3. Mood yang Buruk

Dua tahun kemudian.

Seorang wanita cantik dari jurusan managemen terlihat sangat sibuk dengan tumpukan buku yang ada di atas mejanya. Saking fokusnya dengan para buku-buku itu, dia bahkan tidak menyadari jika keempat temannya sudah ada di hadapannya.

Wanita itu adalah Sannia Danita.

Tekad Sannia untuk menjadi seorang pengusaha sukses membuatnya sangat serius menjalani kuliahnya yang baru berjalan empat semester itu. Namun meski begitu, jiwa sosial yang dimiliki Sannia tidak boleh diragukan hanya karena dia yang rajin belajar.

Kepintaran dan kesempurnaan fisik yang dimiliki Sannia membuat orang-orang di sana berlomba ingin berteman dengannya. Dia bahkan layaknya seorang artis jika sudah memasuki wilayah kampus. Sannia tentu tidak pilih-pilih dalam berteman. Siapapun yang ingin menjadi temannya, dia akan selalu membuka ruang untuk mereka.

Namun meski dia terkenal di kampus tapi, julukan tidak laku yang disematkan teman-temannya saat sekolah dulu sepertinya masih berlaku untuknya.

Sampai saat ini entah kenapa Sannia belum juga merasakan yang namanya pacaran. Jangankan untuk memiliki pacar, untuk sebatas status gebetan saja Sannia belum pernah juga merasakannya.

Entah apa yang salah dengan dirinya dia pun tak tahu, padahal jika diperhatikan dengan baik Sannia merupakan sosok wanita yang sempurna dari segi manapun. Bahkan setiap harinya selalu saja ada yang memuji kecantikan ataupun kepintarannya di kampus. Sepertinya dia harus mengakui jika dua kata yang tak enak di dengar itu adalah sebuah kutukan untuk dirinya.

Eheemm!

Deheman dari salah satu temannya yang ada di sana membuat Sannia terkejut. Dia mendongak untuk melihat siapa yang datang, lalu menghela nafasnya. Alat tulis diletakkan di atas meja dan dia meregangkan otot-ototnya yang kaku akibat terlalu lama menunduk.

"Masih lama belajarnya?" tanya seorang wanita yang bernama Adel.

"Kalian sejak kapan di sana?" tanya Sannia tanpa menjawab pertanyaan Adel. Dia meraih botol minumnya yang tinggal setengah dan meneguknya hingga tandas.

Teman-temannya mendekati mejanya lalu menutup buku-buku yang ada di atas meja.

"Sudah ya belajarnya Ibu Sannia. Sekarang kita isi asupan dulu ke kantin. Kita lapar nih, kamu nggak lapar apa?" tanya Adel yang masih sibuk menutup buku-buku Sannia.

"Ayok, aku juga lapar nih."

Sannia memasukkan barang-barangnya yang ada di atas meja ke dalam ransel. Mereka pergi ke kantin untuk mencari makan, namun karena keadaan kantin yang sangat ramai jadi mereka memutuskan untuk makan di restoran yang tak jauh dari kampus. Jam makan siang memang sudah lewat, semoga saja restoran sudah tidak dalam keadaan ramai lagi.

Setelah tiba di restoran mereka langsung menempati satu-satunya meja yang kosong yang ada di sana. Entah kenapa tempat makan siang hari ini sangat ramai padahal sekarang bukan waktunya hari libur.

Mereka segera memesan makanan dan tak lama dari itu, kini meja mereka sudah dipenuhi oleh berbagai menu yang berbeda-beda. Tidak ada yang memesan menu paket karena mereka akan makan secara prasmanan di meja itu. Sebuah kebersamaan yang akan sulit didapat dari pertemanan manapun, right.

Di tengah asyiknya makan siang mereka yang diiringi canda tawa tiba-tiba saja dua orang pria yang tadinya duduk tak jauh dari meja mereka kini menghampiri mereka. 

"Boleh kita gabung?" tanya salah satu pria itu. 

Adel yang sedikit tertarik dengan salah satu pria itu menganggukkan kepalanya dan menggeser sedikit kursinya ke kiri untuk memberi ruang kepada salah satu pria tersebut. Tak ingin kalah, pria yang satunya pun ikut mengambil tempat di sebelah kiri Adele yang kebetulan kosong.

Kedua pria itu mengajak Adel berkenalan secara bergantian dan tak lupa Adel juga memperkenalkan keempat temannya kepada kedua pria itu termasuk Sannia. Meski meja menjadi semakin ramai namun sepertinya kedua pria yang baru saja datang itu terlihat lebih tertarik untuk berbincang hanya dengan Adele seorang. Sania dan ketiga orang teman pria lainnya hanya bisa menonton ketiga orang itu yang sedang di dunianya sendiri.

Sannia menghela nafas, lagi-lagi Ferdi harus mewakili keempat teman-temannya untuk mengelus bahunya. Jujur saja dia sungguh tidak suka diperlakukan seperti itu, namun dia mengerti jika teman-temannya peduli akan keadaannya yang sulit mendapatkan pasangan.

"Guys sebentar lagi mata kuliah Pak Arif akan dimulai. Ayo kita kembali ke kampus," ajak Sannia.

Memang saat itu mata kuliah selanjutnya akan segera dimulai dan sepertinya juga mereka sudah cukup lama berada di restoran itu.

"Del, boleh aku minta nomor handphone kamu? Siapa tahu kita bisa kenal lebih dekat lagi," ucap salah satu pria yang bernama Rasya. Adel menengok kepada pria itu dan dengan senang hati dia memberikan nomor ponselnya kepada Rasya.

Adel melirik ke arah Sannia sejenak dan seketika dia memalingkan pandangannya kepada teman Rasya yaitu, Tom.

"Apa kamu mau nomor ponsel temanku, Tom? Kebetulan Sannia juga jomblo loh."

Sannia sontak menghentikan gerakan tangannya yang sedang merapikan piring makannya. Dia menatap Adel dan Tom bergantian, apa maksud Adel berkata seperti itu?

"Em, apa boleh aku minta nomor ponsel kamu saja, Del?"

Woala!

Sebuah kalimat singkat yang membuat hati Sannia sakit itu justru membuatnya tersenyum hambar. Tidak diragukan lagi jika kata tidak laku itu pantas ditujukan untuknya. Sekedar untuk bertukar nomor ponsel saja pria itu enggan, bagaimana jika untuk menjalin hubungan? Sial, sepertinya dia harus mengubur harapannya untuk memiliki pacar.

"San, temenin aku bayar ke kasir yuk." Sannia menatap ke arah Beni dan mengangguk.

Mereka berpamitan pada ketiga temannya dan dua orang pria asing itu untuk membayar makanan di kasir. Setelah membayar makanannya, Sannia dan Beni hendak pergi namun langkah mereka terhenti saat Sannia bertemu dengan Dinda dan Wulan yang menghampirinya.

Sannia meminta Beni untuk pergi lebih dulu bersama yang lainnya karena dia ingin mengobrol sebentar dengan teman sekolahnya itu. Dinda dan Wulan yang melihat sosok Beni lantas ngira jika Sannia sudah mulai memiliki pacar tapi ternyata mereka dikecewakan saat mengetahui jika Beni hanya teman kuliahnya saja.

"Yaah, kita kira kamu sudah ada kemajuan semenjak kuliah. Ternyata masih sama saja kayak SMA dulu," ucap Dinda.

"Kalian kenapa bisa barengan ada di sini? Reuni?" tanya Sannia tanpa menggubris perkataan Dinda. Ia menatap kesana kemari namun tak melihat sosok Husin atau Rama. Tidak mungkin mereka reuni hanya berdua saja, bukan. Apalagi dia yang tidak diajak.

"Kita lagi double date. Kebetulan pacar Wulan temennya pacar gue."

Dinda menunjuk pada dua orang pria yang duduk di meja sudut ruangan. Sannia menatap kepada kedua pria yang melihat ke arahnya itu, mereka menghampiri meja kedua pria itu karena Dinda ingin mengenalkan Sannia kepada pacarnya.

"Beb, kenalin ini teman SMA kita, namanya Sannia."

Sannia tersenyum dan menyambut uluran tangan pacar Dinda. Dia juga melakukan hal yang sama kepada pacar Wulan saat wanita itu memperkenalkan pacarnya.

