Kimberly menatap pantulan dirinya di cermin. Saat ini ia sedang mencoba gaun pengantin di butik desaigner ternama. Hari pernikahannya akan di gelar dua hari lagi dan itu semakin membuat Kimberly resah.
Penolakannya terhadap pernikahan ini nyatanya berbuntut sia-sia, karena keputusan sang ayah tidak akan bisa diganggu gugat. Sebagai anak, Kimmy hanya bisa menurut, karena bagaimana pun dirinya tidak ingin membuat Kai dan Alula bersedih. Kimmy hanya perlu menikah, lalu menunggu beberapa saat untuk mengakhiri pernikahan itu. Begitu pikirnya.
"Kim, kau suka, Nak?" Tanya Alula saat dirinya menatap putrinya yang sedang mencoba gaun pengantin.
"Suka saja, biar cepat," Kimmy melengos. Dia tidak begitu bersemangat. Alula hanya menghembuskan nafasnya berat.
"Kim, setelah fitting gaun pengantin, kau harus bertemu dengan Galvin. Kalian akan menikah, tapi kau belum pernah bertemu satu sama lain," Alula membantu melepaskan gaun pernikahan Kimmy dari tubuhnya di kamar ganti.
"Malas, Ma!" Kimmy langsung memakai pakaiannya lagi.
"Nak, kau selalu saja menolak saat akan bertemu dengan Galvin. Bagaimana bisa kau mencoba untuk mencintainya?" Alula sudah kehabisan kata untuk membujuk putri bungsunya.
"mencintai? Aku tidak berselera," Kimmy mengambil ponsel dengan kamera seperti boba dari tasnya.
"Kim, Mama mohon, Nak. Sekali ini saja," Alula terduduk di samping Kimmy dengan raut wajah lelah.
Dirinya memang cukup lelah setiap hari harus membujuk putrinya untuk melakukan pendekatan dengan Galvin. Belum lagi mengurus segala persiapan pernikahan Kimmy.
"Sekali ini saja. Turuti apa mau Mama!" Alula tak patah arang.
"Kimmy sudah menuruti permintaan kalian untuk menikah dengan pria itu, Ma. Apa itu belum cukup?" Kimmy berkata sambil memainkan ponselnya.
"Kim, taruh ponselmu!" Titah Alula tegas. Alula begitu tidak suka jika lawan bicaranya memainkan ponsel disaat dirinya berbicara.
Kimmy pun langsung berhenti memainkan ponselnya dan membuang nafasnya berat.
"Sebenarnya apa yang kalian inginkan?" Kimmy menatap Alula dengan sedih. Matanya tampak berkaca-kaca.
"Mama dan papa ingin kau menemukan teman hidupmu, Nak. Kami ingin kau menikah dan mendapatkan pasangan hidup. Kami ingin kau bahagia, sayang," Alula mengelus pipi putrinya dengan sayang.
Setetes air mata Kimmy meluncur dari mata indahnya. Ia segera mengusap air mata itu.
"Tidak. Kalian bukan ingin melihat Kimmy bahagia. Tapi papa dan mama ingin melihat Kimmy menderita. Bayangkan saja, Ma! Kimmy harus menikahi pria yang tidak Kimmy cintai dan tidak mencintai Kimmy. Apa itu sebuah kebahagiaan?" Kimmy menatap mata ibunya dengan dalam.
"Kalau tidak dengan cara seperti ini, kau tidak akan menikah, sayang. Lagi pula mama dan-"
"Ya, mama dan papa dulu tidak saling mencintai, lalu pada akhirnya bisa saling mencintai dan bahagia," potong Kimmy cepat.
"Tapi apakah kalian yakin, hidup Kimmy bakal seperti mama dan papa yang pada akhirnya saling mencintai dan bahagia? Lagi pula ini England, Ma. Tidak menikah pun itu tidak masalah," Kimmy terus memberikan alasan logisnya.
"Kita tidak akan pernah tahu jika tidak mencoba," Alula memalingkan wajahnya dari bertatapan dengan Kimmy. Ia takut pertahanan dirinya roboh dan luluh dengan perkataan putrinya. Ia memang harus melakukan ini agar Kimmy bisa menikah dan membuka hati untuk seorang pria.
"Jadi, menurut mama pernikahan itu bisa coba-coba?" Kimmy terus menatap Alula yang menghindari tatapannya.
"Bukan itu maksud mama, Nak! Mengapa kau tak kunjung mengerti?" Alula menaikan suaranya. Ia menatap putrinya dengan marah. Kemudian wanita paruh baya itu berdiri dari duduknya.
"Acara pernikahanmu dua hari lagi, Kim. Undangan sudah tersebar. Mama tidak ingin kau mengacaukannya. Mama tunggu kamu di mobil," Alula pergi meninggalkan Kimmy sendirian.
"Ya tuhan!" Kimmy mengusap wajahnya dengan kasar.
****
Sementara di tempat lain, sahabat dari Kai yang bernama Nino mendatangi Kai di kantor perusahaan milik ayah Kimmy itu.
"Kai?" Teriak Nino saat ia melihat Kai masuk ke dalam ruangan kerjanya.
"Kau tidak berubah," Kai menggelengkan kepalanya saat mendapati Nino sudah duduk di dalam ruangan kerjanya. Ya, saking sudah dalamnya persahabatan itu, mereka bisa keluar masuk ke dalam ruangan kerja masing-masing. Kai kemudian duduk di samping Nino dan memencet dahinya yang sedikit pusing.
