RIKI & AMEL

RIKI & AMEL

AMPERA

...❤...

.......

.......

.......

Dedaunan berjatuhan, tertiup derasnya angin,mereka bertaburan mengikuti kemana angin akan membawanya.

Begitu pula dengan hati, ketika sudah tergerak oleh perasaan, ia akan membawamu pergi menuju keindahan atau kesedihan.

Angin akan membawa nya pergi jauh dari tempatnya, mungkin ketika angin berhenti ia akan terjatuh, dan di pungut oleh seseorang lalu di bakar atau terkubur.

Angin itu adalah Cinta, ia akan membawa mu jauh dari tempatmu, ketika Cinta berhenti maka semua sudah berakhir, hanya menyisakan rasa sakit.

Namun, angin akan selalu datang lagi dan lagi,menerbangkan apapun yang ia lalui,dedaunan itu terbang kembali dalam wujudnya yang berbeda.

Sama halnya dengan perasaan Cinta mu,walau mungkin terasa sulit ataupun menyakitkan,percayalah ia akan datang lagi,walaupun dengan wujud yang berbeda.

Jangan pernah putus asa karena cinta yang sirna, karena dunia ini sangat luas, akan ada seseorang yang akan sangat Mencintaimu di kemudian hari.

.

.

.

.

Palembang, 30 Desember 2016.

Amelia, Anak tunggal dari Bapak Zuki dan Ibu Merry.

Tinggal di Perumahan kebun bunga kencana, pekerjaan bapak Zuki adalah membuka toko kerupuk dan pempek khas palembang.

Anak perempuan kesayangan yang selalu di manja itu akhirnya sudah berumur 16 tahun,tepatnya hari ini mereka merayakan hari ulang tahunnya dengan acara makan bersama keluarga.

"Ma, masih mau ngerayain ulang tahun aku?"

"Iyalah nak, tiap tahun mama bakalan ngerayain ulang tahun kamu terus, jarang-jarang bisa kumpul bareng keluarga."

"Tapi aku udah besar, tahun depan nggak usah lagi ya,oke ma?"

"Iya, anak mama udah gadis, pasti pengen ngerayain sama temen sekolah kamu kan, tapi acara ini udah kebiasaan dari kamu umur satu tahun loh, jadi nggak bisa di hilangin."

"Yaudah terserah mama deh." ucapnya dengan wajah suram.

"Kamu kenapa?, biasanya nggak pernah sedih pas ulang tahun?"

"Nggak ada apa-apa kok ma, udah bosen aja acaranya gini terus." katanya sembari meyakinkan sang mama.

"Habis tiup lilin kamu boleh kembali ke kamar, paman dan bibi mu akan datang jadi nggak enak kalau kamu nggak ngelakuin kayak biasa."

"Iya ma."

Suasana di rumah kini ramai, seperti setiap tahun mereka tidak pernah absen mengunjungi hari ulang tahun ku, aku bersyukur mereka dengan tulus menuangkan cinta mereka pada ku.

Sudah 6 bulan aku berada di SMA, tanpa adanya teman-teman satu SMP dengan ku, aku seperti kehilangan keceriaan, aku ingin sekali bersekolah ketempat temanku berada, tetapi paman ku adalah guru di SMA SPH, jadi ia menyuruhku bersekolah di sana, soal pembayaran dia akan menanggung semuanya. Aku sendirian, tidak mudah mendekati orang-orang di sana, tatapan mereka seakan memandang rendah diriku.

Mama dan Papa selalu berusaha yang terbaik untuk ku, jadi aku akan menghiraukan mereka dan belajar di sana sampai lulus dengan tenang.

SPH (Sekolah Palembang Harapan)

Adalah sekolah yang bergengsi di palembang, fasilitas sangat memadai dan sangat populer. Di karena kan murid-muridnya adalah anak orkay (orang kaya).

Karena jarak sekolah dengan rumah ku sangat jauh, jadi aku menyewa kost di dekat sekolah. Semuanya ku lakukan sendiri, aku mencoba untuk mandiri dari sekarang ini.

Sekarang sekolah lagi libur tahun baru dan akan masuk kembali pada tanggal 5 januari. Jadi, aku bisa pulang ke rumahku dan menikmati acara ulang tahun di rumah, tahun kemarin teman-temanku merayakan ulang tahun ku di suatu tempat beramai-ramai, tapi sekarang kami tidak bisa berkumpul lagi karena beberapa alasan, sehabis menyapa para kerabat dan meniup lilin aku pun kembali ke kamar.

"Nak, selamat ulang tahun, ini kado dari mama, doa mama selalu yang terbaik buat kamu, sekolah yang bener."

"Iya,ma."

