiran orang terhadap Dama yang di anggap sebagai pelakor.

"Aku hanya ingin memastikan hubungan ini akan sampai pada tujuan kita atau hanya akan berakhir sia -sia," ucap Dama getir.

Ia juga sudah bnayak berkorban terutama masalah perasaan. Semua ini mmenag keinginan Dama yang tetap ingin menjadi istri kedua, dengan catatan Yufi, istri pertama Rama memebrikan restu dan ikhlas. Dama hanya butuh sosok pendamping, soosk suami, sosok pasanagn yang bisa di ajak berdiskusi dan sosok Ayah untuk anak semata wayangnya, Lanang.

"Bukankah kamu yang bilang mau bersabar dan menunggu semuanya. Kenapa sekarang kamu terlihat menyerah?" tanya Rama memelankan suaranya.

Rama memang sosok lelaki penyabar dan santun. Itu yang membuat Dama, jatuh cinta pada pria beristri bernama Rama. Tak hanya itu, Rama tak pernah marah dan tidak pernah membentak atau berkata kasar kepada Dama.

"Iya memang. Aku yang menginginkan ini semua," ucap Dama lirih.

Nafsu makannya sudah hilang. Ia malah mengeluarkan ponsel dan bermain game.

"Kita sedang bicara. Hargai aku, Dama. Hargai perjuangan aku selama ini," ucap Rama sedikit meninggi.

Rama merebut ponsel Dama dan meletakannya di meja. Dama kaget, ia menatap lekat kedua mata Rama dan menggelengkan kepalanya pelan. Ia tak percaya Rama akan melakukan hal ini. Biasanya Rama akan sabar.

"Apa aku gak menghargai usaha kamu, Mas? Selama ini aku hargai perjuangan kamu. Kalau aku gak menghargai, aku gk akan bertahan selama dua tahun ini, aku gak akan nunggu kamu yang belum pasti, dan aku akan memilih lelaki lain yang sudah beberapa kali silih berganti mengajakku menikah," ucap Dama mulai terpancing emoi.

"Terus? Kalau kamu memang punya pilihan lan, silahkan. Beri tahu aku, dan bilang padku, aku akan melepaskan kamu," ucap Rama ketus.

Dama menarik napas dalam dan perlahan mengehmbuskannya. Ia bingung harus bagaimana lagi menjelaskan perasaannya yang sudah mentok kepada Rama.

"Mas Rama sudah bosan sama aku?" tantang dama dengan suara sedikit keras.

"Mas, gak pernah bilang begitu. Mas cuma ingin kamu ngerti keadaan mas, posisi Mas saat ini. Biar semuanya lancar dan baik -baik saja, sesuai harapan kita," ucap Rama pelan meyakinkan Dama.

Cinta Rama kepada Dama pun tak main -main. Kalau Rama tidak serius, tentu sejak ketahuan Yufi, istrinya, kalau Rama selingkuh dengan Dama, pasti Rama akan meninggalkan Dama dengan berbagai alasan. Nyatnya,Rama pun bertahan, ia tetap mencari cara agar keduanya tetap bertemu dan berkomunikasi denhgan aman dan nyaman tanpa ada maslah di atas masalah. Tugas Rama, meyakinkan Yufi, istrinya pelan -pelan untuk memberikan ijin menikah lagi. Sedangkan tugas Dama, hanyalah menunggu dan sabar dengan perjalanan cinta yang di harapkan.

'Sudahlah. Aku ingin pulang lebih awal. Lanang tadi gak enak badan, Ayu bilang Lanang gak mau makan," ucap Dma pelan.

Rama hanya mengangguk kecil. Lalu, menghabiskan makan malamnya dengan cepat.

"Mau beli apa untuk Lanang?" tanya Rama saat keluar dari restaurant.

"Nanti saja Mas, sekalian aku pulang," jawab dama pelan.

Mereka berpisah di depan restauant. ARah jalan pulang mereka berbeda arah dan mereka juga menaiki kendaraan pribadi masing -masing. Rama yang sederhana hanya menggunakan motor, dan Dama memakai mobil sedan kesayangannya untuk pulang dan prgi kerja.

