Angel Keeper

Angel Keeper

Menang Kuis

"Ye... Aku menang! Aku menang! Ye..."

"Akhirnya Aku berangkat ke Qatar!"

Rachel Olivia berteriak kegirangan, pada saat mendapatkan pesan dari pihak penyelenggara kuis yang diikutinya.

Untung keadaan di sekitarnya sedang sepi, dan hanya ada satu temannya, yaitu Dahlia.

Rachel memenangkan sebuah kuis, yang pemenangnya akan mendapatkan tiket gratis untuk bisa berangkat ke Qatar. Menyaksikan pertandingan piala dunia tahun ini.

Perhelatan piala dunia yang di gadang-gadang sebagai pertandingan luar biasa. Yang untuk pertama kalinya diadakan di negara timur tengah. Sebuah negara yang sangat maju, dan kaya raya.

Qatar, resminya bernama Negara Qatar, adalah negara-keamiran di Timur Tengah. Yang terletak di sebuah semenanjung kecil di Jazirah Arab di Asia Barat. Satu-satunya batas daratnya adalah Arab Saudi di selatan, dan sisanya berbatasan dengan Teluk Persia. Teluk ini juga yang memisahkan Qatar dari negara pulau Bahrain. 

"Kamu menang kuis dan akan pergi ke Qatar?" tanya Dahlia, temannya Rachel. Sesama SPG di Mall ini.

Rachel Olivia, gadis berumur 20 tahun yang bekerja menjadi pegawai SPG di salah satu Mall besar di kota Jakarta.

Penampilannya yang sedikit tomboi, dengan didukung tubuhnya yang sedikit mungil dan potongan rambutnya juga cepak. Dia lebih suka menggunakan sepatu boot, meskipun dengan hak yang sedikit lebih tinggi. Membuatnya terlihat lebih segar dan lebih muda, dibandingkan dengan umur yang sebenarnya.

Bahkan kadang-kadang ada pengunjung yang bertanya, tentang umur Rachel yang sebenarnya. Sebab mereka mengira jika Rachel masih anak-anak sekolah, dan bekerja sebagai SPG di mall hanya untuk mengisi waktunya saja, atau bekerja part time.

"Iya nih. Aku menang dan akan berangkat ke Qatar. Kira-kira bisa ambil cuti nggak ya?"

Rachel kebingungan sendiri, karena dia belum bertanya pada Supervisor toko yang bertanggung jawab atas devisi-nya.

"Coba saja!" sahut temannya itu.

"Iya deh. Aku akan coba bicara dengan Supervisor nanti, waktu mau pulang kerja."

Rachel akhirnya memutuskan untuk membicarakan hal ini pada Supervisor, sebab dia juga tidak mau pergi ke Qatar dan meninggalkan pekerjaannya begitu saja. Dia masih membutuhkan pekerjaan ini untuk kehidupannya sendiri kedepannya nanti.

Rachel memang hidup sendiri, dengan mengontrak sebuah rumah kecil, yang sudah dia tempati selama hampir satu tahun ini.

Dia datang dari kota lain, karena sudah tidak memiliki orang tua dan tidak memiliki sanak saudara juga.

Itulah sebabnya, Rachel tidak mau kehilangan pekerjaan, hanya gara-gara harus memenuhi keinginannya untuk pergi ke Qatar. Menyaksikan piala dunia yang diimpikannya selama ini.

"Udah, semoga bisa! siapa tahu di sana Kamu ketemu pangeran Qatar hehehe..." canda temannya, memberikan semangat kepada Rachel supaya tidak pesimis dengan niatannya untuk minta cuti.

"Hehehe... jadi upik abu dong Aku!"

Mereka berdua akhirnya bercanda dan saling mengolok-olok. Membicarakan tentang impian dan cerita soal pangeran Qatar, yang katanya kaya raya dan tidak ada tandingan untuk sebuah ketampanan dan kesempurnaan laki-laki.

"Ck! menurutku semua laki-laki itu tampan, yang membedakan adalah perilaku mereka. Tapi, Aku belum menemukan yang tampan dan cocok di hati. Hehehe..."

"Yahhh... sama dong Rachel. Aku juga belum menemukan yang cocok nih! Kira-kira, Kamu mau nggak ngantongin satu Pangeran dari Qatar untukku?" canda Dahlia, dengan membayangkan, seandainya dia mendapatkan seorang pangeran.

"Hilihhh... ngehalu saja!"

Rachel justru menonyor kepala temannya itu, Dahlia, yang sedang berandai-andai.

"Mau bagaimana lagi, kita ini kan cuma bisa mimpi! Tapi siapa tahu, dari mimpi bisa menjadi kenyataannya. Meskipun itu tetap saja sebuah mimpi. Hahaha..."

