"Ibu gak boleh bilang begitu. Ibu adalah ibu yang paling luar biasa, ibu selalu sayang dan menjaga kami dengan baik. Rudi bangga kok sama ibu!
Sekarang ijinkan Rudi untuk menjaga dan membantu ibu, doakan Rudi, semoga Rudi mampu.
Rudi sayang banget sama ibu!"
Rudi memeluk ibunya erat, mereka saling menyalurkan kekuatan dan kasih sayang seorang anak dan ibu.
"Iya, nak! doa ibu akan terus untuk kamu dan mbak mu." hening ibu dan anak sana sama larut dengan pikirannya masing masing.
"Ibu mau mulai jualan kapan, biar Rudi bersihkan warungnya dan cat ulang biar terlihat bersih dan rapi." Rudi kembali bersuara dengan memasang wajah baik baik saja, agar sang ibu kembali kuat dan tegar menjalani hari harinya.
"Rencananya ya segera, kalau hari Senin gimana? Tiga hari dari sekarang." sahut Bu Demik menatap lembut ke arah anak laki-laki nya.
"Baiklah, Rudi akan mulai membersihkan warungnya, nanti beli cat dulu. Mau di cat warna apa?" sahut Rudi dengan senyuman dan menggenggam jemari tangan sang ibu lembut.
"Terserah kamu saja, Le! ibu manut saja, yang penting rapi dan kelihatan bersih." balas Bu Demik dengan mata yang masih sembab dan berusaha tersenyum dengan sikap anaknya yang berusaha untuk membuatnya senang.
"Yasudah kalau begitu, Rudi cat warna hijau saja biar kelihatan seger. Dan nanti kita akan pasang wifi jadi ibu juga bisa sekalian jualan kopi, pasti anak anak muda suka nongkrong, minum kopi sambil WiFi an." Sahut Rudi semangat agar ibunya juga kembali semangat dan melupakan rasa sedihnya.
"Ide yang bagus, pinter kamu Rud!" sahut Bu Demik senang dengan usul anak laki lakinya.
"Yasudah istirahat dulu. Kamu juga pasti capek kan?" sambung Bu Demik menatap dalam pada anak lelakinya yang langsung mengangguk.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Arumi tengah menikmati fasilitas mewah dirumah barunya, Asad begitu memanjakan dirinya dengan kekayaannya.
Arumi yang dulu begitu ramah dan baik. Kini menjadi orang yang egois dan sombong dengan perubahan hidupnya yang menjadi orang kaya.
"Mas! apa kamu yakin akan memberikan aku uang belanja dua puluh juta sebulan?" tanya Arumi manja sambil memeluk suaminya dari belakang.
"Iya, aku akan berikan apapun yang kamu mau. Asal kamu selalu menuruti mauku dan kasih aku servis yang memuaskan setiap saat." sahut Asad yang langsung membalikkan tubuhnya menghadap Arumi yang tengah tersenyum senang.
"Kamu gak usah khawatir soal itu. Aku akan selalu membuat kamu puas dan ketagihan dengan permainanku, Mas!" balas Arumi yang langsung bermanja di dada bidang Asad yang sudah terbuka kancingnya.
"Buktikan sekarang!" Asad langsung menarik Arumi dalam pelukannya dan menciumnya dengan penuh nafsu. Mereka saling bertukar nafas dan mulai menyentuh bagian bagian tertentu yang semakin membuat terlena dalam rasa yang memabukkan.
Asad begitu menikmati permainan Arumi yang luar biasa menurutnya. Arumi begitu liar dalam berfantasi dan selalu mendominasi permainan. Itulah yang membuat Asad begitu tergila gila lada Arumi. Karena Arumi selalu bisa memuaskannya di ranjang.
"Malam ini, kamu nginep disini kan?" tanya Arumi setelah mereka selesai dengan aktifitasnya yang membuat tubuh lemas dan menguras tenaga.
"Aku harus pulang, nanti Devina curiga.
Besok pagi aku akan kesini lagi. Sabar ya!" sahut Asad lembut sambil membelai lembut rambut Arumi yang terlihat memanyunkan bibirnya.
"Jangan marah, ini juga demi hubungan kita biar tetap aman, oke?" Asad berusaha meyakinkan istri keduanya agar mengerti situasinya saat ini.
"Kamu takut ya sama istri kamu itu?
