Rachel Love Farel

Rachel Love Farel

Obsessi

Bug

"Lebih keras lagi."

Bug

"Yang Kuat Rachel".

"Ini udah kuat, Farel!"

Rachel menganyunkan sarung tinju sekuat tenaga menonjok punching pad yang di pegang Farel. Sekitar setengah jam, sejak jam tujuh pagi tadi, gadis berusia 20 tahun itu terus melatih kekuatan otot - otot tubuh ya di gym apartemen mereka.

Sungguh Rachel sangat malas berolahraga, tapi farel memaksanya ke gym, biar sehat katanya. padahal Rebahan di hari wekeend setelah hari senin sampai jumat sibuk dengan kegiatan kuliah, sudah termasuk menjaga kesehatan punggung ka?

Sejak tadi Farel terus memarahinya karena pukulan nya kurang keras. Padahal Rachel sudah berusaha sekuat tenaga.

"Rachel!"

"Ini Udah kuat Farel.. ih lama-lama lo yang gue tonjok"

Farel terkekeh "Ya udah Istirahat dulu"

Rachel pun melepas sarung tinjunya dan melemparkan nya pada Farel. lalu duduk ke pinggiran dekat tembok sambil mensolonjorkan kaki. Sementara Farel diam-diam tersenyum simpul mendengar gerutuan Rachel. Kekesalan Rachel seolah menjadi sumber kebahagiaan untuknya

Farel mengambil sarung tinju dan menyimpannya ke tempat semula. Lalu membukakan tutup botol air mineral dan menyerahkan pada sahabat nya itu.

"Nih"

Masih dengan wajah jutek ia mengambil botol mineral itu.

"Lima menit"

"Sepuluh menit" Rachel bernego untuk menambah waktu istirahatnya.

"Oke cuma sepuluh menit, Udah itu lanjut"

"Ih Farel nyebelin banget sih"

Farel tiba-tiba berjongkok di hadapan Rachel dan mencapit pipi gadis itu hingga wajahnya terdongak.

"Gue lakuin itu agar lo sehat, Olahraga tuh baik buat kesehatan biar lo ga gampang sakit. Ngerti?"

"Ngerti! Master... PUAS?!"

Farel berdecih, tapi pada akhirnya tersenyum juga, melepas capitan di pipi Rachel. Farel lanjut mencoba alat-alat gym lain nya. Sementara Rachel memperhatikan Farel yang sedang pull up.

Kedua tangan Farel memegang besi, lalu mengangkat tubuhnya

naik turun, kaos coklat longgar tanpa lengan itu membuat otot-otot Farel tak tertutup, tampak kokoh dan kuat.

Ototnya tidak sebesar binaragawan, tapi tidak kecil juga. pas untuk postur tubuhnya. Di tambah badan nya yang tinggi ideal untuk ukuran laki-laki berusia 20 tahun.

Seperti inilah yang dilakukan Rachel, menganggumi nya dalam diam tanpa berani mengungkapkan perasaan nya.

"Udah selesai istirahatnya. Sini Pull up!!"

"Ngga mau ah cape"

"Pull up lima belas kali, gue traktir apapun yang lo mau"

Saat itu juga mata aurel berbinar. "Apapun?"

"kecuali coklat"

"Ishh aku mau nya coklat"

"Mau gigi lo sakit trus dalam dua puluh empat jam ujung-ujung nya gue yang kena omelan lo"

Rachel tertawa, teringat beberapa hari lalu dirinya sakit gigi dan Farel yang jadi pelampiasannya.

Rachell pun menutup botol mineralnya. lalu berdiri dan menghampiri Farel. Meskipun Farel tinggi tapi Rachel tidak jemplang saat berdiri di samping Farel. Ia cukup tinggi. Saat berdiri seperti inilah dahi Rachel tepat di bibir Farel.

"Janji yah traktir??"

"Iyah Janji beres. Ayo cepat pull up"

Rachel pun mengulurkan tangan nya pada badan pull up, karena tidak sampai seperti biasa Farel memegang pinggang ramping Rachel , mengangkat hingga tangan Rachel menyentuh badan pull up.

"Dua puluh kali"

Rachel melotot, "Tadi kan lo bilang lima belas kali"

"Benarkah? Gue bilang lima belas kali, perasaan dua puluh kali deh" Farel menyeringai.

"lima belas kali Farel!!"

"Iya Iyah Ayo Mulai"

Rachel mulai mengangkat tubuhnya ke atas menggunakan kekuatan tangan sehingga tubuhnya sejajar dengan bar pull up. Menahan beberapa detik lalu menurunkan kembali tubuhnya. Begitu terus mengulang beberapa kali.

"lima" ucap Farel

"Udah tujuh Farel" protes Rachel

"Masa sih? baru lima"

"Tujuh"

Farel terkekeh "Iyah tujuh"

"Delapan" Farel terus Berhitung.

Tiba-tiba dua orang laki-laki seumuran nya masuk ke dalam ruangan gym, sepertinya penghuni apartemen ini juga. Karena apartemen ini dekat kampus jadi rata-rata yang menyewa nya pasti anak-anak kampus seumuran nya juga.

