Ternyata Dia

"Rachel Olivia."

Castel tersenyum, mendengar suara Rachel yang sedang memperkenalkan dirinya sendiri.

"Nama yang cantik," gumam Castel mengagumi Rachel.

"What are you talking about Mr?" tanya Rachel, yang tidak mendengar dengan jelas perkataan Castel yang sedang bergumam.

"Oh no, no. I didn't say anything. Aku tidak bicara apa-apa."

Rachel tersenyum canggung, mendengar jawaban yang dibuat oleh Castel. Laki-laki yang dia kenal, karena sedang kesulitan mendapatkan toilet.

Akhirnya mereka berbincang-bincang sebentar, sebelum akhirnya mereka masuk ke dalam lift.

Pada saat Rachel berjalan bersama dengan Castel, banyak pasang mata yang melihatnya dengan tatapan bingung, iri dan ada yang penuh kekaguman.

Bahkan ada juga yang membidikkan kamera mereka ke arahnya, yang berjalan di sampingnya Castel.

"What happened, do you know them sir? Or are you someone important?"

"Apa yang terjadi, apa Anda mengenal mereka Tuan? Atau Anda adalah orang penting di acara ini?" tanya Rachel, yang merasa aneh dengan tatapan mata orang-orang yang melihatnya bersama dengan Castel saat ini.

Sayangnya, Castel hanya memberikan sebuah senyuman, dan tidak bermaksud untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh Rachel tadi.

"Apa Aku boleh meminta nomor kamarmu?" tanya Castel, setelah mereka berada di dalam lift, yang naik menuju ke lantai 11.

"Sorry. Aku, Aku tidak terbiasa dengan seorang laki-laki. Meskipun penampilanku seperti ini, tapi Aku tidak terbiasa. Apalagi jika menerima tamu seorang laki-laki di dalam kamar hotel."

Rachel justru salah paham dan memberikan jawaban yang membuat Castel tersenyum, hingga Castel harus memberikan penjelasan kepada Rachel.

"No. Aku tidak bermaksud datang ke kamarmu. Tapi setidaknya Aku bisa mengirimkan sesuatu, atau membuat pesan dengan jelas, supaya tidak salah orang."

Mendengar penjelasan yang diberikan oleh Castel, Rachel tersipu malu. Karena secara tidak langsung sudah menilai yang bukan-bukan terhadap laki-laki tersebut.

"Saya sudah sampai. Terima kasih sudah mengantar," ucap Rachel, pada saat mereka berdua sudah sampai di depan kamar Rachel menginap.

"Isn't that the goalkeeper of Castel?"

"What are you doing here?"

"Wow, together with a girl!"

"Itu kan kiper Castel?"

"Apa yang dikerjakannya di sini?"

"Wahhh... ternyata dia bersama dengan seorang gadis!"

"Ini bisa berita viral ini! Skandal gak sih ini?"

Rachel mendengar beberapa orang yang kebetulan lewat, membicarakan tentang sesuatu yang tidak diketahuinya.

Tapi arah pandang mereka, tertuju ke tempatnya berada, yang saat ini memang ada Castel di sampingnya.

"Apa yang mereka bicarakan?" tanya Rachel bingung, yang berpikir bahwa apa yang mereka bicarakan berhubungan dengan Castel.

Dengan demikian, dia bisa membuat kesimpulan bahwa, Castel White ini bukankah orang sembarangan atau hanya sekedar menjadi penonton seperti dirinya.

"Oh ya, bisakah kita bertemu besok pada saat sarapan pagi? kita bertemu di lantai 5 yang tadi juga."

Rachel mengangguk setuju, karena dia juga merasa senang mendapatkan teman baru di tempat baru ini, sehingga dia berpikir jika bisa mendapatkan pengalaman yang lebih menyenangkan lagi.

***

Pagi telah datang. Rachel pergi ke lantai 5, sesuai dengan janjinya bersama dengan Castel kemarin siang.

Dia sudah meminta izin kepada Erlik dan dua temannya yang lain untuk pergi sarapan sendiri.

Dan di sinilah mereka berdua sekarang, karena setelah selesai menikmati sarapan pagi, Castel mengajaknya berkeliling.

Mereka berdua berkeliling ke bazar-bazar yang ada disekitar hotel, yang letaknya memang berdekatan dengan stadion sepak bola, tempat pertandingan piala dunia akan dilaksanakan.

