Takdir Cinta
Suasana mencekam dirasakan oleh ketiga orang yang saat ini tengah berada dalam sebuah rumah besar berlantai dua itu. Perdebatan diantara mereka kembali terdengar semenjak kemarin saat mereka kedatangan tamu penting mereka.
''Mau tak mau kamu harus menikah dengannya, Ana. Papa tak mau mendengar penolakan darimu,'' bentak seorang laki-laki paruh baya kepada putri semata wayangnya. Saat ini mereka tengah berada di meja makan setelah menikmati makan malam bersama. Setelah mengatakan itu, Laki-laki itu pun meninggalkan meja makan dengan raut wajah yang menyeramkan.
Ana. Lebih tepatnya Isyana Mega Soraya, yang biasa dipanggil Ana. Putri semata wayang dari pasangan Guntur Soraya dan Mega Puri Harjasa. Putri cantik yang terlahir di tengah-tengah keluarga yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Guntur Soraya merupakan seorang Walikota Surabaya. Tahun ini merupakan tahun terakhirnya menjabat di periode pertama. Ia berencana mencalonkan dirinya kembali menjadi Walikota Surabaya.
Namun untuk mencapai itu, Guntur memerlukan sokongan dari berbagai pihak. Salah satunya dari salah satu sahabatnya yang merupakan seorang pengusaha tambang batubara yang sangat sukses. Untuk mencapai tujuan bersama, Baik Guntur dan sahabatnya itu menjodohkan putra-putrinya agar memperkuat tali persaudaraan mereka.
Kemarin malam merupakan pertemuan pertama bagi keluarga Ana dan juga keluarga Calon suaminya. Betapa terkejutnya saat Anda mengetahui siapa orang yang akan dijodohkan padanya nanti.
Ferdian. Ferdian Bagas Dewangga. Mantan kakak kelasnya semasa sekolah menengah atas yang pernah ia tolak cintanya.
Tentu Anda tak menginginkan perjodohan ini terlaksana. Apalagi calonnya merupakan seorang playboy yang suka main-main dengan banyak wanita. Ia tidak buta. Ia tahu sepak terjang laki-laki itu dari sahabatnya yang memang kekasih dari teman Ferdian.
''Tolong bujuk Papa, Ma. Ana gak mau nikah sama Ferdian. Please, Ma.'' ucap Ana memohon dukungan mamanya.
Kini Mega tampak bingung harus memihak kepada siapa. Satu sisi ia sangat mencintai putri satu-satunya itu. Disisi lain ia harus mematuhi segala tindak tanduk Guntur yang merupakan kepala keluarganya.
''Yang sabar ya, Sayang. Mama usahakan untuk bisa membujuk Papa nanti,'' ucap Mega akhirnya. Ia sangat sedih melihat putrinya kini tengah menangis tersedu akibat perjodohan yang diatur oleh suaminya demi keberhasilan pemilu tahun depan.
Setelah itu kedua wanita beda usia tersebut meninggalkan area meja makan dan memasuki kamar mereka masing-masing.
Setibanya di dalam kamar, Ana kembali mengingat momen pertama kalinya ia dipertemukan dengan Ferdian kemarin malam di rumahnya.
Flashback
''An, cepat turun. Tamu Papa akan segera datang,'' teriak Mega dari lantai bawah.
''Baik, Ma.'' jawab Ana sambil teriak juga. Ia kembali melihat penampilannya yang dirasa sudah cukup cantik untuk menyambut kedatangan sahabat Papanya. Ia masih belum tahu jika malam itu merupakan salah satu malam terburuknya.
Setelah memastikan penampilannya sempurna, Ana segera turun dan membantu Mamanya di dapur.
''Memangnya siapa sih Ma, tamu Papa?'' tanya Ana penasaran.
''Nanti kamu juga tahu sendiri, Sayang.'' jawab Mega. Ana hanya mendengus kesal mendengar ucapan dari sang Mama.
Tak lama kemudian terdengar suara gelak tawa dari arah pintu depan. Itu artinya tamu Papanya sudah sampai dan mulai memasuki rumahnya.
''Ayo masuk, Arya. Kita langsung makan saja dulu,'' terdengar suara Papanya yang mengajak temannya yang bernama Arya untuk menuju meja makan. Ana dan Mega masih tampak sibuk di dapur. Mempersiapkan makanan untuk tamu-tamu itu.