"Dasar... Tapi gak ada salahnya juga untuk bermimpi. Karena nyatanya, mimpiku untuk bisa pergi ke Qatar akhirnya menjadi kenyataan," ujar Rachel, menanggapi impian temannya.

"Nah itu! Tapi Aku tetap harus bangun pagi hari, dan menerima kenyataan, sehingga tidak harus bermimpi selamanya!" terang Dahlia, mengingat bahwa kadangkala mimpi bisa menjadi kenyataan. Tapi jika tidak bisa, harus tetap menyadarinya, sehingga tidak selamanya terbuai dengan mimpi.

Tak lama kemudian, mereka berdua kembali melayani pelanggan yang datang, karena tugas mereka sebagai SPG memang memberikan pelayanan kepada para pembeli.

***

Lima menit sebelum jam kerja selesai, Rachel mendekat ke tempat duduk Supervisor. Dia ingin membicarakan tentang keinginannya untuk mengambil cuti.

"Kamu mau ambil cuti? kenapa mendadak Rachel?" tanya Supervisor tersebut, yang cukup kaget, sebab seharusnya cuti dibicarakan dan diajukan dua minggu sebelum hari H.

"Maaf Kak. Ini juga keperluannya mendadak," sahut Rachel cepat.

Dia mencoba untuk memberikan alasan yang tepat, karena Rachel tidak mau jika sampai gagal mendapatkan cuti, sehingga dia tidak bisa pergi ke Qatar.

"Apa keperluan yang mendadak itu? biasanya justru Kamu yang menggantikan teman-teman Kamu, jika mereka ada keperluan mendadak." Supervisor tersebut, meminta penjelasan tentang alasan yang dikemukakan oleh Rachel.

"Emhhh... itu Kak, Saya, Saya menang kuis. Dan akan pergi ke Qatar lima hari lagi."

Akhirnya Rachel memberikan penjelasan pada supervisor tersebut, tentang alasan yang dia miliki.

"Kamu pergi ke Qatar? Gratis itu?" tanya supervisor itu lagi, dengan tidak yakin.

Dengan cepat Rachel mengangguk mengiyakan, sebab di keterangan kuis, dia memang mendapatkan tiket gratis.

"Tiketnya aja yang gratis atau gratis semuanya?"

Mendapati pertanyaan tersebut, Rachel melihat supervisor tersebut dengan ragu. Dia membenarkan juga pertanyaannya yang diajukan kepadanya, karena bisa jadi, yang gratis hanya tiketnya saja.

"Emhhh... Saya kurang tahu Kak," terang Rachel jujur.

Dia memang gadis yang jujur, meskipun penampilannya tomboi.

"Kamu tanya yang jelas dulu pada pihak penyelenggara. Jika semuanya gratis, okelah berangkat Aku kasih cuti. Tapi jika tidak, Kamu harus pastikan, bahwa Kamu punya uang yang lebih untuk bisa berangkat ke sana."

Mendengar pernyataan dan penjelasan yang diberikan oleh atasannya itu, Rachel akhirnya sadar, jika dia tidak mempunyai banyak uang untuk bisa dibawa sebagai bekal ke Qatar.

"Kamu jangan sedih dulu Rachel! Ini Aku cuma tanya untuk kejelasan. Biar Kamu mempersiapkan semuanya juga," terang Supervisor tersebut, dengan melihat wajah Rachel yang tampak sedih.

"Ya kak, terima kasih sudah diingatkan. Saya akan coba bertanya pada pihak penyelenggara, agar bisa memutuskan untuk bisa berangkat atau tidak."

Supervisor tersebut mengangguk setuju, dengan apa yang dikatakan oleh Rachel.

"Jika Kamu pasti bisa berangkat, segera ajukan permohonan cuti ya! biar Aku juga bisa segera ACC."

"Siap kak!"

Rachel menyahut cepat, bersikap tegak, dengan tangan yang seolah-olah sedang melakukan gerakan hormat.

"Udah sono beres-beres! sebentar lagi pulang. Semoga, mimpimu untuk pergi ke Qatar akan segera terwujud."

"Aamiin... terima kasih Kak!"

Rachel kembali ke tempatnya, ikut beres-beres dan bersiap untuk pulang.

Terpopuler

Comments

Hanneke Kuhu

Hanneke Kuhu

Gadis kecil beruntung 👍🌹

2023-01-23

0

Beast Writer

Beast Writer

I'm so lonely broken angel
I'm so lonely listen to my hearth
one and only broken angel
come and save me until i'll fall a part

Lala lili
Lala lili
Lalala Lala

2023-01-14

1

Rianoir⏳⃟⃝㉉

Rianoir⏳⃟⃝㉉

sini sama aku aja Rachel😁

2023-01-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!