Cintai Aku Pak !
Priscila Alexsandra 17 tahun adalah seorang murid dari Shanghai High School yang saat ini duduk dikelas 11-F, gadis berparas cantik, yang memiliki senyum manis dengan rambut hitam panjang terurai, periang dan sedikit manja. Semua hal yang dimilikinya tampak mengagumkan.Namun tidak seperti anak remaja wanita lainnya, Priscila adalah gadis yang berbeda, dia lebih tertarik dengan hal-hal yang mungkin tidak disukai anak perempuan lainnya. Jika anak gadis seusianya sekarang lebih tertarik dengan benda-benda lucu megemaskan seperti boneka dan alat-alat make-up. Maka itu berbanding terbalik denganya, bahkan dia sama sekali tidak pernah mempermasalahkan penampilanya.
Dan semua orang selalu membicarakanya.
"Coba lihat dia yang ada disana."
"Oh . Ternyata dia orangnya."
"Bukankah dia kelas 11-f."
"Wajahnya cantik, tapi perilakunya sangat disayangkan!."
"Aku tidak percaya orang seperti itu diterima disini."
"Dia bisa diterima ditempat ini berkat keluarganya yang kaya raya."
"Siapa dia?."
"Orang itu adalah Priscila Alexsandra."
begitulah kira-kira mereka mengenal ku.
*****
Hari ini seperti biasa aku harus melewati hari-hariku yang melelahkan di sekolah, sejak pagi aku sudah meninggalkan tiga kelas. Tapi dari semua kelas, aku paling tidak menyukai mata pelajaran terakhir hari ini. Matematika, entah kenapa, aku sangat membenci pelajaran itu, rumus dan menghitung, itu adalah hal sulit bagiku. Makin diperparah lagi dengan Pak park, guru killer dan menyebalkan itu. Aku sangat tidak suka denganya dia selalu menjadikanku sasaran.
"Ren, hari ini gue gak masuk kelas pak Park lagi deh. Gue takut" Ucapku melas pada Rendy salah satu sahabat terbaikku.
"Jangan cari gara-gara lagi deh Pris" Ketusnya.
"Mmmh, tapi males banget Ren..."
"Ya sudah terserah lo deh Pris" Ucap Rendy memasang tampang cuek bebek.
"Iya-Iya, ya udah gue ikut kelas Ren, tapi nanti kalau ada soal bantuin ya" Pinta ku memasang senyum merekah padanya.
"Tenang aja Pris beres" Ucap Rendy menyetujui permintaanku. Aku sedikit lega sekarang, setidaknya saat Pak Park menjadikanku sasaranya lagi, Rendy akan membantuku.
"Eh... Cecil kemana kok ga keliatan, perasaan tadi ada." Mataku menatap setiap sudut kelas tapi tetap tidak menemukanya. Cecil itu selalu kebiasaan dijam istirahat pasti menghilang tiba-tiba.
Bel berbunyi...
Cecil datang dan berlari kecil menghampirikuku dan Rendy, saat Cecil seperti ini sudah bisa ditebak dia pasti membawa gosip terhangat yang didapatkan.
"Guys.. Barusan gue lewat ruang guru, disana ada cowok cakep banget. Kayaknya guru baru deh" Ucap Cecil begitu antusias.
"Halahh.. Guru baru aja rempong banget" Ucapku tidak tertarik dengan info yang diberikanya.
"Iya nih...." Sahut Rendy
"Eh dengar dulu. Guru cakep itu dengar-dengar akan gantiin pak Park loh, mungkin sebentar lagi dia akan datang kesini" Cecil kembali menjelaskan padaku dan Rendy.
Di tengah obrolan ke tiga sahabat itu dari kejauhan terdengar suara langkah yang mendekat ke arah kelas. Semua murid bergegas duduk di bangku mereka masing-masing dengan tertib.
Benar saja, setelah semua murid duduk dengan tertib, Kepala Sekolah masuk bersama seorang Pria disampingnya.
"Dia pasti Guru baru itu !" Pikirku dalam hati.
Semua perhatian wanita dikelas hanya berpusat padanya. Pria tampan dengan kemeja biru kotak-kotak, dengan tinggi kira-kira 185 cm, tak heran jika dia akan menjadi pusat perhatian para wanita disekolah, secara keseluruhan dia memang menarik.
"Wahh.. Siapa dia? apa dia jodoh yang dikirim Tuhan untuk ku " Celetuk Ana, murid tergenit dikelasku.
"Kan bener gurunya cakep banget Pris" bisik Cecil, berharap aku juga mengatkan hal yang sama sepertinya. Aku tidak menggubris ucapan Cecil, intinya aku tetap tidak akan menyukai Matematika, bagaimanapun rupa dan tampang guru itu.
Tanpa membuang waktu, Kepala sekolah langsung memperkenalkan guru baru tampan itu.
