Episode 03

"Ada apa ini?" Ucap seorang pria yang datang kemeja tiga CEO tersebut lalu berdiri tepat disamping pelayan yang sudah menumpahkan kopi panas dicelana Rian.

"Apa kau manager disini!" Pekik Louis pada pria yang tengah berdiri didekat pelayannya itu.

"Benar tuan, aku adalah manager disini."

"Lihatlah apa yang sudah dilakukan oleh pelayan bodohmu ini! Dia sudah menumpahkan kopi panas di paha klienku!" Ucap Louis dengan nada tingginya.

Manager itu pun menatap pada pelayannya. "Ziva, benarkah apa yang tuan ini katakan?" Tanya Manager itu pada pelayan yang ternyata bernama Ziva.

Ziva pun mengangguk dengan menundukkan kepalanya. "Iya benar manager Han, tapi sungguh aku tidak sengaja melakukannya Karena tadi ada seseorang yang tiba-tiba da--"

"Sudah cukup tidak apa-apa, ini hanya ketidak sengajaan jadi tidak perlu diperpanjang masalah ini." Ucap Rian yang langsung memotong ucapan Ziva.

"Maafkan pegawai saya ini tuan, kebetulan dia masih baru 1 minggu bekerja disini, Jadi mohon dimaafkan atas ketledorannya." Jelas sang manager tersebut pada Rian.

Rian pun mengangguk senyum dengan tatapan yang mengarah pada Ziva. Sadar jika sahabatnya itu terus menatap pada gadis pelayan itu, Keynan pun dengan sengaja menginjak kaki Rian hingga membuatnya berteriak kesakitan.

Dugh.

"Awwww... sshhh..." Teriak Rian seraya menoleh pada Keynan yang berdiri santai disampingnya.

"Tuan apa sangat sakit bekas tumpahan kopi panasnya? Tanya manager itu dengan mendekat pada Rian. "Tidak apa-apa, ini hanya--"

"Ziva, karena ini adalah kesalahanmu maka kau harus bertanggung jawab untuk menyembuhkan luka pada tuan itu." Ujar manager itu pada Ziva dan Ziva pun hanya mengangguk patuh.

"Tapi ini tidak ap--"

Dugh.

"Awww...." Lagi-lagi Rian berteriak karena ulah Keynan yang kembali menginjak kaki Rian.

"Ziva cepat bawa tuan itu keruang istirahat dan obati dia! Kalau tidak aku akan memecatmu!" Sentak manager itu pada Ziva.

"Ba-baiklah manager Han." Dengan cepat Ziva menarik tangan Rian dan membawanya keruang istirahat.

"Ta-tapi aku tidak--" Ucap Rian seraya mencoba meraih tangan Keynan saat dirinya ditarik oleh Ziva. Dan Keynan justru mengedipkan satu matanya seraya melontarkan senyuman pada Rian.

Setelah Rian dibawa pergi oleh Ziva untuk diobati, Keynan mempersilahkan Lowyis untuk duduk dan menikmati makan siang mereka. "Ayo presdir Louis kita nikmati hidangan ini." Kata Keynan.

"Tapi bagaimana dengan presdir Rian?" Tanya Louis.

"Jangan pikirkan dia, aku yakin dia akan makan dengan kenyang nantinya." Kata Keynan seraya melontarkan senyum smirknya. Louis pun mengangguk dan keduanya kini menikmati hidangan makan siang mereka tanpa adanya Rian.

...****************...

Sementara itu sesampainya diruang istirahat, Ziva menekan kedua pundak Rian untuk duduk. "Duduklah tuan aku akan mengobati lukamu." Ziva mengambil kotak obat lalu duduk tepat dihadapan Rian.

"Buka tuan, aku akan mengoleskan obat ini dipahamu agar tidak melepuh."

Rian terdiam dengan menaikkan alisnya. Saat Rian tidak juga melakukan apa yang diminta oleh Ziva, kemudian Ziva pun meletakkan kotak obat itu disampingnya lalu berdiri dihadapan Rian. "Kenapa diam saja? Ayo buka." Kata Ziva.

"Apa yang harus dibuka?" Tanya Rian dengan tatapan yang mendongak pada wajah Ziva.

"Tentu saja celanamu, kan aku sudah bilang mau mengobati pahamu yang tersiram kopi tadi, jadi cepat buka ce--" Ziva menghentikan ucapannya.

"Tunggu tadi aku bilang apa?" Tanya Ziva yang justru terlihat bingung.

"Kau ingin aku membuka celanaku." Kata Rian dengan mangangkat satu alisnya.

"Hah... benarkah?" Ziva langsung memutar tubuhnya membelakangi Rian. Gadis itu benar-benar merasa malu saat mengingat ucapannya barusan. Bagaimana bisa dengan entengnya ia bicara bahwa Rian harus membuka celana dihadapannya.

"Mati aku bagaimana ini?" Guman Ziva dalam hati seraya menahan rasa malu dan takutnya.

Bruk.

"Akh..." Ziva terjatuh dipangkuan Rian saat dengan sengaja Rian menarik tangan Ziva kepangkuannya.

Dengan terlihat jelas Rian menatap wajah Ziva yang sangat mirip dengan mendiang Namira. Sampai tatapan Rian itu terlihat semakin intens kemudian Ziva yang awalnya juga menatap wajah Rian, kini dengan cepat ia segera menundukkan pandangannya dari pria tampan yang sedang memangkunya itu.

"Tuan maaf aku--" Lagi-lagi Ziva tidak bisa berucap saat ia akan bangun dari pangkuan Rian namun justru ditariknya kembali tangan Ziva oleh Rian.

"Mau kemana kau? Bukankah kau bilang kau akan mengobati lukaku?" Ucap Rian tepat Ditelinga Ziva. Terdengar begitu serak suara Rian dan terasa begitu hangatnya hembusan nafasnya saat bicara didekat telinga Ziva sampai membuat gadis yang berkerja sebagai pelayan Resto itu seketika bergedik merinding.

"Iya tapi--"

Bruk.

Ucapan Ziva terpotong saat dengan tiba-tiba Rian mendorong kuat tubuh Ziva dari pangkuannya sampai membuat gadis itu tersungkur dilantai.

"Apa sudah selesai mengobatinya? Kalau sudah ayo kita pulang." Ucap Keynan yang tiba-tiba masuk kedalam ruang istirahat sampai membuat Rian menjatuhkan Ziva begitu saja dari pangkuannya.

"E-em... i-iya sudah selesai, ayo kita pulang Key." Rian dengan gugupnya kemudian langsung berdiri dan beranjak pergi mendahului Keynan tanpa menatap Ziva yang tengah tersungkur dilantai.

Terpopuler

Comments

🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫

🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫

ahhh Rian sialan 😏

2023-01-30

1

🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫

🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫

astaga ziva Lom sadar ini😅

2023-01-30

0

hadiya nur Jannah

hadiya nur Jannah

Rian saling gara" key datang,lagian key ganggu aja sih

2023-01-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!