''Sayang, Ana? Kemarilah. Papa kenalkan dengan sahabat baik Papa,'' suara Papa membuat Mega dan Ana menghentikan aktivitas mereka dan menyerahkan semuanya kepada para pelayan.
Saat Ana dan Mega sudah sampai di sana, seketika tubuh Ana membeku menatap seorang laki-laki yang berdiri tegap di samping Papanya itu. Laki-laki yang dulu sempat mengungkapkan perasaan nya kepada Ana tapi Ana menolaknya.
'Ferdian?' batin Ana tersentak kaget saat menyadari keluarga Ferdian-lah yang merupakan tamu dari Papanya.
Setelah berbasa basi, mereka semua segera menempati kursi masing-masing dan memulai makan malam mereka. Gelak tawa terdengar dari mulut para orang tua disana. Sedangkan Ana dan Ferdian tampak saling diam dan hanya sesekali menimpali ucapan dari orang tua mereka.
Ana bisa merasakan jika sejak pertama mata Ferdian tak lepas darinya. Bahkan beberapa kali ia menangkap sebuah senyum menyeringai dari bibir tebal Ferdian. Itu membuat Ana sedikit merasa was-was melihatnya.
Selesai makan malam bersama, kedua keluarga itu melanjutkan obrolan mereka di ruang tamu disana.
''Lalu bagaimana dengan rencana kita, Gun?'' tanya Arya.
''Jangan khawatir. Ana sudah menyetujuinya,'' jawab Guntur yang seketika membuat Ana sedikit tersentak. Ia menatap ke arah Papanya, seakan meminta kejelasan dari arti ucapannya. Namun hanya tatapan tajam yang ia dapatkan dari Papanya.
''Bagaimana dengan seminggu lagi. Menurutmu bagaimana, Fer?'' tanya Arya kepada Ferdian.
''Terserah Papa saja,'' jawab Ferdian santai. Ia terlihat masih fokus dengan ponselnya. Melihat hal itu membuat Arya menyenggol lengan sang putra hingga membuat Ferdian mau tak mau menyudahi bermain game-nya itu.
''Baiklah kalau begitu. Kita adakan pertunangan mereka seminggu lagi. Setelah itu kita atur pernikahan mereka sebulan kemudian. Bagaimana?'' tanya Guntur.
Duar
Ana yang mendengar ucapan dari sang Papa seketika membeku. Bak tersambar petir dimalam hari, ia merasakan dunianya runtuh saat itu juga. Bagaimana tidak, tanpa membicarakan terlebih dulu dengannya, Papanya mengatur pernikahannya dengan seorang laki-laki yang sialnya merupakan mantan kakak kelasnya dimasa lalu.
Flashback end
Tangis memilukan terdengar kembali dalam kamar milik Ana. Ia menumpahkan segala kesedihannya di bantal kesayangannya.
"Kenapa, Tuhan? Kenapa semua ini harus terjadi padaku? Tak bisakah aku menentukan pilihan masa depanku sendiri? Kenapa, Tuhan? Kenapa harus dia yang akan menjadi calon suamiku? Aku tak mau, Tuhan. Aku tak mau," ucap Ana sambil berderai air mata.
Bahkan ia tak diperbolehkan Papanya untuk keluar dari rumah mulai saat ini. Dompet dan ponselnya disita oleh Papanya tadi siang.
Guntur tak mau ambil resiko jika Ana sampai keluar dari rumah untuk saat ini. Apalagi Ana yang menolak dengan tegas Perjodohan itu. Bahkan untuk butik milik Ana, Guntur sudah memerintahkan kepada salah satu orang kepercayaannya untuk mengelolanya sampai rencananya berhasil.
Kejam? Iya, memang kejam seorang Guntur Soraya. Ia bisa menghalalkan segala cara untuk bisa mewujudkan segala keinginannya.
"Aku harus bisa keluar dari sini. Ya. Aku harus bisa," ucap Ana bermonolog sendiri.
Ia mulai memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa keluar dari rumah yang telah menjadi saksi tumbuh kembangnya itu.
''Maaf, Pa. Maaf, Ma. Ana tidak mau menikah sekarang. Apalagi dengan laki-laki itu,''
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
◌⑅⃝●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅⃝
hmm,ayah nya keras
2023-06-02
0
◌⑅⃝●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅⃝
kisah perjodohan... sangat menarik
2023-06-01
1
Not Found
jadi keinget kakakku :'
2023-03-18
0