Menjadi Dewa Di Kehidupan Kedua [S1]
Cia Changyi yang merupakan seorang pendekar teratas telah terkepung saat ini, gemuruh dari langit yang mendung sangat kontras dengan keadaan Cia Changyi saat ini.
Manusia memanglah serakah!
Itu adalah kata yang pas untuk dikatakan saat ini oleh Cia Changyi, sekarang ini di hadapannya ada seluruh pendekar yang sangat kuat mengepungnya untuk membunuhnya.
Mereka semua punya satu tujuan yang sama yakni merebut mutiara cahaya dewa dengan berbagai cara walaupun harus membunuh satu sama lain dan juga pastinya membunuh Cia Changyi.
Gunung harapan dewa, tempat legenda yang konon merupakan peninggalan dari dewa di masa lalu. Itu menjadi pertarungan berdarah bagi Cia Changyi melawan musuhnya.
Cia Changyi menatap dengan tatapan tajam ke seluruh orang yang sekarang menjadi musuhnya ini, ia merasa terlalu menjadi orang baik selama ini sehingga dianggap remeh.
Ya, Cia Changyi ini sangat baik. Ia bukan hanya pendekar kuat tapi juga ia menjalankan bisnis untuk membangun perekonomian dari wilayah-wilayah yang miskin.
Bahkan ia sudah banyak berjasa untuk banyak sekte dan kerajaan namun ia malah sekarang diburu untuk dihabisi dan diambil harta dewa yang ia temukan beberapa bulan yang lalu.
"Changyi, kau sebaiknya menyerah saja. Jangan jadi serakah dan biarkan kami menjadi dewa,"
"Benar itu, kau sudah cukup menjadi pendekar teratas biar yang lain hidup diatas mu dengan menjadi dewa,"
Para pendekar berusaha membujuk Cia Changyi untuk menyerahkan mutiara cahaya dewa kepada mereka, mereka bak melupakan kebaikan yang telah diberikan oleh Cia Changyi selama ini kepada masyarakat.
"Diam kalian semua!"
Cia Changyi berteriak membuat para pendekar itu diam, mereka sebenarnya takut kepada kekuatan Cia Changyi. Walau sudah 2 hari bertarung dan menyisakan 20 orang dari 100 orang tetap saja Cia Changyi tak terkalahkan.
Di satu sisi mereka takut dan di sisi lain mereka menjadi serakah untuk menjadi lebih kuat dari Cia Changyi, dengan kekuatan itu mereka akan mendapat kekuasaan penuh di dunia fana ini.
"Aku salah menilai orang selama ini, aku salah kakak dengan menyalah artikan nasihat mu. Seharusnya aku tak menjadi buta dengan membantu musuh masa depanku," ucap Cia Changyi.
Lee Anming adalah kakak angkat dari Cia Changyi, ia telah meninggal saat Cia Changyi berusia 18 tahun untuk menyelamatkan Cia Changyi dari serangan besar-besaran di hutan.
Satu nasihat yang selalu teringat oleh Cia Changyi yang menjadi hal terakhir yang ia ingat dari sosok kakak angkatnya itu yakni harus membawa kebaikan walaupun itu dengan musuhmu sendiri.
Hal itu dipegang teguh oleh Cia Changyi sebagai prinsip hidupnya, dengan semua orang ia baik bahkan dengan musuh yang hendak membunuhnya namun sekarang ia melihat kebaikannya itu salah.
Tak semua orang bisa menjadi teman, keserakahan yang mendarah daging itu ada di diri manusia-manusia yang sekarang dihadapan Cia Changyi yang sebagian besar dibantu oleh Cia Changyi hidupnya.
"Aku terlalu baik kepada kalian, kalian menginginkan benda dewa dengan membunuh ku setelah itu kalian akan saling membunuh dan tersisa satu yang akan memiliki benda dewa ini kan,"
Cia Changyi menebaknya dengan sangat tepat, 20 pendekar di hadapannya merasa kesal kepada Cia Changyi walaupun yang ia katakan adalah suatu kebenaran bahwa mereka akan saling membunuh untuk menjadi dewa.
"Kau tak usah banyak omong, sekarang kau terpojok dan pasti kau sudah lebih lemah. Setidaknya kami tak akan menyiksamu dan membiarkanmu mati damai,"
"Benar itu, setidaknya kau akan bertemu kakakmu itu yang berkorban demi kau, setelah ini kau dari surga bisa melihat salah satu dari kami menjadi dewa,"
Gelora amarah Cia Changyi terhadap 20 bajingan dihadapannya tak bisa terbendung lagi, ia kemudian mengangkat kembali pedangnya dan mulai melakukan kuda-kuda dasar.
Melihat itu membuat 20 pendekar itu bersiap juga, walau pun harus saling membunuh salah satu dari mereka namun tak membuat mereka gentar untuk memiliki mutiara cahaya dewa.
Cia Changyi berlari ke arah mereka lalu menebas pedangnya yang menyebabkan munculnya pisau angin yang mematikan, beberapa pendekar berhasil menghindar.
Namun seorang pendekar wanita yang belum sempat menghindar karena memang kecepatan Cia Changyi yang tak masuk akal membuat rambut wanita itu terpotong.
Serangan kembali dilancarkan, sebuah pukulan hendak menyerang Cia Changyi dari arah samping. Namun pedang milik Cia Changyi secara tegak lurus menyentuh genggaman tangan pria itu.
Dengan beberapa gerakan kecil dari pedang Cia Changyi membuat pria itu pecah meridiannya di bagian tangan. Hal itu membuatnya cukup merasa kesakitan.
Sementara itu pun juga serangan dari beberapa mata pedang dengan beberapa jurus berbeda telah dikeluarkan oleh beberapa pendekar lain. Begitu banyak pola pedang yang terbentuk membentuk entitas.
Sebuah gambar kera keluar dari salah satu pedang hendak menyerang Cia Changyi, namun dengan sigap ia menebas dengan kuat serangan itu begitu juga dengan serangan lainnya.
Cia Changyi tak sama sekali mengeluarkan jurusnya dan hanya menebas-nebas saja, walau begitu serangannya tetap saja mematikan.
"Cih, padahal sudah diberi racun tapi tetap saja kuat dengan tebasan itu," ucap salah seorang pendekar mengeluh dalam hati.
Sebuah tanaman bunga pun merambat ke kaki Cia Changyi lalu bunga-bunga itu bermekaran dan mengeluarkan serbuk racun yang mematikan bagi saraf kaki yang ditempeli tanaman bunga itu.
Namun Cia Changyi dengan teleportasi jarak dekat berhasil melepaskan diri lalu serbuk itu tersebar kemana-mana. Cia Changyi dengan membabi buta mulai secara gila menebas ke segala arah.
Seorang pendekar pria pun mencoba kembali, ia dengan langkah bayangannya berlari menghampiri kepala Cia Changyi, pedangnya sedikit lagi mengenai leher Cia Changyi namun sesuatu terjadi.
Dengan gerakan bayangan juga Cia Changyi ke belakang lalu juga melakukan gerakan yang sama dengan pria itu dengan sasaran pedang pria itu.
Dari belakang dan samping pun sudah ada beberapa serangan benda tajam maupun serangan tangan kosong, Cia Changyi pun memutar pedangnya.
Pria yang hendak memenggal kepala Cia Changyi terdorong kuat sesuai putaran pedang Cia Changyi, serangan dari beberapa arah pun dipatahkan dengan pria itu yang menghantam mereka.
Pertarungan sengit terus berlanjut sampai di titik dimana Cia Changyi mulai kehilangan jati dirinya. Racun iblis jenis baru yang telah menyebar di tubuhnya pun mulai menggerogoti kekuatannya.
Cia Changyi sekarang putus asa, orang yang setia dan ia sayangi telah pergi meninggalkannya bahkan ia belum pernah menjalin hubungan romantis walaupun punya banyak kesempatan.