"Selamat siang anak-anak, perkenalkan ini Pak Andika Tan, kalian bisa memanggilnya Pak Dika ya, jadi mulai hari ini Pak Dika akan mengantikan Pak Park untuk mengajar dikelas 11-D,11-E dan 11-F" Tegas Kepala Sekolah.
Andika Tan. Seorang Pria tampan berusia 31 tahun ini, adalah seorang lulusan terbaik University of British Columbia, dia memiliki banyak pengalaman dalam mengajar siswa maupun mahasiswa. Kariernya bisa dikatakan cukup baik. Sehingga tak sulit baginya saat masuk ke Shanghai High School dengan segudang prestasi yang ia miliki. Namun nyatanya menjadi Guru bukanlah tujuan utamanya kembali ke kota ini, melainkan untuk memecahkan pertanyaanya tentang hatinya, pada seorang gadis yang pernah dicintainya dikota ini.
"Halo semuanya" Sapa Andika, pada murid-muridnya.
"Halo pak" Hampir siswi wanita membalas sapaan Andika kecuali Priscil, menurutnya suaranya terlalu berharga untuk membalas sapaan basa-basi dari guru baru itu.
"Baiklah mari kita mulai saja pelajaran kita hari ini ya" Ucapnya lagi.
"Kenapa tidak santai-santai saja sih. Lagipula dia kan masih guru baru, orang ini sangat menyebalkan sekali" Priscil terus mengomel dalam hati.
"Baiklah Pak Dika, selamat bekerja dan bergabung di sini" Ucap kepala Sekolah, Menepuk pudaknya dan segera meninggalkan kelas.
"Pak, kenalan dong Pak, kenalan Pak" Sahut Rendy.
"Baiklah" Ucap Andika, menerima permintaan muridnya itu.
"Bapak umurnya berapa pak."
"Nomor telponya berapa."
"Sudah berkeluarga? dan blablablablaaa...." Kira-kira begitulah semua murid bertanya pada Andika.
"Baiklah, Bapak jawab satu-satu ya, umur saya 31 tahun, dan saya belum bekeluarga. Saya rasa itu cukup" Tutup Andika. Untuk memulai menyampaikan materi perdananya di SHS.
Semua siswa keliatan sangat fokus ketika Dika menyampaikan materi, Dika sedikit berbangga karena hari pertamanya mengajar sudah disambut baik oleh siswa siswinya.
Namun mata Andika tertuju pada satu murid wanitanya yang terlihat sedang tertidur pulas di meja belakang. Tak ingin berlama-lama meperhatikannya, Andika segera mendekati meja muridnya itu, dan mengetuknya.
Tuk, tuk (suara ketukan, lumayan keras)
Cecil pun menyengol tubuhku yang sedang terlelap.
"Apaan Cil" Ketus Priscil, dan reflek saja mendongakan wajahnya. Bukan Cecil tapi malah wajah Andika lah yang muncul dihadapanya.
"Eh pak Andika" Ucapnya lembut, seakan tahu bahwa telah tertangkap basah sedang tidur dikelas.
"Keluar dan cuci muka kamu" Titah Andika. Menunjuk kearah pintu keluar, kurasa dia sedang mengusirku. Priscil segera berdiri dan meniggalkan kelas begitu saja di hadapan Andika.
Beberapa jam kemudian
Kelas telah berakhir, semua siswa berhambur meninggalkan kelas.
"Gila hari ini sial banget rasanya" Keluh Priscil.
"Sudah-sudah lupai aja, kalian ingatkan rencana kita malam ini kemana? Partty " Ajak Rendy dan mengandeng kedua lengan sahabatnya itu.
"Ingat dong, tapi kalian harus membuat alasan agar bunda ijinin gue keluar" Mohon Priscil.
"Katakan saja kalau kita ingin mengerjakan PR, dan terpaksa harus menginap dirumahku" Jawab Cecil memberi ide.
Sebenarnya menurut Priscil ide itu sangat payah, bunda tidak mungkin akan percaya, tetapi apa salahnya untuk dicoba.
Merekapun datang dan bertemu dengan bunda Diana.
Kediaman Diana (Bunda Priscil)
"Sore tante Diana" Sapa Cecil dan Rendy hampir bersamaan.
"Eh ada kalian, lama ya ga main kesini, apa kabar? Ucap Diana.
"Baik tante" Ucap Rendy dan Cecil.
"Syukurlah. Oh iya, Pris hari ini bunda akan kerumah oma, malam ini kamu nginap dirumah kakak ya nak! "Seru bunda. Ini adalah berita bagus, jadi dia tidak perlu harus repot-repot membuat alasan lagi untuk Partty.
"Oke bunda" Ucap Priscil dengan senyum manis kearah bundanya.
Laowai Jie Club
Suara dentuman musikpun mulai memenuhi telinga ketiga sahabat itu. Ditempat inilah mereka akan meyalurkan kepenatan hidup mereka.