"Beb, kamu ada temen cowok yang jomblo nggak? Kenalin dong sama Sannia. Kasihan nih temenku, dari jaman SMA belum pernah punya pacar,"  ucap Dinda kepada pacarnya, Bobi.

"Seriusan belum pernah pacaran?"

Sannia enggan menjawab pertanyaan Bobi. Dia hanya mengedikkan bahunya saja sembari menatap ke arah sembarang.

"Sannia ini seumur hidupnya belum ngerasain yang namanya pacaran. Saat sekolah dulu dia sering bangat di ejek nggak laku oleh anak-anak," ucap Wulan sedikit menjelaskan.

"Wah, sayang sekali cantik-cantik kok nggak laku," seru pacar Wulan, Daniel.

"Aset berharga yang tidak bermanfaat," sahut Bobi kemudian.

Dinda dan Wulan membenarkan ucapan pacar mereka. Sannia adalah ibaratkan aset berharga yang tidak bermanfaat untuk kaum adam. Sungguh disayangkan sekali.

Sannia yang mendengar itu hanya bisa menghela nafasnya. Setelah pria asing kenalan Adel tadi, kini giliran Dinda dan Wulan beserta pacar-pacarnya yang membuat mood-nya semakin jelek. Sungguh sial sekali dia hari ini.

Karena suara mereka yang sedikit nyaring, beberapa pengunjung restoran yang mendengar suara mereka menatap ke arah mereka. Tak sedikit juga yang tidak sengaja mencuri dengar percakapan mereka, terlebih orang-orang yang duduk di sekitar sana. Jujur saja Sannia merasa malu akan perkataan teman-temannya, namun apa boleh buat, dia tidak berminat untuk membela diri apalagi yang dikatakan mereka tidak sepenuhnya salah.

Sannia melirik jam tangannya, mata kuliah pak Arif sepuluh menit lagi akan di mulai. Lebih baik dia segera pergi dari sana sebelum terlambat masuk kelas. Lagipula dia sudah sangat bosan berada di sana dan sekarang dia sudah punya alasan yang tepat untuk pergi.

"Aku cabut dulu ya. Mata kuliahku sebentar lagi akan di mulai."

"Yaah, cepet banget sih, San. Belum juga sepuluh menit kita ketemu," ucap Wulan.

"Next time, ya. Aku cabut dulu."

"Bye, San." Dinda dan Wulan melambaikan tangannya dan dibalas Sannia hal yang sama sebelum dia berlalu dari sana. 

Baru tiga langkah Sannia berjalan, tiba-tiba saja dia menabrak seorang pelayan yang sedang membawa trai di tangannya. Kuah sup yang masih mengeluarkan asap dari atas trai itu tumpah mengenai tubuh seorang pria yang sedang duduk. Mata Sannia membelalak karena terkejut, begitu pula orang-orang yang melihatnya.

"Sannia," pekik Dinda dan Wulan. Mereka beranjak dari duduknya dan menghampiri Sannia dengan cepat.

"Astaga, Tuan maafkan aku. Aku benar-benar nggak sengaja, maafkan aku."

Sannia terlihat panik, dia melihat kesana kemari untuk mencari sesuatu yang bisa membersihkan tubuh pria itu. Saking paniknya Sannia sampai tidak sadar jika kotak tisu sudah ada di tangan sang pria. Bahkan kini dia berlari dan meraih kotak tisu yang ada di meja Dinda dan Wulan. Rasa panik benar-benar membuatnya tidak fokus dan hal itu justru membuatnya semakin malu karena menjadi tontonan pengunjung resto.

"Tuan maafkan aku, biar aku bantu." Sannia hendak mengelap baju dan celana pria itu yang basah namun tangannya dengan cepat ditahan oleh sang pria. Sannia menatap kepada pria itu dengan tanda tanya di kepalanya.

"Biar aku saja. Tidak apa-apa, pergilah," ucap pria itu sembari melepaskan tangan Sannia dari genggamannya.

"Ta-tapi Tuan, tubuh Anda?"

"Aku bisa sendiri, pergilah," selanya sambil memebersihkan tubuhnya dari kuah sup yang panas itu. Sungguh tubuhnya terasa melepuh namun apa boleh buat, dia tidak mau membuat keributan di sana.

