Kenapa? Kamu Rindu?

Mentari pagi terbit dari ufuk timur, cahaya nya yang keemasan memasuki celah-celah kecil rumah mewah milik Haikal Pratama. Sang pemilik rumah telah lama bangun tidur, sejak suara adzan berkumandang.

Suasana rumah sangatlah ceria dan hangat. Di tambah kehadiran mertua dari Siska, membuat keluarga kecil itu tampak bahagia. Kali ini Haikal tersenyum tulus menjalani harinya bersama kedua orang tua juga istri dan anaknya, tak lupa para paman dan bibinya sudah berkumpul di sana.

"Daniel lama banget datangnya, Pa. Coba papa telepon, sudah sampai mana dia?" tanya Lina pada sang suami.

Aris pun segera menghubungi keponakan nya itu. Terdengar suara dering ponsel seseorang membuat mereka semua menoleh ke belakang. Tampak seorang pria tampan dengan bulu-bulu halus menghiasi dagunya. Membuat pria itu amat berkarisma.

Pesona nya bak sugar Daddy Hollywood.

"Hey, Everyone! Aku datang … maaf aku telat. Seperti biasa, Jakarta selalu macet!"

Daniel berucap santai dengan senyuman manis terpasang di wajahnya. Pria tampan itu mengedipkan sebelah matanya ke arah Haikal yang sedari tadi menatap datar dirinya.

"Hay, Abang Sepupu. Makin tampan saja kamu ya!" puji Daniel dengan nada bercanda membuat Haikal memutar bola matanya malas.

"Kau saja baru sadar kalau aku tampan," ujarnya santai dengan raut wajah datar membuat Daniel terkekeh kecil.

"Kumis dan jenggot mu udah bisa di cukur. Biar tidak boros wajah kamu, umur masih muda, tapi wajah udah seperti bapak-bapak punya anak 3!" tambah Haikal datar membuat Daniel memutar bola matanya malas.

"Sengaja aku panjangin biar mirip Chris Evans!" ketus Daniel tak suka membuat Haikal tersenyum samar.

*

*

Siska sedang asik membantu para Tante Haikal membakar daging. Wanita itu sangat bersemangat, dia memang tidak bisa masak. Tapi, memanggang daging barbeque adalah keahlian nya.

"Gimana hubungan kamu dengan Haikal, Sis? Apa dia masih bersikap dingin sama kamu?" tanya Rania merupakan adik ibu Haikal.

Siska menghela nafas berat, sudah menjadi rahasia umum tentang sikap Haikal yang dingin padanya. Juga terlihat jelas siapa yang menjadi budak cinta dalam pernikahan mereka berdua.

Salah satu sebab mengapa Siska sangat di kasihi oleh keluarga besar Haikal, karena wanita itu mau bertahan di sisi Haikal, walau kerap kali mendapatkan perlakuan tak mengenakkan dari Haikal.

"Seperti biasa, Tan. Dia tidak berubah, tetap dingin seperti kulkas dua pintu!" balas Siska dengan nada bercanda menutupi kesedihan hatinya.

Rania pun tertawa mendengar curahan hati istri dari keponakan nya itu. Sangat jujur dan polos.

"Ha ha … si Haikal memang tidak pernah kapok dia. Kalau Tante jadi kamu, sudah dari dulu Tante menyerah. Buat apa bertahan dengan laki-laki yang tidak mencintai kita. Lagian Bunga bukan sekuntum, lebah bukan seekor. Masih banyak yang mau antri untuk jadi pengganti suami dingin seperti Haikal!"

Rania berkata blak-blakan membuat Siska berdecak kesal. Tante nya yang ini memang tidak pernah muluk-muluk kalau berbicara. Pandai sekali memecah belah persatuan suami istri.

Untung saja imam Siska kuat dan cinta nya besar. Jadi, tak mudah terkecoh mendengar perkataan Rania.

