Sesaat setelah Aira dan Tama berpisah, ponsel Aira menyuarakan nada dering.
Aira hanya membaca pesan dari Tama dengan perasaan yang kecewa karena tidak diperbolehkan membuka kotak hadiah dari Tama.
"Hissss....masa iya buka kotak aja nunggu berjam-jam!" gerutu Aira sebal.
---
"Yah, seriusan ini rumah yang mau kita tinggali?" Aira berdecak kagum begitu menginjak pekarangan rumah barunya itu.
Rumah yang berjarak jauh dari kebisingan jalan raya, dan hanya suara jangkrik yang bersahutan. Rumah dua lantai yang memiliki desain klasik, terlihat cocok dengan suasana sekitar rumah yang banyak ditumbuhi pepohonan rindang.
"Iya, ayah juga membuatkan rumah pohon buat kamu Ra. Ayah tahu kamu pasti suka" Bernan merangkul putri semata wayangnya.
"Beneran yah?" Aira antusias, berlari masuk ke rumah barunya itu dan langsung naik ke rumah pohon yang dimaksud Bernan.
"Woaaaahhhhh!!!!!"
Pemandangan yang sangat indah dipandang. Pemandangan yang memperlihatkan rumah-rumah serta gedung-gedung kota. Aira serasa sedang dipuncak dunia sekarang. Semua terlihat jelas ditempat ia berdiri.
"Bagaimana? Suka?" tanya Bernan.
"Banget yah" tatapan Aira masih terpaku pada pemandangan ini.
"Sekarang lebih baik kamu mandi dulu, beres-beresnya besok aja sekalian. Istirahat dulu aja hari ini" kata Bernan.
"Nggak yah, mending beres-beres dulu terus tinggal nyantai" ucap Aira.
Aira kembali turun, mengambil sebuah kardus yang sama besarnya dengan badannya di bagasi mobil. Perlahan Aira berjalan menuju kamarnya sebab pandangannya terhalang kardus besar itu.
"Hah! Hah....hufhhh...." Aira bernafas lega usai meletakkan kardus itu di lantai.
"Woaaahhh! Wow, wow, wow, WOW!!! Aira menerawang ruangan kamarnya kagum.
Kamar yang berukuran tak besar itu cukup membuat Aira tergugah selera. Pasalnya, kamar itu memiliki jendela berbentuk lingkaran besar menyuguhkan pemandangan hutan yang masih asri.
Cekrek!
Aira memotret jendela lingkaran berpemandangan hijau dan segera memposting di akun media sosialnya.
Selang beberapa menit, Tama mengirimi Aira pesan singkat.
"Oiyaaa, kotak dari Tama!" Aira teringat pada sebuah kotak pemberian Tama.
Aira meraih kotak yang berukuran 20x20 cm itu ia buka dengan antusias. Aira mulai melepas pita yang mengikat kotak bermotif bunga. Begitu kotak motif bunga terbuka, Aira menjumpai album foto dan kotak kecil didalamnya.
"Ada kotak lagi?" heran Aira.
Begitu dibuka, terdapat gelang tali warna hitam yang memiliki inisial "A". Karena gelang tali itu sangat sesuai dengan selera Aira, raut wajah bahagia terpampang di wajah Aira ketika mendapat gelang itu.
Cekrek!
Aira memotret gelang pemberian Tama dan mengirimkannya pada Tama.
"Makasih ya tam hehehe"
"Harus dipake!" Tama mengirimkan foto dirinya yang juga memakai gelang sama persis, berinisial "T"
"Ra, ayah berangkat dulu ya ke kantor"
"Iya yah, hati-hati" teriak Aira dalam kamarnya.
---
Malamnya, Aira yang selesai mandi itu memanjakan dirinya dengan polesan masker wajah dan menyebabkan wajahnya berwarna hitam pekat.
Aku kesal dengan jarak
Yang sering memisahkan kita
Hingga aku hanya bisa
Berbincang denganmu di whatsapp
Aku kesal dengan waktu
.....
Aira menikmati waktu menyendirinya ditemani alunan musik Celengan Rindu-Fiersa Besari.
"Ra, ayah pulang telat. Kamu udah makan apa belum? Buruan makan, beli diluar atau masak sendiri" Aira mendapat pesan dari Bernan.
"Belum yah"
"Iya ini mau beli makanan diluar"
Dengan berat hati, Aira membersihkan polesan masker itu dan segera mengganti pakaiannya. Hanya bermodalkan celana training hitam bergaris putih dan jaket berwarna hitam, serta mencepol rambut yang selalu ia lakukan, Aira tetap percaya diri untuk menampilkan dirinya.