Sannia menghela nafasnya, karena mood yang sedang tidak baik kini dia harus merugikan orang lain. Bahkan fikirannya yang sedang tidak fokuspun membuatnya berpikir jika pria itu tidak sudi disentuh olehnya, padahal dia hanya ingin membantu untuk bertanggung jawab. Sungguh nasib yang sangat buruk. Pandangan Sannia kini bertemu pada beberapa orang yang menatap ke arahnya.

"Astaga, demi apa aku jadi bahan tontonan?" ucap Sannia dalam hati.

Sannia menelan ludahnya, jantungnya berdegup kencang karena rasa malu kini mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Sebaiknya dia segera pergi dari sana sebelum mukanya benar-benar hilang dari tempatnya. Lagipula jika dilihat dari raut wajahnya, sepertinya pria itu baik-baik saja dan lagipula pria itu sudah mengusirnya tadi, jadi tidak salah bukan jika dia pergi mengikuti perkataan pria itu?

"Baiklah jika begitu. Maaf, saya permisi."

Pria itu baru saja hendak beranjak dari duduknya, namun ketika mendengar Sannia berpamitan dan langsung pergi tanpa menunggu sahutan darinya, dia lantas melirik pada wanita itu. Begitu sajakah? Pria itu masih memerhatikan Sannia yang berlari keluar restoran dengan terburu-buru sampai sebuah suara membuyarkan lamunannya.

"Tuan, maafkan kecerobohan teman saya. Dia benar-benar tidak sengaja," ucap Wulan yang sedari tadi memang sudah ada di sana. Pria itu menatap ke arah Dinda dan Wulan bergantia.

"Iya Tuan, maafkan teman kita. Apa perlu kita mengganti-"

"Tidak perlu," sela pria itu cepat sebelum Dinda menyelesaikan kalimatnya.

Dia berlalu cepat dari sana tanpa menghiraukan Dinda dan Wulan serta orang-orang yang sedari tadi melihat kearahnya. Dia butuh toilet untuk membasuh tubuhnya yang terasa sangat panas akibat kuah sup yang tumpah ke tubuhnya dan sepertinya dia harus segera ke rumah sakit setelah ini. Jangan sampai tubuhnya jadi melepuh karena terlambat ditangani.

