Pukul 19.00 mobil Farel tiba di rumah Luna. Sesuai janji Rachel menemaninya.
"Gue gugup banget," Farel *******-***** tangannya sendiri untuk mengurangi rasa gugup. "Gue takut Luna nolak gue",
Rachel tersenyum dan mengusap lengan Farel. Malam ini Farel terlihat tampan dengan kemeja abu-abu senada dengan celana nya. Rambutnya agak berantakan, tapi justru menambah kesan hot. Gelang jam yang melingkar di pergelangan tangan menambah kesan manis. Aroma parfum juga begitu candu. Untuk ukuran manusia seperti Farel nyaris mendekati sempurna, hanya satu kekurangan Farel, tidak bisa Rachel miliki.
"Farel denger, jangan gugup. kalau lo gugup semua kata-kata yang udah lo susun buat nembak Luna nanti jadi buyar. Lo harus tetap tenang. Ayo pelan-pelan, tarik napas keluarkan"
Farel mengikuti arahan Rachel untuk menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkan perlahan. Sekarang perasaannya lebih lega.
"Gimana? udah berkurang gugupnya?"
"Udah" Farel menoleh dan menatap Rachel. "Menurut lo Luna bakal terima gue?"
"Pasti diterima" Rachel tersenyum meskipun dalam hati perih yang teramat sakit.
"Sejak kecil, lo dan Luna selalu bersama-sama. Gue yakin Luna pasti memiliki perasaan yang sama seperti yang lo rasain sekarang. Katakan pada Luna, lo tulus mencintainya. Jangan lupa bilang juga, Lo serius menjalin hubungan ini dan ingin membawa Luna jenjang pernikahan. Karena lo tau Farel, perempuan itu suka diberi kepastian." Rachel tersenyum.
Farel juga ikut tersenyum,
"Sekarang masuklah, Gue akan menunggu disini. Dan semoga Luna menerima perasaan lo"
"Iya. Janji ya jangan pulang sebelum gue keluar."
Rachel mengangguk.
Setelah Farel keluar dari mobil dan pintu tertutup saat itu juga air mata Rachel menetes. Ternyata rasanya sesakit ini mengantar laki-laki yang di cintai menemui perempuan lain.
"Dengar Rachel, Farel dan Luna sahabat lo. Lo harus ikut bahagia melihat mereka bahagia. Jangan nangis. Jangan cengeng"
Rachel menampar pipi kirinya sendiri untuk mengurangi rasa sakit hatinya.
Plak...
Rachel kembali menampar pipi kanannya.
Namun air mata Rachel tetap tumpah saat melihat di sana di teras rumah Luna. Luna keluar dari rumah dan menghamburkan diri ke pelukan Farel. Rachel menyumpal mulutnya dengan punggung tangan agar tangisnya tidak di dengar oleh siapapun.
Di sisi lain, Luna langsung menarik Farel masuk ke dalam rumah.
"Mama, Farel datang" ucap Luna sambil memanggil mamanya.
Lalu tak lama seorang perempuan paruh baya yang masih terlihat cantik dan anggun muncul. Dia Dilara, Ibu kandung Luna.
"Tante Dilara," Farel menyapa Dilara.
"Farel lama tidak bertemu. Bagaimana kabar mu Nak?"
"Baik Tante"
"Syukurlah. Bunda dan Ayah kamu juga baik kan kabarnya?"
"Iya. Tante. Mereka baik-baik saja"
"Titip salam untuk mereka."
Farel mengangguk
"Ya sudah kalian ngobrol dulu. kalian sudah lama tidak bertemu kan. pasti kalian saling saling merindu satu sama lain"
"Iya Tante Aku sangat merindukan anak Tante." Luna memukul gemas lengan Farel.
"Farel, apaan sih"
Dilara hanya tersenyum melihat dua anak muda yang sedang kasmaran itu, lalu masuk ke dalam rumah dan membiarkan mereka berbicara.
"Aku bawa oleh-oleh buat kamu" Luna mengulurkan paper bag kepada Farel.
"Apa ini?"
"Buka aja"
Farel merogoh isi paperpag itu. Di dalam nya ternyata ada sebuah kotak. Begitu di buka nya ternyata itu gelang jam.
"Gimana suka?"
"Suka, suka banget"
Luna tersenyum senang Farel menyukai hadiahnya. Karena selama ini Farel yang selalu memberikan hadiah pada Luna. Hadiah ini tak seberapa dibanding hadiah mewah yang diberikan Farel.
"Aku juga punya sesuatu buat kamu"
"No, Farel kamu sudah sering memberikan ku hadiah"
"Tapi ini special"
"Special?"
Farel mengangguk, Di rogohnya kotak beludru dari belakang saku celana nya, lalu membuka kotak tersebut di depan Luna. Menarik napas dan mengeluarkannya perlahan menguatkan diri untuk menyatakan perasaannya di depan perempuan yang sejak kecil ia cintai.
"Cincin?, bagus sekali" ucap Luna dengan mata berbinar. Farel beberapa kali memberikan nya cincin, tapi yang ini berbeda benar-benar cantik dan sangat mewah.