"Udah cinta mati aku tuh sama keponakan Tante yang itu. Nggak bisa di ganggu gugat lagi, nggak bisa di ganti sama yang lain. Aku cinta sama Mas Haikal, kalau bukan sama Mas Haikal aku nggak bakal mau jatuh cinta. Lebih baik hidup sendiri saja!"

Siska tetap mempertahankan rasa cinta nya pada Haikal. Entah sebesar apa rasa cinta yang ia miliki untuk sang suami. Hanya dia dan Tuhan yang tahu.

Rania tersenyum kecil mendengar balasan Siska. Dia salut melihat keteguhan hati Siska, sangat jarang ada wanita yang tegar dan.kuat seperti wanita di samping nya ini. Kesabaran nya seluas samudra dalam menghadapi tingkah laku suaminya.

"Hebat kamu, Sis. Tante yakin suatu saat nanti Haikal bakal menyesal karena pernah menyakitimu! Kuat-kuat yah … kalau nggak kuat kamu kabarin Tante atau mertua kamu. Kami siap membantu kamu lepas dari Haikal, karena kamu berhak bahagia!"

Rania menepuk pundak Siska. Tujuh tahun menjadi istri dari pria dingin seperti Haikal bukanlah hal mudah. Butuh kesabaran ekstra dan rasa cinta yang melimpah untuk mempertahankan kewarasan hati dan pikiran.

Beruntungnya Siska memiliki itu. Dia mempunyai jiwa besar dan hati lapang.

"Tante bisa aja. Insya Allah, nggak bakal aku minta bantuan kalian untuk lepas dari, Mas Haikal. Karena aku yakin kalau aku diciptakan untuk Mas Haikal, dan Mas Haikal diciptakan untukku!"

Siska berkata dengan sungguh-sungguh membuat Rania lagi dan lagi tersenyum manis.

"Hey, Kakak ipar! Apa kabar?" tanya Daniel menghampiri Siska.

Wanita itu tersenyum cerah melihat adik sepupu suaminya.

"Seperti yang kamu lihat, aku baik dan tetap cantik seperti 7 tahun lalu!"

Siska berputar membuat gaunnya terayun dan rambutnya yang tergerai ikut terayun. Penampilan nya bak Tuan putri di negeri dongeng.

Haikal yang melihatnya pun terpukau. Dia bisa melihat kecantikan istrinya saat tersenyum manis pada Daniel. Jantungnya kembali berdegup kencang, namun pria itu masih enggan mengakui nya.

"Ck, untuk apa cantik kalau bisanya cuma nangis dan merengek. Tidak mandiri sama sekali," gumam Haikal dengan nada kesal berusaha membohongi hatinya sendiri.

Pria itu masih keras kepala tak mau mengakui kecantikan istrinya.

Kembali lagi pada Daniel, dia tersenyum lebar melihat kecantikan kakak iparnya yang sudah kepala tiga.

"Ya ya, kakak memang cantik. Tapi, calon istriku lebih cantik!" balas Daniel penuh percaya diri membuat Siska terkejut.

"Eh, serius? Kamu sudah punya calon istri? Di mana dia? Kenapa tidak kamu bawa ke sini?" tanya Siska dengan nada serius.

"Dia tidak bisa hadir, Kak. Lain kali pasti aku akan ajak dia jumpa kakak. Biar kalian bisa kenalan dan akrab."

Daniel mengambil sepotong daging lalu mencicipi nya. Dia memberi jempol ke arah Siska.

"Daging nya wenakkkk, kak!" puji Daniel membuat Siska tertawa lepas.

Siska melirik suaminya sedang bermain ponsel. Wanita itu pun segera menaruh daging barbeque ke dalam piring, lalu ia bawakan untuk suaminya.

*

*

Haikal menerima telepon dari seseorang. Senyuman manis terbingkai di sakah pria itu.

"Kenapa? Kamu rindu?" tanya Haikal pada si penelpon.

"Mas!" panggil Siska lembut membuat tubuh Haikal membeku.

*

*

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***