Ujian Cinta
Assalamu'alaikum...
Halloooo semua.
FYI,
Cerita ini dibuat atas kehaluan author semata ya. Jika ada nama dan kejadian yang serupa dengan apa yang ada pada kehidupan sehari-hari kalian mohon dimaklumi ya. Beberapa bagian cerita juga ada yang dikutip dari kisah nyata untuk memberi pembelajaran yang semoga saja berarti untuk kita semua. Tidak banyak kok, palingan hanya 10% saja dari satu novel ini.
Jika ada masukan atas cerita ini mohon bantuannya ya. Saya bukanlah penulis pro jadi maklumi saja hehee...
Tanpa banyak cincong lagi, selamat menikmati cerita ini. Semoga suka ceritanya dan jangan lupa tinggalkan LIKE dan COMENT kalian di setiap bab-nya ya 👍
SALAM CINTA DARI AUTHOR NAI 😘
.
Hari kelulusan tiba, di mana hampir semua siswa/i sedang berbahagia karena semua usaha mereka untuk kelulusan ini terbayar sudah. Dengan nilai yang cukup memuaskan, mereka merasa bahwa perjuangan mereka dalam belajar tidaklah sia-sia.
Sebagian dari para ex pelajar itu ada yang ingin langsung mencari pekerjaan setelah lulus sekolah untuk membantu perekonomian keluarganya. Namun untuk seorang wanita bernama Sannia, dia lebih memilih untuk kembali melanjutkan pendidikannya, mencari ilmu sebanyak mungkin agar bisa menjadi bekal akan cita-citanya yang ingin menjadi seorang pengusaha sukses.
Dan seperti yang diharapkan, Sannia ternyata berhasil mendapatkan beasiswa di universitas terkenal di kotanya dengan jurusan yang dia impikan sekaligus yang diinginkan oleh ibunya.
Untuk merayakan keberhasilannya itu, Sannia mengajak keempat teman dekatnya untuk makan malam bersama di salah satu restoran yang cukup bergengsi di kota itu. Dia akan menghabiskan separuh dari rejeki yang telah dia dapatkan dari hasil kerja sampingannya selama ini untuk orang terdekatnya, sekaligus sebagai bentuk syukur atas pencapaiannya yang baru saja dimulai.
Pada pukul tujuh malam, Sannia dan teman-temannya sudah berada di restoran dan kini mereka sedang menikmati makan malam dengan diiringi obrolan ringan. Tak lupa dia mengajak sang ibu tercinta di acara bahagianya itu karena bagaimanapun juga, apa yang telah dia gapai saat ini tak luput dari doa sang ibu.
"San, kenapa ya sampai sekarang kamu masih belum punya pacar?" tanya Dinda disela makan malam mereka.
"Iya, kasihan banget sih kamu San, jadi obat nyamuk terus tiap kita jalan ke bioskop," sahut Husin.
"Ho'oh. Kalaupun pergi, kalau nggak sama Rama, pasti sama kamu, Sin."
"Mana ada dia pacar. Sannia 'kan nggak laku," celetuk Wulan yang diiringi tawanya dan diikuti yang lainnya.
Seorang wanita cantik bernama Sannia Danita yang tengah menjadi perbincangan teman-temannya tersebut terihat hanya tersenyum dengan diiringi tawa kecilnya sembari terus mengunyah makanannya.
Senang?
Tentu tidak.
Wanita mana yang terlihat senang jika selalu dijuluki tidak laku, apalagi oleh teman-temannya sendiri.
Sudah sering sekali julukan itu dilontarkan oleh teman-temannya kepadanya hanya karena dia yang tidak pernah terlihat bersama seorang pria kecuali, Rama dan Husin. Teman mainnya bersama Dinda dan Wulan.
Sebenarnya Sannia adalah seorang gadis dengan paras yang sangat cantik, bertubuh layaknya model papan atas, dan juga memiliki pemikiran yang dewasa. Dengan kelebihan yang dia punya itu seharusnya tak sulit untuk seorang Sannia menjerat pria manapun yang dia inginkan.
Namun takdir berkata lain, nyatanya sampai saat ini belum ada seorang pria pun yang terlihat dekat dengan wanit cantik itu.
Tak ingin memikirkan sesuatu yang membuatnya pusing, Sannia lebih memilih untuk fokus mengejar cita-citanya saja agar dia bisa membahagiakan satu-satunya keluarga yang dia punya yaitu, ibunya.
Lagian juga usia Sannia masih sangat muda untuk harus pusing memikirkan dunia percintaan. So, dia hanya bisa bersantai saja untuk sekarang.
Suara berisik yang berasal dari gelak tawa keempat anak muda yang baru saja lulus sekolah menengah atas itu tiba-tiba saja menjadi hening saat Dinda menyadari raut wajah ibu Sannia yang terlihat tidak bersemangat seperti sebelumnya. Dan Sannia yang menyadari keheningan itu lantas menoleh pada apa yang sedang dilirik teman-temannya.
Dengan menghembuskan nafasnya pelan, Sannia langsung merubah raut wajahnya menjadi seceria mungkin.
