"Farel, Ayo bangun, Hari ini lo da kuliah pagi".
Rachel menarik selimut yang menutupi tubuh Farel, tapi Farel menarik selimut nya lagi hingga menutupi kepala.
Sebenarnya Farel tipe rajin bangun pagi, kadang-kadang saja molor dan malas kuliah. Setelah Rachel membangunkannya lima menit dan mengomelinya Farel langsung bangun. Tapi kali ini terhitung sudah lima belas menit Rachel teriak-teriak Farel tak juga bangun.
Rachel seperti mamah kedua untuk Farel.
Rachel tahu semua jadwal kuliah Farel dan Farel juga mengetahui jadwal kuliahnya. Rachel ingin tahu jadwal kuliah Farel untuk memantau kuliah Farel, sedangkan Farel ingin tahu jadwal kuliah Rachel agar ia bisa tahu kapan bisa mengajak Rachel hangout.
"Farel bangun kamu ada kuliah pagi."
"Iya" gumam Farel masih dalam posisi bersembunyi di balik selimut.
"Bangun atau gue aduin sama mamah lo".
Rachel baru saja menelpon Helen, tapi tiba-tiba Farel bangun dan menyingkap selimut.
"Lo Gila! lepas!" Rachel berusaha melepaskan diri. Kedua tangannya berusaha mendorong dada telanjang Farel. Sudah menjadi kebiasaan Farel selalu tidur tanpa memakai kaos dan hanya memakai trainning panjang. Katanya sampek memakai kaos.
"Farel, gue bilang lepas"
Bukannya melepaskan. Farel justru melingkarkan tangan di pinggang Rachel, menarik tubuh ramping itu lebih dekat lalu menempatkan kaki di kaki Rachel. Rachel semakin panik dan juga deg-degan. Tidak, posisi ini terlalu dekat dan posisi ini tidak baik untuk jantung Rachel.
"Lepas, Farel"
Lalu tiba-tiba...
Tut. Ci...Brooot...
"AARG FAREL. GUE BENCI SAMA LOOOO"
Farel tertawa mendengar teriakan Rachel sambil bergerak -gerak heboh dalam pelukannya di balik selimut.
"LO MAKAN APA SIH KENTUT LO BAU ******. HOEEEK"
Farel tetap tidak mau melepaskan pelukan. Justru tawanya semakin pecah.
"SUMPAH LO MAU GUE MATI KERACUNAN KENTUT LO"
Farel terkekeh, tak tega akhirnya menyibak selimut.
"Gue bales. Sini lo" Rachel langsung duduk dan memcekik leher Farel. Bukannya kesakitan Farel justru karena cekikan Rachel sama sekali tidak sakit.
"Bisa ngga lo sekali ga jahil sama gue. Nyebelin banget sih," Rachel bukan lagi mencekik tapi mengambil bantal dan memukul wajah Farel. Namun tetap saja Farel tertawa semakin kencang.
Hingga...
"Ehh"
Bruk...
Farel kembali menarik Rachel hingga tertidur di sampingnya dengan posisi Rachel membelakanginya. Salah satu lengan kekarnya memeluk pinggang ramping Rachel, sementara satu tangan nya lagi di jadikan bantal kepala Rachel. Tak lupa Farel menimpakan kaki di kaki jenjang Rachel sehingga membuat gadis itu tidak bisa berkutik.
Tapi tetap saja Rachel heboh minta dilepaskan.
"Lo bau Farel lo belum mandi"
"Kayak lo udah mandi aja"
"Gue emang belum mandi tapi gue ga sebau lo. Lepasin deh"
Rachel terus berusaha memberontak, tapi jelas sia-sia saja karena tubuh nya tidak akan bisa melawan tenaga Farel.
"Sumpah gue benci banget sama lo" lelah memberontak Rachel akhirnya diam saja. Jika saat nya tiba Farel mengendurkan pelukannya, Rachel akan langsung kabur. Bukan apa -apa, masalah utamanya adalah jantungnya, jantung Rachel tidak bisa dikondisikan. Jangan sampai Farel mendengar detak jantungnya yang teramat cepat karena posisi nya yang berdekatan dengan Farel.
