Tampak antrian para pelamar kerja yang akan melakukan interview. Ada sosok mungil yang menyempil diantaranya. Orang-orang menatap remeh kearahnya.Bagaimana tidak, gadis bertubuh mungil itu tampak begitu mencolok.
Apalagi tampilan fisik dan wajahnya yang imut bak gadis remaja yang masih dalam masa pertumbuhan. Padahal sih sudah mentok ngak berubah dan bertumbuh kembali postur tubuhnya. Siapa lagi kalau bukan si imut Faiha.
Mereka berpikir Faiha tidak akan di terima karena tampilannya yang meragukan. Siapa juga yang mau mempekerjaan anak di bawah umur tapi, kenapa gadis itu juga mendapatkan panggilan untuk interview? Apakah Faiha menggunakan identitas palsu agar di terima.begitulah yang ada di pikiran orang-orang tersebut.
"Orang-orang ini sungguh tidak ada sopannya, kenapa dia melihatku seperti itu? Ada yang aneh apa pada wajahku ini? wajah cantik begini,kok."
Faiha begitu percaya diri ya,percaya pada diri sendiri bahwa dirinya cantik bak putri di negeri dongeng.Faiha itu manis dan imut serta menggemaskan apalagi dengan tubuh mungilnya.
"Nona Faiha Arsyana, silahkan masuk!"
"Ah iya, baik." Faiha pun segera beranjak dan masuk ke ruangan tempat berlangsungnya interview.
Pandangan Faiha langsung tertuju pada seorang pria yang juga tengah menatap kearahnya dengan aneh. Bahkan pria tersebut langsung membuka file cv milik gadis tersebut.
"Silahkan duduk!"
"Baik pak, terima kasih." Dengan langkah seanggun mungkin, itu menurut si Faiha. Ia mendudukkan bokongnya di sebuah kursi tepat di hadapan pria itu.
"Emm–.namamu benar Faiha Arsyana dan umurmu 21 tahun?" Memicing menatap Faiha intens
"Iya pak, semua isi dari cv yang saya kirimkan adalah data diri saya yang sebenar-benarnya.Memangnya kenapa, eh–maaf maksud saya apa ada yang kurang dari persyaratan yang di butuhkan,pak?"
Sejenak laki-laki yang menginterview terdiam sambil melihat berkas milik Faiha. Terdengar suara dering ponsel yang berada di atas meja. Laki-laki itu pun segera mengambil lalu mengangkat panggilan tersebut. Betapa terkejutnya ia ketika melihat siapa yang menelponnya.
"Ha-halo, iya pak Heru ada yang bisa saya bantu pak."
"Apa seorang gadis pelamar yang bertubuh mungil masih berada di sana?"
Mendengar pertanyaan dari sang asisten big boss, pak Totok refleks menatap ke arah Faiha yang masih duduk manis di hadapannya.Sedangkan Faiha hanya bisa tersenyum canggung dengan penuh pertanyaan di benaknya.
"Oh, iya pak. Dia masih ada di sini dan saya belum selesai menginterviewnya. Memangnya ada apa ya pak Heru?" Masih menatap intens Faiha. Sedangkan Faiha tiba-tiba perasaannya jadi tidak enak.
"Duh...ada apa lagi ini ya.Kenapa bapak itu menatapku aneh? Mencurigakan, jangan-jangan–Hhh ,sudahlah memang nasibmu Faiha.eh...tapi, tadi dia bilang pak Heru.Kayak pernah tahu nama itu deh."
Faiha berpikir bahwa ia tidak akan di terima, ya, apalagi alasannya jika bukan karena dirinya tidak memenuhi persyaratan untuk bekerja di perusahaan itu.
"Ekhem, mbak Faiha."
"Eh, iya pak–saya." Faiha tersadar dari lamunannya.
"Baiklah, semua persyaratan yang telah mbak berikan dan menimbang. Ternyata mbak telah memenuhi semuanya. Maka, dari itu mbak di terima bekerja di perusahaan kami sebagai karyawan di bagian Office girl.Selamat ya."
Bagai tertimpa durian runtuh, Faiha sampai tidak percaya bahwa akhirnya ia bisa di terima bekerja di perusahaan sebesar itu. Ia pun menghela nafas lega dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
"Te-teima kasih kasih banyak,pak."
"Iya, mulai besok mbak sudah bisa langsung bekerja.Selamat bergabung di perusahaan kami." Mereka pun saling berjabat tangan.