Kan sudah ada aku, aku akan lebih memberikan yang terbaik buat kamu, melayani kamu jauh lebih baik dari Devina." sahut Arumi cemburu dan tidak suka melihat Asad yang terlihat takut dengan istri pertamanya.
"Bukan itu masalahnya. Sebagian Bisnisku milik keluarga Devina. Kalau dia marah dan memilih bercerai, itu akan berpengaruh dengan uang belanja kamu juga nantinya. Paham ya?" Asad berusaha untuk jujur dengan keadaannya, agar Arumi mau mengerti.
"Baiklah! Aku akan mengalah. Tapi kamu harus sering kesini ya, karena aku selalu kangen sama kamu!" Arumi bersikap manja sama Asad, agar Asad semakin jatuh dalam jerat cintanya.
"Iya sayang, kamu gak usah khawatir. Aku akan selalu menjadikan kamu yang nomor satu. Percayalah! Tapi kamu juga harus bisa paham posisiku ya, yang penting jangan sampai Devina tau hubungan kita. Demi kenyamanan kita, oke?" balas Asad yang kembali memeluk Arumi dan mengulang petualangan penuh gelora di ranjang milik mereka.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
"Aku pulang dulu ya, kamu hati hati dirumah.
Jangan hubungi aku dulu, sebelum aku menghubungi kamu. Karena ponselku tidak tersandi dan Devina sudah biasa membukanya." Asad memperingatkan Arumi sebelum pulang. Demi hidup enak dan harta melimpah. Arumi mengesampingkan rasa cemburunya pada istri pertama Asad, dan menuruti perintah Asad meskipun hatinya terbakar cemburu.
"Baiklah, aku akan menuruti kemauan kamu, Mas!
Tapi kamu janji, nanti belikan aku perhiasan model terbaru seperti istrimu." sahut Arumi manja dan bergelayut mesra di lengan Asad yang akan pergi meninggalkannya pulang kerumah istri pertamanya.
"Hati hati ya dirumah, jangan kemana mana. Besok sebelum ke kantor, aku mampir lagi kesini. Minta jatah yang lebih hot!" bisik Asad dan mencium lembut bibir Arumi sebelum masuk kedalam mobilnya.
Arumi tersenyum senang, bahagia karena Asad begitu tergila gila padanya. Arumi akan menaklukkan Asad agar selalu menuruti keinginannya.
"Da sayang! hati hati ya. Love you!" Arumi melepas kepergian suaminya dengan senyuman dan kerlingan manja, berharap Asad tak betah lama lama jauh darinya.
Setelah mobil Asad keluar dari ge bang rumahnya dan pintu gerbang kembali ditutup oleh penjaga.
Arumi kembali melangkahkan kakinya memasuki rumah mewahnya.
"Mbok, tolong buatkan saya teh tawar hangat ya!" Arumi meminta pembantunya untuk membuatkan teh tawar yang jadi kesukaannya.
"Iya, Bu." sahut mbok Darmi patuh dan terlihat sopan lalu mengerjakan perintah Arumi dengan segera.
Arumi duduk di kursi depan televisi yang berukuran cukup besar, melihat drama Korea yang jadi kesukaannya. Hidupnya sudah begitu nyaman bak ratu. Fasilitas mewah dan serba dilayani, membuatnya melupakan kehidupan ibu dan adiknya.
"Aku harus bisa menguasai harta mas Asad, agar istrinya tidak bisa berbuat macam macam nantinya. Rumah ini sudah atas namaku, tinggal mobil dan aku ingin selalu dibelikan perhiasan mahal sebagai investasi jangka panjang.
Ternyata begini rasanya hidup jadi orang kaya. Nikmat sekali.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)
#Coretan pena Hawa (ongoing)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)
#Sekar Arumi (ongoing)
#Wanita kedua (Tamat)
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
Happy ending ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Aas Azah
kemewahan harta membuat Arumi lupa segalanya kalau dulu kamu orang miskin dan naik pangkat jadi OKB alias orang kaya baru 😱
2023-01-06
2
Tini Mimi RaniNradit
Arumi tersilau" dengan harta sementara orang tua dan adiknya begitu baik semoga Arumi segera sadar agar pisisinya
2023-01-03
1
Chantika putri borpas(mukhbita
tidak tau diri kamu asad, tunggu pasti bangkai yg kamu simpan kan tercium juga,
2023-01-02
1