"Tidak perlu, aku sudah baikan kok. Hanya sebuah tamparan kecil ini tidak masalah," Sila menutupi kenyataan bahwa pipinya sangatlah sakit.
" Maaf kalau aku boleh tahu, ada masalah apa antara kamu, pria, dan wanita itu? Mengapa wanita itu sampai menamparmu separah ini?" Robby merasa penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi antara sila Dewa dan juga Rose.
" Sebenarnya, semuanya hanya murni salah paham. Mungkin karena Rose sangat mencintai Dewa, jadi dia sampai begitu arogan. Sehingga melabrak aku seperti ini, tapi tidak apa-apa ini pantas aku terima. Karena aku memang sedang menyelidiki Dewa dan aku mengira dewa adalah sosok suamiku yang hilang, dia sangat mirip sekali dengan suamiku." Sila mengakui kesalahan yang ia lakukan. Seharusnya ia tidak melakukan ini terhadap Dewa, sehingga dia tidak harus mengalami tamparan yang cukup keras dari Rose yang tidak lain adalah tunangan dari di Dewa sendiri.
" Tunggu, jadi menurutmu Dewa itu sangat mirip dengan suamimu yang hilang? Tapi apa Dewa itu mengenalimu? Aku lihat dia tidak berusaha untuk menolongmu, dia hanya membawa wanita itu pergi meninggalkanmu, Apa kamu yakin lelaki itu adalah suamimu yang hilang?" Robby mencoba lebih dalam lagi menginterogasi masalah yang terjadi di dalam kehidupan Sila. Karena baginya itu sangat menarik. Sebagai seorang yang pernah belajar ilmu psikologi, bisa dipastikan bahwa itu adalah hasil dari insting Sila yang sangat besar terhadap sosok Dewa yang ia rasa adalah suaminya yang hilang.
" Aku tidak begitu yakin Robby, tapi aku merasa ada banyak hal kesamaan antara Dewa dengan Andra suamiku. Kemungkinan mereka adalah orang yang sama dan bodohnya aku malah berpikir bahwa Dewa itu adalah suamiku yang sedang lupa ingatan. Tapi apa itu mungkin? Sepertinya itu hanya halusinasiku saja. Aku merasa diriku ini perlu pergi ke psychiater agar kembali normal" Sila memainkan jari-jarinya untuk menghilangkan rasa gugup, karena saat ini saya sedang mencurahkan perasaannya kepada seseorang yang baru saja dikenalnya dalam waktu 1 hari. Seharusnya ini tidak boleh dilakukan, tapi Sila tidak punya pilihan. Ia ingin berbagi dan ia bingung kepada siapa ia berbagi selain kepada Robby yang ada di sampingnya.
" Jangan buru-buru ke pisikiater, itu bukan suatu ke anehan. Wajar saja jika kamu merasa bahwa si Dewa itu adalah sosok suamimu yang hilang karena kamu pasti sangat mengenal suamimu dengan baik dan apa yang menjadi kesamaan antara Dewa dan suamimu itulah yang memicu pemikiranmu untuk menuju ke sana. Membayangkan bahwa sesungguhnya itu adalah sosok suamimu yang hilang. Aku doakan semoga saja memang benar bahwa Dewa adalah suamimu yang hilang. Agar kamu merasa kembali bahagia dan semangat. Aku siap membantu apabila kamu membutuhkan bantuan" Meskipun diam-diam Robby menaruh hati kepada Sila, tapi ia lebih mengutamakan perasaan Sila dan menghargai bahwa wanita itu masih sangat mencintai suaminya, berharap suaminya akan kembali dalam kehidupannya, sangat tidak etis jika tiba-tiba dia datang dan meminta ruang kosong dalam hati wanita itu untuk ia tempati.
" Terima kasih Robby. Apabila Aku membutuhkan sesuatu aku pasti akan segera menghubungimu. Maaf kalau aku membuatmu tidak nyaman dengan cerita-cerita ku ini. Aku tidak tahu lagi harus berbicara kepada siapa, aku tidak punya seseorang yang bisa membuat aku bercerita dengan bebas sebab hanya aku sendiri yang merasa bahwa Dewa itu adalah Andra suamiku. Apabila Aku mengatakan hal ini kepada orang-orang rumah, aku pasti akan dianggap sebagai orang gila, karena mereka semua sudah meyakini bahwa suami sudah meninggal." Sila memang tidak mempunyai pendukung, bahkan mamanya Andra pun sudah mengklaim bahwa Andra telah meninggal dunia. Mereka semua tidak akan percaya apabila sila memberitahu tentang semua ini.