Farel bisa melihat mereka melirik ke arah Rachel. Sekali saja Farel bisa diam. tapi ini sudah ketiga kalinya.

Saat ini Rachel memakai legging panjang dan crop top longgar sampai menutup perut tapi saat Rachel mengangkat tubuhnya, crop top itu juga ikut terangkat, sehingga memperlihatkan pinggang rampingnya. Belum lagi pantat Rachel yang padat dan berisi membuat siapa yang melihat nya pasti tergoda.

"Shiit" farel mengumpat kesal.

"Udahan aja yuk" Farel berdiri di depan Rachel lalu memeluk pinggangnya. Lalu menarik ke bawah.

"Eh" Rachel terkejut dan reflek melingkarkan tangan nya di leher Farel agar tidak terjatuh.

"Farel apaan sih, bikin kaget aja"

"Gue tiba-tiba lapar dan pengen sarapan".

"Tapi baru dua belas kali gue pull up tinggal tiga kali lagi. Lo sengaja berhentiin gue dan lo ngga jadi traktir gue kan? Lo emang pelit Farel!" Rachel melotot kesal.

Farel tersenyum samar, lucu sekali melihat wajah kesal Rachel. lalu menurunkan gadis cantik itu dalam gendongannya.

"Kita langsung sarapan, gue yang traktir"

"Beneran?"

"Beneran"

"Oke... Letts Go"

Rachel baru saja melangkah tapi Farel menahan lengannya.

"Kenapa?"

Farel tidak menjawab, Justru mengambil jaketnya yang dia pakai saat menuju gym tadi. Namun Ia lepas saat sudah berada di dalam.

Farel membentangkan jaket nya ke belakang tubuh Rachel lalu menarik lengan jaket itu ke depan dan mengikat di perut Rachel.

Rachel terkejut sampai beberapa menit diam. Dadanya berdesir dan jantungnya berdebar kencang. Pandangan matanya tertuju pada Farel yang terlihat fokus menunduk memperhatikan ikatan jaket di perut Rachel.

"Badan lo jelek, bikin sepet orang-orang yang liat. Jadi lo jangan sok sok an pake baju ketat kayak gini. Ngga ada yang suka. Jelek banget"

"Kayaknya cuman lo doang deh yang bilang gitu. Temen-temen gue bilang badan gue bodo goals. Besok gue pakai bikini ke kampus ah".

"Kenapa ga sekalian lo telanjang aja ?" gemas Farel.

"Oke saran bagus"

Pletak

"Arrght" Rachel memekik kesakitan saat dahinya di sentil keras. "Sakit"

"Lo boleh telanjang kalau di depan gue"

"Lo harus jadi suami gue dulu"

"Oke"

Rachel tersentak kaget,

" Kenapa Kaget gitu?, lo Beneran berharap gue jadi suami lo?" Farel tertawa.

"Eh... Eng - engga koq. Siapa yang mau punya suami nyebelin kayak lo"

"Oh ya, Kalo jodoh gimana ?"

'Aamiin' Batin Rachel.

"Ngga mungkin lah lo jodoh gue," bohong Rachel, lalu berlari ke luar ruangan menyembunyikan pipinya yang merah merona.

...****************...

Farel turun dari mobil sambil bersenandung riang Puas sekali hari ini menjahili Rachel dari pagi sampai siang. Farel tidak sabar ingin cepat besok dan bertemu Rachel lagi. Farel sudah banyak menyiapkan kejahilan untuk sahabat tersayangnya itu.

Farel baru saja masuk ke dalam rumah dan pandangan nya dikejutkan oleh sosok yang sangat Farel kenal.

"Heh... Heh mau ngapain?"

Farel langsung menaruh belakang jaket Bastian.

"Eh. Halo calon kaka ipar. Lama tak jumpa. kangen kan lo sama gue. Sini peluk dulu." Bastian benar-benar memeluk Farel. Selama seminggu ini, Bastian ikut padanya keluar negeri dalam perjalanan bisnis.

"Kangen? Iya kangen pengen jitak pala lo"

Farel memotong leher Bastian dan menjitak kepalanya berulang kali.

"Udah berapa kali gue bilangin sampai mulut gue berbusa! jangan panggil gue kaka ipar. Sampai kapanpun gue ga akan merestue lo jadi pacar adik gue. Sadar diri dong Bas. Umur lo udah 20 tahun, Rana baru aja 12 tahun. Mau jadi pedofil lo?"

Bastian tertawa mendorong Farel menjauh.

"Pedofil apaan sih. Gue juga ngga akan nikahin adik lo sekarang. Nunggu Baby Rana dewasa dulu. Minimal lulus SMA Terus gue nikahin."

"Ya Tuhan tolong angkat nyawa hamba-Mu ini yang bernama Bastian. Saya lelah menghadapinya."

Bastian semakin tergerak mendengar doa Farel.

"Jangan gitu dong, nanti kalo gue mati, siapa jodoh adik lo. Kan gue jodohnya."

"Sumpah rasanya gue pengen mutilasi lo, Bas."

