Episode 04

Melihat Ziva yang berusaha untuk bangun lantas Keynan mendekat kearahnya seraya mengulurkan tangan. "Mari kubantu." Ziva mendongak lalu tersenyum tipis kemudian bangun tanpa menerima uluran tangan dari Keynan.

"Maaf aku permisi." Ziva bergegas pergi dari hadapan Keynan.

"Tunggu." Seru Keynan dan Ziva pun seketika menghentikkan langkahnya tepat diambang pintu.

Keynan berjalan mendekati Ziva lalu berdiri dihadapan gadis itu. "Siapa kau?" Tanya Keynan dan Ziva langsung menatap bingung pada Keynan.

"Permisi tuan aku harus pergi, banyak pekerjaan di--" Ucapan Ziva terhenti dan langkahnya yang akan pergi juga tertahan kembali saat Keynan menarik tangannya.

"Egh... tuan lepas!" Pekik Ziva seraya berusaha menghempas tangan Keynan.

"Wajahmu sangat mirip dengan seseorang yang kukenal, boleh aku Bertanya sesuatu padamu?" Kata Keynan.

Ziva pun menghempas pegangan tangan Keynan. "Tanyakanlah." Ucap Ziva dengan ketusnya.

"Apa kau memiliki saudara kembar?" Pertanyaan Keynan justru membuat bingung Ziva, Mana mungkin ia memiliki saudara kembar sedangkan sejak kecil ia hidup dipanti asuhan. Dan lagi, yang ia dengar selama ini ia dibuang oleh ayah kandungnya lantaran dianggap membawa sial dalam keluarga besar ayahnya.

"Maaf tuan, aku tidak memiliki saudara kembar seperti apa yang kau tanyakan, aku permisi dulu." Ucap Ziva yang kemudian beranjak pergi dari hadapan Keynan.

Keynan melihat langkah Ziva yang tengah pergi dari hadapannya. "Apa mungkin bisa ada seseorang yang begitu mirip jika tidak ada hubungan darah diantara keduanya?" Gumam Keynan yang terus mengira jika Ziva mungkin adalah saudara kembar Namira.

Sementara itu Ziva dengan kesalnya berjalan dengan langkah cepat seraya bibir yang terus menggerutu disepanjang ia berjalan. "Dasar CEO menyebalkan! Bisa-bisanya dia menjatuhkanku begitu saja dari pangkuannya! Apa sulitnya mengatakan agar aku turun dulu dan--"

Bugh.

"Awh... ssshh... kau ini kenapa tiba-tiba mem--" Ucapan Ziva terhenti saat seseorang membungkam bibirnya hingga ia tidak bisa bersuara sedikit pun.

Kini kedua mata Ziva terbelalak saat melihat seorang pria yang sangat tampan tengah berdiri dihadapannya dan menatapnya dengan sangat dekat.

Rian, ya dia lah pria tampan itu. Pria yang dimana pahanya mungkin terluka akibat kopi panas yang tidak sengaja Ziva tumpahkan sebelumnya.

Perlahan kini Rian melepaskan tangannya yang menutup bibir Ziva dengan tatapan kedua mata yang seolah membendung air matanya agar tidak menetes dihadapan seorang gadis yang terlihat sangat mirip dengan mendiang istrinya itu.

"Tuan apa yang kau--"

"Aku mencintaimu Namira." Seketika Ziva tidak bisa melanjutkan ucapannya saat lebih dulu mendengar ucapan Rian yang menyebut nama Namira dihadapannya.

"Namira?" Kata Ziva bingung.

Rian masih terdiam dengan tatapannya pada Ziva, hingga tiba-tiba Rian mengusap lembut pipi Ziva sampai membuat gadis itu benar-benar tidak berani bergerak sedikit pun dari sana. Tubuhnya sudah terpentok tembok, kedua matanya melirik kesekitar berharap ia bisa segera lari dari Rian, pria yang begitu asing baginya itu.

"Aku sangat merindukanmu Namira." Ucap Rian yang semakin mendekatkan wajahnya pada Ziva.

"Tu-tuan aku rasa ka-kau salah orang, aku bukan Nam--"

"Sssttt..." Rian menghentikan ucapan Ziva dengan membungkam bibir gadis itu dengan satu jarinya. "Apa kau tau?" Ziva menggeleng dengan cepat. "Aku sangat merundukanmu Namira, rasanya 3 tahun ini hidupku sangat hancur saat aku tidak bisa lagi melihatmu." Kata Rian dihadapan Ziva.

Ziva semakin merasa ketakutan saat Rian memegang tangannya, mata Ziva menurun melihat bagaimana Rian yang memegang tangannya dengan begitu lembut.

Nafas Ziva semakin terdengar kencang berhembus dan dengan susah payahnya gadis itu terus berusaha menelan salivanya berkali-kali. "Tuan aku ini bukan Nam--"

"Kenapa tidak mengabariku jika kau bekerja disini sekarang? Hum?" Ucap Rian yang kembali memotong ucapan Ziva.

"Kita pulang ya?"

"Apa? Pu-pulang?" Angguk Rian seraya tersenyum menatap Ziva. "Em... pulang kemana tuan?" Tanya Ziva dengan menahan rasa takutnya.

"Pulang kerumah kita sayang." Ucapan Rian semakin membingungkan Ziva. Gadis itu kini mulai berpikir jika pria yang ada dihadapannya itu mungkin adalah pria gila yang baru saja dihianati oleh kekasihnya.

Ziva yang tidak bisa berpikir dengan jernih lagi itu seketika mulai mencari cara agar bagaimana bisa pergi dari pria asing yang dianggapnya gila, yaitu Rian.

"Oh, manager Han kau datang?" Teriak Namira seraya menoleh kesalah satu arah ruangan.

Rian yang kaget akan teriakan Ziva pun langsung menjauh dan melihat kearah yang ditatap oleh Ziva. Namun apa yang terjadi setelahnya? Ya, dengan cepatnya Ziva pun berlari pergi dari hadapan Rian setelah berhasil mengelabuhinya. Sedangkan apa yang dilihat oleh Rian sama sekali tidak ada siapapun disana.

Terpopuler

Comments

🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫

🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫

Rian kau menyebalkan juga menakutkan 🏃🏃🏃🏃🏃

2023-01-30

0

🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫

🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫

mgkn ini kembaran nya🤔

2023-01-30

0

jaran goyang

jaran goyang

aq mang kmbr....

aq hrn np ank sll di blg pmbc sial...

pd hal mrk tdk slh❤❤❤🥰🥰🥰🥰💪💪💪💪💪💪

2022-12-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!