Aira mulai mengayuh sepedanya untuk membeli makanan yang dapat ia makan. Melewati suatu gang rumah yang panjang, Aira cukup merinding karena suasana yang gelap.
---
"Makasih ya bu" ucap Aira pada ibu-ibu penjual gado-gado.
Dalam perjalanannya kembali kerumah, Aira yang melewati gang sempit dan gelap itu keheranan. Sebab, Aira melihat dua orang yang menurutnya mencurigakan. Yang mana, salah satu dari mereka memakai tuduk kepala, sedangkan satu dari yang lainnya lagi memakai topi, seolah mereka semua berusaha menutupi wajah dari mereka masing-masing.
Mereka juga terlihat sedang mengatakan sesuatu satu sama lain dengan berbisik. Aira yang menyadari hal itu langsung menghentikan laju sepedanya dan mencoba mengintip apa yang terjadi.
Aira terus mengamati gerak-gerik dua orang mencurigakan itu. Aira memicingkan matanya berusaha melihat wajah dari dua orang itu.
"Apa yang dilakukan mereka malam-malam di gang sempit kayak gini?"
"Gangnya gelap lagi" gumam Aira.
Begitu yang memakai tudung kepala hendak meninggalkan si pemakai topi di gang sempit itu, Aira langsung mengalihkan perhatiannya agar tidak terlihat oleh mereka. Aira mengayuh sepedanya agak jauh dari gang sempit itu.
Di dekat gerobak penjual ketoprak, Aira berhasil menyembunyikan dirinya tanpa diketahui dua orang mencurigakan tersebut. Aira masih memantau mereka, yang mana orang yang memakai tudung kepala itu menghampiri mobil mewah yang terparkir di pinggir jalan, berjarak sekitar 10 meter dari gang sempit itu.
"Orang kaya di gang sempit?"
"Ngapain ya mereka?"
"Apa yang mereka bicarakan?" Aira mengusap dagunya berpikir.
---
Pagi sekali, Aira sudah bersiap untuk masuk ke sekolah barunya hari ini. Seragam lengkap, atribut lengkap, rambut yang diikat, mental yang kuat, juga tak lupa dengan senyuman manisnya.
"Kamu yakin nggak mau ayah anter aja? Ini masih hari pertamamu loh, Ra" kata Bernan pada Aira yang sedang menyiapkan sarapan.
"Yakin yah. Lagian kan sama kayak sekolah di sekolah lama, iya kan?" Aira meyakinkan Bernan.
"Yaudah. Tapi hati-hati ya. Baru hari pertama jaga sikap, jaga diri. Jangan langsung bikin gaduh, ngerti?"
"Iya yaaaaah"
Di tempat parkir sekolah barunya itu, Aira yang sedang memarkiran sepedanya itu menjumpai sebuah mobil mewah berwarna hitam yang baru saja melewati dirinya. Karena terkejut sekaligus kagum, bola mata Aira mengikuti gerakan mobil itu. Dan tak lama kemudian, Aira menyadari sesuatu.
"Tunggu!"
"Bukannya itu mobil yang aku temui di gang sempit?"
"Apa bener yang itu ya? Kayanya aku nggak asing sama mobil itu"
"Aduhhh, nomor platnya aku nggak hafal lagi"
"Ah bodo amat lah!" yang kemudian berjalan masuk.
Begitu saat pemilik mobil itu turun, Aira semakin yakin dengan dugaannya itu. Pasalnya, si pemilik mobil itu memakai jaket yang sama seperti orang yang ditemuinya di gang sempit kemarin.
"Ah! Sekarang aku bener-bener yakin. Dia orangnya"
"Apa sebaiknya aku tanya dia langsung aja ya?"
"Ah jangan Ra. Sok kenal banget deh kayaknya"
"Tapi kan aku penasaran"
"Hey!" yang pada akhirnya Aira tidak dapat mengalahkan egonya.
Laki-laki itu menoleh pada Aira dengan wajah yang kebingungan.
Siapa dia? Kok aku nggak pernah liat?, batin laki-laki itu.
Aira berlari kecil untuk menghampiri laki-laki yang ada pada radius 5 meter dari tempatnya.
"Hey! Tunggu!" Aira menahan laki-laki itu untuk berjalan lebih jauh.
"Siapa ya?" rautnya kebingungan.
"Kamu or-"
"Bian!!!" seseorang berteriak memanggil laki-laki dan memotong pembicaran Aira.
"Oy!" sahut laki-laki itu, yang diketahui bernama Bian.
"Buruan! Lagi ngapain sih?!" tanya laki-laki yang diduga teman Bian.
