"Kak paper bag tadi gak ada di mesjid" ucap Marcelea memberitahu suaminya.
"Sudah dicari?" Tanya Rifal.
"Sudah kak. Aku suruh adik sepupu aku yang cari, tapi katanya gak ada" jelas Marcelea lagi.
"Nanti beli yang baru kalau gitu... Yang hilang ikhlaskan" Ucap Rifal lagi yang diangguki oleh Marcelea.
Marcelea memeluk suaminya "Makasih ya kak" Ucapnya dengan tulus dalam pelukan suaminya itu dan Rifal langsung mengusap punggung istri sambil berkata.
"Sama-sama, sudah sepantasnya suami mengingatkan istrinya" Ucap sembari senyum.
"Iya kak" Jawab Marcelea.
"Opsss" Ucap Yesi yang tidak sengaja melihat pengantin baru yang masih berpelukan lalu spontan ia menutup kembali pintu kamar sambil mengomel diluar kamar.
"Dasar pengantin baru, apa gak bisa peluk-pelukannya nanti saja" Kesal Yesi.
Rifal mendengar ocehan kakaknya itu langsung jalan menghampiri pintu kamar dan membukanya kembali lalu bersuara.
"Makanya panggil ayah Ainun pulang, jangan hanya urus negara, anak dan istri butuh perhatian juga" ucapnya dengan sedikit lantang.
"Heee.. suamiku tugasnya mulia. Dafa memastikan negara aman supaya istri dan anaknya aman tentram dan damai disini" jawab Yesi tidak mau kalah.
"Tapi rindu kan kak?" Tanya Rifal lagi sambil cekikikan berhasil menggoda kakaknya itu.
"Rindu itu lumrah pagi pasang suami istri" Jawabnya lagi tidak mau kalah dari sang adik.
"Iya.. iya kak, Rifal ngalah aja" Jawab Rifal.
Marcelea menghampiri suaminya yang berada di ambang pintu itu.
"Jangan seperti itu" larangnya.
Rifal menghadap ke istrinya itu lalu, "panggil abang".
Yesi mendengar itu langsung pergi meninggalkan kamar sang adik yang baru saja ganti status.
Rifal dan Marcelea pun istrahat sejenak sebelum tukang rias datang untuk resepsi nanti malam.
Flashback
Marcelea ini melakukan resepsi di keluarga Rifal suaminya bukan dikeluarkannya karena dia seorang mualaf berserta kedua orang tuanya dan memilih pindah kota demi menjaga agama mereka. Meskipun keluarga besar mereka menerima keputusan keluarga Marcelea, namun orang tuanya tetap kekeh pindah untuk belajar lebih banyak tentang islam karena tempat tinggal mereka sebelumnya mayoritas Kristen dan selain itu rumah mereka jauh dengan mesjid.
Kepindahan orang tua Marcelea ini lah sehingga tidak bisa menghadiri akad nikahnya, tapi itu tidak membuat Marcelea sedih karena ibunya berjanji akan datang dalam waktu dekat.
Keluarga Marcelea termasuk keluarga terpandang di kota mereka, sehingga sangat mudah untuk pindah kota bagi mereka. Beruntungnya Marcelea mengenal sepupunya karena sering berkunjung dirumahnya dulu dan bahkan mereka sering bermain bersama karena umur mereka bertaut tidak begitu jauh sehingga tidak begitu sulit untuk mereka saling akrab.
Flashback off
Viona baru sampai rumah dengan menggendong ponakannya yang tertidur terdengar jelas deru napasnya yang teratur.
"Assalamualaikum mam, kakak buka pintunya" Teriak Viona pelan dibalik pintu itu agar ponakannya tidak terbangun akibat suaranya.
Dengan cepat ibu Heti, menghampiri pintu dan membukanya sembari menjawab salam.
"Wa'alaikumussalam.. Ainun tidurnya pulas bangat.. sudah cocok" Ucapan ibu Heti, bermaksud memuji tapi karena Viona kecapean ditambah lama menunggu di teras mesjid dan sekarang menggendong ponakannya itu karena ia ketiduran, rasa capek Viona sangat dobel hari ini.
Viona tanpa menjawab gurauan ibunya itu langsung jalan menuju kamar Yesi. Setiba disana tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu langsung masuk merebahkan ponakannya dengan pelan.
"Aahaa" membuang napas sambil menutup ponakannya dengan selimut sebatas dada.
Siang hari yang begitu panas membuat seisi rumah tidak berdaya untuk terus menunggu waktu resepsi selain istrahat sejenak sambil merebahkan badan untuk melepas lelah.
Viona pun tidak kalah lelahnya, ia pulang balik mesjid dengan ponakannya.