"Pris seksi banget tuh baju" Ucap Rendy menggodanya.
"Iya sih, tumben banget penampilan lu kayak gini amet" Ucap Cecil membenarkan ucapan Rendy.
"Kali aja ada om-om kaya raya yang naksir", Ucapku bercanda dan tertawa bersama kedua sahabatku itu.
" Ayo mari kita bersulang" Kami mengangkat segelas vodka itu "Cheers".
Sekarang tubuh kami bisa bergerak mengikuti dentuman musik yang dimainkan.
Priscil yang merasa kelelahan mulai menjauhkan diri dari kerumunan orang-orang di sekelilingnya. Tanpa sengaja tubuhnya menabrak dada bidang seorang pria dan itu hampir saja membuatnya terjatuh. Namun dengan sigap orang itu menahan tubuhnya. Tentu saja Priscil terkejut kala, mendapatkan sentuhan seperti itu dari orang asing.
Priscil mendongakan wajahnya, segera ingin memaki. Tapi keinginan itu tidak terlaksana, saat menyadari itu adalah Andika.
"Kamu" Ucap mereka bersamaan
Andika dan Priscil. Mereka sama-sama begitu terkejut bertemu di tempat seperti ini.
Priscil yang menyadari itu adalah Andika Guru barunya, berusaha menghindar, namun Dika sudah lebih dulu menahan Priscil.
"Aduh Pak lepasin tangan saya pak sakit" Ringis Priscil.
"Ini bukan tempat untuk anak seumuran kamu" Tegas Dika.
"Bukan urusan bapak lah, ini bukan sekolah Pak, lagian bapak sendiri ngapain kesini? Apa bapak sedang mencari kesenangan disini?kalau itu alasanya saya juga sama" Ucap Priscil menaikan nada bicarnya.
"Baik kalau begitu mari bersenang-senang bersama" Tantang Andika. Entah setan apa yang sedang merasuki Andika. dia malah mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya dikatakan oleh seorang Guru pada muridnya.
Dika menarik Priscil menjauh dari kerumunan.
Sementara itu Rendy dan Cecil yang menyadari bahwa Priscil tidak ada mulai mencari tahu dimana sahabatnya itu.
"Apa udah pulang ya?" Kata Rendy."
"Mungkin aja sih, lagian ini kan, bukan kali pertama priscil ninggalin kita" Sahut Cecil.
"Bener juga sih. yaudah balik aja yuk, gak seru, gak ada Priscil."
Keduanya pun memutuskan untuk pulang.
Andika masih menarik Priscil menjauh dari kerumunan, dan perlahan-lahan pergi ke arah parkiran.
"Kamu mau bersenang senang disini" Ucap Andika menarik Priscil masuk mobil miliknya
"Lepaskan...." Priscil berusaha menolak.
Belum sempat Priscil menyelesaikan ucapanya, bibir Dika sudah lebih dulu membungkam mulutnya dengan ciuman mesra..
"Aku akan mengajarimu cara bersenang-senang yang seru! " Bisik Dika begitu lembut di telinga Priscil.
Priscil hanya bisa menangis tanpa berkata-kata. Seketika Dika tersadar dengan perbuatan bodoh yang dilakukanya.
"Maaf, maafkan saya" Ucapan Dika formal.
"Aku mau pulang, bundaaa tolong Priscil", Tangis Priscil semakin kencang.
Dika mulai kebingunag bagaimana cara menghadapi gadis yang sedang menangis didepanya ini.
"Saya akan mengantarkanmu pulang dan menjelaskan pada ibumu apa yang terjadi. Saya tidak bermaksud melakukan itu" Bujuk Dika padanya.
Seketika Priscil pun terdiam ketika mendengar kata bunda. Ahhh tidak bunda gak boleh tau kalau Priscil main ketempat ginian, bisa-bisa bunda ga bakal ijinin priscil kemana-mana lagi, ucap Priscil dalam hatinya.
Seketika Priscil pun mengeringkan air matanya denga tisu yang ada dimobil Dika.
"Pak Dika saya sudah memaafkan bapak, tolong jangan ceritain apa-apa ke bunda saya tentang yang terjadi hari ini" Pintanya.
"Baiklah kita lupakan malam ini" Jawab Dika lega.
"Tapi pak...saya mau pulang, bisakan bapak mengantar saya.
Saya takut pulang sendirian menggunakan baju seperti ini" Melas Priscil sambil menunjuk baju kurang bahanya yang dikenakanya.
Andika sangat ingin tertawa mendengar permintaan Priscil yang polos itu, namun ia berusaha untuk tetap terlihat menyesal dengan perbuatannya yang barusan terjadi antara mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
GOD BLESS
pak guru kok maen sosor aj😂😂😂
2021-10-07
0
Endang Priya
main lagi kesini.
2021-07-02
0
Valessa Chrisdianto
kereeen Thor
2021-03-18
0