Terpopuler

Comments

Jumy RajaRatu

Jumy RajaRatu

Lanjutkan Thor... 💪🥰

2022-12-26

1

lihat semua
Episodes
1 1. Hari Kelulusan
2 2. Ojek Online
3 3. Mood yang Buruk
4 4. Di Lamar
5 5. Mama Rasa Dia Jodoh Kamu
6 6. Bertemu
7 7. Galang Marendra
8 8. Mengobrol
9 9. Terjebak di Zona Pertemanan
10 10. Keputusan Sannia
11 11. Weeding Day
12 12. Anak Asuh
13 13. Sekamar
14 14. Olahraga
15 15. Mengenal Lebih Dekat
16 16. Nasehat
17 17. Salah Paham
18 18. Pertanyaan Galang
19 19. Kalimat Menakutkan Adel
20 20. Keputusan Sannia 2
21 21. Ke Kantor
22 22. Tatapan Kagum
23 23. Dunia Terbalik Sannia
24 24. Deep Talk
25 25. Menonton
26 26. Kekesalan Adel
27 27. Barang Bagus
28 28. Di antar Reza
29 29. Asrama Putra
30 30. Insiden Kuah Sup
31 31. Mungkin ini Karma
32 32. Kunjungan Pertama Irene
33 33. Biarlah Menjadi Privasi
34 34. Di Jenguk 1
35 35. Di Jenguk 2
36 36. Kembali Kuliah
37 37. Makan Malam
38 38. Kejutan
39 39. Ajakan Makan Siang
40 40. Biar Kita Bisa Dekat
41 41. Long Dress
42 42. Drama Sebelum Dinner
43 43. Romantic Dinner
44 44. Terlambat
45 45. Lunch With Reza l
46 46. Lunch With Reza ll
47 47. Coffee Shop
48 48. Selagi Masih Muda
49 49. Kedatangan Tamu Jauh
50 50. Menggoda Galang
51 51. Apa kabar Ibu
52 52. Latihan Menjadi Ibu
53 53. Bertemu Beni
54 54. Frans Penganggu
55 55. Drama Lelaki I
56 56. Drama Lelaki II
57 57. Family Time
58 58. I'm in Love With You and Forever
59 59. Lauren ke Kampus
60 60. Pantai
61 61. Curhat
62 62. Bukan Waktu yang Tepat
63 63. Berbelanja
64 64. Drama di Dalam Bioskop
65 65. Benni Calling
66 66. Aku Suka Kamu Cemburu
67 67. Cewe Matre
68 68. Bertemu Mario
69 69. Dia Reza
70 70. Pertandingan Basket
71 71. Melihat
72 72. Mawar Merah
73 73. Siapa Dinda?
74 74. Kejutan Kecil
75 75. Ketiduran
76 76. Panas Tinggi
77 77. Ingin Sakit Terus
78 78. Dinda?
79 79. Rasa Lelah Adel
80 80. Tidak Bertegur Sapa
81 81. Ferdi Tahu
82 82. Kebahagiaan Dinda
83 83. Curiga
84 84. Ketahuan
85 85. Baikan
86 86. Mempublish
87 87. Hadiah
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. Hari Kelulusan
2
2. Ojek Online
3
3. Mood yang Buruk
4
4. Di Lamar
5
5. Mama Rasa Dia Jodoh Kamu
6
6. Bertemu
7
7. Galang Marendra
8
8. Mengobrol
9
9. Terjebak di Zona Pertemanan
10
10. Keputusan Sannia
11
11. Weeding Day
12
12. Anak Asuh
13
13. Sekamar
14
14. Olahraga
15
15. Mengenal Lebih Dekat
16
16. Nasehat
17
17. Salah Paham
18
18. Pertanyaan Galang
19
19. Kalimat Menakutkan Adel
20
20. Keputusan Sannia 2
21
21. Ke Kantor
22
22. Tatapan Kagum
23
23. Dunia Terbalik Sannia
24
24. Deep Talk
25
25. Menonton
26
26. Kekesalan Adel
27
27. Barang Bagus
28
28. Di antar Reza
29
29. Asrama Putra
30
30. Insiden Kuah Sup
31
31. Mungkin ini Karma
32
32. Kunjungan Pertama Irene
33
33. Biarlah Menjadi Privasi
34
34. Di Jenguk 1
35
35. Di Jenguk 2
36
36. Kembali Kuliah
37
37. Makan Malam
38
38. Kejutan
39
39. Ajakan Makan Siang
40
40. Biar Kita Bisa Dekat
41
41. Long Dress
42
42. Drama Sebelum Dinner
43
43. Romantic Dinner
44
44. Terlambat
45
45. Lunch With Reza l
46
46. Lunch With Reza ll
47
47. Coffee Shop
48
48. Selagi Masih Muda
49
49. Kedatangan Tamu Jauh
50
50. Menggoda Galang
51
51. Apa kabar Ibu
52
52. Latihan Menjadi Ibu
53
53. Bertemu Beni
54
54. Frans Penganggu
55
55. Drama Lelaki I
56
56. Drama Lelaki II
57
57. Family Time
58
58. I'm in Love With You and Forever
59
59. Lauren ke Kampus
60
60. Pantai
61
61. Curhat
62
62. Bukan Waktu yang Tepat
63
63. Berbelanja
64
64. Drama di Dalam Bioskop
65
65. Benni Calling
66
66. Aku Suka Kamu Cemburu
67
67. Cewe Matre
68
68. Bertemu Mario
69
69. Dia Reza
70
70. Pertandingan Basket
71
71. Melihat
72
72. Mawar Merah
73
73. Siapa Dinda?
74
74. Kejutan Kecil
75
75. Ketiduran
76
76. Panas Tinggi
77
77. Ingin Sakit Terus
78
78. Dinda?
79
79. Rasa Lelah Adel
80
80. Tidak Bertegur Sapa
81
81. Ferdi Tahu
82
82. Kebahagiaan Dinda
83
83. Curiga
84
84. Ketahuan
85
85. Baikan
86
86. Mempublish
87
87. Hadiah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!