"Kenapa diam? Sudah selesai ngejeknya? Aku 'kan sudah bilang guys, kalau calon suamiku itu tinggal di Turki, butuh waktu buat kita untuk bertemu," ucap Sannia dengan nada sombongnya. Berharap sang ibu bisa mengerti jika teman-temannya hanya bercanda.
Dan jika pun benar apa yang teman-temannya katakan, setidaknya dia tidak ingin membuat sang ibu bersedih karena mengkhawatirkan dirinya. Bagaimanapun juga, ibu mana yang senang jika melihat sang anak sulit mendapatkan pasangan.
Meski usia Sannia masih 17 tahun, namun hal tersebut bisa menjadi beban pikiran seorang ibu, apalagi Sannia adalah satu-satunya anak yang dimilikinya. Irene tentu menginginkan kebahagiaan yang terbaik untuk anak semata wayangnya itu, termasuk pasangan yang akan menjaganya kelak.
Suasana kini berubah menjadi canggung, namun untungnya Sannia dan Husin yang biasanya suka bertengkar seperti Tom and Jerry dapat mencairkan kembali suasana yang sempat membeku itu.
Mereka melanjutkan makan malamnya seperti sediakala, layaknya tidak ada masalah apapun. Namun di sisa makan malam mereka, seorang wanita yang tak lain adalah Wulan terlihat mengaduk-aduk makanannya yang tinggal setengah, tanpa berniat memasukkannya ke dalam mulut.
"Kenapa sih Lan, cemberut mulu. Apa makanannya nggak enak?" tanya Dinda yang menyadari akan hal itu.
Mendengar ucapan Dinda, semua yang ada di meja makan tersebut menatap pada Wulan secara bersamaan.
"Kamu kenapa? Tadi saja ketawa paling kenceng, sekarang kenapa jadi cemberut gitu. Nyesel ya sudah ngejek aku?" tanya Sannia setengah bercanda.
Wulan yang sedang ditatap oleh lima orang yang ada di sana lantas meletakkan peralatan makannya di atas piring sembari menghela nafasnya dengan pelan.
"Dulu saat abangku masih SMA, hampir setiap hari aku melihat dia dan teman-temannya bermain bersama, bahkan sampai menginap di rumah tiap minggu. Setelah lulus SMA mereka berpencar ke Universitas yang berbeda-beda. Sejak saat itu juga abangku terlihat sibuk dengan buku-bukunya dan bahkan aku hampir nggak pernah melihat dia bermain lagi bersama teman-temannya. Katanya sih sibuk belajar karena terlalu banyak saingan di sana." Wulan menjeda kalimatnya dan menatap ke empat temannya. "Apa kita akan seperti itu juga?" lanjutnya.
Sesaat suasana masih terasa hening namun tak lama dari itu, sebagian dari mereka ada yang tersenyum geli dengan perkataan Wulan yang sangat dramatis dan sebagian lagi ada yang mengacuhkannya dan melanjutkan makannya.
"Lebay banget sih kamu, Lan," ucap Husin sembari melanjutkan kembali makan malamnya.
Mendengar ucapan Husin yang sedikit menyebalkan, Wulan terlihat kebingungan.
Lebay? Apakah ada yang salah dengan perkataannya, pikirnya.
"Seiring berjalannya waktu, semua pasti akan berubah, Lan. Nggak selamanya juga kita akan terus bermain seperti ini. Dengan memasuki universitas yang berbeda, kita pasti akan memiliki teman baru di sana."
"Sistem belajarnya yang juga berbeda membuat waktu bermain kita pasti akan semakin berkurang. Sama seperti yang kamu katakan tentang abang kamu tadi, kita juga pasti akan seperti itu tapi, bukan berarti kita nggak bisa main lagi. Kita masih tetap bisa main lagi kok, hanya saja waktunya yang tidak akan bisa seluang sekarang," jelas Sannia panjang lebar.
"Bener tuh kata Sannia. Santai saja kali, Lan. Semuanya nggak akan seberat yang kamu pikirin kok," sambung Rama.
"Siapa tahu nanti kamu yang bakalan lupa sama kita karena terlalu sibuk dengan teman baru kamu," sambung Sannia lagi.
"Enak saja. Ya, nggaklah," sahut Wulan dengan cepat.
Wulan memanyunkan bibirnya cemberut, sementara yang lain hanya tertawa sambil melanjutkan kembali makan malam mereka.
Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul sembilan malam, sopir taksi online yang sudah dipesan Sannia kini mulai menjalankan mobilnya meninggalkan restoran dengan membawa ibu Sannia seorang diri, sementara Sannia pergi bersama mobil Husin dan yang lainnya. Malam ini dia akan menginap di rumah Dinda karena mulai besok mereka akan jarang bertemu karena kesibukan masing-masing di kampus yang berbeda. Dan malam ini adalah kesempatan terakhir mereka untuk bermain hingga puas.
***
Yang sudah baca sebelumnya maaf banget ya. Cerita ini saya re-upload karena ada sedikit kecerobohan saya. 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Jumy RajaRatu
Lanjutkan... semangat Thor... 💪💪💪😘
2022-12-26
1
cisduluygprenjon
lanjut thor
2022-12-26
1
Rus Mina
lanjutt thor
2022-12-26
3