Tapi kejadian kemarin siang terulang lagi. Bahkan sekarang ini, ada beberapa awak media yang sengaja meminta Castel untuk berfoto bersama dengan Rachel, yang mereka anggap sebagai gadisnya Castel.

Rachel yang tidak tahu apa-apa, awalnya menolak permintaan tersebut. Dia merasa risih, sebab yang membawa kamera itu bukanlah orang-orang biasa seperti dirinya, tapi awak media. Dengan kalung sebagai identitas diri, dari media yang mempekerjakan mereka.

"Maaf, sorry. I can't. Aku tidak bisa."

Rachel tentu merasa tidak nyaman, apalagi saat dia juga mendengar beberapa orang, sedang membicarakan mereka berdua.

Tapi nyatanya Castel tidak menolak.

Castel justru memintanya lebih mendekat ke tempatnya berada, supaya mereka bisa membuat foto yang terbaik.

Rachel tidak tahu, jika Castel White adalah kiper dari salah satu tim yang akan bermain di pertandingan piala dunia besok.

Pada saat beberapa awak media yang memotret dan membidikkan kamera ke arah mereka, serta bisik-bisik orang-orang yang melewati dan melihat kedekatan mereka berdua, Castel hanya diam saja, dan tidak memberikan penjelasan apapun.

Setelah kegiatan mereka selesai, akhirnya Castel kembali mengantarkan Rachel ke kamar.

"Sampai jumpa besok!" pamit Castel, sebelum Rachel menutup pintu kamarnya.

***

Iseng-iseng Rachel membuka sosial media, yang memberitakan tentang berita Qatar.

Dan dia sangat terkejut, disaat melihat beberapa foto dirinya yang sedang bersama dengan Castel. Dengan judul-judul yang tidak pernah dia sangka-sangka sebelumnya.

"What? Dia seorang kiper terbaik? Dan aku tidak tahu. Kemana saja Aku selama ini?"

Akhirnya Rachel membaca semua berita tersebut, yang ternyata langsung viral, dengan memberitakan dirinya sebagai gadisnya Castel.

Sekarang panggilan telpon dan pesan dari ponselnya tidak berhenti, karena ada banyak orang yang menghubunginya untuk meminta konfirmasi dan jelaskan, terkait dengan berita viral tersebut.

***

Pembukaan acara perhelatan piala dunia telah selesai dilakukan. Sekarang saatnya para pemain bertanding untuk memperebutkan piala dan penghargaan sebagai tim terbaik.

Di sinilah akhirnya Rachel mengetahui identitas diri Castel yang sebenarnya, setelah semalaman dia mendapatkan informasi dari media sosial, dan juga dari orang-orang yang menghubunginya.

Di lapangan sepak bola, Castel berada di tengah-tengah gawang, sesuai dengan tugasnya sebagai seorang kiper.

Dia juga melihat keberadaan Rachel, duduk diantara 3 orang, yang sama-sama datang dari indonesia, karena mereka memang temannya Rachel sendiri.

Tapi konsentrasi Castel yang sedang bermain di lapangan terganggu, dengan kilatan mata iblis yang dia kenali. Dan kilatan itu tidak jauh dari tempat duduknya Rachel.

"Apa ini? kenapa kilatan ini datang dari sana?" Castel bergumam seorang diri, memperhatikan Rachel yang duduk dengan tenang bersama dengan Erlik, Aditya dan Calista.

"Aku tidak mungkin salah mengenali kilatan mata iblis. Tapi jika benar, siapa yang menjadi targetnya?"

Castel kembali bergumam, dengan mengedarkan pandangannya ke seluruh penonton yang ada di stadion ini.

Tapi dia tidak menemukan apapun yang sedang dia cari, dan hanya menemukan tiga pasang mata, dengan kilatan yang sama.

"Aku akan mengenali mata iblis dari kejauhan, seandainya iblis itu bersama dan sedang berada tak jauh dari gadis suci."

"Apakah itu artinya Rachel Olivia adalah..."

Terpopuler

Comments

lina

lina

leawt dah buat mnta foto bareng

2022-12-29

1

lina

lina

🤣🤣 org trkenl juga ora d kenal

2022-12-29

0

isnaini naini

isnaini naini

rachel gdis sucinya dan iblis nya adlh erlik....selametin rachel ya castel....eh slh kk thor....

2022-12-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!