Menikah Dengan Nona Kim
Salju pertama mulai turun di langit kota Birmingham, Inggris menandakan musim dingin akan segera di mulai. Seorang wanita tengah berjalan santai sepulang bekerja. Wanita itu memilih berjalan kaki karena ingin menikmati salju pertama yang turun di kota ini. Dia adalah Kimberly Allen atau yang selalu di sapa Kimmy, seorang wanita berusia 27 tahun yang berprofesi sebagai seorang psikolog. Ia merupakan salah satu psikolog yang terkenal dan profesional di negara Ratu Elizabeth itu.
"Aku suka saat salju pertama turun," Kimberly tersenyum seraya merekatkan mantelnya yang menandakan suhu perlahan turun ke titik terendah.
Sejurus kemudian, tatapan matanya menyipit. Ia melihat sebuah mobil yang tak asing tengah terparkir di jalanan yang cukup sepi.
"Bukankah itu mobil dia?" Kimberly menatap plat mobil itu dengan seksama sembari berjalan mendekat. Kimberly berdiri tepat di belakang mobil itu. Gadis berambut blonde itu melihat mobil berwarna hitam di hadapannya bergoyang ke kanan dan ke kiri.
"Oh sayang, kamu memang sangat gila!" Terdengar suara racauan seorang wanita dari dalam mobil.
Terdengar mereka meracau lagi satu sama lain sebagai bentuk kenikmatan atas aktifitas yang tengah mereka lakukan.
Kimberly melihat ke kaca. Ia pun sangat terkejut dengan adegan panas yang ada di dalam mobil. Sejurus kemudian, wanita cantik itu tersenyum. Ia tak mau menyia-nyiakan momen itu. Kimmy merogoh tasnya dan mengeluarkan ponsel pintar miliknya.
"Aku ingin tahu bagaimana ekspresi papa saat melihat video ini!" Kimmy mulai menyalakan ponselnya dan masuk ke menu kamera. Kimmy diam-diam merekam aksi tak senonoh pria dan wanita yang sedang berkeringat bersama itu. Kimmy tersenyum senang, ia begitu puas dengan apa yang ia rekam.
"Ini hari keberuntunganku!" Kimmy bersuka cita.
Puas merekam, Kimmy memasukan kembali ponselnya ke dalam tas. Ia pun meneruskan perjalanannya lagi untuk sampai di rumahnya. Kimmy bersenandung kecil seakan menggambarkan suasana hatinya kini.
Saat tiba di rumahnya, Kimmy segera memberikan hasil rekamannya hari ini kepada ayahnya. Ayahnya yang bernama Kaivan Allen begitu geram melihat video yang diperlihatkan putrinya. Dahinya berkerut, matanya menajam seiring dengan naiknya emosi yang bergemuruh di dada pria setengah baya itu.
"Bagaimana, Pa? Apa kau masih ingin meneruskan menjodohkanku dengan pria itu?" Kimmy menyilangkan kakinya. Wajahnya seakan mendapatkan jackpot malam ini.
"Tentu saja tidak. Papa akan membatalkan perjodohan kalian malam ini juga!" Kai segera mengambil ponselnya untuk membatalkan perjodohan putri bungsunya dengan putra rekan bisnisnya itu.
Kimmy tersenyum senang. Ini memang tujuannya. Ia tidak ingin dirinya dijodohkan dengan siapa pun. Bukan tanpa alasan, ia selalu di tekan untuk menikah karena menurut kedua orang tuanya, Kimmy sudah cukup matang untuk menikah.
Pernikahan bukanlah keinginan Kimmy, terlebih profesinya sebagai seorang psikolog membuatnya semakin memandang buruk pernikahan. Ia banyak sekali mendengar curhatan pasien-pasiennya tentang rumah tangga yang berujung dengan kesakitan fisik maupun mental. Kimmy memandang jika pernikahan hanya akan menyulitkan dirinya dan juga hidupnya.
Kimmy merasa hidupnya kini sudah bahagia. Lagi pula, Kimmy berpikir bahwa ia sudah mendapatkan semuanya. Kasih sayang kedua orang tua dan orang-orang di dekatnya baginya sudah cukup saat ini. Kimmy juga tidak perlu memusingkan masalah finansial, karena dari segi materi, dirinya tidak kekurangan itu. Terlebih Kimmy sudah cukup dengan bekerja sebagai psikolog ternama.
"Kim?" Panggil Kai saat Kimmy akan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar miliknya.
"Apa, Pa?" Kimmy menghentikan langkahnya.
"Terima kasih sudah memberi tahu Papa," Kai menghargai tindakan putrinya. Bagaimana pun ia amat bersyukur karena ia tidak salah menikahkan putrinya dengan pria itu.
"Sama-sama, Pa. Papa tahu kan insting Kim selalu benar. Dia bukan pria yang baik untuk Kim. Jadi, papa berhenti mencari lagi pria-pria untuk Kim ya?" Kimmy tersenyum sarkistik kepada ayahnya itu.
"Papa akan berhenti mencari pria-pria dengan syarat kamu mengenalkan pria pilihanmu kepada papa," Kai memutuskan.