Viona saat ini lagi selonjoran diatas tempat tidur sambil bersenandung ria dengan jari-jarinya yang terus mengantarnya untuk berkunjung ke medsosnya.
"Semua gambar di Instagram story menikah" gumam Viona dan kembali membuka Facebook, "ini lagi, teman angkatan sudah nikah juga" sambungnya lagi.
Viona mulai bosan, ia menyingkirkan ponselnya dan berpindah tempat, tepat diatas meja samping tempat tidurnya.
Viona mulai memejamkan mata, ia baru kali ini tidur siang agar saat resepsi kakaknya Rifal terlihat segar.
Waktu begitu cepat berlalu, sekarang tukang rias sudah datang untuk make over Marcelea. Tukang rias langsung ke ruang yang sudah di arahkan oleh keluarga yang tidak lain adalah Yesi.
Pukul 6 sore, semua sudah siap. Karena jam 7 malam tamu undangan akan mulai berdatangan dan tempat resepsi sedikit jauh dengan rumah, maka mereka memutuskan untuk berangkat pas jam 6.
Semua sudah masuk mobil, tiba-tiba ibu Heti merasa ada yang kurang dalam mobil
"Viona" gumamnya.
"Kenapa mam?" Tanya Yesi.
"Viona masih didalam" Ucapnya sambil jalan dengan buru-buru masuk dalam rumah dan menuju kamar Viona.
"Viona, sudah siap belum.. mama udah mau jalan ni!!" Ucapnya sedikit teriak sambil mengetuk pintu.
Tampak tidak terusik sekalipun, ia malah merubah posisinya dengan menghadap membelakangi pintu kamar.
"Viona, banguuuunnn" Ucap ibu Heti sambil memainkan handel pintu agar Viona bisa dengar.
Viona pun bangun dengan mata yang ia coba untuk membukanya selebar mungkin tapi namanya dikuasai rasa kantuk itu hanya sia-sia. Ia jalan dengan sesekali membuka mata sampai depan pintu langsung membuka pintu dan bertanya pada ibunya.
"Mam, ada apa?, Viona masih ngantuk nih" Ujarnya sambil bersandar di kusen pintu kamar.
"Ini udah mau malam Viona, siap-siap ke resepsi Rifal" perintah ibu Heti lalu ia pergi.
Viona menangkap ucapan ibunya itu, "Haaa.. resepsi.. oohhh iya hari ini kan pernikahan kak Rifal" Ucapnya sambil menepuk jidat.
Rasa kantuk Viona seketika hilang, dengan cepat mencari handuk dan mandi. Biasanya ritual mandi Viona begitu lama tapi kali ini ia mandi dengan gerakan cepat, tidak ada kata luluran ataupun rendaman di bat hub. Kali ini ia menggunakan gerakan lima menit sudah selesai mandi.
Dengan buru-buru Viona memakai baju pesta dengan warna ya yang sama dengan keluarga. Baju mereka warnanya senada dengan keluarga Marcelea.
"Alhamdulillah, rambut oke.. terus heels juga, oke saatnya jalan" Ujar Viona lalu ia keluar menuju dimana keluarganya sudah menunggu diruang tengah.
Dengan gaya gemulainya Viona jalan menuju dimana keluarganya menunggu.
"Assalamualaikum semuanya, apa aku sudah cantik seperti kak Marcelea?" Tanya Viona sambil melihat keluarganya satu persatu minta pendapat.
"Mungkin dari mama tercinta, saya persilahkan" Ujar Viona lagi sembari senyum.
Tapi bukan mendapatkan seperti yang ia ucapkan dari mamanya melainkan dijewer.
"Aoww mam.. sakit" Ujar Viona pura-pura mengusap telinganya.
Ibu Heti melepaskan tangannya ditelinga putrinya itu, "makanya, kami sudah menunggu lama, datang-datang minta pendapat. Tau gak kami ini sudah dalam mobil hanya kembali masuk rumah gara-gara kamu belum siap-siap. Bukan pengantin yang ditunggu melainkan kamu".
"Ya elah mam, gitu aja udah marah-marah, telinga saya hampir putus.. ingat lho mam cucu baru satu" Ujar Viona lagi lalu ia lari meninggalkan keluarganya menuju mobil.
"Aku duluan yaa" teriak Viona dari halaman rumah. Viona sengaja duluan agar ibunya tidak mengomel lebih lama lagi.
"Ayo sayang" Ajak ibu Heti pada Marcelea.
Mereka ke hotel tempat resepsi menggunakan 3 mobil, satu mobil untuk pengantin baru dan dua mobilnya untuk keluarga besar dua belah pihak.
