Bab 4 Laki-laki misterius

Setelah memastikan semua aman, Ana segera bersiap-siap. Menggunakan kaos putih polos dan celana jeans-nya, dipadukan dengan jaket kulit miliknya membuat Ana seperti anak berandalan. Tak lupa topi dan sepatu kets nya juga. Setelah itu ia mengambil ransel yang sudah ia siapkan sebelumnya dan memakainya.

Ana berjalan mengendap-endap keluar dari kamar. Jalannya sedikit cepat, tapi ia berusaha untuk tak menimbulkan suara. Sesekali pandangannya mengamati sekitarnya.

Setibanya di dekat pos satpam, ia tersenyum menyeringai saat melihat dua penjaga gerbang rumahnya yang tampak tertidur sambil menonton televisi.

Kriettt

Dengan pelan-pelan Ana membuka pintu gerbang tinggi itu tanpa membuat kedua penjaganya terbangun. Tak lupa pula ia menutup kembali gerbang itu setelah berhasil keluar dari sana.

'Yes.' teriak Ana dalam hati saat ia sudah berhasil keluar dari sangkar emas yang diciptakan sang Papa untuk dirinya.

'Maafkan Ana, Ma, Pa. Ana belum siap menjalani hidup seperti yang Papa inginkan,' batin Ana seraya mulai berjalan menyusuri jalanan.

Suasana gelap tak membuat Ana merasa ketakutan. Meski hanya lampu jalan yang menjadi alat bantunya, tak menyulut semangat dalam diri Ana yang ingin meninggalkan rumahnya.

Tinggal dikawasan kompleks perumahan elit, membuat Ana harus berjalan lebih jauh untuk bisa mencapai jalan raya.

*hosh

hosh*

Napas Ana terdengar ngos-ngosan setelah berjalan hampir tiga puluh menit lamanya. Kini ia sudah sampai di jalan raya. Di tempatnya berdiri, Ana bisa melihat papan minimarket yang buka dua puluh empat jam.

Kedua mata Ana berbinar. Lalu dengan langkah tergesa-gesa ia berjalan menuju minimarket tersebut.

Setibanya di sana, Ana segera memasuki minimarket dan membeli beberapa makanan dan sebotol air mineral.

Setelah mendapatkannya, Ana duduk di depan minimarket seraya menikmati makanan yang tadinya ia beli.

'Ah, enaknya.' batin Ana saat merasakan perutnya mulai penuh. .Bahkan ia sampai bersendawa dibuatnya.

Ana mulai memikirkan bagaimana hidupnya kini kedepannya. Ia tak tahu tujuan kemana ia pergi. Sedangkan untuk menghubungi sahabatnya Ana tak bisa. Ia tahu jika bersama keduanya, Papanya bisa mengetahuinya.

''Aku harus kemana?'' ucap Ana bertanya pada dirinya sendiri. Membayangkan bagaimana kehidupannya setelah keluar dari rumah yang selama ini menjadi tempat bernaungnya.

Disaat dirinya tengah sibuk memikirkan bagaimana hidupnya kini, terlihat sebuah mobil Porsche mewah berhenti di depan minimarket tersebut.

Ckittt

Suara pedal rem yang diinjak membuat kesadaran Ana kembali. Ia melihat seorang laki-laki gagah yang turun dari mobil tersebut.

Laki-laki itu berjalan santai sambil mengangkat telepon menuju ke dalam minimarket.

'Haruskah?' tanya Ana dalam hati saat sebuah ide melintas begitu saja di benaknya.

Kemudian ia menoleh ke dalam minimarket melalui kaca jendela. Ia melihat laki-laki pemilik mobil itu tengah berdiri di depan lemari minuman dengan masih bertelepon ria.

''Ah, whatever. Yang penting aku pergi dulu. Jika nantinya ketahuan, aku akan pergi lagi. Huft,'' putus Ana begitu saja. Lalu dengan cepat ia berjalan menuju mobil mewah tersebut.

Ia tahu jika tadi sang pemilik mobil itu tidak menguncinya. Jadi Ana bisa leluasa masuk ke dalam sana.

'Di sini sajalah,' batin Ana lalu ia membuka kap mobil belakang. Dengan cepat ia masuk ke dalam sana dengan posisi meringkuk. Bertepatan dengan Ana menutup kembali kap mobil, laki-laki pemilik mobil itu juga tampak keluar dari minimarket sambil memegang sebuah kaleng minuman sejenis kopi instan.

''Oke, Pa. Akan aku bereskan, nanti. Ya sudah, Aku berangkat dulu, Pa. Nanti kalau sudah sampai di sana aku akan mengabari Papa dan Mama.''

''....''

''Hm, Love you too,'' ucap laki-laki itu lalu panggilan tersebut terputus.

Setelah itu laki-laki tadi segera menjalankan mobilnya meninggalkan tempat itu. Membelah jalanan sepanjang kota Surabaya yang saat ini tengah lenggang. Dikarenakan saat ini menunjukkan waktu lewat tengah malam.

'Mau kemana perginya nih orang ?' tanya Ana dalam hati. Sejak tadi mobil yang ditumpanginya itu belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Itu membuatnya semakin was-was saja.

'Tak mungkin kan, mau ke luar kota? Eh, tapi tak masalah juga, kan? Semakin menjauh dari Surabaya, semakin baik.' imbuh Ana.

Saat ini yang ada di benaknya hanya ingin menjauh dari kedua orang tuanya sebentar. Ia masih belum siap menjalani biduk rumah tangga. Ana masih terlalu muda untuk menjadi seorang istri apalagi seorang ibu.

Ia masih ingin menjadi lebih sukses agar bisa membuktikan kepada seluruh orang jika dirinya bisa berdiri diatas kaki nya sendiri tanpa embel-embel orang tuanya terlebih nama besar sang Papa.

'Semoga keputusan yang aku ambil ini sudah tepat, Tuhan.' ucap Ana dalam hati berdoa kepada Tuhan-nya.

Semakin lama mata Ana semakin berat hingga tanpa sadar ia tertidur di dalam kap mobil belakang tersebut.

Setelah menempuh perjalanan hingga beberapa jam lamanya, kini mobil mewah tersebut tibah di depan sebuah pagar besar nan megah.

*Tin

Tin*

Suara klakson mobil itu seketika membangunkan Ana yang tadinya tertidur. Tanpa sadar ia ingin beranjak namun kepalanya langsung terbentur kap mobil.

''Aduh,'' ucap Ana sambil memegangi kepanya yang terasa pening. Ana sampai memijitnya perlahan karena memang benturan di kepalanya tadi lumayan keras.

Ana merasakan mobil itu kembali berjalan setelah tadi berhenti.

Karena rasa ingin tahunya yang tinggi, membuat Ana membuka sedikit kap mobil itu. Kedua mata Ana bisa melihat sebuah gerbang tinggi nan megah, melebihi pagar rumahnya. Bahkan terlihat tiga kali lebih besar dari miliknya.

Lalu tiga orang pria yang sudah berumur berpakaian sama seperti pakaian penjaga rumah.

''Apa mereka satpam rumah?'' tanya Ana sendiri. Semakin lama pandangan mata Ana melihat pemandangan yang ada di depan matanya.

Ia kini yakin jika sekarang dirinya tengah berada di dalam kawasan rumah atau mansion milik laki-laki tadi.

Ckitt

Ana bisa merasakan mobil itupun berhenti dengan sempurna. Terparkir di sebelah mobil yang sama mewahnya namun berbeda warna saja.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu depan terbuka. Lamat-lamat Ana bisa mendengar suara laki-laki tadi dengan seorang wanita paruh baya.

''Tolong ambilkan barangku di dalam, Bi.'' ucap laki-laki itu dengan asisten rumah tangganya.

''Baik, Den'' jawab wanita tua itu.

Suara langkah kaki mulai menjauh membuat Ana menghela napas leganya. Namun belum juga lega itu hilang semua, terdengar lagi suara yang membuat dirinya merasa deg-degan.

''O iya, Bi. Di bagasi belakang ada sebuah tas kecil berisi kue kering bikinan Mama. Bagikan kepada semua pelayan ya,'' ucap laki-laki itu.

deg..deg

Jantung Ana berdetak lebih kencang mendengar ucapan laki-laki itu.

