Cinta Berbalut Nafsu
Sekar Arumi, janda cantik dengan sejuta pesona. Kehidupan yang sulit sudah menjadikannya tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, Meskipun di usianya yang baru menginjak dua puluh tiga tahun harus menjadi janda karena ditinggal mati oleh suaminya akibat tabrak lari.
Arumi berjuang begitu keras demi untuk membahagiakan ibunya yang sakit sakitan. Dengan modal yakin dan Bismillah, Arumi melamar pekerjaan di sebuah toko bangunan yang terletak tak jauh dari rumahnya.
Arumi memang janda tapi karena wajah dan bentuk tubuhnya yang mungil tak terlihat kalau dia adalah seorang janda. Apalagi Arumi belum memiliki seorang anak dari suaminya. Mereka menikah di usia muda, saat baru lulus dari sekolah menengah atas, saling cinta dan karena orang tua mereka adakah sahabat baik. Tapi nasib tidak berpihak, baru menikah tujuh bulan, Dirgantara suami Arumi mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang dari tempat kerjanya.
Dirgantara tertabrak truk muatan pasir, dan karena jalanan sepi, truk yang menabrak dirgantara melarikan diri, meninggalkan tubuh Dirgantara tergeletak tak berdaya di pinggir jalan sampai nafas terakhirnya.
Sejak itulah, Arumi bertekad untuk bisa merubah nasibnya. Bekerja apa saja untuk bisa membiayai hidupnya beserta ibunya. Dan menabung untuk biaya kuliah yang sempat tertunda.
Hari ini Arumi memutuskan melamar pekerjaan di toko bangunan yang kemarin direkomendasikan oleh sahabatnya.
Saat Arumi sudah sampai di depan toko yang dituju, Arumi menemui kasir toko yang bernama Bayu, pria muda yang mungkin seumuran dengannya. Dan Bayu membawa Arumi untuk menemui atasannya. Pak Asad Fadli.
"Permisi, asalamualaikum, Pak. Maaf ini ada tamu yang akan melamar pekerjaan, apakah di ijinkan masuk?" Bayu mengetuk pintunya ruangan kaca dengan sangat hati hati. Sopan dan terlihat segan pada orang yang ada di dalam sana.
"Waalaikumsallm, suruh masuk saja, Bay?" Suhut suara bariton seseorang di dalam sana, yang mempersilahkan Arumi untuk menemuinya.
Arumi memasuki ruangan dengan dada berdebar, terlihat seorang pria yang sedang duduk dibalik meja dengan kepala menunduk, terlihat sangat fokus membaca buku yang ada dihadapan nya.
"permisi, pak! Maaf, sa..ya..." Belum sempat Arumi melanjutkan ucapannya, terlihat pria dihadapannya mengangkat wajahnya, dan keduanya sama sama tertegun dengan pandangan masing masing.
"Arumi. Sekar Arumi, betul?" Orang yang di panggil dengan nama Asad langsung mengenali wanita dihadapannya yang terlihat kaget karena pertemuan tak sengaja mereka.
"Iya, benar! Anda Asad Fadli kan, anak IPA?" Sahut Arumi yakin dengan binar tak biasa.
"iya, hmm. Ternyata dunia ini kecil ya?
Oh iya, apa kabarmu Rum, apa benar kamu ingin melamar pekerjaan disini?" Balas Asad akrab, karena dulu mereka teman satu sekolahan dan Arumi sangat terkenal di mata kaum Adam waktu itu. Selain cantik, Arumi juga selalu menjadi juara kelas karena memiliki kecerdasan di atas rata rata.
"Iya, apa masih ada lowongan?" Balas Arumi penuh harap dan menatap pria tampan dihadapannya dengan perasaan campur aduk, rasa cinta yang sempat dia pendam kini kembali bermekaran. Namun hanya sekedar mampu disimpan dihatinya, karena Arumi sadar antara dirinya dan Asad berbeda kasta.
"Maaf, kalau di toko ini, kami hanya butuh karyawan laki laki, tapi kalau kamu memang butuh pekerjaan kamu bisa masuk di sekolahan milikku, disana posisi guru olah raga sedang kosong, sepertinya kamu cocok, atau kamu di bagian BK, gimana?" Asad menawari Arumi untuk bekerja di sekolah miliknya, yang baru saja dibuka beberapa bulan yang lalu.
"Apakah saya diterima, kan saya bukan sarjana?" Sahut Arumi ragu dan berani berkata jujur tentang pendidikan nya.