"Gue lagi galau, gue ga mau kuliah, kalau kuliah juga gue ga akan konsen" lirih Farel
"Kan udah gue bilang Luna belum nolak lo. Lo sendiri kan yang bilang dia membutuhkan waktu 30 hari untuk memberikan jawaban untuk lo. Ya udah lo gunain waktu 30 hari itu untuk berjuang mendapatkan cinta Luna. Lakukan segala cara kalau perlu, eh kecuali lo menghamili Luna. itu pengecut banget"
"Farel terkekeh. "yang terakhir kayaknya ide bagus tuh"
Sebenarnya Luna melarang Farel cerita pada siapapun soal pernyataan cintanya. Tapi karena Rachel sudah tahu sejak awal, Farel ceritakan saja. Tapi Dia tidak akan menceritakan kepada Dipta, Bastian dan Rendy.
"Itu larangan Farel bukan perintah, lo kan pernah berjanji sama mamah lo, kalo lo ga bakalan hubungan *** sebelum menikah".
"Iyah Rachel, Gue bercanda. Awas aja lo ngadu sama mamah Gue botakin kepala lo" Farel mengacak-ngacak rambut Rachel mengarahkan nya kedepan.
"Aaiiishh" Rachel berdecak dan menyingkirkan tangan Farel di atas kepala nya. Tapi Farel tidak tinggal diam, dia malah memeluk pinggang ramping gadis cantik itu.
"FAREL LEPASIN GUE" teriak Rachel memberontak meminta Farel melepaskan dirinya.
"Diem, Gue mau curhat".
"Lo curhat, curhat aja ga usah peluk-peluk segala" protes Rachel.
"Kenapa? lo takut baper, biasa aja lah kan kita cuman temenan"
"Temen ga ada yang pelukan" protes Rachel.
"Ada, nih kita lagi pelukan" Jawab Farel tidak mau kalah.
"Aua, ngomong sama lo kayak ngomong sama makhluk Mars"
"Emang lo tau seperti apa makhluk Mars"
"Yah itu kayak lo yang nyebelin pake banget"
"Ya udah, lo ga usah ngomong, Dengerin gue curhat yah!"
"Iyah" ucap Rachel singkat. Farel mengurai pelukannya tanpa mau melepaskan nya. Saat ini Rachel sudah diam dan tidak berontak lagi.
"Kata lo gue harus berjuang mendapatkan Luna, emang cara apa lagi yang belum gue lakuin?" tanya Farel yang masih terus mendekap Rachel.
"Ada satu yang belum lo lakuin!"
"Apa?" tanya Farel.
"Belah dada lo dan tunjukkan hati lo bentuknya lope-lope buat Luna" ucap Rachel asal.
Farel tertawa "Mana ada kayak gitu hahaha"
Mendengar tawa Farel, Rachel ikut tersenyum. "Lagian kita tuh masih muda, umur kita masih dua puluh tahun. Daripada galau mikirin cinta lebih baik mikirin hutang negara, kalau negara bangkrut kita pindah kemana?"
"Ke Mars"
"Ke Mars naik apa-apa?"
"Naik odong-odong"
Mereka berdua tertawa terbahak-bahak, merasa konyol dengan topik pembicaraan mereka pagi ini. Farel suka sekali ngobrol panjang lebar dengan Rachel. Mereka akan mengobrol tentang bisnis, kegiatan masa depan, cita-cita dan impian. Topik obrolan mereka seolah tidak ada habisnya dan saling nyambung satu sama lain.
"Gue nyaman sama lo, gue harap pertemanan kita awet sampai tua" ucap Farel pada Rachel.
"Awet sampai tua gimana maksudnya? lo mau kita pelukan kayak gini, rebahan sampai tua gitu? Gila aja, bisa mati cemburu istri lo".
Farel tersenyum samar,
"Pokonya gue sama lo harus terus sama-sama, gue kayak ga bisa apa-apa kalau ga ada lo. Gue nyaman sama lo Rachel"
Rachel terdiam, hati nya terlalu sakit sampai dia tidak bisa mengatakan apa-apa membayangkan Farel menikah dengan perempuan lain, walaupun Farel mengatakan kalau dia ingin bersama dirinya terus. Tapi saat Farel menikah nanti, hubungan mereka pasti renggang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments