Rahasia Erica
Erica harus menggigit jarinya menahan kepedihannya yang mendalam. Pasalnya, ia harus melihat kekasihnya berselingkuh dengan wanita lain. Sebelumnya, Erica tida percaya dengan apa yang dikatakan oleh Arista, sahabatnya, bahwa kekasihnya, Geo, telah bermain api dibelakangnya.
"Lo harus percaya, gue nggak bohong, Er. Geo emang jalan sama wanita lain, gue lihat sendiri di kafe kemarin!" kata Arista meyakinkan Erica. Namun apa daya, Arista tidak berhasil membuar Erica percaya karena tidak ada bukti yang menunjukkan itu. Erica bukan tipe orang yang percaya begitu saja dengan perkataan orang lain mengenai Geo.
"Udah deh, Ta, lo mau ngomong kayak gimana gue nggak percaya, karena emang nggak ada buktinya. Kalau ada bukti, gue baru bisa dong minta klarifikasi ke Geo soal bener apa nggaknya. Lah ini nggak ada, terus kalau dia mengelak, gimana? Bukti apa yang gue punya?" jawab Erica yang masih tetap pada pendiriannya.
Erica adalah wanita yang cantik dan bekerja di salah satu perusahaan ternama. Kalau kehilangan seorang Geo, seharusnya Erica tidaklah sulit melupakannya. Segudang pekerjaannya cukup membuat Erica lupa akan masalah Geo.
"Oke, gini aja, kalo gue liat lagi, Geo nanti sama wanita lain, gue akan langsung foto dan kirim ke lo sebagai bukti. Gue yakin sama apa yang gue bilang, gue nggak mau sahabat gue dibohongin sama laki-laki brengsek macem Geo!" kata Arista dengan keras kepalanya. Ia yakin bisa membuktikan bahwa Geo berselingkuh dengan wanita lain.
Berbeda dengan Erica, Arista adalah seorang wirausaha dengan berbagai macam produk makanannya. Arista memang pandai membuat banyak jenis makanan dan rasanyapun sangat enak. Jangan lihat penampilan Arista yang modis saja, tapi kalau di dapur dia tetaplah memakai kaus dan celana pendek saja.
"Oke, Ta, kalo lo udah nemu buktinya, kirim ke gue dan share lokasi lo, biar gue langsung dateng ke TKP." ujar Erica semangat. Ia juga ingin membuktikan bahwa apa yang dikatakan Arista adalah benar adanya dan bukan hoaks belaka.
"Siap, gue bakal buktiin kalo apa yang gue bilang itu benar!" kata Arista. Erica tertawa melihat Arista yang bar-bar seperti itu. Sahabatnya walaupun agak galak dalam penuturan katanya, ia tetap percaya bahwa apa yang dikatakan semua demi kebaikan Erica.
"Nih, lo makan. Awas lo ya kalo nggak makan!" kata Arista sasmbil menyodorkan macaroni schotel buatannya. Hmm... wangi kejunya berasa bangeeet, pasti pakai keju edam. Hehehe. Tahu aja Arista kalau Erica paling suka macaroni schotel buatannya. Arista pamit pulang meninggalkan apartemen Erica. Ya, Erica tinggal di sebuah apartemen dengan fasilitas yang cukup bagus. Arista sering datang ke apartemen Erica untuk bermalas-malasan kalau Erica sedang tidak ada, tidak perlu merasa tidak enak, karena Erica memang tinggal sendiri.
Keesokan harinya, Arista sedang bertemu dengan klien di sebuah hotel bintang lima. Ia memang sudah memiliki janji dari bulan lalu untuk mengisi acara disebuah perusahaan besar sebagai catering. Jujur saja, karena baru pertama kali melayani klien seperti ini, Arista memilih tempat yang bagus dan layak untuk menunjukkan bahwa imagenya juga tinggi dan tidak main-main.
Saat meeting baru saja selesai, Arista melihat Geo yang berjalan dengan santainya ke arah lift. Arista pamit dengan sopan terhadap kliennya. Karena meeting juga sudah selesai dan tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, sang klien mempersilakan Arista untuk undur diri.
Geo menaiki lift ke lantai tujuh. Arista mengetahuinya karena mengikutinya. Ia memakan masker dan jugua kacamata sehingga tidak terlalu dikenali oleh Geo. Geo yang tidak peduli dengan orang disekitarnya, tidak menyadari bahwa ada Arista disana.
Arista segera mengirimkan pesan teks kepada Erica.
Lo hrs tebak gw ad dmn, Gw ad di hotel Hitman. lo hrs ksini krn gw liat Geo ke lt7 !! gw lg ikutin dy. GC lo ksini!
Saat sedang bekerja, Erica menerima pesan dari Arista dan membaca pesan singkatnya. Saat itu pukul empat sore. Sedikit lagi jam pulang. Tidak mungkin kan Erica ijin di jam segitu? Mau alasan apa?
Gw msh krja. Jm5 plg. Lo bs fotoin dl g?nanti plg krja gw ksana! balas Erica melalui pesan singkat.
Belum lima menit pesannya terkirim, Erica sudah mengirimkan foto lorong hotel dengan cahaya yang sedikit minim. Foto itu tidak menunjukkan wajah ataupun tubuh Geo. Tapi sepatu yang Geo kenakan sudah membuktikan bahwa itu Geo. Erica mengetahuinya karena ia pernah membelikannya waktu pergi ke departement store. Hati Erica bergetar. Ia tidak sanggup lagi melihat bukti yang dikirimkan oleh Arista. Ternyata yang Arista katakan bukanlah sebuah kebohongan.
Geo memasuki sebuah kamar dengan nomor 741. Setelah Geo masuk, Arista kembali memotret nomor pintu kamar yang tertera disana dan ia mengirimkannya lagi pada Erica.
?
Gw tunggu lo dsni smpe Geo kluar!! plg kerja lgs kesini, Okey! bye.
Arista megirimkan lagi foto nomor kamar hotel yang baru saja dimasuki Geo. Ia gatal sekali ingin menangkap basah Geo karena telah bermain api dibelakang Erica.
Sedangkan Erica sendiri yang sudah merasa gemetar, tidak bisa lagi berpikir jernih dan tidak tahu harus membalas apa dengan pesan yang dikirimkan oleh Arista.
Tok, tok!
Erica terkejut dengan suara meja yang diketuk oleh seseorang. Ia segera meletakkan ponselnya dan melihat siapa yang telah mengetuk mejanya. Ya ampun, itu Pak Jonathan!! Atasannya yang telah mengetuk mejanya. Waduh, gawat !! batin Erica.
"I...iya, Pak." kata Erica gugup. Sesungguhnya tidak ada yang bisa menolak ketampanan bosnya ini. Menjadi sekretarisnya harus memiliki hati dan iman yang kuat. Karena Jonathan memiliki paras wajah yang tampan dan tubuh yang wangi. Setiap Jonathan berjalan melewati meja karyawannya, harum tubuhnya pasti akan tercium oleh seisi ruangannya.
"Saya minta laporan penjualan selama seminggu ini. Kamu nggak dengar saya?" ulang Jonathan. Erica yang merasa salah tingkah menjadi sedikit tidak fokus karena sejak tadi Arista mengirimkan pesan terus menerus.
"Oh, iya, Pak, maaf, Pak. Segera saya kirim ya ke e-mail Bapak." kata Erica sambil tersenyum.
"Oke, saya tunggu ya."
"Baik, Pak."
Erica segera menyelesaikan pekerjaannya sore itu. Hatinya merasa tidak tenang setelah mendapat banyak pesan dari Arista. Setelah ia menyerahkan laporan kepada Jonathan, ia segera pamit pulang karena sore itu dia ada urusan lain. Tanpa banyak tanya, Jonathan langsung mempersilakan Erica pulang tepat jam lima.
Erica memesan taksi online dan langsung menuju hotel yang dikatakan oleh Arista. Hatinya berdebar-debar, meski begitu ia juga harus tahu kebenarannya. Bukan hanya dari perkataan Arista saja. Jadi Erica tahu langkah apa yang harus ia tempuh selanjutnya dalam hubungan percintaannya ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments