Karena Amin Yang Sama
Viona pagi ini direpotkan oleh akad nikah kakaknya laki-laki, Viona menyiapkan segala kebutuhan saat mau resepsi di hotel bintang lima di kota mereka
"Viona.. peniti jilbab mana?" Tanya ibu Heti yaitu ibu Viona
"Bentar ma, masih ikat rambut nih" Jawab Viona sedikit teriak menyahuti ibunya.
"Dek.. jilbab kakak mana?" Teriak kak Yesi dalam kamarnya.
Samar-samar Viona dengar dari kamarnya.
"Kak Yesi jilbabnya simpan dimana sih?, Kenapa gak disiapkan dari malam kak" Viona mulai mengomel seperti ibu-ibu kompleks karena dibingungkan kebutuhan orang serumah.
"Dek jam tangan kakak mana?" Tanya Rifal yang akan menikah hari ini dan malam langsung adakan resepsi.
Viona mulai bertolak pinggang sembari menghela napas kasar dan membuangnya perlahan.
"Kak, itu sudah pakai jam tangan" tunjuk Viona.
"Carikan yang silver dek supaya senada dengan warna jasnya".
Viona memutar bola matanya malas, meskipun seperti itu tapi ia tetap nurut. Masih dalam proses pencarian jam tangan tiba-tiba datang gadis kecil imut yang berumur 4 tahun.
"Bibi jilbab ibu mana?" Tanyanya sambil menarik kebaya Viona.
"Ya Allah.. Kenapa malah aku yang sibuk seperti ini" gumam Viona lalu menuntun ponakan kecilnya itu menuju kamar ibunya.
"Viona, mama sudah keringatan tunggu peniti jilbab dari kamu?" Ucap ibu Heti sambil jalan menuju pintu kamar dimana dia berada.
Viona dibuat bingung belum mencari jam tangan, jilbab dan peniti, belum lagi ponakannya yang sudah menuntunnya untuk ke meja makan.
"Bibi bingung nih? Tadi tanyakan jilbab untuk ibu sekarang malah menuntun bibi ke meja makan" Viona curhat pada ponakan yang belum mengerti sama sekali tentang pusingnya Viona saat ini.
"Bibi.. tapi Ainun lapar" jawabnya sambil mengusap perutnya.
Viona dibuat gemas dengan ucapan ponakannya yang cute itu.
"Oke, gadis cantik Ainun. Bibi cantik ambilkan yaa" Jawab Viona dan langsung menyendokkan nasi serta lauk pauk untuk ponakannya.
Ainun yang sudah duduk anteng di kursi sambil menunggu makanannya.
"Bibi itu kebanyakan, Ainun gak habisin" ujarnya lagi.
"Waduh.. panggil Kak Yesi aja kalau gitu" batin Viona.
"Ainun cantik, bibi ke kamar dulu ya, bentar saja" ucap Viona yang diangguki oleh gadis cantik Ainun.
Viona ke kamar yesi dengan buru-buru sampai disana langsung mengetuk pintu lalu ia masuk.
"Kak Yesi, Ainun mau makan tu" Ujar Viona sambil duduk dibibir ranjang kakaknya.
"Dek, kakak lagi memakai jilbab ni.. temanin dulu dong" Pintanya sambil menoleh kearah adiknya Viona, lalu mengangkat jarinya.
"Suapin nanti bajunya kotor" Yesi mewanti-wanti adiknya.
"Kakak.." Ucap Viona ingin protes tidak terima tapi Yesi yang sudah menghampirinya dengan tatapan lembut yang membuat Viona tidak bisa menolak.
"Dek, dulu kakak jaga kamu lho waktu kecil" Ucapnya dengan lembut depan Viona.
Viona mengerutkan kening, ia pikir kakaknya akan mengatakan hal yang membuatnya terharu ternyata ucapan kakaknya hanya mengungkit masa lalu yang membuat Viona malas seketika kalau tidak mengingat ponakannya.
"Iyaa" jawab Viona dengan malas lalu ia pergi menghampiri ponakannya itu.
Viona sudah tidak karuan, jauh dari kata cantik layaknya seorang perempuan yang lagi siap-siap ke akad nikah kakaknya.
"Ya Allah" pekik Viona melihat ponakannya yang belepotan. Bagian mulut dan baju kotor karena laun yang ia makan.
Suara Viona menggelegar sehingga mengundang orang rumah yang dengar langsung menghampirinya.
"Viona kenapa anakku seperti ini?" Pekik Yesi sedikit kaget.
"Ya ampun Viona, kok Ainun bisa seperti itu?" Tanya Ibu Heti tidak kalah kaget dari Yesi.
"Astaga" Ucap Rifal sambil melihat wajah ponakannya yang belepotan dengan makanan itu, "hahaha" Rifal tidak bisa tahan tawa.
Yesi dengan cepat membawa anaknya ke kamar mandi.
"Sayang maunya tunggu bibi Viona, nanti bibi yang suapin" Ujar Yesi sambil melepas baju dari badan anaknya.