Ketika keluar dari ruanagan interview wajah bahagia Faiha tak dapat di sembunyikannya.Wajah imutnya terus tersenyum ceria membuat orang-orang yang masih menunggu giliran menatapnya aneh.
Sepanjang perjalanan tak putus-putusnya Faiha mengucapkan kata syukur karena tak menyangka bahwa secepat itu akhirnya ia mendapatkan pekerjaan kembali.
Malam hari di sebuah rumah mewah. Terdapat tiga orang yang tengah bercengkerama.
"Abi, kapan kamu bisa membawa calon menantu untuk mama dan papa? Ingatlah nak, umurmu sudah berapa dan mestinya kamu sudah memiliki 2 atau 3 anak."
"Yang di katakan mamamu itu benar,Bi. Cepatlah perkenalkan gadis yang akan menjadi pendamping hidupmu. Papa dan mama sudah tua dan ingin segera menimang cucu darimu."
"Kami ingin menghabiskan masa tua dengan bermain dan di temani oleh anak,menantu dan cucu-cucu kami kelak."
Abiseka Jayendra adalalah putra satu-satunya dari pasangan tuan Aryan Jayendra dan nyonya Malika Jayendra. Abiseka saat ini menjadi pimpinan di perusahaan sang ayah yang bergerak di bidang properti dan lainnya.
Mendengar curhatan kedua orang tuanya yang selalu menyangkut hal itu-itu saja membuat kupingnya semakin panas di setiap harinya. Bukannya ia tak ingin memenuhi segala keinginan orang tuanya namun, apa daya memang sampai saat ini di umurnya yang sudah menginjak 36 tahun belum juga mendapatkan calon istri yang cocok.
Bagaimana bisa memiliki calon pendamping hidup, wong sang tambatan di hatinya saja masih melanglang buana entah dimana? Abiseka si pria dewasa nan tampan Ceo dari Jayendra Group hingga saat ini masih betah menjomblo. Bagaimana tidak, sifatnya yang arogan serta kekakuannya membuat perempuan manapun akan segan mendekatinya.
"Abi akan segera mewujudkan keinginan papa dan mama. Tunggulah sebentar lagi. Sabar ya ma,pa!" Abiseka berbicara dengan begitu meyakinkan membuat kedua orang tuanya mendapatkan secercah harapan.
"Baiklah,nak. Semoga apa yang kamu katakan itu benar.Jika tidak, kami yang akan mencarikan calon istri untukmu." Lanjut mama Malika.
Brukkk
Abiseka menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang king size nya. Pikirannya berkecamuk dan melanglang buana. Seketika ia bingung harus mencari calon istri dimana.Adakah perempuan yang mau dengannya. Secara si Abi bisa di bilang sebagai perjaka tua. Entah mengapa itu bisa terjadi, hanya Abiseka dan tuhan yang tahu.
Tiba-tiba ia teringat sesuatu, tepatnya teringat akan seseorang. Senyum pun terkembang di wajah tampannya.Segera ia meraih ponselnya lalu menghubungi sang asisten pribadi.
"Heru, apa kamu sudah melakukan apa yang aku minta?"
"Sudah boss, semua sesuai dengan yang anda perintahkan.Emm–ada apa ya,boss?"
"Ah–besok saja akan aku beritahukan.Ya,sudah."
"Sudah, itu saja boss? Anda menelpon saya malam-malam hanya untuk–"
"Apa? Memangnya aku tidak boleh menelponmu,huh?"
"Oh, bu-bukan begitu boss. Maaf–Baiklah boss, saya akan menunggu perintah anda selanjutnya.selamat malam."
Klekkk
Sedangkan di seberang sana, sang asisten sangat kesal merutuki sang boss yang selalu berbuat semaunya sendiri.
Abiseka akhirnya bisa tidur dengan terseyum bahagia.
Bersambung
Hai-hai, saya kembali lagi dengan cerita terbaru semoga kalian suka ya. Jangan lupa like dan komennya . Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Pipin Wahyuni
orang berduit emanggitu ya kebanyak kan thorrr banyak uang tapi lama nikah😊🙏
2023-05-19
1
gulla li
Perjaka tua mapan kaya gitu mah banyak yang mau, Abi 🤣 yang masalah itu kamumu mau apa enggak
2023-04-15
1
gulla li
Pejaka tua 🤣
2023-04-15
0