"Kamu baik -baik, hati -hati di jalan, Mas," ucap dama pelan sambil memegang spion motor Rama.

"Kamu juga, Sayang. Kita bertemu lagi besok," ucap Rama pelan sambil mencium kening Dama dan memakai helm full facenya.

Dama pun mencium punggung tangan Rama dengan sikap hormat. Sejak awal kenal, Dama sudah hormat dan berakhlak baik kepada Rama.

Skip ....

Rama sudah sampai di rumahnya. Rumah kontrakan yang begitu kecil. Bertahun -tahun ia bekerja di perusahaan elite itu dan baru beberapa bulan ini di angkat sebagai kepala divisi. Hidupnya dulu pas -pasan dnegan gaji UMR lebih sedikit. Ia harus menghidupi anank empat dan istri yang sedang hamil.

"Habis lembur, Mas?" tanya Yufi pelan.

Saat ini sudah pukul delapan malam. Yufi tahu, jam kerja Rama, suaminya itu sampai pukul lima sore, lalu beberapa jam itu kemana? Sebagai istri, Yufi termasuk istri yang galak dan posesif.

"Gak. Tadi ada makan -makan," ucap Rama pelan sambil membukasepatunya.

"Lihat ponselnya," pinta Yufi dengan suara lantang.

Sejak sore hatinya begitu di rundung rasa cemburu.

Rama pun memberkan ponsel itu kepada Yufi dengan santai.

Dengan cepat, Yufi mencari -cari hal yang menurutnya aneh dan perlu di pertanyakan. Tapi, sudah tiga bulan terkahir ini, memang ponsel dan semuanya terasa aman -aman saja.

"Dama masih bekerja di perusahaan itu?" tanya Yufi ketus.

Rama mengacak rambutnya dengan kasar.

"Kamu tuh, kalau suami datang. Bawakan air, bukan malah di tanya ini dan itu buat masalah baru saja," ucap Rama kesal.

"Aku ini istrimu, Yah. Wajar kan? Kalau aku cemburu?" tanya Yufi ketus.

"Wajar dan sangat boleh. Itu hak kamu, Bun," ucap Rama pelan dan berdiri dan berjalan menuju kamar mandi.

Yufi pun berteriak keras seperti orang kesurupan. Rama memang lelaki dingin dan santai. Bukan cuek, tapi ia gak mau buang -bunag energi untuk berdebat atau marah -marah gak penting. Ia biarkan istrinya mencemburuinya. Toh, Rama selalu jujur pada Yufi, termasuk rasa cintanya kepada Dama.

"Ayah ...." teriak Yufi kesal.

Terpopuler

Comments

Ahmad Affa

Ahmad Affa

anaknya udah mau 4 masih aja mau nambah bini dan jdi ayah anak orang lain...... 🙄 wajar kalo istri cemburu sama suaminya apalagi udah ngakui kalo ada rasa sama org lain lagi 🙄🙄

2022-12-31

1

Xyylva Xyylva

Xyylva Xyylva

bisa bisanya RAMA punya anak 4 masih bisa selingkuh dan mau poligami.yang kasihan itu istri pertama (YUFI) dikhianati hanya alasan sikap egois istri pertama sedangkan DAMA yg selingkuhan sengaja dibuat baik KARAKTER, supaya melancarkan aksi membela DAMA si pelakor...DAMA masih banyak pria lain yg masih single cocok untukmu,ketimbang kamu menjadi DURI DI RUMAH TANGGA orang lain.jgn lah thor kamu buat karakter YUFI sbagai istri pertama jahat hanya untuk pembenaran perselingkuhan RAMA & DAMA..gak ada wanita yg mau DIMADU apalagi sudah punya anak 4...GILAKKK AJA!!! .walaupun ini cuman cerita thor tapi kesel juga BACANYA,seperti gak adil.

mohon maaf thor atas komenan saya yg kurang menyenangkan...

2022-12-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!