"Bentar!" yang pada akhirnya Bian hanya menatap Aira tajam, tidak memberikan Aira kesempatan untuk berbicara, dan pergi begitu saja meninggalkan Aira.
"Hey! Hey! Hey! Tunggu! Aku belum selesai ngomong!!! HEY!!!!" teriak Aira diabaikan oleh Bian.
Bian hanya merespon teriakan Aira itu dengan menoleh kearahnya sebentar, dan tetap pada tatapan yang tajam bercampur heran siapakah orang yang telah memanggilnya itu.
"Hissss, shyombong amat!!" gerutu Aira, lalu melanjutkan perjalanannya.
Tet...tet...tet...
Bel masuk berbunyi.
Suasana kelas 11 IPS 1 begitu ramai karena ulah murid-murid penghuni kelas. Ada yang masih melanjutkan tidurnya, ada yang membaca buku, ada yang membenahi dandanannya, ada yang bergosip dan masih banyak yang lainnya.
Tap...tap...tap...
Suara langkahan sepatu yang begitu nyaring memasuki ruang kelas.
Para murid yang ada dikelas pun mulai hening dan membisikkan sesuatu melihat guru wali kelasnya memasuki kelas dengan orang asing.
"Siapa dia?"
...
"Anak baru ya?"
...
"Cantik ya"
...
"Tapi kok nggak bisa dandan"
Brak! Brak! Brak!
Ibu wali kelas menggebrak meja.
"Perhatian anak-anak. Hari ini, kalian kedatangan teman baru yang saaangat cantik" kata wali kelas, mempersilahkan Aira untuk memperkenalkan dirinya.
"Hay semuanya. Perkenalkan namaku Aira Bestari, kalian bisa panggil aku Aira. Aku pindahan dari SMA Nusantara. Semoga kita bisa berteman baik, terima kasih" dengan percaya diri Aira memperkenalkan dirinya didepan teman-teman baru.
---
Tet...tet...tet...
Bel istirahat berbunyi.
"Ra, kamu nggak kekantin?" tanya Henna, temannya yang duduk tepat didepan Aira.
"Nggak aja deh, aku mau coba keliling sekolah biar lebih kenal gitu" kata Aira.
"Kalau gitu aku temenin aja yuk" ucap Henna.
"Iya yuk, sekalian apel lewat kelasnya, hehehe" sahut Rida yang satu bangku dengan Henna.
"Wah serius nih nggak ngrepotin?" kata Aira.
"Ngrepotin gimana? Santai aja kalik!" ujar Henna.
Henna, Rida dan Aira berhenti sejenak duduk di bangku bawah pohon beringin sekolah. Rida yang memegang sebotol susu itu mulai membuka obrolan diantara mereka bertiga.
"Eh, kamu tau nggak berita mayat anak sma ditemukan di sungai?" Rida bertanya pada Aira.
"Mayat di sungai?" Aira mengerutkan dahi.
"Ohhh, yang itu?"
"Eh, jangan-jangan. EB itu singkatan dari Elang Bangsa? Sekolah kita ini?" Aira baru menyadari.
Rida mengangguk cepat.
"Astaga, aku baru tahu"
"Trus, gimana kabarnya sekarang?"
"Udah tau belum dia meninggalnya kenapa?"
"Makanya itu, semua seisi sekolah ini aja kaget tiba-tiba ada kabar begitu. Habisnya tuh ya, Shinta itu orangnya pendieeeem banget. Dia nggak pernah tuh bermasalah sama yang lain" Rida menjelaskan.
"Tapi kenapa dia bisa mengalami itu?" tanya Aira.
"Kita mana tahu kalau dia itu diemnya nyembunyiin masalah yang dihadapinya? Mungkin aja dia itu diem karena nyembunyiin sesuatu. Iya kan?" sahut Henna.
"Bener juga ya? Kenapa aku nggak punya pemikiran seperti itu" Rida menerawang langit-langit.
Aira POV
Jadi yang meninggal ditemukan di sungai itu salah satu murid di sekolah baruku ini? Kira-kira kenapa ya dia? Ah iya, aku aja belum tau seperti apa wajahnya.
Eh! Soal laki-laki yang bernama Bian itu, kira-kira apa ya yang dia bicarakan di gang sempit itu? Dia bicara sama siapa disana? Ahhh, baru pertama masuk sekolah aja sudah banyak yang aku pertanyakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Anggie Nifmala
Penasaran
2021-04-25
0
Iyah Khoiriyah Msi
tama itu cowok ya thor😅
2020-08-30
1
Penjaga Hati
hai kk semangat up,
salam hangat dari karyaku 🙏
2020-07-24
1