Asad yang sejak dulu kagum dengan sosok Arumi tak perduli, asal dia bisa kembali dekat dan memiliki kesempatan untuk bersama Arumi, pendidikan atau apalah itu tidak jadi soal baginya.
Asad dan Arumi berbincang banyak hal, bahkan Arumi sudah mengakui statusnya pada Asad kalau dirinya sudah janda. Pun dengan Asad yang juga bicara jujur kalau sudah menikah dan memiliki seorang anak.
"Aku sudah menikah dan miliki satu orang anak, sekarang usianya sudah delapan tahun. Kalau saja dulu kamu gak nikah duluan dengan Dirgantara, mungkin aku sudah melamar kamu dan kita hidup bersama saat ini. Tapi sayang kamu lebih memilih Dirgantara." Asad kembali membuka masa lalu dan mengungkap bahwa si hatinya yang dulu cuma ia pendam. Mengetahui Arumi sudah menjanda, Asad memberanikan diri untuk kembali membuka kisah cintanya yang tak pernah tersampaikan.
Tak perduli sekarang dia sudah menikah, baginya bisa memiliki Arumi adalah sebuah keharusan.
"Saya gak pernah tau, kalau kamu memiliki perasaan itu. Lagian kasta kita berbeda, mana berani saya memimpikan dicintai seorang pangeran." Sahut Arumi tenang dan menatap lekat pada Asad yang sejak tadi tak beralih dari menatapnya.
"Jangan kaku begitu, kita sudah saling kenal. Panggil aku kamu saja, oke?" Balas Asad dan mulai beranjak dari tempat duduknya dan mendekati Arumi.
Arumi seperti tak bisa bernafas saat Asad menariknya dalam pelukannya.
"Aku mencintai kamu, Arumi." Asad memeluk tubuh Arumi erat, nafasnya tersengal mencium harum tubuh wanita yang dicintainya.
Dengan sadar, Arumi menikmati pelukan Asad dan mulai meresponnya. Entah siapa yang memulai, bibir mereka sudah saling bertautan, berbagi nafas dan saling mengulum penuh nafsu.
Bahkan terdengar deru nafas yang memburu dari mulut mereka.
"Arumi, aku sudah gak tahan. Kamu sudah membuatku gila." Asad semakin gencar merambah di setiap lekuk tubuh langsing Arumi, bahkan tangannya sudah mulai berani meremas kedua bokong Arumi, yang membuat Arumi memekik nikmat dan terpancing nafsunya.
Asad dengan sigap membopong tubuh Arumi ke atas sofa yang ada diruangannya, merebahkannya dan mulai melucuti satu persatu kancing di bajunya. Tanpa mengingat dosa, Arumi dan Asad larut dalam irama nafsu yang menggelora, ******* ******* kenikmatan saling bersahutan diantara keduanya, bahkan Asad semakin gencar menggerakkan tangannya dan dalam hitungan menit, mereka berpacu dalam hentakan hentakkan yang Asad pimpin. Saling menyalurkan hasrat yang sudah menggebu sampai lenguhan panjang keluar dari bibir seorang Asad dan membuat Arumi menjerit penuh kenikmatan.
"Ah, Arumi. Aku mencintaimu. I love you." Asad mencium kening dan tubuh Arumi dengan sisa tenaganya, mereka saling melempar senyum kepuasan, tatapan cinta tersirat dikedua mata insan yang lupa daratan karena diperdaya nafsu yang dibungkus dengan kata cinta.
"Arumi, aku akan menikahi kamu. Besok aku akan datang pada orang tuamu, dan kita akan menikah secara agama. Kamu tidak perlu bekerja lagi, karena aku akan membiayai semua kebutuhanmu, kembalilah kuliah, agar nanti saat aku mengenalkan kamu pada kedua orang tuaku, kamu tidak merasa minder. Mau kan kamu jadi istriku, sayang?" Asad mengungkapkan keinginannya untuk menikahi Arumi, dan tanpa pikir panjang lagi, Arumi menyetujui lamaran Asad meskipun tau kalau akan ada hati wanita lain yang hancur karena kehadirannya. Namun Arumi seolah tak perduli lagi.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)
#Coretan pena Hawa (ongoing)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)
#Sekar Arumi (ongoing)
#Wanita kedua (Tamat)
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
Happy ending ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
teti kurniawati
sudah ditambahkan ke favorit ya
2023-02-02
2
Bagja
buset di awal aja lgs begitu.. ya ampuuuunn😱😱😱
2023-01-25
2
Aas Azah
aku mampir thoor
pertama baca langsung tertarik dan kyknya seru ceritanya 😊
semangat thor 💪💪
2023-01-06
1