Dalam mobil Viona tidak tinggal diam, ia bersenandung ria yang membuat ibunya kembali bersuara.
"Viona coba jangan menyanyi suara kamu lebih bagus kalau diam" ujarnya yang membuat Yesi langsung menutup mulutnya menahan tawa sedangkan Ainun malah ketawa sambil meledek bibinya itu.
"Hahaha.. bibi Viona jelek suaranya ya nek?" Tanya Ainun pada neneknya namun matanya ke arah Viona yang lagi drive.
"Huu..mmm, sayang. Jangan seperti tante Viona yaa" ibu Heti mengingatkan cucunya, tapi tidak sadar menjatuhkan anaknya sendiri.
"Ya elah mam, jangan gitu dong, seperti aku gak ada bagus-bagusnya menyanyi padahal dulu aku sudah belajar menyanyi masih dalam buaian" Jawabnya asal yang membuat ibu heti memukul kepala Viona menggunakan dompet pestanya.
"Aaoww mam" ujar Viona lagi.
"Makanya, lihat tu jalan.. nanti kita kenapa-napa" ibu Heti mengingatkan anak bungsunya itu yang direspon dengan anggukan.
20 menit kemudian sampai di gedung yang diadakan resepsi kakaknya itu. Rifal yang sudah sampai duluan yang sudah ditunggu oleh keluarga Marcelea.
Marcelea dikagetkan dengan kedua orang tuanya yang katanya tidak datang tapi ternyata dalam waktu dekat yang dimaksud kedua orang tuanya adalah malam resepsi.
Marcelea terharu dan rasa syukur ia terus panjatkan dalam hati sambil jalan menuju tempat untuk menerima undangan.
Rifal dan Marcelea menerima tamu undangan yang begitu ramai berdatangan. Rifal dan Marcelea sesekali duduk kalau tidak ada waktu luang sedikit.
"Kenapa Lea?" Tanya Rifal melihat istrinya itu yang memijat betisnya sendiri.
"Capek bang, betis aku sakit" adunya pada suaminya.
"Istrahat saja kalau gitu, Abang saja yang berdiri"
"Ehh.. jangan bang, gak enak sama tamu" jawab Marcelea dengan cepat yang dibalas oleh Rifal seulas senyum hangat untuk istrinya.
Waktu begitu lambat rasanya berputar, sedangkan Rifal dan Marcelea masih menerima tamu yang terus berdatangan tidak ada henti-hentinya.
Viona sudah mulai menguap, matanya sudah tidak mampu ia kondisikan lagi seakan ingin terpejam dan kelopak mata seakan mau menutupi bola mata pemiliknya itu.
Viona lagi-lagi menguap dan menoleh kesamping melihat ponakannya yang terus makan tanpa henti.
"Ya Allah sayang, sudah makannya" larang Viona. Ia takut jika Ainun akan merepotkannya seperti tadi siang.
Ainun berhenti makan setelah mendengar ucapan bibinya.
"Bibi, mama mana?" Tanya Ainun.
"Sssttt" Viona menempelkan jarinya dibibir lalu ia lanjut, "kakak Viona" sambungnya mengingatkan.
Sedangkan dari jauh ada tamu yang datang sendiri, sebelum duduk ia langsung menghampiri pengantin dulu.
"Selamat kak Marcel dan suami, bahagia ya" Ucapnya dengan senyum.
Marcelea menjawab sembari celingak-celinguk mencari seseorang.
"Makasih yaa.. Tante dan om mana, gak datang?" Tanya Marcelea.
"Mami dan papi menetap di Korea sekarang, katanya hanya sekali-kali kesini" jawabnya lagi.
"Ohh.. bang ini sepupu Lea namanya Alex" ucap Marcelea dan Alex pun senyum kepada Rifal begitupun sebaliknya.
"Kak Marcel tamu sudah ngantri, bahagia selalu ya kak" Ucap Alex Ray Farendra Manullang itu lalu ia pergi menuju kursi yang sudah tersedia untuk tamu undangan.
Baru duduk ia sudah dicuri perhatiannya oleh anak kecil yang ia pernah lihat di mesjid tadi siang.
"Kakak Viona, mau ke toilet" ucap Ainun.
"Sayang, panggil mama aja yaa" bujuk Viona.
Saat ini Viona malas untuk melangkah ke toilet sekalipun.
"Mama lagi cerita" ujar Ainun lagi.
"Sayang...." Ucap Viona terhenti setelah melihat didepan mereka ada laki-laki yang memperhatikan mereka berdua saat ini.
"Ada apa ya pak?" Tanya Viona.
