CINTAI AKU PAK (bagian 5)

Pukul 13:00.

Ting tong ....suara bel berbunyi. 

Bastian membukakan pintu untuk seseorang diluar sana, sementara Priscil sedang asik berbaring sambil menonton drakor dari ponsel miliknya menggunakan headset . 

Bastian mempersilakan tamunya masuk, tanpa Priscil sadari.  

Priscil tidak menyadari bahwa sesorang yang datang itu adalah Andika. Sekarang tingkah Priscil yang super berantakan itu sedang menjadi tontonan Bastian dan Andika.  

"Lu jangan kaget ya liat tingkah adik gue Dik" Ucap Bastian.

"Santai Bas, Gue udah biasa ngadepin anak-anak seumuran Priscil" Ucap Andika.

"Aku minta tolong banget nih Dik. Ajarin adik ku itu." Pintah, Bastian.

"Iya. Gue usahain Bas."

"Btw, Gue kaget banget sih, minggu lalu bisa ketemu loh disini" Ucap Bastian. Yang memang tanpa sengaja bertemu dengan Andika.

"Gue sebenernya juga gak nyangka. Tapi berhubung ada tawar kerja disini, ya gue ambil."

"Wajar sih orang pinter seperti bapak Andika, kemana aja pasti dipakai…. " Puji Bastian, karena memang sejak dulu Andika memang anak yang cukup cerdas disekolah.

Keduanya pun tertawa terbahak-bahak disana, dan lagi-lagi Priscil sama sekali tidak menyadarinya.

"Kayanya ade gue udah selesai tuh nontonya,  loh samperin aja deh….gue juga gak mau buang waktu loh teralalu lama disini" Ucap Bastian.

"Yaelah. Lo kayak sama siapa aja Bas" Ujar Dika, lalu berjalan menuju sofa tempat Priscil berbaring.

Priscil yang masih sedang berbaring dan asik dengan ponselnya. Sadar ada seseorang yang memperhatikanya.

Priscil nampak terkejut ketika melihat orang yang memperhatikanya adalah Andika

"Pak Dika"  Ucap Priscil dan segera duduk sempurna.

Dika hanya tersenyum, melihat ekspresi terkejut Priscil yang lucu itu.

"Apa kita bisa mulai belajar sekarang? " Tanya Dika.

Priscil menganguk, segera berdiri dan berlari ke kamarnya. Andika tampak bingung, namun dalam beberapa menit Priscil keluar dan membawa semua buku-bukunya,  terlihat jelas bahwa ia sangat bersemangat sekali untuk belajar. 

Bastian yang memperhatikan Priscil begitu bersemangat ikut senang melihatnya.

"Sekarang buka bukumu, dan tunjukan bagian mana yang tidak kau mengerti" Perintah Dika.

"Semuanya… aku tidak mengerti semuanya" Jelas Priscil.

"Baiklah,  kalau begitu kita mulai. Coba buka halaman 5, disini ada soal aku memberi satu contoh,  setelah itu nomor berikutnya kau teruskan" Ucap Dika kembali menjelaskan.

Dika menerangkan dengan perlahan-lahan berharap Priscil dapat memahaminya dengan mudah. Namun mata Priscil hanya tertuju padanya, tidak dengan pembahasan yang sedang diterangkan olehnya.

"Bisakah kau lebih fokus, perhatikan yang ku jelaskan ini, bukan memandangiku seperti itu" Tegur Dika.

Bastian kembali menghampiri Dika dan Priscil.

"Bro sorry gue titip ade gue dulu ya, gue ada janji dadakan di klinik 1 jam lagi. Kalau lo mau apa-apa ambil aja didapur atau minta tolong aja ke adek gue"  Ucap Bastian dan segera pergi meninggalkan dua orang itu. 

Mereka sempat terdiam sejenak setelah kepergian Bastian.

"Oke kita lanjut lagi" Ucap Dika meneruskan pelajaran yang sempat terhenti barusan.