Mama pun meninggalkan ku di kamar, aku bergegas pergi ke meja belajar, membuka komputer ku yang tak ku bawa ke kost, bukan ingin belajar ya, melainkan ingin bermain game.

Waktu SMP aku sangat suka bermain game, saat malam aku selalu membuka game dan bermain bersama orang-orang di dalam game secara online, aku bermain secara diam-diam karena mama sering marah melihat aku begadang, keseruan menembak dan mengebom musuh membuat hatiku senang.

Aku termasuk ahli dalam permainan, semenjak masuk ke SMA aku menahan diri dan meninggalkan komputer kesayanganku di rumah agar aku bisa fokus belajar.

🔹KikiNaruto (Aktif)

"Wah, dia aktif nih, ajak main ah."

Nama user itu adalah teman dalam game ku, ia selalu mengajak aku bermain, dia seperti tidak ada kerjaan, selalu saja online di setiap saat aku bermain, kali ini aku yang akan mengajaknya main, dia pasti kehilangan aku karena selama ini dia sangat suka berkelompok denganku.

"Hei, sudah lama nggak aktif? Kemana aja?"

"Fokus belajar."

"Nggak usah belajar, yang main game ahli biasanya punya otak pinter."

"Haha, termasuk kamu yang online terus?"

"Iyalah, aku rangking pertama terus di sekolah walaupun sering online."

"Baguslah pengen punya otak kayak gitu, pinjemin dong."

"kalo ketemu gue pinjemin."

"haha, itu musuh di depan."

"Kamu arah sana, aku nembak arah sini."

"Oke!"

Dor..dor..dor...

"Yeah!"

"Masih gege aja walaupun udah gak main selama 6 bulan ini."

"Ya dong, kalo beginian gak bakalan lupa, Lala ahlinya!"

"Ya, Lala terbaik buat Riki, haha."

"Situ, liat ke depan cuy, bahaya!"

Kesedihan akan kesepian itu melenyap seketika ketika ia memegang komputernya dan bermain.

Sang mama terus mengintip dari balik pintu, bersyukur melihat anaknya kembali tersenyum.

.....

.

.

.

🔸LALA (Aktif)

"Dia kembali."

Keceriaan terpancar di wajah tampan Riki Chaniago, cowok nakal yang punya otak pintar, Hobi nya adalah bermain game online.

Dalam kamarnya yang berwarna biru tua dihiasi dengan beberapa gitar elektrik dan disertai beberapa poster anime di dindingnya membuat suasana kamar terlihat keren.

"Booyah!!!"

"Masih mau main lagi?"

"Ayo."

"Belom tidur?, nanti di marah mama kamu?"

"Ini hari ulang tahun aku, jadi nggak apa begadang malam ini."

"Selamat ulang tahun, ini aku kasih kado."

"Terima kasih, tapi kado nya terlalu berlebihan, ini kan harganya bisa dua juta, aku juga gak bakalan sering main lagi."

"Itu hadiah kecil, mau fokus belajar?"

"Iya, sekarang bukan anak SMP lagi, jadi harus rajin belajar, aku kembalikan kadonya ya?"

"Jangan!!!"

"Kenapa?, ini bisa kamu jual buat jajan ki?"

"Ambil aja, aku udah gak perlu."

"Kamu maksa ya, bukan aku yang pinta, jadi aku terima, makasih ya."

"Iya."

"Ayo lanjut main."

"Oke!"

Mereka berdua melanjutkan permainan mereka sampai subuh.

"Udah subuh." katanya pelan.

"Udah 15x menang."

"tidur."

"Oke, bye ki."

"Bye."

.....

.

.

Tanggal 1 januari 2017

Engga terasa tahun begitu cepat berlalu, meninggalkan banyak kenangan untuk memulai hal baru.

Aku berdiri di atas jembatan Ampera yang sangat panjang itu, terlihat ramai nya penduduk merayakan tahun baru, ada beberapa orang datang bersama keluarga dan pasangannya juga ada pedagang yang masih berjualan untuk sekadar mencari nafkah, aku hanya memandang mereka dari atas, semua terlihat jelas dari atas apalagi kapal-kapal yang masih berlayar.

Di sana aku menunggu seseorang, Kevin Anggara namanya. Pacarku dari kelas dua SMP lalu, dia bertubuh tinggi dan berkulit putih, dulu dia adalah kakak ketua OSIS yang cukup terkenal di SMP ku. Selama ini hanya bisa memberi kabar dari telepon karena saat lulus SMP dia pindah ke jakarta melanjutkan SMA di sana, jadi kami hanya bisa LDR.

Kebetulan dia berlibur ke palembang, dan kami sudah janjian akan bertemu di atas jembatan Ampera, jembatan Ampera sangat spesial bagi ku, karena disini lah moments kami resmi menjadi sepasang kekasih, rasa rindu ini tak menentu, kini aku di selimuti kegugupan.

Dalam benak ku banyak timbul pertanyaan, bagiamana kabarnya, apa dia juga merasakan apa yang aku rasakan, hati ini tidak sabar untuk bilang kalau aku sangat merindukannya. Mengingat kembali masa-masa indah kami disini sungguh membuat aku tersenyum malu.

Aku pun tersadar dari lamunan saat seseorang memeluk ku dari belakang.

"Apa kabar?"

Suara tidak asing itu jelas adalah seseorang yang aku tunggu, aku pun langsung berbalik.

"Kevin?"

"Ya?"

Aku tersenyum bahagia melihat sosok yang ku rindu, tubuh ini langsung masuk ke dalam pelukannya.

"Aku kangen."

Kata yang selama ini ingin ku ungkapkan akhirnya terbang bebas ke dalam hatinya,

tapi dia tidak menjawab perkataan ku dan hanya diam saja.

"Apa kabar kamu?"

Aku pun mulai bertanya.

"Baik, kamu?"

"Nggak baik, aku selalu merindu."

"Sekarang, udah ketemu, jadi jangan merindu lagi ya."

"Emang kamu nggak bakalan pergi lagi?"

"Pergi, kali ini mungkin aku nggak bakalan bisa balik lagi."

"Kenapa?"

Perkataannya seketika membuat aku bingung dan terkejut.

"Maaf, aku nggak pantas buat kamu rindukan lagi, maaf."

Ekspresi nya seketika berubah,

"Apa maksud kamu?"

"Mel, kita lebih baik udahan aja, aku nggak bisa jalin hubungan jarak jauh."

"Apa?"

Mataku membulat masih tak percaya akan ucapan yang menyayat hati itu.

"Apa maksud kamu?"

"Aku udah gak cinta kamu, kita udahan aja, aku udah punya pacar lagi di jakarta."

Dengan suara beratnya ia berkata tanpa rasa bersalah, aku pun menggandeng kedua tangannya.

"Kamu yakin?"

"Ya, kita akhiri aja hubungan ini."

Ia melepas genggamanku dan berpaling pergi, ia berjalan menjauh dan semakin jauh sampai tak terlihat lagi oleh ku.

Aku hanya bisa menghapus perlahan tetesan air mata yang mengalir kecil.

Sakit, ya sangat sakit, bagaimana bisa orang yang kita rindu begitu lama tiba-tiba mengakhiri hubungan dengan mudahnya.

Tanggal 16/07/2014 adalah hari jadi kami.

Dan hari ini tanggal 01/01/2017 putus.

Kevin dan Amelia (tidak berjodoh) ❌

Rasa sedih ku tinggal kan di atas Jembatan Ampera ini, air mata ku sudah ku habiskan di atas jembatan itu, aku tidak akan bersedih lagi ketika turun dari jembatan, karena cinta di mulai dari sini dan harus di akhiri dari sini juga.

Sedih memang hati ini, tapi aku masih punya banyak waktu ke depan, jadi luka ini hanya bisa di kubur sedalam mungkin.

Di sekitar ku banyak orang yang berlalu lalang, tanpa sadar aku melirik ke suatu arah yang membuat aku penasaran, ada seseorang yang tergeletak di atas aspal di suatu tempat tersudut.

Aku memberanikan diri menghampiri, karena penasaran dan juga sedikit rasa takut, aku berjongkok dan menepuk - tepuk punggungnya dengan keras.

"Aw..." rintihnya.

"Kamu nggak apa?"

Ia pun berusaha mengangkat tubuhnya hendak berdiri, tapi ia sangat kesusahan sehingga aku membantunya untuk duduk.

"Sial!" geram nya.

Melihat tingkahnya aku menjadi sedikit takut, dalam benak ku orang ini pasti anak berandal yang suka berkelahi di bawah Ampera.

Dia menyender di dinding sembari memegang beberapa luka di wajahnya yang berdarah.

"Aku bawa kotak obat, sini biar aku obati." tawar ku karena merasa kasihan.

Tanpa tau jawabannya, aku langsung saja membuka kotak obat yang kebetulan habis aku beli di toko untuk di bawa pulang.

"Tahan sebentar."

"Sakit, sakit, sakit."

"Lukanya lumayan dalam, jadi darahnya terus mengalir, tahan bentar aja."

Aku pun mengoleskan Betadine di keningnya yang terluka, dan beberapa goresan kecil di sudut bibirnya dan juga bengkak pada tangannya, waktu semasa SMP aku ikut PMR, jadi sudah biasa mengobati luka orang.