" Baiklah, kamu bisa mengandalkan aku. Aku akan membantumu mencari tahu, siapa Dewa sebenarnya. Tapi memang kamu harus percaya padaku. Aku memang orang baru, tapi aku sangat bersimpati dengan masalahmu, semoga titik terang tentang siapa Dewa sebenarnya bisa terungkap," Robby menawarkan diri untuk menjadi mata-mata Sila dan mengungkapkan siapa Dewa yang sebenarnya. Jika berbicara tentang keraguan sebenarnya Sila sangat ragu untuk mempercayai lelaki yang ada di sampingnya. Tetapi, untuk saat ini dia tidak punya pilihan. Orang rumah pun tidak akan ada yang mendukungnya termasuk Mama mertua.
" Baiklah, terima kasih Robby atas bantuanmu. Aku berharap banyak padamu. Tapi suatu hari nanti, aku pasti akan membalas kebaikan kamu padaku. Jujur, saya sangat memerlukan banyak informasi tentang dewa. Aku tidak bisa menghancurkan perasaanku. Aku benar-benar merasa kalau dewa adalah Andra suamiku," Sila memang hanya bisa mengandalkan instingnya, karena dia tidak punya pilihan lain. Memang seharusnya ia bisa menyewa seorang detektif tapi ia lebih percaya kepada dirinya sendiri.
" Jangan sungkan, meskipun kita teman baru saja bertemu, tapi anggap saja aku adalah teman lama mu. Anggap saja aku adalah orang yang paling mengerti mu, aku akan membantumu menemukan suamimu lagi. Tapi satu pesanku, jika dia bukan suamimu, berusahalah untuk membuka perasaanmu untuk orang lain," Robby menatap ke depan ia tampak begitu fokus. Tapi sebenarnya, di dalam pikirannya penuh dengan beberapa pertanyaan yang ia masih belum menemukan jawabannya.
Dia benar-benar ingin serius membantu sila untuk menemukan suaminya. Memang ia mengakui saat bertemu dengan seorang Sila, Robby langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Entah apa yang membuatnya merasa seperti itu tapi aura Sila tampak sangat berbeda dan menarik perhatiannya.
" Terima kasih sekali lagi, Robby. Jujur, saat ini aku memang membutuhkan pertolongan untuk menemukan suamiku. Aku berharap banyak padamu," Shila menatap lelaki yang ada di sampingnya itu .Ia tidak percaya ada seorang lelaki yang mau dengan senang hati membantunya padahal mereka terhitung baru saja bertemu.
" Ini ambil kartu Namaku, apabila kamu butuh sesuatu segera telepon aku jam berapa pun. Jangan sungkan, aku akan tetap menerimanya dengan baik dan aku juga jarang tidur karena harus lebih banyak terjaga," Robby memberikan kartu berwarna hitam kepada sila itu adalah ID card nya. Di sana tertulis nama Robby Setiawan dan nomor telepon yang terlampir, Sila baru tahu ternyata jabatannya Direktur.
" Sekali lagi terima kasih atas ketersediaanmu membantu menuntaskan masalahku. Aku datang-datang justru membuat kamu tambah pusing karena curhatanku yang panjang seperti rel kwreta api,“ Robby hanya bisa tersenyum mendengar penuturan wanita yang ada di sampingnya itu. Dia tidak menyangka jika akhirnya mereka berdua bersahabat sekarang.
"Sama-sama, apabila aku bisa membantu aku pasti akan membantumu. Jangan pernah sungkan padaku. Aku bukan orang asing, dan kita kan sudah mengenal sebelumnya” Robby menunjukkan sifat rendah hati nya di depan Sila. Ia sungguh sangat perduli dengan ibu dua anak itu, hingga tersentuh untuk membantunya untuk menemukan keberadaan suaminya.
Jangan lupa baca, like, dan comment karya kontrak aku yang terbaru judulnya "My Workaholic Husband".Terima kasih semuanya. Follow juga IGku: @ratuasmara_06
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Fhita Iftha
Semoga andra dan sila cepat bersatu
2020-10-31
1
Eti Guslidar
dewa atau andra sama ya
2020-06-10
0
Yanto Fitrih
semoga andra dan sila bersatu kembali...
2020-06-04
1