''Mam***. Itu artinya aku akan ketahuan,'' ucap Ana.

''Siap, Den Rizal. Nyonya besar memang yang terbaik, hehe.'' ucap Bibi itu lagi.

'Jadi namanya Rizal?' ucap Ana dalam hati. Ia semakin dibuat penasaran dengan sosok laki-laki yang ditemuinya tadi malam itu.

Belum juga ia tersadar dari lamunannya, kap mobil itu tiba terbuka dan membuat terkejut Bibi yang tadi hingga membuatnya menjerit histeris.

Aaaaa

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Eka Elisa

Eka Elisa

waduh....smoga kmu ikut orang baik ya ana....dn kmu bisa buktiin ma papa mama kmu lok kmu bisa suksess dn mndiri tnpa mreka...

2022-12-25

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perjodohan
2 Bab 2 Ana Beraksi
3 Bab 3 Aku tidak baik-baik saja,
4 Bab 4 Laki-laki misterius
5 Bab 5 Siapa kau?
6 Bab 6 Ana Hilang
7 Bab 7 Hari Pertama
8 Bab 8 Mengenal sosok Rizal
9 Bab 9 Asal-usul Ana
10 Bab 10 Memasak
11 Bab 11 Ternyata pintar memasak
12 Bab 12 Dua toples kaca
13 Bab 13 Gara-gara Rolade
14 Bab 14 Suara merdu di pagi hari
15 Bab 15 Ana Ngambek
16 Bab 16 Satu potong Rolade
17 Bab 17 Kue Thumbprint merah
18 Bab 18 Kamar Majikan
19 Bab 19 Mangsa baru Ana
20 Bab 20 Secangkir kopi hitam
21 Bab 21 Virus menular Bi Ratmi
22 Bab 22 Harimau Bali jinak
23 Bab 23 Taruhan
24 Bab 24 Sampai meneteskan air liur
25 Bab 25 Di balik pohon rindang
26 Bab 26 Samuel dan Ana
27 Bab 27 She's Mine.
28 Bab 28 Ujian dari Dewa Cinta
29 Bab 29 Di dalam Kamar Ana
30 Bab 30 Pulang belanja
31 Bab 31 Jajanan khas Bali
32 Bab 32 Derita Hari Pertama
33 Bab 33 Ana Sakit
34 Bab 34 Persiapan Pesta
35 Bab 35 Renata dan David Fernandez
36 Bab 36 Renata dan Ana
37 Bab 37 Membuat Puding
38 Bab 38 Kisah Renata
39 Bab 39 Kebiasaan Renata saat dicuekin David
40 Bab 40 Terkunci di dalam kamar bersama
41 Bab 41 Jadilah Kekasihku,
42 Bab 42 Kekasih baru Rizal
43 Bab 43 Kekesalan Rizal
44 Bab 44 Mengantar Kopi
45 Bab 45 Jatuh dalam pesonanya
46 Bab 46 Kedatangan keluarga Ferdian
47 Bab 47 Persiapan H-1
48 Bab 49 Tertangkap basah
49 Bab 48 Terjebak di ruang kerja
50 Bab 50 Penjelasan Rizal
51 Bab 51 Aku juga, Mas.
52 Bab 52 Saling memancing
53 Bab 53 Merindukan sahabat terbaik
54 Bab 54 Menuruti kemauan Renata
55 Bab 55 Dilema
56 Bab 56 Mama Anggun tahu?
57 Bab 57 Bekas itu
58 Bab 58 Ana bercerita
59 Bab 59 Masa lalu Ana dan Ferdian
60 Bab 60 Wanita Simpanan
61 Bab 61 Breaking News
62 Bab 62 Balas Budi
63 Bab 63 Permintaan Ana
64 Bab 64 Penjelasan Ana
65 Bab 65 Beli Seblak
66 Bab 66 Meremehkan Ana
67 Bab 67 Menjalankan rencana
68 Bab 68 Menyerahkan semuanya
69 Bab 69 Ana Pergi
70 Bab 70 Ana Pulang