"Sejak kecil kita selalu bersama. Aku rasa kamu juga sudah menyadari perasaanku. Aku selalu mengagumimu Luna, aku melihat diri mamah ada pada dirimu. Mandiri, hebat, cantik, lembut, penyayang. Dari kecil sampai sekarang perasaanku tidak berubah. Aku masih mencintaimu Luna. Aku mencintaimu sampai sekarang, esok dan nanti. Jika kamu mencintai aku, pakai cincin ini di jari manis kanan kamu, Jika kamu menolak, pakai di jari tengah."
Luna terdiam, lama sekitar sepuluh menit.
Dan diamnya luna seperti jawaban untuk farel, seperti ada keragu-raguan di mata luna.
"Kenapa? apa kamu tidak mencintai aku? atau kamu mencintai laki-laki lain?" tanya Farel
"Tidak, bukan begitu"
"Aku bingung"
"Bingung kenapa?"
Luna menggeleng, "Entahlah bingung saja, aku juga merasa nyaman bersama kamu Farel. Tapi .. em... em Bolehkah aku memikirkan jawabannya dulu?"
"Tentu saja boleh. Berapa lama yang kamu butuhkan.?"
"Tiga puluh hari, Engga terlalu lama,kan?"
Farel tersenyum dan menggeleng, "Aku sudah menunggu mu hampir dua belas tahun, tiga puluh hari bukan masalah besar untukku."
"Terima kasih. Terima kasih pengertiannya"
Farel mengangguk dan memberikan kotak cincin itu pada Luna.
Lalu hening, Farel bingung harus mengatakan apapun lagi.
Tidak di pungkiri Farel merasa kecewa dan sedih. Dan Farel tidak bisa memaksakan perasaan Luna. Tak apa ia akan menunggu selama tiga puluh hari".
"Oh ya, kamu jangan bilang-bilang siapa-siapa kalau kamu menyatakan cinta padaku. dan aku meminta kamu menunggu 30 hari lagi. Bukan apa-apa, menurutku itu privasi dan tidak perlu di ceritakan kepada orang lain.
"Iya"
Karena tidak tahu harus mengatakan apa lagi, Farel pun memutuskan untuk pamit pulang.
"Ya udah aku pulang dulu ya. Kamu juga baru pulang dari Bangkok, kamu pasti merasa lelah. Istirahat lah jangan sampai bergadang".
Luna hanya menganguk dan ingin mengantarkan Farel sampai ke teras rumah tapi Farel melarang.
"Ngga usah, aku bisa sendiri. Kamu di sini saja. Di luar dingin".
Farel tersenyum sekilas pada Luna dan bergegas keluar dari rumah. Setelah Farel keluar, Dilara datang membawa minuman dan cemilan.
"Loh koq Farel udah pulang, cepet banget."
Dilara meletakkan nampak di meja dan menatap penuh tanda tanya. Apalagi wajah Luna tampak sedih membuat Dilara penasaran.
"Ada Apa sayang? Tumben Farel ke sini main nya cuman sebentar, biasanya betah berlama-lama. Kenapa? Kalian bertengkar?"
"Ngga mah, tadi itu...." Luna menatap Dilara dengan sorot mata sendiri, "Farel bilang dia mencintaiku, mah"
"Oh yah? Congratulations, Sayang. akhirnya kalian jadian juga. Mamah sudah menebak cepat atau lamba Farel pasti mengungkapkan perasaannya. Sejak kecil, Farel memang terlihat menyukai kamu."
"Iya mah, Tapi aku menolaknya"
"Kamu Tolak? Kenapa" Dilara terkejut nyaris melorot.
"Karena aku ngga cinta sama Farel, Ma. Aku mencintai laki-laki lain. Aku juga tidak menolak Farel tapi memintanya menunggu tiga puluh hari lagi dan aku akan memberikannya jawaban."
"Siapa orangnya? Katakan pada mamah laki-laki seperti apa yang berhasil merebut hati putri cantik mamah". Dilara tersenyum dan mengusap pipi Luna.
"Ini soal kenyamanan hati. Aku lebih nyaman bersama dia daripada Farel. Namanya Dipta."
"Dipta ? Teman Farel?"
"Iya sejak kecil aku lebih tertarik dengan Dipta daripada Farel, Ma. dan sejujurnya tadi pagi aku menyatakan perasaanku pada Dipta"
"Ya ampun sayang, Harusnya kamu terima cinta nya Farel. Farel sangat mencintai kamu. Sedangkan Dipta mungkin dia merasa nyaman dengan kamu, tapi kita tidak tahu mungkin dia punya perempuan lain di hatinya. Karena itu dia tidak langsung memberikan jawaban"
"Tapi aku mau cinta sama Dipta mah"
"Sst Sst jangan nangis"
Dilara menarik putrinya dalam pelukan,"Mamah akan selalu mendukung pilihan kamu, Tapi yang kamu lakukan tidak benar sayang, harusnya kamu jujur kamu mencintai Dipta sehingga Farel tidak berharap kamu lagi. Kasihan Farel sudah berharap bertahun-tahun".
"Iya tapi aku juga ngga mau kehilangan Farel, ma. Aku juga nyaman sama Farel, tapi aku jauh lebih nyaman sama Dipta. Nanti kalau Dipta nolak, aku akan terima Farel".
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
lopesegi4....
2023-07-21
0
Nana
wach cinta jajaran genjang klu begini.....Dipta suka sm Rachel....Rachel suka farel....farel suka Luna....Luna suka Dipta 😀😀😀
2023-06-22
0