"Kau kenapa, Kai?" Nino tertawa melihat raut wajah sahabatnya itu.
"Ya, kau pasti tahu kan alasannya," Kai menyenderkan punggungnya.
"Masalah Kimmy? Hari pernikahan dia tinggal dua hari lagi. Seharusnya kau fokus menyiapkan pernikahan putrimu, bukannya sibuk bekerja."
"Aku lelah melihat pertengkaran istriku dengan Kimmy, jadi aku ke kantor saja," Kai menatap langit-langit ruang kerjanya.
"Sudah ku bilang, lebih baik kau nikahkan Kimmy dengan Archie, anakku," Nino berkata dengan serius.
"Aku sangat ingin. Akan tetapi, putramu sudah memiliki kekasih. Aku tidak ingin menghancurkan sebuah hubungan," Kai memberikan alasan.
"Kai, kau tidak tahu siapa kekasih putraku. Dia gadis matrealistis yang selalu memoroti Archie. Kekasih putraku hanya mencintai uang dan uang. Kau tidak amnesia kan? Bahkan Archie baru saja membelikan gadis itu sebuah jet pribadi," Nino tampak tak suka ketika membicarakan perihal kekasih putranya.
"Aku tidak heran jika banyak wanita yang memoroti dan mengejar putramu. Archie sekarang adalah pengusaha penyedia layanan asuransi terbesar di negara ini. Siapa wanita yang tidak mengejarnya?" Kai bergumam.
"Putrimu," jawab Nino dengan pendek. Kai pun tertawa mendengar ucapan sahabatnya.
"Tapi putramu tidak mencintai putriku," senyuman di wajah Kai menyurut.
"Itu bisa diatur. Jika saja kau menyerahkan semuanya padaku. Aku pasti bisa membereskan semuanya," Nino berkata dengan enteng.
"Dengan cara memisahkan Archie dengan kekasihnya?" Kai menoleh ke arah Nino.
"Tentu saja. Sejujurnya aku tidak pernah merestui hubungan mereka. Kekasih Archie terlalu memanfaatkan putraku. Andai saja aku mendapat menantu seperti Kim," Nino berharap.
"Bukankah cinta itu buta? Archie bisa mencintai kekasihnya karena cinta itu kadang bisa mengalahkan logika," Kai tertawa.
"Lagi pula itu tidak mungkin. Pernikahan putriku dua hari lagi," lanjut Kai seraya Kai meluruskan tubuhnya.
"Ya, sepertinya itu tidak mungkin," Nino menghela nafas.
"Apakah kau yakin Galvin Weems putra dari Adam Weems pria yang baik untuk Kim?" Tanya Nino dengan khawatir. Pasalnya ia pernah memiliki masalah dengan ayah Galvin Weems yang bernama Adam.
"Aku sudah memeriksa semuanya," jawab Kai singkat.
"Kau yakin? Bagaimana jika orang suruhanmu itu dibayar oleh Adam Weems?" Nino memberikan analisanya.
"Tidak mungkin. Aku yakin seyakin-yakinnya," tidak ada keraguan dalam suara Kai.
"Baiklah jika kau sudah memastikannya."
Mereka pun berbincang ke topik yang lain, hingga tidak terasa matahari sudah tenggelam. Mereka pun kembali ke peraduannya masing-masing.
Sesampainya di kediaman miliknya, Nino langsung masuk ke dalam kamar putra sulungnya. Di sana Archie tengah berkutat dengan beberapa pekerjaan yang belum selesai.
"Sudah pulang, Pa?" Archie langsung tahu siapa yang masuk ke dalam kamarnya.
"Ya, kau lihatnya bagaimana? Jika belum pulang, papa tidak akan masuk ke dalam kamarmu," Nino berkata dengan gemas. Sementara putranya tidak menyahut dan terus fokus pada beberapa dokumen di tangannya dan laptop miliknya.
"Archie?" Panggil Nino dengan serius.
"Iya, Pa?" Archie menjawab tanpa menatap ke arah ayahnya. Matanya masih fokus kepada lembar demi lembar dokumen yang ada di tangannya. Sesekali Archie mengetik dokumen itu di laptop miliknya.
"Cari tuxedo untuk pernikahan Kimmy!" Perintah Nino.
"Sepertinya aku tidak akan ikut, Pa. Pekerjaanku masih banyak," Archie mendongkak dan menatap Nino.
"Simpan dulu pekerjaanmu! Pernikahan Kim hanya satu kali. Lagi pula tidak enak kepada paman Kai jika kau tidak hadir. Sempatkan datang walau sebentar, ya?" Nino memaksa.
Archie pun diam untuk berpikir dan menimbang-nimbang.
"Baiklah, Pa," Archie pun menyetujui. Lagi pula ia tidak enak kepada keluarga Kimmy jika dirinya tidak hadir dalam pesta.
"Persiapkan pakaian terbaikmu!" Perintah Nino sambil tersenyum kemudian keluar dari kamar putranya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
sherly
ada rencana tersembunyi dr papa nino
2023-08-02
0
Arik Purwaningsih
reunian nich trio somplak , apalagi si Alden sangat somplak...
2023-07-10
0
My_buNga 🌹🌷⚘🌻🌺🌼🌸💐
kangen sm babang nino 😁😁😁
2023-01-05
0