71 Bab 71 Aku mencintainya
72 Bab 72 Aku mencintaimu
73 Bab 73 Makan Malam
74 Bab 74 Kedatangan para sahabat
75 Bab 75 H-1 Pernikahan
76 Bab 76 Kedatangan Rizal
77 Bab 77 Malam pertama?
78 Bab 78 Tiba di rumah Ferdian
79 Bab 79 Menjadi Pembantu
80 Bab 80 Mendatangi Ana
81 Bab 81 Teh Asin
82 Bab 82 Kepergok Rizal
83 Bab 83 Rencana Richard
84 Bab 84 Semakin Menjadi
85 Bab 85 Elisa Dewangga
86 Bab 86 Ancaman Ferdian
87 Bab 87 Kepulangan Elisa
88 Bab 88 Diguyur air
89 Bab 89 Kenikmatan dan Kenangan
90 Bab 90 Sonia vs Ana
91 Bab 91 Ferdian vs Elisa
92 Bab 92 Kekalahan Guntur
93 Bab 93 Ferdian Berbohong
94 Bab 94 Menabrak orang
95 Bab 95 Bertemu Ana
96 Bab 96 Kemurkaan Ferdian
97 Bab 97 Tidak mencintai ku lagi?
98 Bab 98 Ferdian dan Sonia
99 Bab 99 Ana tersipu
100 Bab 100 Tak bisa menemukan Ana
101 Bab 101 Rencana besar Rizal
102 Bab 102 Guntur dan Ana
103 Bab 103 Pemuas has rat
104 Bab 104 Perusahaan baru
105 Bab 105 Arga Wijaya
106 Bab 106 Masalah baru
107 Bab 107 Memanfaatkan sahabatnya
108 Bab 108 Kedatangan Aron
109 Bab 109 Arkana Kingsley
110 Bab 110 Rencana Arkana
111 Bab 111 Penyesalan Guntur
112 Bab 112 Menikah denganku
113 Bab 113 Sidang Perceraian
114 Bab 114 Terbongkar
115 Bab 115 Masuk Perangkap
116 Bab 116 Tentang Suganda
117 Bab 117 Margaretha?
118 Bab 118 Tercyduk
119 Bab 119 Aku mencintaimu
120 Bab 120 Melamar
121 Bab 121 Meminang Ana
122 Bab 122 Perjaka Karatan
123 Bab 123 Surprise untuk Ana
124 Bab 124 Isyana C&C
125 Bab 125 Menjemput Ana
126 Bab 126 Pemilik La Fantas
127 Bab 127 H-1 Pernikahan
128 Bab 128 Hari Pernikahan -END
129 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 1 Perjodohan
2
Bab 2 Ana Beraksi
3
Bab 3 Aku tidak baik-baik saja,
4
Bab 4 Laki-laki misterius
5
Bab 5 Siapa kau?
6
Bab 6 Ana Hilang
7
Bab 7 Hari Pertama
8
Bab 8 Mengenal sosok Rizal
9
Bab 9 Asal-usul Ana
10
Bab 10 Memasak
11
Bab 11 Ternyata pintar memasak
12
Bab 12 Dua toples kaca
13
Bab 13 Gara-gara Rolade
14
Bab 14 Suara merdu di pagi hari
15
Bab 15 Ana Ngambek
16
Bab 16 Satu potong Rolade
17
Bab 17 Kue Thumbprint merah
18
Bab 18 Kamar Majikan
19
Bab 19 Mangsa baru Ana
20
Bab 20 Secangkir kopi hitam
21
Bab 21 Virus menular Bi Ratmi
22
Bab 22 Harimau Bali jinak
23
Bab 23 Taruhan
24
Bab 24 Sampai meneteskan air liur
25
Bab 25 Di balik pohon rindang
26
Bab 26 Samuel dan Ana
27
Bab 27 She's Mine.
28
Bab 28 Ujian dari Dewa Cinta
29
Bab 29 Di dalam Kamar Ana
30
Bab 30 Pulang belanja
31
Bab 31 Jajanan khas Bali
32
Bab 32 Derita Hari Pertama
33
Bab 33 Ana Sakit
34
Bab 34 Persiapan Pesta
35
Bab 35 Renata dan David Fernandez
36
Bab 36 Renata dan Ana