Setelah beberapa menit, akhirnya selesai membalut lukanya dengan rapih.

"Udah, luka nya nggak bakalan infeksi deh, mungkin beberapa hari bakalan sembuh kalo kamu sering oles salep ini." ucapku sembari memberikannya salep luka.

Salep ku tidak di ambilnya, ia hanya diam saja seperti masih marah terhadap sesuatu.

Aku pun memasukkan salep itu ke dalam kantong jaketnya, dan dia hanya menatap ku heran.

"Aku nggak tau apa yang terjadi sama kamu tapi, amarah tidak akan bisa menyelesaikan masalah, semuanya harus diselesaikan pakai otak yang tenang."

Setelah menasehati nya, aku pun pergi meninggalkannya yang masih duduk sembari menutup mata, membuat aku tambah yakin kalau orang itu adalah anak berandal Ampera.

Kenapa di sebut berandal Ampera, biasanya banyak anak muda yang suka nongkrong di di sekitar Ampera bersama kelompoknya dan mereka juga sering berkelahi.

.....

.

.

Tanggal 06 Januari 2017/Senin.

Tring!! Tring!!

Jam Alarm ku berbunyi, menggemparkan nyenyak nya tidur ku.

Sangat malas untuk sekadar bangun, dengan mata yang masih terpejam aku mengulurkan tangan untuk meraih alarm yang sangat bising itu agar dimatikan.

"Masih ngantuk!"

Efek karena semalam begadang nonton MV para cogan, sampai lupa tidur. Padahal ini hari pertama di tahun yang baru, berharap hidup akan lebih menyenangkan.

Akhirnya dengan terpaksa bangun dan pergi ke sekolah dengan mata panda yang masih mengantuk.

Aku berjalan memasuki gerbang dengan buru-buru, karena upacara bendera akan segera di mulai, semua siswa sudah berbaris di lapangan, tanpa tau dimana barisan kelasku,

aku langsung masuk dalam barisan kelas lain tanpa menaruh tas lagi ke dalam kelas, karena aku sudah hampir telat, aku melepas tas dan ku taruh di bawa kaki, berdiri di barisan paling belakang.

Selama upacara di mulai, aku tidak memperhatikan di sekitar dengan benar karena efek kantuk yang sudah ingin menenggelamkan dunia.

Aku hanya bisa menutup wajahku dengan topi, agar aku bisa memejamkan mata untuk mengurangi rasa kantuk.

Dari barisan para lelaki di sebelahku mulai berisik karena sekarang guru memulai pidato yang akan menjadi sangat panjang.

Tidak tau datang dari mana, tiba-tiba seseorang menabrak ku dengan sangat keras sampai aku terjatuh, semua mata pun mengarah ke tempatku yang kini terbaring di bawah.

"Ada apa di sana?" tanya guru yang sedang berpidato di atas.

Tiba-tiba saja seseorang langsung menggendong ku, dengan mata sayu ku melotot kebingungan.

"Dia sakit, aku antar ke UKS!"

jerit pria itu.

"Aku nggak sakit!" ucapku padanya.

"Sakit!" ia menatapku tajam.

Kini hanya bingung yang ada di benakku untuk mendeskripsikan perasaan ku saat ini.

Ruang UKS cukup jauh, di pertengahan jalan dia mulai mengeluh.

"Berat banget!."

"Hei, turunin aja kalo berat."

Ia pun menuruni aku,

"Pergi sendiri."

"Lu yang nabrak gua tadi ya?"

"Bukan!"

"Udahlah, bau badannya sama."

"Bau apa, badan gua wangi."

ia sembari mencium pakaiannya.

Aku mulai mengingat-ingat wajahnya, seperti pernah bertemu.

"Kamu!"

"Kenapa?"

"Berandal Ampera!" sembari menunjuknya.

Ia kini menatapku dengan ekspresi bingung.

"Luka ini, ini sama ini, semua aku yang obati." sembari menunjuk-nunjuk bekas luka di kening, sudut bibir dan lengannya.

"Salah orang!"

Dengan kata singkat itu, ia pun langsung pergi, tanpa ada rasa terima kasih ataupun bersalah.

"Beneran berandal Ampera, nggak ada hati nurani."

gumam ku sembari berjalan ke UKS.

.....

Thanks😘.

Terpopuler

Comments

LyaCutez

LyaCutez

keren

2024-01-10

0

Neonnorey

Neonnorey

ibuku GK pernah gitu haha, emang fiksi membagongkan wkwk

2023-06-12

0

@Risa Virgo Always Beautiful

@Risa Virgo Always Beautiful

Amelia kamu kenapa sedih padahal mau ulang tahun

2023-04-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!