Tanpa sengaja seseorang mendengar obrolan kedua kakak beradik itu.
“Astaga...Astaga..” Priscil dibuat terkejut dengan kehadiran Andika dari arah belakang. Dengan wajah tebal Priscil menyapa pria yang dihindarinya sejak tadi.
"Eh pak Dika." Sapa Priscil.
"Hemm.” Gumam Dika.
Dasar pria kurang ajar, bisa-bisanya dia memasang tampang secuek itu, omel priscil dalam hati. Dika menatap heran kearah Priscil, penuh tanda tanya. Sehingga membuat gadis itu, mau tidak mau harus membalasnya dengan senyuman abstrak.
"Ku rasa kau butuh tumpangan" Ucap Andika.
Terkejut dengan ucapan Dika Priscil kembali memalingkan wajah kearah Dika.
"Hah? ." Hanya itu kata yang keluar dari mulut Priscil.
"Ayo..." Ajak Andika, memberi arti ingin memberi tumpangan untuk gadis kecil itu.
“Aku tidak suka menunggu ! Kau mau ikut atau tidak...” Tanyanya lagi.
“Iya saya ikut pak...” Andika mengambil langkah menjauh dan Priscil mengikuti dari belakang.
“Priscil **** kenapa mau ikut-ikut aja sih ****-****.” pikir Priscil menyalakan dirinya sendiri, karena tidak dapat menolak ajakan Andika.
Dalam perjalan mereka hanya mematung, tidak ada obrolan apapun, dan itu membuat suasana serasa makin mencekam untuk Priscil. Ditambah dengan kejadian waktu itu.
Priscil kembali membayangkannya.
“Tidak, tidak, tidak jangan mengingatnya.” Priscil memukul-mukul ringan kepalanya. Dika yang menyadari kelakuan aneh muridnya ini sesekali melirik kearah Priscil.
"Ada apa denganmu?.” Tanya Andika yang merasa bahwa gadis kecil itu menunjukan tingkah yang aneh.
"Tidak pak" Ujar Priscil, menundukkan kepala.
"Soal kejadian kemarin. Kau tidak perlu memikirkannya. Itu sebuah kecelakaan. Kau tahu kan?" Tanya Dika, meyakinkan Priscil, bahwa apa yang diperbuat olehnya malam itu hanya insiden yang sama sekali tidak perlu dikhawatirkan.
Priscil hanya mengganguk sembari melihat kearah Andika yang sedang fokus menyetir.
“Jadi, bersikaplah biasa. Lupakan saja malam itu !!! " Ucap Dika begitu santai. Yang tanpa sengaja menyinggung hati Priscil, karena baginya kejadian itu adalah hal memalukan, sekaligus kesalahan besar, tidak seharusnya Dika menyepelekannya.
“Apa. Biasa saja katamu? Om-om sepertimu pasti sudah sangat biasa melakukannya cihh.” Tiba-tiba saja Priscil menunjukan reaksi yang tak diduga oleh Andika.
Hal yang akhirnya jadi memperanjang masalah antara Guru dan Murid itu.
“Kau pikir apa yang kau lakukan kemarin itu adalah sesuatu yang benar, yang bisa di maklumi?.” Celoteh Priscil lagi.
“Apa itu suatu kesalahan menurutmu? Kau datang dan mengatakan ingin bersenang-senang padaku? Lalu sekarang kau menyalahkan ku. Ingat itu bukan kesalahanku sepenuhnya, kau juga bersalah malam itu.” Bentak Andika, membenarkan dirinya.
"Ciuman pertamaku, kau telah mengambil ciuman pertamaku" Ucap Priscil polos.
“Hah.Gadis sepertimu ditempat seperti itu, dengan penampilan terbuka seperti malam itu. Apa pantas kau membicarakan ciuman pertamamu? Aku sangat meragukannya.” Ucap Andika merendahkan Priscil.