"KABUR TAKUT ADA KAKA IPAR JAHAT BIN JULID"

Bastian lari masuk ke dalam rumah, hingga dia mendengar suara tawa dari samping rumah.

"Gila, denger suaranya aja, gue udah deg-degan. Rana, Abang datang."

"Bastian , woy! Pulang ngga lo!" Farel masih mengejar Bastian.

Bastian bergegas menuju samping rumah menuju ke lapangan basket. Benar saja, di sana Rana, Rani dan Reza sedang bermain basket.

"Ketangkep lo!" Farel berhasil menangkap bastian.

Ketiga bocah manis yang sedang rebutan bola yang menyadari kedatangan Farel, lalu menoleh serempak.

"ABANG"

Fokus Farel dan Bastian langsung beralih pada ketiga adiknya. Sontak Farel langsung melepas rangkulan leher Bastian dan menghampiri adik-adiknya.

"Sini," Farel merentangkan tangan dan mereka langsung berlari ke arahnya dengan senyuman ceria.

"Abang" Rana juga ikut berlari, tapi tiba-tiba

Hupp

"Kena kamu"

"ARG" Rana memekik saat bastian tiba-tiba mengangkat tubuh kecilnya dalam gendongan. Tangan mungilya berusaha menabok-nabok pipi Bastian. Sementara si kang jail itu justru tertawa gemas melihat calon istri kecilnya itu.

"Eh eh kamu apain anak saya?"

Bastian menoleh ke arah pintu, lalu menurunkan Rana dan Rana langsung memeluk Farel. Sementara Farel melepas kangen dengan ketiga adiknya. Sementara Bastian meringis menatap Angga dan Sarah.

...----------------...

"

Episodes
1 Obsessi
2 Menyatakan Cinta
3 Cinta 30 Hari
4 Kenyamanan
5 Persahabatan yang Rumit
6 Cemburu
7 Selalu ada di samping mu
8 Kecewa
9 Menjauh
10 Nasihat Mamah
11 Pindah
12 Tidak ingin melepaskan
13 Mengejar Rachel
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22 Malam yang menyakitkan
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29 Aku selalu memihakmu
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36 Aku akan terus menggenggam tanganmu
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 5 Tahun Kemudian ...
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Part 145
146 Part 146
147 Part 147
148 Part 148
149 Part 149
150 Part 150
151 Part 151
152 Part 152
153 Part 153
154 Part 154
155 Part 155
156 Part 156
157 Part 157
158 Part 158
159 Part 159
160 Part 160
161 Part 161
162 Part 162
163 Part 163
164 Part 164
165 Part 165
166 Part 166
167 Part 167
168 Part 168
169 Part 169
170 Part 170
171 Part 171
172 Part 172
173 Part 173
174 Part 174
175 Part 175
176 Part 176
177 Part 177
178 Part 178
179 Part 179
180 Part 180
181 Part 181
182 Part 182
183 Part 182
184 Paart 183
185 Part 184
186 Part 185
187 Part 186
188 Part 187
189 Part 188
190 Part 190
191 Part 191
192 Part 192
193 Part 193
194 Part 194
195 Part 195
196 Part 196
197 Part 197
198 Part 198
199 Part 199
200 Bab 200
201 Part 201
202 Part 202
203 Part 203
204 Part 204
205 Part 205
206 Part 206
207 Ekstra Part
208 Mampir yu ke cerita lainnya
Episodes

Updated 208 Episodes

1
Obsessi
2
Menyatakan Cinta
3
Cinta 30 Hari
4
Kenyamanan
5
Persahabatan yang Rumit
6
Cemburu
7
Selalu ada di samping mu
8
Kecewa
9
Menjauh
10
Nasihat Mamah
11
Pindah
12
Tidak ingin melepaskan
13
Mengejar Rachel
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22 Malam yang menyakitkan
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29 Aku selalu memihakmu
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36 Aku akan terus menggenggam tanganmu
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
5 Tahun Kemudian ...
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Part 145
146
Part 146
147
Part 147
148
Part 148
149
Part 149
150
Part 150
151
Part 151
152
Part 152
153
Part 153
154
Part 154
155
Part 155
156
Part 156
157
Part 157
158
Part 158
159
Part 159
160
Part 160
161
Part 161
162
Part 162
163
Part 163
164
Part 164
165
Part 165
166
Part 166
167
Part 167
168
Part 168
169
Part 169
170
Part 170
171
Part 171
172
Part 172
173
Part 173
174
Part 174
175
Part 175
176
Part 176
177
Part 177
178
Part 178
179
Part 179
180
Part 180
181
Part 181
182
Part 182
183
Part 182
184
Paart 183
185
Part 184
186
Part 185
187
Part 186
188
Part 187
189
Part 188
190
Part 190
191
Part 191
192
Part 192
193
Part 193
194
Part 194
195
Part 195
196
Part 196
197
Part 197
198
Part 198
199
Part 199
200
Bab 200
201
Part 201
202
Part 202
203
Part 203
204
Part 204
205
Part 205
206
Part 206
207
Ekstra Part
208
Mampir yu ke cerita lainnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!