Gairah Cinta Hot Duda

Gairah Cinta Hot Duda

Episode 01

Pagi hari disebuah pemakaman.

Seorang pria tampan bertubuh tinggi dengan mengenakan setelan jas kerjanya, terlihat baru saja turun dari dalam mobil dengan memegang sebuket bunga mawar putih ditangannya. Pria itu berjalan dengan perlahan menuju salah satu pemakaman yang ada disana.

Rian Abraham, 31 tahun. dia adalah seorang duda yang ditinggalkan oleh sang istri untuk selama-lamanya. 3 tahun lamanya ia hidup dalam kesendirian dengan rasa bersalah dan penyesalan akan meninggalnya sang istri yang ia anggap semua hal yang terjadi lantaran kesalahan yang pernah ia lakukan dimasa lalu.

Tahun ketiga setelah meninggalnya sang istri, Rian belum juga berkeinginan untuk menikah lagi. Meski banyak gosip yang muncul tentang kedekatannya dengan beberapa wanita diluar sana, namun hal itu nyatanya tidak bisa dibuktikan karena sampai saat ini Rian masih tetap sendiri.

Dan hari ini adalah hari yang sebenarnya adalah hari ulang tahun bagi mendiang sang istri. Rian sengaja datang lebih pagi dengan membawa sebuket bunga mawar putih untuk wanita yang sangat ia cintai itu.

Meski kenyataanya wanita yang ia cintai itu sudah pergi meninggalkannya untuk selamanya, namun Rian tetap tidak pernah lupa untuk selalu datang kepemakaman sang istri setiap tahunnya. Meski hanya sekedar mengucapkan selamat ulang tahun disana.

Dengan senyumannya pria itu kemudian duduk disamping makam sang istri lalu meletakkan bunga yang ia bawa sebelumnya diatas makam tersebut.

"Sayang... aku datang, selamat ulang tahun Namira. Ini adalah tahun ketiga kau meninggalkanku, dan sampai saat ini aku masih sangat mencintaimu." Ucap Rian seraya mengusap air matanya yang menetes dikedua pipinya.

"Jika kau masih hidup, aku yakin anak kita sudah pandai bicara sekarang Dan dia pasti akan memanggilku dengan sebutan ayah." Ucap Rian lagi dengan senyum miris dibibirnya.

"Kau tau Namira? Selama tiga tahun ini aku masih selalu menangis saat mengingat bagaimana jahatnya aku memperlakukanmu dulu, Jika waktu bisa diputar kembali maka aku akan--"

Tidak bisa lagi melanjutkan ucapannya, Rian semakin menangis dengan tersedu-sedu saat mengingat semua tentang Namira, sang istri yang sangat ia cintai dulu.

"Maafkan aku Namira, maaf..." Rian semakin menangis dengan memeluk makam Namira.

Sampai ketika tangisan itu terhenti saat tiba-tiba seseorang yang baru datang dengan meletakkan mawar putih dimakam yang sama, yaitu makam Namira.

"Sampai kapan kau akan terus seperti ini Rian?" Suara yang terdengar tidak asing bagi Rian itu seketika berhasil menghentikan tangisannya.

Rian mendongak keatas dan melihat sosok pria yang baru saja datang dengan meletakkan bunga yang sama dimakam istrinya. "Keynan..."

Keynan tersenyum lalu ia mengulurkan tangannya untuk Rian. "Ayo bangunlah jangan seperti ini." Rian memegang uluran tangan Keynan dan ia pun segera beranjak.

"Kau sengaja datang kesini juga apa karena kau masih menyukai Namira?" Tanya Rian seraya mengusap sisa air matanya.

Keynan menggeleng senyum. "Aku datang tidak hanya karena aku masih menyukainya tapi karena aku masih mencintainya juga."

"Key!" Sentak Rian yang mulai emosi dan Keynan tiba-tiba tertawa dihadapan sahabatnya yang terlihat marah setelah mendengar pernyataannya itu.

"Aku hanya bercanda Rian." Ucap Keynan dengan menepuk pundak Rian.

"Ayo tarik nafas panjang dan buang amarahmu itu, aku tidak mungkin masih mencintai Namira sedangkan kau juga tau aku baru saja menikah."

Seketika Rian pun langsung menghela nafas leganya dan tersenyum pada Keynan. Melihat senyum penuh luka dimata sahabatnya itu, Keynan pun langsung memeluknya dan seketika itu juga apa yang dilakukan Keynan justru membuat Rian kembali menangis.

"Rasanya aku tidak ingin hidup lagi Key, rasanya hidupku sudah benar-benar hancur."

Keynan melepas pelukannya dan memegang kuat kedua pundak Rian. "Apa yang kau bicarakan ini hah? Kau sudah melewati selama 3 tahun ini dan kau bilang kau tidak ingin hidup lagi?"

Rian menggelengkan kepalanya dengan terus menangis hingga terisak dihadapan Keynan.

"Namira sudah tenang disana, dia sudah memaafkanmu dan kau masih saja hidup dengan rasa bersalahmu? Mau sampai kapan Rian?" Keynan semakin mengeratkan pegangannya pada pundak Rian seraya menatap sahabatnya itu dengan bendungan air mata yang ia tahan.

"Tapi aku belum sempat mengatakan apapun padanya Key, dan jika dulu aku lebih percaya dengannya mungkin saat ini dia tidak akan pergi bersama anak kami." Ucap Rian yang semakin menangis sejadi-jadinya.

Greb.

Keynan kembali memeluk sahabatnya itu dengan lebih erat. Bermaksud untuk menguatkannya namun Keynan justru ikut hanyut dalam tangisannya.

"Katakan padaku Key, apa yang harus aku lakukan sekarang?" Tidak juga bisa menjawabnya, Keynan yang masih menangis itu mencoba menahan suara tangisannya agar tidak didengar oleh Rian.

Terpopuler

Comments

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Mampir Thor...Nyimak..tpi Baru baca bab 1 Uda sdih😞

2023-06-16

0

PraSetyo Azzahra Salile Wiwi

PraSetyo Azzahra Salile Wiwi

aku mampir LG y kk, semoga seson 2 nya lebih seru lg

2023-02-21

2

NFvee

NFvee

y thorr knp Namira d bwt meninggal,,,tp untungnya ad season 2 nya,,wah seruuu lanjut Thor,,, 💪🤗

2023-02-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!