"Kasian anaknya mau ke toilet, kenapa gak diantar?" Tanya Alex tersebut sambil menaikkan alisnya itu tanpa senyum sedikit pun diwajahnya.
"What... Anak?.. katarak matanya ini orang" batin Viona.
Viona bangkit dari duduknya sambil menghela napas seperti tertahan, lalu mengulurkan tangannya tanpa malu sedikit pun.
"Perkenalkan nama saya Ghaidah Viona Syafiyah dipanggil Viona dan ini ponakan saya namanya Ainun Bahirah" Ucap Viona.
Laki-laki yang ada didepannya itu hanya senyum lalu menyambut tangan Viona.
"Aku Ray" jawabnya singkat, "aku kira tadi anaknya" sambungnya lagi sambil menggaruk tengkuknya salah tingkah.
"Gak masalah, santai aja" ucap Viona tidak mempermasalahkan ucapan Ray.
"Maaf ya" ucapnya merasa bersalah.
"Santai aja" Ucap Viona lagi sambil mengibaskan tangannya didepan tanda ia tidak permasalahkan hal tadi.
"Terima kasih, kalau gitu aku kembali ke kursi" pamitnya dan kembali duduk.
Sedangkan Viona dan Ainun lanjut jalan ke toilet karena Ainun sudah kebelet, akhirnya mereka sedikit lari agar cepat sampai.
5 menit kemudian mereka kembali dan Ray sudah duduk di salah satu kursi dimeja Viona dan Ainun.
"Lho.." Ucap Viona kaget sambil menunjuk Ray.
"Ohh aku sengaja duduk disini. Aku disini sendiri gak ada yang aku kenal, jadi bisa gak aku gabung sama kalian?" Tanya Ray dengan hati-hati dan Viona mulai berpikir untuk mengizinkan orang yang baru ia kenal.
Ray menyadari itu, langsung mengurungkan niatnya, "maaf kalau gak bisa, aku kembali saja"
"Eehh.. gak masalah kok, silahkan duduk. Kebetulan aku disini hanya berdua dengan Ainun.. iya kan sayang?" Tanya Viona pada ponakannya itu yang diangguki cepat oleh anak kecil itu.
"Berapa bersaudara kok sudah punya ponakan?" Tanya Ray ingin tau.
"Tiga, aku bungsu. Satu laki-laki dan dua perempuan" jawab Viona lagi, "Kamu?" Sambung Viona mencoba akrab.
"Sendiri" Jawabnya singkat.
"Sunyi dong om?" Timpal Ainun.
"Iya sayang, gak apa-apa kan aku panggil ponakan mu dengan panggilan sayang?" Tanya Ray lagi.
Viona mengangguk pelan, "iya gak apa-apa".
Viona, Ainun dan Ray duduk bertiga sambil cerita sedangkan para tamu undangan sudah mulai berkurang.
Ainun mulai mengantuk, "kakak, Ainun ngantuk" ujarnya sambil mengucek matanya.
"Aduh, gimana nih.. mana mama dan kak Yesi masih sibuk" gumam Viona kebingungan.
Ray menawarkan dirinya, "aku antar, kasian Ainun sudah mengantuk".
Viona berpikir sejenak, sebenarnya tidak enak mau diantar orang yang baru dikenal tapi melihat ponakannya ia kasihan dan jalan satu-satunya harus pulang sekarang.
"Gimana?" Tanya Ray lagi setelah melihat Viona diam.
"Iya" Jawab Viona lalu menggendong Ainun itu menuju parkiran.
Viona pulang tanpa pamit sama keluarga, Rifal melihat adik dan ponakannya itu keluar dari gedung hanya menatapnya tak mampu untuk menghalangi ataupun memanggil.
Marcelea menyadari sorotan mata suaminya itu, "Viona sepertinya pulang bang, Ainun ketiduran tuh" Ucap Marcelea.
"Kak, aku pulang dulu yaa" pamit Ray yang biasa dipanggil Alex oleh Marcelea.
"Cepatnya dek?" Tanya Marcelea.
"Udah ngantuk kak" kilahnya lalu ia pergi.
Rifal yang melihat itu hanya mengerutkan keningnya dan dihatinya berbisik, lupa beri salam" batinnya.
Semua kembali seperti semula, dimana pengantin baru menerima tamu undangan sedangkan kedua keluarga mempelai wanita dan laki-laki ada disitu juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Ana Yulia
semoga Viona dan Ray berjodoh
2023-12-09
2
Aerik_chan
1 iklan buat si pengantin.....
2023-11-25
1
Sena judifa
salam dr muara cinta kita thor, like fav dan rate 5 mendarat
2023-09-23
1