Penting Sekali

BACA BAB INI SAMPAI HABIS AGAR PAHAM INTI CERITA NYA. 💞💞

Assalamualaikum, semuanya.

Apa kabar? Semoga selalu baik kita semua berada dalam lindungan masalah. Semoga yang sakit disembuhkan, yang miskin di kaya kan bersama hatinya juga. Yang sedang punya masalah, semoga segera Allah selesaikan masalahnya.

Aamiin Allahumma Aamiin. Doa yang terbaik untuk kalian semua.

Di sini author mau cerita sedikit, mengapa novel ini beda dari yang lain. Dalam artian karakter wanitanya lemah dari awal sampai bab sekarang.

Sebenarnya bukan lemah, tapi cinta mati dia pada suaminya.

Kakak semua pernah dengan mudah cinta Laila dan Majnun, nggak? Pasti pernah dong. Karena cerita ini sangatlah viral sampai sekarang.

Banyak ulama sepakat kalau Majnun ini terserang penyakit Isyq. Penyakit ini sangat bahaya teman-teman sekalian. Sama hal nya seperti Majnun yang gila mencintai Laila.

Bahkan, Majnun sendiri pernah mengatakan, "Aku lebih mencintai debu di Sandal Laila daripada dunia dan seisinya!"

It's so crazy, right? Benar-benar gila, bukan? Bahkan, orang yang terserang penyakit Isyq ini. Melihat orang yang dicintai menikah dengan orang lain. Mereka tidak mau menikah selama-lamanya. Tidak mau membuka hati untuk orang lain.

Bahaya kah penyakit ini? Tentu saja sangat bahaya.

Nah, karakter Siska di sini ini sebenarnya bukan lemah. Tapi, dia terserang penyakit Isyq ini. Dia kuat, tapi karena dia sangat-sangat mencintai Haikal, makanya dia masih bertahan dengan sikap Haikal.

Dari awal saja sudah author cerita kalau Siska pernah bunuh diri karena Haikal mencampakkan nya.

Jadi, hati-hati yah, Guys. Istighfar banyak-banyak saat kalian putus cinta.

Mungkin dari pembaca author juga ada yang mengalami penyakit Isyq ini, tapi tidak sadar dan tidak tahu.

Semoga saja kalau kalian baca bab ini, kalian bisa segera istighfar dan mendekatkan diri sama Allah. Minta yang terbaik untuk kalian.

Karena penyakit Isyq ini cuma Allah yang bisa sembuhkan, karena Allah yang punya hati kita.

Allah yang maha membolak-balikkan hati manusia. Dari benci menjadi cinta dan dari cinta menjadi benci.

Cukup cintai makhluk Allah, baik manusia dan hewan peliharaan sewajarnya saja. Jangan berlebihan.

Lalu, pertanyaan nya apakah Siska akan sembuh dari penyakit ini? Hehe … namanya penyakit pasti sembuh.

Sembuh itu punya banyak makna, bisa jadi sembuh setelah berobat. Atau sembuh tapi meninggal 😁

Nah, sekarang author mau bahas tentang Haikal. Karakter Haikal di sini sebenarnya dia cinta sama Siska.

Cinta itu punya banyak pintu. Bisa cinta karena fisiknya, cinta karena uangnya, cinta karena akhlak nya.

Sedangkan, Haikal cinta pada Siska melalui pintu kasihan. Artinya dia tidak peduli dengan fisik Siska. Dia kasihan pada istrinya, takut kalau sampai Siska bunuh diri karena ia campakkan. Kasihan karena Siska hanya punya dia di dunia ini.

Hanya saja! Haikal tidak menyukai sikap Siska yang boros dan manja. Namanya manusia, baik dalam novel maupun dunia nyata. Pasti ada kekurangan nya.

Realita nya setan itu kan ada? Nah, di novel ini. Si Haikal termakan bujuk hasut setan Dasim.

Dasim ini nama salah satu setan yang bertugas merusak rumah tangga anak Adam. Makanya, saat masuk ke dalam rumah atau kamar, baik ada orang atau tidak, di sarankan untuk memberi salam agar Dasim nya pergi.

Saat muslim mengucap salam, maka Dasim akan berbicara pada teman nya, "Kita pergi dari sini, karena bukan tempat kita di sini."

Balik lagi pada Haikal, dia sudah di hasut sama Dasim agar menjadikan kekurangan Siska ini sebagai alasan untuk tidak mencintai Siska.

Namanya juga orang menikah, pasti bakal banyak rintangan. Kalau suaminya baik, maka bisa jadi mertua jahat. Begitupun sebaliknya, adapun suami dan mertua baik. Eh malah diuji melalui ekonomi.

Nothing perfect in the world. Tidak ada yang sempurna di dunia ini.

Kisah ini sengaja author buat untuk menyampaikan kepada pembaca semua, kalau cinta mati itu benar-benar ada loh! Cinta karena kasihan itu ada loh! Meski rasanya tidak enak.

Kisah ini juga tentang perjuangan istri manja untuk berubah Mandiri. Tentang suami dingin berusaha lebih peka pada istrinya. Lebih menghargai keberadaan istrinya.