Kali ini Priscil mencoba lebih serius lagi. Dika mencoba memberinya satu soal untuk dikerjakan oleh Priscil.  Namun Priscil malah meminta sesuatu pada Dika sebagai imbalan, jika ia bisa mengerjakanya. Agar Priscil bersemangat mengerjakanya, Dika menyangupi permintaan Priscil itu, karena dia begitu yakin Priscil tidak mungkin bisa mengerjakan sepenuhnya dengan benar.

Beberapa menit kemudian, Priscil menyerahkan jawabanya pada Dika. 

"Apa kah ini benar" Tanya Priscil.

Dika terkejut dengan hasilnya, ia terus memperhatikan pekerjaan Priscil. Berharap ada sedikit kesalahan disana.

"Hei pak benar kan !" Seru Priscil kembali.

"Bagaimana kau bisa?" Dika balik bertanya, tidak mempercayai bahwa Priscil bisa melakukanya.

"Aku hanya belajar sedikit" Jawab Priscil seolah merendakan dirinya. Yang sebenarnya terlihat lebih menyombongkan diri dihadapan Andika.

"Baiklah katakan apa permintaanmu" Ucap Dika kesal. 

Priscil tertawa penuh kemenangan.

"Baiklah aku akan meminta tiga permintaan, pertama, aku ingin kau menjawab dengan jujur apakah kau mendengar dengan jelas ucapanku semalam?"

"Iya"  Jawab Dika singkat.

"Baiklah,  kedua, bagaimana pendapatmu saat aku mengatakan itu? "

"Aku sedikit terkejut" Jawab Dika.

"Bisakah kau lebih detail menjelaskanya, baiklah yang ketiga aku tidak akan memberi pertanyaan lagi"  Ucap Priscil.

"Cepatlah aku tidak suka bermain-main" Titah Dika.

"Ketiga, aku ingin kau mengatakan Aku Mencintai mu" Pinta Priscil.

"Tidak itu tidak benar" Tolak Dika.

"Kenapa tidak? Katakan kau mencintaiku. Katakan, ayo katakan, pak " Ucpa Priscil, meminta.

"Aku mencintaimu, cintaku padamu hanya sebatas guru dan murid saja" Ucap Dika.

"Baiklah aku akan mengartikanya bahwa kau juga mencintaiku" Jawab priscil.

"Hanya sebatas guru dan murid" Tegas Dika.

"Tidak. Aku hanya menginginkan kau mengatakan bahwa kau mencintaiku, selain dari pada itu, aku tidak ingin mendengarkanya"  Tegas Priscil.

Dika tidak bisa bergeming dengan pernyataan Priscil dan memilih diam. 

Pelajaranpun usai. Dika hendak meninggalkan Priscil dan kembali ke apartemen miliknya.

Namun Priscil menahannya agar tetap menemaninya sampai Bastian kembali, dan lagi-lagi Dika tidak dapat menolaknya. 

Merekapun duduk bersama dan mulai ngobrol . Entah sejak kapan, kini kedua orang itu mendadak menjadi akrab.

"Pak tidak kah kau berpikir aku ini cantik" Tanya Priscil dengan begitu percaya diri.

Dika pun memandang dalam kearah Priscil, memperhatiakannya dengan seksama.

"Iya kau benar-benar cantik" Jawab Dika sambil tertawa, seolah tidak benar-benar serius mengatakanya.

"kenapa kau tertawa?  Tapi benarkan? Kau mengakuinya, bukan?  Tidak bisakah kau sedikit membuka pikiranmu itu? " Tanya Priscil dengan nada aneh.

"Maksdumu ?" Tanya Dika dengan ekspresi bingung.

"Aku ini cantik, dan aku kaya, kau hanya perlu menikahiku dan kau akan mendapatkan segalanya" Ucap Priscil dengan polosnya.

"Baiklah aku akan melakukanya"  jawab Dika bercanda.

"Aku serius Pak guru! " Seru Priscil lagi.

Dika dan Priscil kembali tertawa, dengan obrolan bodöh mereka.