37
Bab 37 Membuat Puding
38
Bab 38 Kisah Renata
39
Bab 39 Kebiasaan Renata saat dicuekin David
40
Bab 40 Terkunci di dalam kamar bersama
41
Bab 41 Jadilah Kekasihku,
42
Bab 42 Kekasih baru Rizal
43
Bab 43 Kekesalan Rizal
44
Bab 44 Mengantar Kopi
45
Bab 45 Jatuh dalam pesonanya
46
Bab 46 Kedatangan keluarga Ferdian
47
Bab 47 Persiapan H-1
48
Bab 49 Tertangkap basah
49
Bab 48 Terjebak di ruang kerja
50
Bab 50 Penjelasan Rizal
51
Bab 51 Aku juga, Mas.
52
Bab 52 Saling memancing
53
Bab 53 Merindukan sahabat terbaik
54
Bab 54 Menuruti kemauan Renata
55
Bab 55 Dilema
56
Bab 56 Mama Anggun tahu?
57
Bab 57 Bekas itu
58
Bab 58 Ana bercerita
59
Bab 59 Masa lalu Ana dan Ferdian
60
Bab 60 Wanita Simpanan
61
Bab 61 Breaking News
62
Bab 62 Balas Budi
63
Bab 63 Permintaan Ana
64
Bab 64 Penjelasan Ana
65
Bab 65 Beli Seblak
66
Bab 66 Meremehkan Ana
67
Bab 67 Menjalankan rencana
68
Bab 68 Menyerahkan semuanya
69
Bab 69 Ana Pergi
70
Bab 70 Ana Pulang
71
Bab 71 Aku mencintainya
72
Bab 72 Aku mencintaimu
73
Bab 73 Makan Malam
74
Bab 74 Kedatangan para sahabat
75
Bab 75 H-1 Pernikahan
76
Bab 76 Kedatangan Rizal
77
Bab 77 Malam pertama?
78
Bab 78 Tiba di rumah Ferdian
79
Bab 79 Menjadi Pembantu
80
Bab 80 Mendatangi Ana
81
Bab 81 Teh Asin
82
Bab 82 Kepergok Rizal
83
Bab 83 Rencana Richard
84
Bab 84 Semakin Menjadi
85
Bab 85 Elisa Dewangga
86
Bab 86 Ancaman Ferdian
87
Bab 87 Kepulangan Elisa
88
Bab 88 Diguyur air
89
Bab 89 Kenikmatan dan Kenangan
90
Bab 90 Sonia vs Ana
91
Bab 91 Ferdian vs Elisa
92
Bab 92 Kekalahan Guntur
93
Bab 93 Ferdian Berbohong
94
Bab 94 Menabrak orang
95
Bab 95 Bertemu Ana
96
Bab 96 Kemurkaan Ferdian
97
Bab 97 Tidak mencintai ku lagi?
98
Bab 98 Ferdian dan Sonia
99
Bab 99 Ana tersipu
100
Bab 100 Tak bisa menemukan Ana
101
Bab 101 Rencana besar Rizal
102
Bab 102 Guntur dan Ana
103
Bab 103 Pemuas has rat
104
Bab 104 Perusahaan baru
105
Bab 105 Arga Wijaya
106
Bab 106 Masalah baru
107
Bab 107 Memanfaatkan sahabatnya
108
Bab 108 Kedatangan Aron
109
Bab 109 Arkana Kingsley
110
Bab 110 Rencana Arkana
111
Bab 111 Penyesalan Guntur
112
Bab 112 Menikah denganku
113
Bab 113 Sidang Perceraian
114
Bab 114 Terbongkar
115
Bab 115 Masuk Perangkap
116
Bab 116 Tentang Suganda
117
Bab 117 Margaretha?
118
Bab 118 Tercyduk
119
Bab 119 Aku mencintaimu
120
Bab 120 Melamar
121
Bab 121 Meminang Ana
122
Bab 122 Perjaka Karatan
123
Bab 123 Surprise untuk Ana
124
Bab 124 Isyana C&C
125
Bab 125 Menjemput Ana
126
Bab 126 Pemilik La Fantas
127
Bab 127 H-1 Pernikahan
128
Bab 128 Hari Pernikahan -END
129
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!