Aku Di Matamu

Aku Di Matamu

Bab 1

Hai perkenalkan, saya baru pertama kali meng-upload novel karya saya. semoga kalian suka. tolong like ya.

Raya memandangi indahnya pegunungan, udara yang dihirupnya begitu sejuk dan segar. Dia melihat anak-anak panti dan seorang lelaki muda, mungkin sekitar 2 tahun lebih tua dari nya. Lelaki itu cukup tampan, berkulit sawo matang, rambut bergelombang, hidung mancung, dan berbadan ideal seperti foto model (tinggi kekar).

Tak pernah terbayangkan untuk jatuh cinta pada laki-laki itu, karena lelaki itu banyak sekali yang menyukainya dan dia sering memanfaatkan wanita-wanita nya, bahkan ada yang sampai tergila-gila olehnya. Raya tidak mau hatinya jatuh dipelukannya, karena dia tahu laki-laki itu bukan lelaki yang cukup baik.

"Kamu suka sama dia?" Celoteh Dwi dan tangan menopang dibahu Raya.

"Apaan, aku cuma melihat tingkahnya saja yang bermain sama anak-anak panti itu. Iya kali aku suka dia, dunia mau bilang apa?" Sangkal Raya dan memang benar dia saat itu tak menyukai lelaki itu, malah tak terpikirkan untuk jatuh cinta kepadanya bahkan mengidolakannya. Jauh sekali tak ada sepintas kata untuk menyukainya, yang ia rasa saat ini biasa saja dan itu hal yang tidak mungkin, karena lelaki itu bukan tipenya.

Raya menyukai tipe lelaki berkulit putih, badan sih bisa dibilang sama tinggi kekar, cuma karakternya itu dia suka lelaki yang tidak mengumbar ketampanannya (tebar pesona) dan tidak friendly terhadap lawan jenis. Dan juga lelaki yang bertanggung jawab, tidak memanfaatkan keadaan dan yang rajin beribadah tentunya. Sedangkan lelaki ini jauh dari tipenya.

"Bram, sudah waktunya istirahat. Biarkan anak-anak makan siang dulu." Teriak pak Jefry pimpinan tim sukarelawan Darmalucky.

Bram, itu dia nama lelaki itu. Dia terkadang membantu pak Jefry mengurus anak-anak panti, dia memang baik hati dalam hal sukarelawan. Tapi Raya tetap tidak menyukainya. Dia suka bilang amit-amit kalau orang-orang mengidolakannya.

Raya bekerja di resto sebagai manager, dan Bram owner coffee shop ternama juga sebagai Barista yang dikagumi para wanita-wanita yang sering mengunjungi coffee shop nya. Mereka sering dipertemukan bila ada acara sukarelawan, Raya mengenalnya pas di acara pembangunan sekolah dasar di dusun terpencil tahun lalu. Dari awal Raya memang kurang menyukainya karena Bram suka tebar pesona.

"Hai Bram, kamu malam ini kosong kan? Kita dinner yuk!" Sapa Angel perempuan sexi yang selalu memakai dress diatas lutut dan ketat, sehingga lekuk tub*hnya membuat mata para lelaki terpesona melihatnya. Angel memeluk Bram dari belakang dan mencium aroma tubuh Bram. Dari jauh memang farfum khas Bram sudah tercium, malah Raya suka merasa enek kalau sudah mencium farfum milik Bram, karena terlalu menyengat di hidungnya.

Bram langsung memutar badannya, dan dibelainya rambut Angel juga diciumnya rambut Angel dengan penuh semangat, Angel merasakan hangatnya belaian Bram. Bram memang lelaki brengs*k yang selalu memanfaatkan wanita-wanita yang memujanya. Kalau saja Raya adiknya, pasti akan ditegurnya lelaki mes*m itu.

"Oke, nanti aku jemput kamu ya?" Bram tersenyum lebar dan mengedipkan sebelah mata kirinya. Angel mengangguk, dan memeluk Bram sebagai ucapan terimakasihnya.

Begitulah bila Bram bertemu dengan wanita-wanita yang mengaguminya. Entah apa yang dipikiran Bram, ko bisa dia tebar pesona pada semua wanita-wanita itu, dan kenapa pula mereka mau mau nya dimanfaatkan Bram. Bram sepertinya tidak punya harga diri dan tidak punya perasaan sedikit pun. Bila dia sudah bosan, dia pasti mengacuhkan wanita itu. Sungguh ini yang membuat Raya jijik melihat dan memikirkan lelaki buaya itu.

Bram juga sering memperhatikan Raya, dia merasa heran sama Raya, ko Raya tidak tertarik dengan pesona dan ketampanan dirinya, apalagi menurutnya Raya cukup cantik, tapi sayangnya Raya berpenampilan seadanya dan terkadang norak. Bram pernah menguji Raya memperlihatkan d**a bidangnya supaya Raya terpesona tapi Raya malah membuang muka dan mengacuhkannya. Bram berpikir Raya tidak normal. Tapi mana mungkin Raya dekat juga dengan lelaki lain tapi tak pernah terlihat Raya bermesraan dengan lelaki yang dekat dengannya. Atau mungkin Raya bukan wanita yang mudah terpesona atau yang mudah jatuh cinta.

Sesaat terlintas dipikiran Bram untuk membuat Raya jatuh hati padanya, namun dia urungkan kembali niatnya karena sekeras apapun Bram mencari perhatian Raya, Raya tak pernah meliriknya bahkan Raya sering menjauh darinya, meskipun dia tahu Raya terkadang memperhatikannya bila sedang dengan wanita-wanita pengagumnya.

"Raya nanti setelah acara ini kita ke panti jompo di sebrang sana, sepertinya sudah lama kita tidak kesana." Sahut Angkasa teman baiknya sekaligus sahabat kecilnya yang selalu berada disampingnya dan selalu memberinya semangat.

Angkasa lelaki baik hati, dia tinggi putih, badannya tidak cukup kekar seperti Bram, rambutnya yang lurus mengembang seperti opa Korea, matanya seperti mata elang, hidungnya cukup mancung tapi masih kalah mancung sama Bram. Namun lelaki ini yang sangat baik dan pengertian dengan Raya, malah jauh lebih baik dibanding Bram. Dan dia tidak pernah tuh yang namanya tebar pesona terhadap lawan jenisnya. Namun sayang Angkasa sudah punya kekasih pujaan, dia Dwi sahabat Raya sendiri.

"Oke." Raya pun melanjutkan aktifitasnya dengan gesit tanpa ada yang terlewat sedikit pun. Karena sekarang dia harus segera ke panti jompo yang ditunjukan Angkasa. Angkasa anak dari pimpinan tim sukarelawan pak Jefry juga sebagai asisten beliau.

Raya mengenal Angkasa dari kecil, mereka dulu tetanggaan. Namun pas SMP kelas 3 Raya pindah rumah, mereka jadi jarang bertemu. Awal bertemu dua tahun lalu, pas Raya sering mengikuti acara sukarelawan. Dari situ Raya dekat lagi dengan Angkasa. Dengan berjalannya waktu Raya sempat ada perasaan namun dia urungkan karena Dwi sahabatnya pun menyukai Angkasa. Dwi berteman semenjak Raya pindah rumah, mereka tetanggaan. Karena Dwi sering main di rumah Raya malahan sering menginap, jadi Dwi selalu melihat dan memperhatikan Angkasa berkunjung ke rumah Raya. Dan Dwi mulai menyukainya begitu pun dengan Angkasa. Dari situlah Raya mundur, karena Raya tahu bila persahabatan tidak akan pernah indah bila diakhiri dengan kisah percintaan. Lebih baik ya seperti ini, selalu menjaga persahabatan mereka.

Tak pernah Raya menunjukan atau mengungkapkan perasaannya, cukup dia simpan di hati saja. Karena bila itu terjadi mungkin saat ini persahabatan mereka hancur dan tak indah lagi.

****

Terpopuler

Comments

Mira Garlic

Mira Garlic

wow...mantap menjiwai sekali ceritanya..

2024-01-13

1

Mira Garlic

Mira Garlic

wow sedih menjiwai banget...

2024-01-13

1

mira maryani

mira maryani

terimakasih yang sudah memberi like

2024-01-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!