"Dan kau seorang Guru baru, datang ketempat seperti itu ! dan memperlakukan muridmu seperti itu ! Apa pantas? Aku benar-benar tidak habis pikir, kenapa SHS menerimamu. Guru Mesum.” Priscil terus membalas ucapan Andika.
"Cih. Berhenti mengatakan seolah-olah kau adalah korban" Ucap Dika.
"Tentu saja aku korban, dasar MESUM.” Maki Priscil.
*****
Sesampainya di basement, Priscil langsung turun dan membanting keras pintu mobil Andika, tentu saja pria itu tidak memperdulikannya. Sepanjang perjalanan menuju unit mereka masing-masing, keduanya hanya diam dan memendam amarah yang terus membara dihati mereka masing-masing.
Sesampainya mereka didepan unit mereka masing-masing, Priscil yang masih menyimpan kedongkolan dengan guru barunya itu, kembali mengatainya.
“Hei.Dasar guru mesum uweek!.” Olok Priscil
“Aarghhh.... ” Jerit Priscil. Karena ia berhasil tertangkap oleh Andika sebelum dirinya masuk kedalam unit miliknya.
Sekarang giliran Andika yang akan membalas Priscil. Dia sengaja mengunci gadis itu bersamanya, di unit miliknya.
"Lepaskan aku." Pinta Priscil. Sementara Andika sudah mengunci pergelangan tangan Priscil, dengan kedua tangannya.
“Bukankah kau barusan mengatakan sesuatu tentang diriku. Apa kau tidak ingin mengatakannya lagi...” Gertak Andika.
“Aku mohon. maafkan aku pak, aku tidak akan berani melakukanya lagi.” Pinta Priscil yang kini merasa sangat gugup, apalagi Andika begitu dekat dengan wajahnya.
Sadar jika ia membuat takut wanita itu, sontak Andika pun melepaskan Priscil.
Dan kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Priscil, dengan sigap ia mendorong kuat tubuh Andika kearah belakang.
Brugh... Kepala Andika membentur dinding yang berada dibelakangnya. Beruntung Dika masih sadar.
"Ayo pak saya bantu" Ucap Priscil mengulurkan tangannya, karena merasa sangat bersalah. Apalagi menurutnya itu adalah benturan yang cukup keras. Dengan ragu Andika meraih tangan Priscil dan mencoba bangkit dengan bantuan anak kecil itu.
“Awww.” Ringis Andika, memegang kepalanya.
Priscil berusaha menopang tubuh berat Dika dengan sekuat tenanganya, sembari memapah tubuh Andika ke sofa putih disamping mereka.
"Apa itu luka.” Tanya Priscil, setelah ia berhasil meletakan tubuh Andika perlahan disofa.
“Aku baik-baik saja, kembali lah ketempatmu.” Titah Dika, yang masih tampak kesakitan.
"Apa kau serius pak." Tanya Priscil meyakinkan ucapan Dika.
"Pergilah." Usir Dika.
Priscil pergi. Tapi tentu saja ia pergi dengan rasa besalah dihatinya.
Priscil Pov
Apa yang kau lakukan priscila? ku rasa kau hampir membunuh seseorang tanpa sengaja. Ku pikir itu benturan yang cukup kerasa. Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada orang itu? Apa dia baik-baik saja.
Oh.Tuhan sungguh aku menyesal melakukanya, semoga orang itu baik-baik saja. Kumohon kabulkanlah permohonanku.
Priscil menjatuhkan tubuhnya diatas ranjangnya yang cukup besar untuk tubuh kecilnya, memejamkan mata mencerna setiap kejadian yang terjadi hari ini.
Ia masih terus merasa bersalah...
Tidak ini bukan salahku, kalau dia tidak menarikku, kejadian itu tidak akan terjadi...tenang priscil, itu hanya kecelakaan kecil, kau hanya terlalu khawatir berlebihan.
\*
Keesokan harinya, karena masih merasa bersalah. Setelah pulang sekolah Priscil pun memberanaikan diri untuk mampir ke apartemen Andika. Sebelum menekan bel tetangganya itu, Priscil menghela nafas panjang. Sampai akhirnya jarinya menekan bel apartemen Andika.
Ting...Tong...
Ting...Tong...
Beberapa menit Priscil masih menunggu, namun tidak ada yang membukan pintu untuknya.
“Apakah dia sedang tidak dirumah ya.”pikir Priscil, melangkah pergi. Baru beberapa langkah menjauh.
Cekrek,
Seseorang membuka pintu untuknya.
Priscil pun langsung membalikan badan dan menengok kebalik pintu yang telah terbuka.
"Halo." Sapa Priscil, melambaikan tangan pada seseorang di balik pintu.
"Ada apa? Apa sekarang kau ingin membunuhku? " Tanya Dika.
"Apa kau baik-baik saja, kepalamu" Tunjuk Priscil, ingin menyentuh kepala Andika, namaun pria itu menepis tanganya.
"Kalau kau ingin mengganguku, aku sedang tidak memiliki waktu meladenimu." Ucap Dika ketus, dan segera menutup pintu.
"Eh tunggu." Priscil berhasil menahan pintu agar Apartemen Andika agar tidak ditutup olehnya.
"Pak Guru aku hanya ingin mengantarkan ini padamu." Ucap Priscil memelas. Menunjukan sup yang ada ditanganya.
Hati Andika sedikit melunak ketika dia melihat ketulusan Priscil.
“Mungkin dia benar-benar merasa bersalah.” pikirnya.
"Masuk lah..." Titah Dika, dan melebarkan jalan Priscil untuk masuk. Priscil pun tersenyum puas dan segera masuk.
“Dimana aku harus meletakan ini pak Guru..?" Tanya Priscil mengangkat makanan yg dibawanya.
“Disini...” Andika pun menuntunnya menuju dapur, untuk meletakanya di sana. Tanpa bertanya Priscil mengambil sendok untuk Andika, agar segera mencicipi makanan yang dibawanya.
"Makanlah selagi hangat" Ucap Priscil, dengan lembut.
"Aku tidak mau" Tolak Andika.
"Kau harus mencobanya dulu" Pinta Priscil.
“Ayolah pak....sedikit saja...” Priscil berinisiatif menyuapi gurunya itu.
“Aaaa.....”
“Kau pikir aku ini anak kecil, sini, aku bisa makan sendiri...” Andika mengambi ahli sendok yang dipegang Priscil.
Satu sendok...
Dua sendok...
Tiga sendok...
Dan beberapa sendok lainnya.
“Lumayan ini tidak buruk, ini lezatt.” Gumam Andika dalam hati.
Priscil memandang Andika makan dengan begitu lahap, dan itu membuatnya sangat senang sekarang. Begitu juga dengan Andika sesekali mereka saling melirik dan melemparkan senyum kecil satu sama lain. Yang entah apa artinya.
Mata mereka saling terkunci.
Saling menatap seolah berbicara dari hati, sejak kapan tatapan itu menjadi berbeda dari biasanya?
Beberapa menit kemudian, mereka jadi saling bertanya-tanya sebenarnya untuk apa senyuman itu. Tak ingin berlarut-larut berada dalam kecangungan, Andika akhirnya membuka perbincangan.
"Terima kasih" Ucap Dika.
Priscil kembali menatap kearah Dika, namun tidak memberi respon apapun.
"Hey apa kau mendengarku" Tanya Andika lagi.
Priscil menggangukan kepalanya, sebagai jawaban atas pertanyaam Andika.
Dika segera berdiri tepat dihadapan Priscil duduk saat ini.
“Maaf...” Serunya.
Cup.
Satu kecupan mendarat tepat bibir ranum Priscil, tidak ada perlawanan sedikitpun dari gadis itu. Entah disedang menikmatinya atau terkejut dengan perlakuan pria yang ada dihadapanya.
Mata Priscil membulat...
Ia kembali tersadar dengan perbuatan sedang mereka lakukan.
“Mmmhhh....” Priscil mendorong tubuh Andika menjauh darinya.
Kemudian berlari keluar. Perasaan Priscil menjadi campur aduk sekarang.Priscil masuk kemar dan mengunci kan dirinya.
“Astaga, apa yang kulakukan? kenapa jantung berdetak seperti ini.” Tanya Priscil meletakan telapak tangan diatas dadanya yang berdebar-debar.
“Kenapa dia berbuat seperti itu lagi, apakah dia mabuk? Tapi dia tampak begitu sadar melakukanya. Lalu mengapa aku mengijinkanya melakukan itu. Ahhh aku malu sekali.”
Sementara Andika juga sedang memikirkan, perbuatanya barusan.
Gadis itu, apa yang dilakukanya padaku...
Terkadang dia terlihat begitu menjengkelkan, bahkan aku begitu tak ingin melihatnya.
Namun seketika dia juga bisa terlihat begitu manis. Dan Bibir itu mengapa ia terasa begitu manis. TIDAK!!! Pikiran kotor apa ini, Andika!?
\*
Berapa minggu sejak kejadian itu.
Priscil tak pernah lagi bertegur sapa dengan Dika. Bahkan saat disekolah, baik Dika maupun Priscil mereka sama-sama saling menghindar satu sama lain.
Saat priscil tertidur dijam pelajaran Dika, ia tak lagi menegur gadis itu, walau hanya sekedar membangunkan Dika enggan melakukanya.
Sebenarnya Rendy dan Cecil menyadari perubahan yang terjadi pada Priscil belakangan ini.
Priscil yang cerewet, pecicilan dan pemberontak sepertinya tidak ada lagi, bahkan sekarang dia tidak pernah lagi meninggalkan kelas.
"Pris, lu lagi ada masalah ya?." Tanya Cecil.
"Gpp kok." Jawab Priscil singkat.
"Kakak lo, marahin lu lagi? Atau apaa?."
"Nggak kok. Lagian gue udah balik kerumah bunda, gak diapartemen kak Bas lagi"
"Terus apa dong? Gue punya salah ya?.” Tanya Cecil.
"Bukan gitu tapi..." Ucapan Priscil hanya berhenti di situ.
"Tapi apa priss?." Tanya Cecil lagi.
"Cil, jantung gue sering deg-degan gitu sekarang, kepala gue pusing banget.”
"Lo sakit parah Pris?." Tanya cecil memotong pembicaraan Priscil.
"Bukan itu Cil, makanya dengarin dulu, tiap orang itu dekat gue.. Jantung gue rasanya berdetak gak karuan, dan saat jauh dari dia, yang ada di kepala gue cuma dia" Ucap Priscil dengan penghayatan yang begitu mendalam.
"Priss... Lu lagi jatuh cinta ya?" Tanya Cecil dengan wajah terkejut.
"Gue gak tau, emang jatuh cinta gitu ya ?.”
"Yaiya lah. Sekarang loh harus cerita siapa orangnya?" Tanya Cecil.
"Ogah ahh. Malu gue...." Tolak Priscil.
"Lo gak percaya lagi sama gue sekarang" Ancam Cecil.
"Bukan gitu, tapi lo janji ya, jangan ketawa dan jangan ember..."
Cecil hanya menganggukan kepala
"Orang yang gue suka itu adalah....pa... Pa....pak... Pak Dika. Cil " Bisik Priscil pelan.
"Demi apaa priss? Serius lo.... " Cecil tak bisa mengontrol suaranya yg meninggi, dan membuat seisi kelas memandang kearah dua orang sahabat itu.
"Shttttt. Iya Cil serius....puaskan lo.”
"Terus lo mau apa sekarang?" Tanya Cecil.
"Gue belum tau, tapi gue kayaknya bakal bilang ini ke pak Dika" Jawab Priscil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
🌹di🅰nmama️°𝐍𝐍᭄✔️
😍😍😍😍😍😍
2021-01-14
0
Citra
uda jtuh cinta ajh nich yeeh
2020-08-08
3
Lira Halawa
ceyuw....baaaanggggeeeet...😊😊
2020-08-07
0