Secara spontan Priscil menyandarkan kepalanya dibahu kekar milik Dika, sembari memeluk lengan gurunyanitu, dengan kedua tanganya. Kali ini Dika tidak dapat menahan dirinya untuk tidak melakukan sesuatu. Perlahan tanganya mulai menyentuh kepala Priscil, dan memberi usapan lembut disana.

Baru beberapa saat, Dika kembali sadar dengan perbuatanya, segera melepaskan pelukan Priscil yang melingkari tanganya.

Sadar dirinya sedang menerima penolakan, Priscil memutuskan untuk menjauh, namun belum sempat kakinya melangkah, Dika menariknya kembali, dan membuatnya harus terduduk tepat di atas pangkuan Dika.

Dika memeluk tubuh Priscil begitu erat. Priscil mematung, ia masih mencerna apa yang terjadi saat ini. Baru saja orang ini menolakku, mengapa sekarang dia menahanku? Pikir Priscil.

"Jangan pergi seperti itu, setiap kali aku melakukan sesuatu padamu, kau selalu berlari pergi"  Bisik Dika pelan.

"Lalu apa yang harus ku lakukan?"

"Tetaplah seperti ini sampai aku mengijinkanmu pergi" Ucap Dika, terus mempererat pelukanya.

"Lalu, Apa kau mencintaiku ?"

"Bukankah aku sudah mengatakanya" Ujar Dika.

"Cintai aku sebagai seorang wanita, bukan seorang muridmu" Pinta Priscil, lalu membalas pelukan Dika.

Entah berapa lama lagi mereka akan seperti ini, melupakan batasan antara Guru dan murid, dan juga melupakan bahwa ini adalah apartemen Bastian.

Bisakah waktu kita hentikan untuk beberapa saat lagi. Aku masih ingin seperti ini, disini, bersamamu.

Dan hari ini berakhir begitu baik, aku begitu penasaran apa yang akan terjadi besok?

Belum sehari tapi aku sudah sangat merindukan pak Andika. Apakah aku harus mengirimkan pesan untuknya? Kurasa aku harus melakukanya.

To. Pak Andika

Apa kau sudah tidur pak? 

To. Murid Priscila Alexsandra

Ya !

Ting,  suara pesan masuk ke ponsel Priscil. "kenapa dia membalasnya sesingkat itu. Tidak romantis sekali,  pikir Priscil.

Jarinya pun mulai mengetik balasan untuk pria cuek itu.

Ting, satu pesan kembali masuk sebelum Priscil mengirimkan balasan pesannya untuk Dika.

To. Murid Priscila Alexsandra

Kau juga tidurlah. Besok bukannya aku masih harus mengajarmu.

To. Pak Andika

Baiklah aku akan beristirahat sekarang. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan mu, miss you .

pesan berakhir tanpa balasan dari Andika lagi

                          *****

sementara ditempat lain.

pukul 01:15 malam

"Ku dengar dia sudah kembali. Apa kau tahu? sekarang dia mengajar di Shanghai High School. Apa menurutmu dia kembali ada hubunganya denganmu?."

"Entahlah, jika itu benar, aku akan sangat bersyukur."

"Apa kau akan menemuinya?."

"Tentu saja! aku akan membuat kejutan yang luar biasa untuknya dalam waktu dekat."

"Baiklah kuharap itu akan menjadi hal baik untuk kalian berdua ANDIRA RENATA !."

"Terima kasih Zarha, kau memang teman baikku."

panggilan di akhiri.

Terpopuler

Comments

Ningsih Limbong

Ningsih Limbong

kasihan kalo hanya diperbudak cinta yg tak berbalas

2021-01-18

4

🌹di🅰nmama️°𝐍𝐍᭄✔️

🌹di🅰nmama️°𝐍𝐍᭄✔️

persaingan dimulai

milih masa lalu apa priscil yaaa

2021-01-14

4

~Amaa🌹

~Amaa🌹

duh Andika meningan sama si Priscila aja sama daun muda lebih enak

2020-12-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!