"Tapi, Pa. Kimmy sedang tidak terlibat asmara dengan siapapun. Pa, biarkan Kimmy untuk menikmati kehidupan Kimmy," Kimmy mulai merasa jengah.
Kai perlahan berjalan mendekat ke arah putri cantiknya itu.
"Sayang, usia Papa sudah tidak lagi muda, Nak. Kelak jika papa tidak ada, siapa yang akan menjagamu, hmmm?" Kai mengelus pipi Kimmy lembut.
"Papa, Kimmy bisa menjaga diri Kimmy sendiri," Kimmy menangkup tangan Kai yang kini tengah mengusap pipinya. Gerakan Kai terhenti. Ia menurukan tangannya.
"Sayang, manusia pada dasarnya tidak bisa sendiri. Ada masanya kamu membutuhkan seseorang untuk bertukar cerita, untuk menemanimu 24 jam. Untuk saling menggores kenangan baik baik suka maupun duka. Kamu tidak bisa hidup sendiri, Kim. Papa ingin sebelum papa tiada, kamu sudah menemukan belahan jiwamu," air mata tampak menggenang di pelupuk mata Kai.
Jika ditanya, Kai sudah cukup merasa lelah memberikan pengertian kepada anak gadisnya. Akan tetapi, hati Kimmy seolah membatu. Kai memberikan kesempatan ribuan kali agar putrinya mau membawa pria. Akan tetapi, hal itu tidak kunjung terjadi. Maka dari itu, Kai memutuskan langkah tegas dengan menjodohkan Kimberly dengan putra-putra koleganya.
Kimmy sudah pernah berkonsultasi kepada teman sejawatnya mengenai ketakutannya. Alhasil, temannya menduga Kimmy mengalami trauma yang berujung pada ketakutan akan pernikahan dan juga ketakutan terhadap komitmen. Alasan lain Kai selalu memaksa Kimmy untuk menikah adalah karena Kai berharap Kimmy bisa menemukan pria yang bisa menyembuhkan phobianya itu.
"Papa tidak usah khawatir! Kimmy baik-baik saja walau tanpa pria di samping Kimmy," Kimmy mengusap wajah ayahnya lembut. Dalam hatinya ia tidak tega melihat kegundahan sang ayah. Bagaimana pun Kai melakukan hal itu untuk kebaikan putrinya.
****
Dua minggu kemudian, Kai membawa kabar kepada Kimmy bahwa ia akan segera bertemu dengan anak koleganya. Ya, Kai sekali lagi menjodohkan Kimmy dengan pria yang sudah ia kenal seluk beluknya dengan baik.
"Pa, Kimmy tidak mau!" Kimmy menolak.
"Keputusan Papa sudah final. Bulan depan adalah pernikahanmu dengannya!" Kai memutuskan.
"Pa!!!" Kimmy berdiri dari duduknya.
"Keputusan Papa tidak akan bisa digugat!" Kai menegaskan.
"Papa kira pernikahan itu permainan?" Air mata merembes di mata Kimmy. Ia berlari kemudian masuk ke dalam kamarnya.
"Sayang, apa tidak terlalu mendadak?" Ibu Kimmy yang bernama Alula menghampiri suaminya.
"Kamu tidak perlu khawatir, sayang ! Aku sudah benar-benar memeriksa pria yang akan menjadi calon suami Kimmy. Semuanya sesuai kriteria dan keinginan kita. Dan yang terpenting dia adalah pria yang baik. Aku sudah memastikan semuanya," Kai menjelaskan.
Alula masih resah, ia takut suaminya salah mengambil keputusan seperti calon Kimmy yang kemarin.
"Apa tidak apa menjodohkan Kimmy dengan pria yang tidak ia cinta?" Alula tampak semakin khawatir. Ia mer*emas jari-jarinya.
"Cinta akan datang karena terbiasa," Kai menjawab.
"Siapa nama pria itu?" Alula bertanya masih dengan nada yang khawatir.
"Namanya Galvin Weems putra dari Adam Weems. Selain perjodohan, Adam adalah rekan bisnis yang sangat menguntungkan untuk perusahaan kita," jawab Kai.
"Jadi, kau melakukan ini semua demi bisnis?" Alula tampak kecewa. Ia memandang mata cokelat suaminya dengan bersedih.
"Bukan begitu. Hanya saja kita bisa mendapatkan dua keuntungan sekaligus. Pertama memberikan pria untuk putri kita yang tidak pernah mau membuka hati, kedua hubungan kita dengan rekan bisnis pun akan semakin baik," jelas Kai dengan suara lembut akan tetapi berwibawa.
"Baiklah, kalau begitu aku akan mengurus pernikahan putri kita," Alula berlalu dari hadapan Kai. Ia akan mengurus semua kebutuhan pernikahan putrinya yang sangat mendadak bak tahu bulat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Lila Susanti
visual kim ga bahaya kah ? sdh izinkah thor
2023-10-04
1
Arik Purwaningsih
hadir thor
2023-07-10
0
ʜɪᴀᴛᴜs🌹𝙽𝚊𝚗𝚊✰
visual Kim itu princess Leonor ya thor
2023-01-22
1