"Bibi tinggalin Ainun sendiri" jawabnya dengan lancar yang membuat Yesi hanya menghela napas, "Ainun kalau gini, baju kamu berbeda dengan ibu" sambungnya lagi sambil membersihkan nasi diarea wajahnya.
Sedangkan Viona kembali mencarikan peniti jilbab untuk mamanya dan jam tangan untuk Rifal
"Resiko jadi bungsu" Viona menggerutu dalam hati sambil menuju kamar kakaknya dan mamanya itu.
"Nih" Ucap Viona lagi setelah masuk dalam kamar kakaknya Rifal.
Lalu ia lanjut ke kamar Mamanya, "Ini ma, Viona simpan diatas meja ya" Dengan nada besar lalu ia pergi menuju kamarnya untuk lanjut siap-siap yang sempat tertunda.
Akad nikah dilakukan di masjid raya kota mereka. 20 menit kemudian kedua belah pihak melaksanakan akad nikah. Kalimat sakral itu terucap dengan lancar dari Rifal yang disaksikan semua yang datang disaat itu.
Rifal saat ini sudah sah mempersunting Marcelea sebagai istrinya.
Viona menghampiri kakaknya yang baru ganti status .
"Selamat ya kak, doain Viona juga" Ucap Viona dengan canda yang membuat Marcelea ikut senyum.
Viona baru tiga kali dengan akad nikah bertemu Marcelea tapi Viona sudah tidak canggung lagi karena bagaimanapun ia harus akrab dengan istri kakaknya.
"Lea, dia memang seperti itu. Dimaklumin saja" ucap Rifal lalu melihat ke Viona, "kakak doain semoga cepat bertemu dengan jodohmu" sambung Rifal kepada adiknya.
Viona langsung meraih tangan kakaknya itu lalu ia tunduk cium layaknya seperti Viona lakukan pada mendiang ayahnya dulu.
Ayahnya meninggal saat Viona masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu Viona masih asyik bermain disekolah tiba-tiba kakaknya yang pertama yaitu Yesi menjemputnya, Viona kecil tidak tahu menahu tentang ayahnya yang sudah pergi untuk selamanya. Viona melihat ayahnya lalu ia hampiri dan mencium dahi ayahnya, itupun karena kakaknya Yesi yang suruh.
Dan saat ini momen indah bersama ayah mereka terputar kembali di memori mereka setelah melihat Viona mencium tangan saudara satu-satunya laki-laki.
Ibu Heti hanya menghapus air matanya mengunakan tisu begitupun dengan Yesi.
Gadis kecil Ainun melihat nenek dan mamanya menangis iya pun bertanya.
"Ibu dan nenek kenapa menangis?" Tanya Ainun
"Bahagia sayang" Jawab Yesi
"Ohh" Ucap Ainun, lalu pergi menghampiri Viona, "bibi Viona" panggilnya lagi sambil menarik-narik baju Viona.
Viona menoleh dengan senyum, "Ainun cantik disini banyak orang jadi panggil aja kakak yaa.. kalau panggil bibi, bibi Viona ke tua an" Jawabnya lembut yang membuat orang disekitar mereka duduk tertawa.
"Tapi tadi bibi Viona bilang sendiri" protes Ainun lagi.
"Masa? Pokoknya panggil kakak Viona.. kalau gak.. kue kesukaan Ainun gak bakal viona belikan lagi" Ucap Viona lagi yang diangguki oleh Ainun.
"Good" ucap Viona sambil mengangkat jempolnya.
"Kakak Viona lapar" ujarnya lagi yang membuat Viona menghela napas memelas.
"Gadis cantik Ainun" Ucap Viona dengan lembut, "disini gak ada makan nanti pulang baru makan yaa" sambungnya memberi pengertian pada ponakannya itu, lalu Viona minta izin pada kakak dan iparnya itu.
"Kak,, kak Lea, Viona pulang duluan yaa, soalnya Ainun lapar" ucapnya yang diangguki pengantin baru itu.
"Hati-hati ya dek" ucap Rifal pada adiknya itu yang respon hanya anggukan dan senyum
Viona pulang menggunakan taksi dengan ponakannya Ainun.
Dalam perjalanan pulang, Ainun tiba-tiba tertidur dipangkuan Viona. Viona memperbaiki posisi ponakannya itu agar ia nyaman untuk tidur.
10 menit kemudian Viona dan Ainun sampai rumah dengan menggendong Ainun membawanya dalam kamar Yesi.
Setelah merebahkan badan Ainun, ia kembali ke kamarnya untuk istrahat sebelum resepsi terima undangan Rifal kakaknya diadakan.
"Alhamdulillah akhirnya aku bisa istrahat" lirih Viona sambil merebahkan badannya diatas tempat tidur empuknya.
Viona baru saja memejamkan mata, tiba-tiba telinganya menangkap suara tangis anak kecil.
"Haaa, Ainun" Ucap Viona dan bangkit dari tempat tidur lari menuju kamar Yesi.