Di balik jubahnya Cia Changyi mengeluarkan mutiara cahaya dewa yang membuat para pendekar dihadapannya menatap tajam ke benda dewa itu dengan perasaan serakah.
Mereka memimpikan menjadi dewa yang berkuasa mutlak di dunia ini bahkan bisa tinggal di kahyangan yang berada di alam dewa yang tak diketahui keberadaanya di alam semesta ini.
"Kalian menginginkan ini kan. Tapi jangan harap bisa memilikinya," Cia Changyi hendak menghancurkan benda dewa itu bersama dengan dirinya dan 20 pendekar itu.
Cia Changyi sudah putus asa dengan kehidupannya di sini, semua orang yang ia sayangi dan setia kepadanya sudah mati untuk melindunginya.
Ia memusatkan seluruh kekuatannya dan berusaha meledakkan dantiannya dan juga mutiara cahaya dewa, melihat itu membuat panik 20 pendekar itu.
Mereka yang awalnya serakah menjadi ketakutan dan berusaha menyelamatkan diri mereka sendiri agar tidak mati, hal itu membuat jijik Cia Changyi.
"Cih, dasar pengecut. Bahkan aku belum pernah mencium wanita, tapi aku harus menemui kakak," ucap Cia Changyi dengan senyum terakhir hidupnya sebelum ledakan besar terjadi.
20 pendekar itu tak sempat menyelamatkan diri, mereka ikut menjadi abu seketika itu juga dengan raut wajah ketakutan untuk terakhir kalinya.
Satu gunung dan sekitarnya hancur lebur, seluruh dunia bahkan bergetar hebat menjadi gempa masal. Bahkan keseimbangan dunia pun goyah dan membuat ketakutan para mahkluk hidup di dunia ini.
Sebelum ledakan itu, mutiara cahaya dewa secara tak sengaja telah diaktifkan oleh Cia Changyi dengan energi super kuat. Hal itulah yang menjadi awal baru bagi kehidupan Cia Changyi sebagai dewa.
Di atas langit ada 2 orang yang telah memperhatikan, mereka ada sepasang kekasih yang sudah berada di tahap dewa yang merasa takjub dengan Cia Changyi.
"Bisa disebut takdir yang sudah diputuskan, saat ia putus asa ia malah akan hidup kembali. Kau lihatkan cahaya yang keluar dari mutiara cahaya dewa," ucap sang pria.
"Huh, aku tak sabar melihatnya menjadi dewa. Yang terpenting tugas yang diberikan oleh yang mulia telah kita selesaikan, sekarang tinggal menunggu waktu saja," ucap sang wanita.
Mereka pun pergi ke alam kahyangan kembali, bersamaan dengan itu jiwa Cia Changyi dan entitas dari mutiara cahaya dewa telah menebus dimensi lain ke dunia paralel.
Di perjalanan ke dunia paralel itu kesadaran Cia Changyi mulai sadar, ia melihat sosok dari mutiara cahaya dewa yang bersamanya saat ini di lorong dimensi.
"Bodoh, kau mau mati ya! Untung saja aku cepat menyelamatkan jiwa mu, semoga pilihan yang mulia tak salah memilihmu. Aku harap kau tak seputus asa itu lagi," ucap sosok itu.
Sosok itu hanya mengomel saja atas tindakan bunuh diri Cia Changyi, Cia Changyi hanya mendengarkan saja dan tak sanggup menjawab sampai cahaya terang menyilaukannya.
"Dengar ini, kau harus menjadi dewa di kehidupan kedua mu ini dan jangan pernah membuat penyesalan lagi di kehidupan mu dimasa lalu," sosok itu berucap terakhir kali sebelum Cia Changyi bertransmigrasi.
Ini adalah awal baru bagi Cia Changyi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Sky•X7
moga good
2024-09-06
0
asri_hamdani
Transmigrasi atau Reinkarnasi?😁
2023-01-09
3
kak so
dah di tanda thor..
ditabung dulu..!
2023-01-05
1