"Kakak Viona, ibu mana?" Tanya Ainun setelah menyadari sejak tadi dia bersama Viona.
"Tadi ibu Ainun di mesjid sayang" jawab Viona.
"Mau ibu" ujarnya lagi dengan sesegukan.
"Waduh, ini kak Yesi suka bangat repotin aku" gumamnya sambil berpikir.
Viona mulai bingung antar kembali di mesjid atau tetap dirumah namun ponakannya itu terus menanyakan ibunya.
"Apa kembali saja di mesjid yaa" Viona masih menimbang-nimbang, "kesana saja deh" Ucap Viona lagi lalu meraih tas kecilnya yang berisi ponsel.
"Ayo sayang, kita ke mesjid" Ajak Viona.
Anak cantik Ainun hanya mengangguk sambil memegangi jari Viona dan jalan beriringan menuju pintu utama rumah sambil menunggu taksi online mereka datang.
5 menit kemudian taksi online pun sampai, Viona bersama Ainun masuk dalam mobil tersebut dan membawa mereka sampai mesjid yang mereka tuju.
Viona turun dan kali ini menggendong ponakannya itu agar cepat sampai dalam mesjid, secara diluar begitu panas dan menyengat mampu membuat kepala nyut-nyutan jika berlama-lama.
Sedangkan keluarga Viona sementara dalam perjalanan balik rumah untuk istrahat sekaligus untuk mempersiapkan resepsi nanti malam.
Alhasil Viona sampai mesjid dimana tempat dilakukan akad nikah dan keluarga Viona sampai rumah.
"Sayang kok di mesjid sudah tidak ada orang" Ujar Viona sambil celingak-celinguk mencari keluarganya.
"Bibi, apa ibu dan nenek sudah pulang?" Tanya Ainun itu sambil mendongakkan kepala melihat bibinya.
"Mungkin,.. kita duduk aja dulu sambil nunggu taksi yaa" ucap Viona lagi sama ponakannya sambil duduk di teras mesjid.
Viona berbagi cerita dengan ponakannya hanya untuk menghilangkan jenuh.
"Cantik, kalau bibi Viona tidak tinggal dirumah lagi, apa Ainun cari bibi Viona?" Tanya Viona
"Bibi memang mau kemana?" Tanya Ainun.
"Tidak kemana-mana kok, bibi hanya tanya aja" Jawab Viona dengan lembut pada ponakannya.
"Gimana kalau kita duduk didepan, supaya pas taksi datang kita tinggal masuk dalam mobil" Ujar Viona lagi sembari senyum pada ponakannya.
Si kecil Ainun hanya mengangguk dan mengikuti apa yang diucapkan Viona. Viona menggiring ponakannya itu menuju pelataran mesjid yang dekat dengan jalan raya.
"Bibi pulang" Rengek Ainun yang sudah tidak betah.
"Sabar yaa" Ucap Viona sambil mengusap kepala ponakannya.
Sedang duduk menunggu taksi, tiba-tiba datang seorang laki-laki menggunakan motor dan berhenti tepat didepan Viona dan Ainun.
"Bibi apa dia penjahat?" Tanya Ainun dan Viona dengan cepat menempelkan jari telunjuknya di bibir Ainun.
"Bibi aja yang tanya" bisiknya pada Ainun lalu ia berdiri.
"Maaf pak, apa bapak ada yang mau tanyakan?" Tanya Viona yang membuat orang tersebut jengah.
"Sudah dibilang penjahat dan sekarang dipanggil pak" batinnya.
"Apa disini tidak melihat paper bag?" Tanya orang tersebut.
"Tidak pak, masuk aja pak mungkin didalam" Jawab Viona lagi dan laki-laki itu langsung mengangkat tangannya tanda ia tidak bisa.
"Saya tidak bisa" Jawabnya yang membuat Viona mengerutkan keningnya bingung. Ia baru kali ini mendengar orang disuruh masuk mesjid menolak.
Laki-laki tersebut langsung mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang.
📞"Halo kak Marcel, paper bagnya gak ada.. oke kak" ucapnya dalam telepon itu dan pamit pada Viona dan Ainun.
"Terima kasih mbak dan gadis cantik saya pergi dulu" pamitnya lalu memutar motornya menuju jalan raya.
Viona mendengar ucapan laki-laki tadi hanya membulatkan mata yang membuat Ainun ketawa.
"Hihihi" suara tawa Ainun sambil menutup mulut.
"Gak boleh tertawa.. nah taksinya sudah datang" ucap Viona sambil menunjuk taksi yang sudah berhenti tidak jauh dari mereka berdua.
Viona dan Ainun sekarang sudah dalam mobil menuju dirumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Ana Yulia
Viona di buat repot satu rumah
2023-12-09
2
Aerik_chan
Kalau nonis itu ndak bisa masuk masjid ya kak? serius nanya...
1 iklan buat kakak
2023-11-23
2
Dedlik Lik
repot amat, cape bacanya
2023-10-24
3